PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGETAN NOMOR TAHUN 2010 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KABUPATEN LAHAT TAHUN ANGGARAN 2010

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL KEPADA BUMD PT PERDANA MULTIGUNA SARANA BANDUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROPINSI RIAU NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN REKENING SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PADA BANK UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2015

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 1 TAHUN 2008 dan PERATURAN PEMERINTAH NO. 49 TAHUN 2011 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2015 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PEMERINTAH KOTA BLITAR

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI NGANJUK NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN ILIR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANDUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DOMPU NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DOMPU,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2014 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.754,2012

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 40 PERATURAN WALIKOTA CILEGON TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2011 NOMOR 2

PEMERINTAH KABUPATEN BARRU

BUPATI BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 71 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA PALANGKA RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH

PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 12 TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KABUPATEN LANDAK PADA PIHAK KETIGA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH KEPADA PIHAK KETIGA

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2013 NOMOR 5

BUPATI BANDUNG BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KOTA KUPANG PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI MAJU

NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH PADA PT. JAMKRIDA NTB BERSAING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 05 TAHUN 2014 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBUKAAN, PENUTUPAN DAN PENEMPATAN REKENING SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0076

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA

PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH KOTA PALU PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG SUMBANGAN PIHAK KETIGA KEPADA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 2 TAHUN 2012 N PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

RARANCANGAN) (Disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA PIHAK KETIGA

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 2 TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH KOTA PALU PADA PT. PUSAKA JAYA PALU POWER (PJPP)

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KEPADA PIHAK KETIGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

Menimbang : a. bahwa tata cara pengelolaan hibah dan bantuan sosial

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

BUPATI SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG

KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/2/KEP/ /2014

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

WALIKOTA LHOKSEUMAