BAB III METODE PENELITIAN. Kelompok pada kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Pembelajaran Advance Organizer terhadap hasil belajar siswa (Studi Kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengenai penerapan model Problem Based Learning (PBL)

BAB III METODE PENELITIAN. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi

BAB III METODE PENELITIAN. dibutuhkan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Variabel bebas atau Independent

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam mencapi satu tujuan. Penetapan metode yang digunakan merupakan hal

BAB III METODE PENELITIAN. Pembelajaran Kooperatif Tipe Sinektik Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi

dbab III METODOLOGI PENELITIAN penggunaan metode yang tepat, tujuan penelitian dapat tercapai.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN. Bandung. Variabel bebas atau independent varabel dalam penelitian ini yaitu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

: Tes Awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 31 Banjaran-Bandung. Dengan alamat Jalan Pajagalan no.115 Banjaran-Bandung

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimental-Semu ( quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pengembangan Multimedia Pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Matlaul Anwar Padangcermin.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun

BAB III METODE PENELITIAN. perhitungan serta pengukuran terhadap variabel dan pengujian terhadap hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif

Gambar 3.1 Proses Analisis Multimedia dalam Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. rombongan belajar kelas VII, 7 rombongan belajar kelas VIII, dan 7

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah variabel X yaitu penggunaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui tujuan penelitian tercapai atau tidak, maka dipergunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian komparasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kecamatan Rumbai Pekanbaru, dengan subjek penelitian adalah siswa kelas X

Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam. suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri I Ketapang. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri I Ketapang yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen. Dalam penelitian ini, peneliti membagi subjek yang diteliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan agar memperoleh data yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang pertama yaitu kelompok eksperimen dan yang kedua yaitu kelompok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMPN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pembahasan mengenai bab ini akan dikemukakan mengenai rancangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab akibat. Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di MA Darul Hikmah Pekanbaru yang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

III.METODE PENELITIAN. Penelitian komparatif merupakan suatu penelitian yang bersifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Januari s/d 24 Januari 2014 di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekanbaru yang

III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Bagian ini akan membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengenai Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok pada kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab.Cianjur. Berdasarkan judul tersebut, maka yang menjadi objek penelitian adalah metode pembelajaran dan hasil belajar siswa pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor. Adapun Subjek penelitian ini ditujukan kepada siswa kelas sepuluh (X) AP1 sebagai kelas eksperimen dan (X) AP2 sebagai kelas kontrol pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab.Cianjur tahun ajaran 2012\2013. 1.2 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode penelitian juga dapat dikatakan sebagai cara yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian. metode yaitu : Winarto Surakhmad (1994:131) mengemukakan tentang pengertian suatu Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapi suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan

teknik serta alat-alat tertentu dan cara utama dipergunakan setelah penelitian memperhitungkan kewajarannya yang ditinjau dari tujuan. Berdasarkan pendapat di atas, bahwa dalam mencapai tujuan yang kita harapkan, dibutuhkan suatu pendekatan yaitu dengan suatu cara yang dapat mengungkapkan masalah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Cara untuk mencapai tujuan inilah yang disebut dengan metode. 67 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment. Menurut Syamsudin dan Vismala S. Damayanti (2009:162) penelitian quasi eksperiment atau eksperimen semu dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati penelitian eksperimen sejati. Lebih tepatnya bentuk desain quasi eksperiment yang dipilih adalah pretest-posttest control group design. Maksudnya dalam pelaksanaan penelitian, penulis akan membuat dua kelompok siswa. Kelompok pertama dinamakan kelompok eksperimen, dan kelompok kedua merupakan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut akan diberikan pretest dan posttest yang sama. Tetapi pada kelompok eksperimen akan diberikan perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran kerja kelompok sedangkan kelompok kontrol tidak memperoleh perlakuan yang serupa akan tetapi belajar menggunakan metode pembelajaran konvensional. Pada desain ini baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Secara umum dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 3.1 Model Pretest-Posttest Control Group Design. E : Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan P : Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada X

68 Sumber: Arikunto S (2007: 210) Keterangan: = Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen = tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen E = Simbol untuk kelompok eksperimen. P = Simbol untuk kelompok pembanding (kontrol). 1.3 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain quasi eksperimen. Penelitian ini menggunakan desain dua kelompok pra uji- pasca uji (pretest-posttest control group design) dengan dua macam perlakuan yang berbeda yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Desain penelitian yang digunakan digambarkan dalam tabel berikut ini: Tabel 3.1 Pretest-Posttest Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan (Variabel Bebas) Posttest (Variabel Terikat) Eksperimen Kontrol Sumber: Arikunto S ( 2007: 210) Keterangan

= kemampuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberikan perlakuan. = perlakuan dengan melakukan metode pembelajaran kerja kelompok. = perlakuan dengan menggunakan metode konvensional. = kemampuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberikan perlakuan. Setelah menentukan desain yang akan digunakan, maka langkah-langkah yang penulis tempuh adalah: 69 1. Menetapkan kelompok yang akan digunakan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 2. Memberikan pretest ( ) untuk mengukur tingkat awal penguasaan kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 3. Memberikan perlakuan, yaitu belajar dengan menggunakan metode pembelajaran kerja kelompok ( ) pada kelompok eksperimen. 4. Memberikan perlakuan, yaitu belajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional ( ) pada kelompok kontrol. 5. Memberikan posttest ( ) kepada kedua kelompok tersebut untuk mengukur tingkat akhir penguasaan kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor, lalu menghitung gain masing- masing kelompok. 6. Membandingkan kedua gain tersebut untuk menguji perbedaan hasil tes akhir siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

70 1.4 Data dan Sumber Data 3.4.1 Data Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan. (SK Mendikbud No.025/U/1997 dalam Arikunto S, (2002:96). Menurut Sudjana (1996:14) menyatakan bahwa : "Data kuantitatif adalah keterangan atau ilustrasi mengenai sesuatu hal yang terbentuk bilangan sedangkan data kualitatif adalah data yang dikriteriakan menurut lukisan kualitas objek yang dipelajari". Berdasarkan jenisnya, data dalam penelitian ini termasuk data kuantitatif berupa peningkatan hasil belajar siswa yang diambil dari hasil tes, baik pretest maupun posttest yang diberikan oleh peneliti tentang kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor pada siswa kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur Tahun Ajaran 2012/2013 dalam bentuk skor atau nilai. 3.4.2 Sumber Data Menurut Arikunto S, (2002:107), pengertian sumber data adalah: subjek dari mana data yang diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuisioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis atau lisan.

71 Sumber data ini dapat berupa orang, benda, gerak atau proses sesuatu. Berdasarkan jenis data yang diperlukan dalam memecahkan permasalahan. Berdasarkan pengertian di atas pada penelitian ini, maka sumber data penelitian ini adalah siswa kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab.Cianjur Tahun Ajaran 2012/2013. 1.5 Populasi dan Sampel Keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian disebut populasi. Suharsimi Arikunto (2006:130) menyatakan bahwa Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan pengertian yang lebih spesifik diungkapkan oleh Sugiyono (2011: 117) yang berpendapat bahwa Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Selain itu, Moh. Nazir (2003:273) menyatakan pendapatnya bahwa Populasi adalah kumpulan dari ukuran-ukuran tentang sesuatu yang ingin kita buat inferensi, populasi juga berkenaan dengan data, bukan dengan orangnya atau bendanya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Program Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur yang berjumlah 140 orang. Gambaran tentang jumlah populasi penelitian dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

72 Tabel 3.2 Rekapitulasi Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur Program Keahlian Administrasi Perkantoran Tahun Ajaran 2012/2013 KELAS JUMLAH SISWA X AP 1 36 X AP 2 36 X AP 3 34 X AP 4 34 TOTAL 140 Sumber: Tata Usaha SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur Mengingat adanya keterbatasan biaya, tenaga, waktu dan ukuran populasi yang besar, maka dalam penelitian ini tidak semua populasi diteliti. Oleh karena itulah penelitian ini mengambil sebagian objek populasi yang telah ditentukan dengan catatan bagian yang diambil tersebut dapat mewakili bagian lain yang diteliti. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2011: 118) yang menyatakan: Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. Sugiyono (2011: 118) menyatakan bahwa Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu. Riduwan (2003: 9) menyebutkan bahwa Dalam melaksanakan penelitian walaupun tersedia populasi ada kalanya peneliti mengambil sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi.

73 Sedangkan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Sugiyono (2011: 124) menyebutkan bahwa Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Oleh karena itu, sampel ini diambil dengan cara melakukan pengundian yang bermaksud agar mempermudah peneliti dalam menentukan sampel yang diambil. Hasil pengundian didapat untuk kelas eksperimen kelas X AP 1 berjumlah 36 orang dan kelas kontrol kelas X AP 2 berjumlah 36 orang. 1.6 Skenario Pembelajaran Tabel 3.3 Skenario Pembelajaran Skenario Pembelajaran Kelas Eksperimen Dengan Menggunakan Metode Kerja Kelompok Skenario Pembelajaran Kelas Kontrol Dengan Menggunakan Metode Konvensional (Ceramah) Pertemuan ke-1 Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dan mengecek kehadiran. 2. Guru mengkondisikan kelas dan siswa agar kondusif. 3. Guru memberikan pretes (authentic assessment). 4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. 5. Guru menjajaki kesiapan belajar siswa dengan mengajukan beberapa Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dan mengecek kehadiran. 2. Guru mengkondisikan kelas dan siswa agar kondusif. 3. Guru memberikan pretes. 4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. 5. Guru menjajaki kesiapan belajar siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang pengertian

74 pertanyaan tentang pengertian peralatan kantor dan fungsi pengadaan peralatan kantor. 6. Guru menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti 1. Siswa membangun dan mengingat pengetahuannya tentang pengertian peralatan kantor dan fungsi pengadaan peralatan kantor yang sering digunakan di perkantoran berdasarkan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari (constructivism). 2. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan siswa bekerja sama dalam kelompok (learning community). 3. Siswa bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain (questioning). 4. Siswa menemukan sendiri pengetahuan tentang pengertian peralatan kantor dan fungsi pengadaan peralatan kantor dengan bertanya, mengajukan dugaan, peralatan kantor dan fungsi pengadaan peralatan kantor Kegiatan Inti 1. Guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa tentang pengertian peralatan kantor dan fungsi pengadaan peralatan kantor. 2. Siswa mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru. 3. Siswa mencatat hal-hal penting selama pembelajaran.

75 pengumpulan data, dan penyimpulan (inquiry). 5. Siswa saling memperlihatkan bentuk dari peralatan kantor dan fungsi pengadaan peralatan kantor yang mereka ketahui (modeling). Penutup 1. Siswa merefleksikan pengetahuan tentang pengertian peralatan kantor dan fungsi pengadaan peralatan kantor dan membuat kesimpulan (reflection). 2. Menyampaikan informasi tentang materi yang akan dibahas pada pertemuan yang akan datang yaitu jenis-jenis peralatan kantor. 3. Guru menutup pembelajaran. Penutup 1. Guru menyimpulkan materi tentang pengertian peralatan kantor dan fungsi pengadaan peralatan kantor yang sudah disampaikan. 2. Guru menutup pembelajaran. Pertemuan ke-2 Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dan mengecek kehadiran. 2. Guru mengkondisikan kelas dan siswa agar kondusif. 3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. 4. Guru mengulang materi sebelumnya tentang pengertian peralatan kantor Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dan mengecek kehadiran. 2. Guru mengkondisikan kelas dan siswa agar kondusif. 3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. 4. Guru mengulang materi sebelumnya tentang pengertian peralatan kantor

76 dan fungsi peralatan kantor serta mengaitkannya dengan materi selanjutnya. 5. Guru menjajaki kesiapan belajar siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang jenis-jenis peralatan kantor. 6. Guru menjelaskan jalannya proses pembelajaran. Kegiatan Inti 1. Siswa membangun dan mengingat pengetahuannya tentang jenis-jenis peralatan kantor berdasarkan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari (constructivism). 2. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan siswa bekerja sama dalam kelompok (learning community). 3. Siswa bertanya dan menjawab pertanyaan dari guruatau siswa lain tentang jenis-jenis peralatan kantor (questioning). 4. Siswa menemukan sendiri pengetahuan tentang jenis-jenis peralatan kantor dengan bertanya, mengajukan dugaan, pengumpulan data, dan penyimpulan (inquiry). dan fungsi peralatan kantor serta mengaitkannya dengan materi selanjutnya. 5. Guru menjajaki kesiapan belajar siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang jenis-jenis peralatan kantor. Kegiatan Inti 1. Guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa tentang jenisjenis peralatan kantor. 2. Siswa mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru. 3. Siswa mencatat hal-hal penting selama pembelajaran.

77 5. Siswa saling memperlihatkan bentuk/model jenis-jenis peralatan kantor kepada kelompok lain (modeling). Penutup 1. Siswa merefleksikan apa yang sudah dipelajarinya dan membuat kesimpulan tentang jenis-jenis peralatan kantor (reflection). 2. Menyampaikan informasi tentang materi yang akan dibahas pada pertemuan yang akan datang yaitu bagian-bagian dan fungsi masingmasing peralatan kantor pada alat/mesin penggandaan. 3. Guru menutup pembelajaran. Penutup 1. Guru menyimpulkan materi pelajaran yang sudah disampaikan tentang jenis-jenis peralatan kantor. 2. Guru menutup pembelajaran. Pertemuan ke-3 Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dan mengecek kehadiran. 2. Guru mengkondisikan kelas dan siswa agar kondusif. 3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. 4. Guru mengulang materi sebelumnya tentang jenis-jenis peralatan kantor dan mengaitkannya dengan materi Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dan mengecek kehadiran. 2. Guru mengkondisikan kelas dan siswa agar kondusif. 3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. 4. Guru mengulang materi sebelumnya tentang jenis-jenis peralatan kantor dan mengaitkannya dengan materi

78 selanjutnya. 5. Guru menjajaki kesiapan belajar siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang bagian-bagian dan fungsi masing-masing peralatan kantor. 6. Guru menjelaskan jalannya proses pembelajaran. Kegiatan Inti 1. Siswa membangun dan mengingat pengetahuannya tentang bagianbagian dan fungsi masing-masing peralatan kantor berdasarkan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari (constructivism). 2. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan siswa bekerja sama dalam kelompok (learning community). 3. Siswa bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain tentang bagian-bagian dan fungsi masing-masing peralatan kantor penggandaan(questioning). 4. Siswa menemukan sendiri pengetahuan tentang bagian-bagian dan fungsi masing-masing peralatan kantor dengan bertanya, mengajukan selanjutnya. 5. Guru menjajaki kesiapan belajar siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang bagian-bagian dan fungsi masing-masing peralatan kantor. Kegiatan Inti 1. Guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa tentang bagian-bagian dan fungsi masingmasing peralatan kantor. 2. Siswa mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru. 3. Siswa mencatat hal-hal penting selama pembelajaran.

79 dugaan, pengumpulan data, dan penyimpulan (inquiry). 5. Siswa saling memperlihatkan bentuk/model bagian-bagian dan fungsi masing-masing peralatan kantor kepada kelompok lain (modeling). Penutup 1. Siswa merefleksikan apa yang sudah dipelajarinya dan membuat kesimpulan tentang bagian-bagian dan fungsi masing-masing peralatan kantor (reflection). 2. Menyampaikan informasi tentang materi yang akan dibahas pada pertemuan yang akan datang yaitu pemilihan peralatan kantor. 3. Guru menutup pembelajaran. Penutup 1. Guru menyimpulkan materi pelajaran yang sudah disampaikan tentang bagian-bagian dan fungsi masing-masing peralatan kantor. 2. Guru menutup pembelajaran. Pertemuan ke-4 Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dan mengecek kehadiran. 2. Guru mengkondisikan kelas dan siswa agar kondusif. 3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. 4. Guru mengulang materi sebelumnya Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dan mengecek kehadiran. 2. Guru mengkondisikan kelas dan siswa agar kondusif. 3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. 4. Guru mengulang materi sebelumnya

80 tentang bagian-bagian dan fungsi masing-masing peralatan kantor serta mengaitkannya dengan materi selanjutnya. 5. Guru menjajaki kesiapan belajar siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang pemilihan peralatan kantor. 6. Guru menjelaskan jalannya proses pembelajaran. Kegiatan Inti 1. Siswa membangun dan mengingat pengetahuannya tentang pemilihan peralatan kantor berdasarkan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari (constructivism). 2. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan siswa bekerja sama dalam kelompok (learning community). 3. Siswa bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain tentang pemilihan peralatan kantor (questioning). 4. Siswa menemukan sendiri pengetahuan tentang pemilihan peralatan kantor dengan bertanya, mengajukan dugaan, pengumpulan tentang bagian-bagian dan fungsi masing-masing peralatan kantor serta mengaitkannya dengan materi selanjutnya. 5. Guru menjajaki kesiapan belajar siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang pemilihan peralatan kantor. Kegiatan Inti 1. Guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa tentang pemilihan peralatan kantor. 2. Siswa mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru. 3. Siswa mencatat hal-hal penting selama pembelajaran.

81 data, dan penyimpulan (inquiry). 5. Siswa membuat pemodelan bagaimana ketika akan memilih peralatan kantor (modeling). Penutup 1. Siswa merefleksikan apa yang sudah dipelajarinya dan membuat kesimpulan tentang pemilihan peralatan kantor (reflection). 2. Dilakukan evaluasi belajar/postes kepada siswa (authentic assessment) pada Kompetensi Dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor yang sesuai mengenai pengertian peralatan kantor, fungsi pengadaan peralatan kantor, jenis-jenis peralatan kantor,bagian-bagian dan fungsi masing-masing peralatan kantor, serta pemilihan peralatan kantor. 3. Guru menutup pembelajaran. Penutup 1. Guru menyimpulkan materi pelajaran yang sudah disampaikan tentang pemilihan peralatan kantor. 2. Dilakukan evaluasi belajar/postes kepada siswa pada Kompetensi Dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor yang sesuai mengenai pengertian peralatan kantor, fungsi pengadaan peralatan kantor, jenis-jenis peralatan kantor, bagian-bagian dan fungsi masing-masing peralatan kantor, serta pemilihan peralatan kantor. 3. Guru menutup pembelajaran. Sumber: Dokumentasi Peneliti 1.7 Pengujian Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat pengumpul data dalam sebuah penelitian. Keberhasilan sebuah penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian

(masalah) dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen. (Sudjana dan Ibrahim, 2004:84). 82 Instrumen dirancang dan digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Instrument Test Sudjana (2005:35) menjelaskan bahwa test pada umumnya digunakan untuk menilai, untuk mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran Instrumen tes dibuat dengan mempelajari terlebih dahulu Kompetensi Dasar Mengelola Peralatan Kantor. Kemudian intrumen tes tersebut di uji coba terhadap kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur, mengukur atau mengetahui apakah instrumen tersebut telah memenuhi serta layak digunakan sebagai alat pengambilan data atau tidak. Instrument tes yang diberikan kepada siswa adalah tes kemampuan pemahaman siswa berupa pretest dan postest. Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, sedangkan postest dilakukan untuk mengetahui kemanpuan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan (treatment) terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun langkah- langkah penyusunan instrument adalah sebagai berikut:

83 1. Mempelajari silabus kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor kelas X SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur. 2. Menyusun RPP kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor. 3. Membuat kisi- kisi instrumen penelitian. 4. Mengkonsultasikan rancangan intrumen penelitian dengan dosen pembimbing. 5. Mengkonsultasikan rancangan perangkat tes dengan dosen ahli dan guru bidang studi. 6. Uji coba instrumen tes pada kelas XI Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur. 7. Menganalisis dan merevisi terhadap item-item soal yang dianggap kurang tepat. 8. Menggunakan soal yang sudah dianalisis dan direvisi. Adapun langkah-langkah untuk menganalisis instrumen sebagai berikut : 3.7.1 Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Data evaluasi yang baik dan sesuai dengan kenyataan disebut data valid. Data yang valid dapat diperoleh dari instrumen yang valid. Maka instrumen evaluasi dipersyaratkan valid agar hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi valid. (Arikunto S, 2001:64). Cara mengetahui alat ukur dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson, adapun rumus untuk menguji validitas digunakan rumus korelasi product moment, sebagai berikut:

84 { }{ } (Arikunto, 2001: 72) Keterangan: rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan. N = Jumlah Responden X = Skor Uji Instrumen Y = Skor Responden Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut: a. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya. b. Mengumpulkan data hasil uji instrumen. c. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. d. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya. e. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu. f. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden. g. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item soal dari skor-skor yang diperoleh.

h. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat di tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2, dimana n adalah jumlah responden yang dilibatkan dalam uji validitas dan = 5%. i. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya: 1) jika r xy hitung > r tabel, maka valid 2) jika r xy hitung r tabel, maka tidak valid Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam uji validitas menggunakan aplikasi program Microsoft Office Excel 2007 (Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006: 379), sebagai berikut: 85 a. Siapkan lembar kerja (worksheet) dan data yang akan diolah; b. Entry data tersebut pada lembar kerja (worksheet); c. Lalu hitung rata-rata dengan AVERAGE, korelasi dengan CORREL, keterangan validitas dengan IF, jumlah bulir yang valid dan tidak valid dengan COUNTIF. Berikut ini adalah rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas butir soal dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas No. r hitung r tabel Taraf Signifikansi Keterangan Soal

86 1. 0.454 0.312 95% Valid 2. 0.552 0.312 95% Valid 3. 0.531 0.312 95% Valid 4. 0.430 0.312 95% Valid 5. 0.501 0.312 95% Valid 6. 0.471 0.312 95% Valid 7. 0.427 0.312 95% Valid 8. 0.380 0.312 95% Valid 9. 0.356 0.312 95% Valid 10. 0.390 0.312 95% Valid 11. 0.430 0.312 95% Valid 12. 0.511 0.312 95% Valid 13. 0.500 0.312 95% Valid 14. 0.444 0.312 95% Valid 15. 0.548 0.312 95% Valid 16. 0.389 0.312 95% Valid 17. 0.552 0.312 95% Valid 18. 0.269 0.312 95% Tidak Valid 19. 0.371 0.312 95% Valid 20. 0.422 0.312 95% Valid 21 0.417 0.312 95% Valid 22 0.167 0.312 95% Tidak Valid 23 0.457 0.312 95% Valid 24 0.344 0.312 95% Valid 25 0.448 0.312 95% Valid

87 Sumber: Hasil uji coba butir soal (terlampir) Berdasarkan tabel di atas, pengujian validitas terhadap 25 butir soal menunjukkan ada tujuh butir soal yang dinyatakan tidak valid yaitu soal nomor 18, dan 22. Kedua butir soal ini tidak dihilangkan melainkan diperbaiki karena setiap butir soal diperlukan untuk menilai hasil belajar siswa tentang mata pelajaran yang akan dipelajari. Dengan demikian jumlah butir soal yang digunakan untuk mengumpulkan data tetap sebanyak 25 butir soal. 3.7.2 Uji Reliabilitas Makna reliabilitas berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. (Arikunto, 2001: 86). Rumus yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah Koefisien Alfa dari Cronbach (1951) yaitu sebagai berikut: r k k 2 i 11 1 2 1 t (Ating Somantri dan Sambas Ali M., 2006: 48) Keterangan: r 11 = Reliabilitas instrumen/koefisien alfa k = Banyaknya bulir soal

88 2 i = Jumlah varians bulir 2 t = Varians total X = Jumlah skor N = Jumlah responden Dimana: Rumus varians sebagai berikut: 2 X 2 ( X ) N N 2 (Ating Somantri dan Sambas Ali M., 2006: 48) Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut: a. Memberikan skor terhadap instrumen yang telah diisi oleh tiap responden. b. Untuk mempermudah pengolahan data, buat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor item yang diperoleh. c. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden. d. Menghitung varians masing-masing item. e. Menghitung varians total. f. Menghitung nilai koefisien alfa. g. Membandingkan nilai koefisien alfa dengan nilai koefisien korelasi Product Moment yang terdapat dalam tabel. h. Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya: 1) Jika r 11 hitung > r tabel, maka reliabel

89 2) Jika r 11 hitung r tabel, maka tidak reliabel Secara teknis pengujian reliabilitas di atas dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi program Microsoft Office Excel 2007. Berdasarkan rumus di atas serta bantuan Microsoft Excel diperoleh hasil uji reliabilitas adalah r hitung = 0,805 dan nilai tabel r pada α = 0,05 adalah 0,312. Hal ini berarti r hitung lebih besar dari r tabel (0,805 > 0,312), dengan demikian butir soal mempunyai daya ketetapan atau dengan kata lain reliabel. 3.7.3 Uji Tingkat Kesukaran Soal Uji tingkat kesukaran soal digunakan dengan tujuan untuk mengidentifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek. Melakukan analisis soal dapat diperoleh informasi tentang kejelekan sebuah soal dan bisa memperbaikinya (Arikunto, 2001:206). Dua hal yang berhubungan dengan analisis soal, yaitu taraf kesukaran dan daya pembeda. Taraf kesukaran soal adalah kesanggupan siswa dalam menjawab soal. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0, soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sabaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soal terlalu mudah. (Arikunto, 2001:207). Rumus mencari indeks kesukaran adalah sebagai berikut:

90 P= (Arikunto, 2001:208) Keterangan: P = Indeks kesukaran. B = Banyaknya siswa yang menjawab soal yang benar. N = Jumlah seluruh siswa peserta tes. Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut: Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar. Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang. Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah. Hasil pengujian tingkat kesukaran butir soal tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.5 Tabel Tingkat Kesukaran Soal Nilai TK Klasifikasi Nomor Soal Jumlah 0.00-0,30 Mudah 1,2, 3,4, 5,6,7, 9, 11,12, 13, 16, 17,19, 20,21,24,25 18 0,31-0,70 Sedang 8,10,14,15, 22,23 6 0,71-1,00 Sukar 18 1 Sumber: Hasil uji coba butir soal (terlampir) Berdasarkan tabel di atas, hasil pengujian tingkat kesukaran soal diketahui bahwa 60.00% butir soal diklasifikasikan mudah, 20.00% diklasifikasin sedang,

91 dan 3.33% diklasifikasikan sukar. Dengan demikian, tingkat kesukaran soal dikatakan cukup baik karena soal kategori mudah lebih besar dari pada soal kategori sukar dan sedang. 3.7.4 Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal/instrumen Menurut Arikunto (2001:211) adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D), untuk menghitung daya pembeda dapat digunakan rumus: D= - (Arikunto, 2001:213) Keterangan: D = Indeks daya pembeda butir soal tertentu (satu butir). = Jumlah kelompok atas. = Jumlah kelompok bawah. = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar. =Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar. Setelah mendapatkan harga D (indeks daya pembeda butir soal), maka bisa diklasifikasikan sebagai berikut: D : 0,00 0,20 = Jelek (Poor).

92 D : 0,20 0,40 = Cukup (Satisfactory). D : 0,40 0,70 = Baik (Good). D :0, 70-1, 00 = Baik Sekali (Excellent). D : Negatif semua tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai D negatif sebaiknya dibuang. Berdasarkan rumus di atas diperoleh hasil uji daya pembeda soal seperti tampak pada tabel berikut: Tabel 3.6 Tabel Daya Pembeda Soal No. Isi Kategori Soal 1 0.44 Baik 2 0.40 Cukup 3 0.44 Baik 4 0.48 Baik 5 0.44 Baik 6 0.44 Baik 7 0.48 Baik 8 0.44 Baik 9 0.48 Baik 10 0.44 Baik 11 0.48 Baik 12 0.52 Baik 13 0.56 Baik 14 0.52 Baik 15 0.56 Baik

93 16 0.52 Baik 17 0.48 Baik 18 0.44 Baik 19 0.40 Cukup 20 0.36 Cukup 21 0.32 Cukup 22 0.32 Cukup 23 0.28 Cukup 24 0.24 Cukup 25 0.24 Cukup Sumber: Hasil uji coba butir soal (terlampir) Berdasarkan tabel di atas, hasil pengujian daya pembeda soal diketahui bahwa 17 butir soal diklasifikasikan baik, 8 butir soal diklasifikasin cukup. Dengan demikian, jumlah soal yang dipergunakan untuk penelitian tetap 25 butir soal. 1.8 Pengujian Persyaratan Analisis Data 3.8.1 Uji Normalitas Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan. Terdapat beberapa teknik yang digunakan untuk mengujii normalitas data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengujian normalitas dengan uji Liliefors. Langkah kerja uji normalitas dengan metode Lilie

fors menurut (Sambas Ali Muhidin dan Maman Adurahman, 2009: 73) sebagai berikut: 94 data. a. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada data yang sama. b. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis). c. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya. d. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi). e. Hitung nilai z untuk mengetahui Theoritical Proportion pada table z f. Menghitung Theoritical Proportion. g. Bandingkan Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion, kemudian carilah selisih terbesar di dalam titik observasi antara kedua proporsi. h. Buat kesimpulan, dengan kriteria uji jika D hitung < D (n,a) dimana n adalah jumlah sampel dan a = 0,05, maka diterima. Bentuk hipotesis statistik yang akan diuji adalah: : X mengikuti distribusi normal : X tidak mengikuti distribusi normal Berikut ini adalah tabel distibusi pembantu untuk pengujian normalitas Tabel 3 7 Tabel Distribusi Pembantu Untuk Pengujian Normalitas X f Fk S n (X i ) Z F o (X i ) S n (X i ) - F o (X i ) S n (X i-1 ) - F o (X i ) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Keterangan:

95 Kolom 1 Kolom 2 Kolom 3 Kolom 4 Kolom 5 Kolom 6 Kolom 7 Kolom 8 : Susunan data dari kecil ke besar : Banyak data ke i yang muncul : Frekuensi kumulatif. Formula, fk = f + fksebelumnya : Proporsi empirik (observasi). Formula, S n (X i ) = fk/n X i - X : Nilai Z, formula, Z = S 2 2 ( Xi) Xi Xi Dimana : X dan S n n n 1 : Theoritical Proportion (tabel z) : Proporsi umulatif Luas Kurva Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi normal. : Selisih Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion dengan cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6) : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Tandai selisis mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut Adalah D hitung. Selanjutnya menghitung D tabel pada a = 0,05 dengan cara 0,886. n Kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria: a. D hitung < D tabel, maka diterima, artinya data berdistribusi normal. b. D hitung D tabel, maka ditolak, artinya data tidak berdistribusinormal. 3.8.2 Uji Homogenitas Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Peneliti menggunakan uji homogenitas adalah untuk mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen. Pengujian homogenitas data yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan Uji F.

96 (Sugiyono, 2011: 275) Harga ini selanjutnya dibandingkan dengan harga F tabel dengan dk pembilang (n 1-1) dan dk penyebut (n 2-1). Berdasarkan dk tersebut dan dengan mengambil taraf kesalahan 5%, maka data dikatakan memiliki varians yang homogen bila F hitung lebih kecil dari F tabel. 3.9 Teknik Analisis Data Teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk menarik kesimpulan. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data statistik inferensial atau analitik. Analisis data ini digunakan untuk menguji hipotesis dan untuk membuat generalisasi data sampel terhadap populasinya. Uji Peningkatan (Gain) Data peningkatan merupakan data yang diperoleh dari selisih antara pretest dan postest yang diberikan kepada siswa. Pengujian peningkatan dilakukan dengan menggunakan rumus gain skor ternormalisasi. Sugiyono, (2006:200 )

97 Skor gain (skor aktual) diperoleh dari selisih skor tes awal dan tes akhir. Perbedaan skor tes awal dan tes akhir ini diasumsikan sebagai efek dari treatment. Perhitungan yang digunakan untuk menghitung nilai gain adalah sebagai berikut : G = - (Sugiyono, 2006:200). Dengan G sebagai gain, sebagai skor tes awal dan sebagai skor tes akhir. Keunggulan penerapan model pembelajaran kerja kelompok dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan ditinjau dari perbandingan nilai gain yang dinormalisasi (normalized gain) yang dicapai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk penghitungan nilai gain yang dinormalisasikan dan pengklasifikasiannya akan digunakan persamaan sebagai berikut: Keterangan : <g> = gain skor ternormalisasi Sf = skor postes Si = skor pretes 100 = skor maksimal Tingkat perolehan gain skor ternormalisasi dikategorikan ke dalam tiga kategori, yaitu: Tabel 3.8 Nilai Gain Ternormalisasi dan Klasifikasinya

98 Gain Ternormalisasi (<g>)>0,7 0,7(<g>)>0,3 (<g>)<0,3 Sumber: Hake (1998) Klasifikasi Tinggi Sedang Rendah Data yang dipeoleh dari penelitian ini diolah untuk mendapatkan informasi yang diinginkan. Analisis dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil tes dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kerja kelompok dan pendekatan pembelajaran konvensional. 3.10 Rancangan Uji Hipotesis Hipotesis yaitu merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris dan dengan pengujian tersebut maka akan didapat suatu keputusan untuk menolak atau menerima suatu hipotesis. Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis ini. Berdasarkan hipotesis yang penulis ambil, maka pengujian yang dilakukan adalah pengujian hipotesis komparatif dua sampel independen. Jika data memenuhi syarat normalitas dan homogentitas, maka pengujiannya menggunakan t-test. Purwanto dan Sulistyastuti (2007: 156) menyebutkan bahwa t-test adalah uji beda untuk mengetahui apakan rata-rata hitung antara dua kelompok sampel

berbeda dengan signifikan atau tidak. Dalam Sugiyono (2011: 273) terdapat dua buah rumus t-test yang dapat digunakan, yaitu sebagai berikut: 99 1. Separated Varians: ( ) ( ) 2. Polled Varians: ( ) (Sugiyono, 2011: 273) Keterangan: = nilai rata-rata kelompok eksperimen 1 = nilai rata-rata kelompok eksperimen 2 = varians sampel kelompok eksperimen 1 = varians sampel kelompok eksperimen 2 = jumlah responden kelompok eksperimen 1 = jumlah responden kelompok eksperimen 2 Hipotesis 1 (H 1 ) berbunyi terdapat perbedaan sedangkan hipotesis 0 (H 0 ) berbunyi tidak terdapat perbedaan. Setelah dilakukan t-test, maka harga t hitung tersebut dibandingkan dengan t tabel dengan taraf nyata 5% (0,05). Kriteria pengujian untuk daerah penerimaan dan penolakan hipotesis adalah sebagai berikut: Tolak H 0 dan terima H 1, jika t hitung t tabel Terima H 0 dan tolak H 1, jika -t tabel t hitung t table

100 3.11 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah kegiatan yang ditempuh dalam penelitian.langkah-langkah tersebut sebagai berikut: Observasi Awal Menetapkan Kompetensi Dasar Pembuatan Kisi-Kisi dan Analisis Instrumen Uji Coba Instrumen Instrumen Penelitian Pembelajaran di kelas eksperimen dan kontrol Pre-Test Pembelajaran dengan menggunakan metode kerja kelompok Post-Test Pre-Test Pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional Post-Test Analisis Data Hasil Penelitian Kesimpulan Bagan 3.1 Prosedur Penelitian

101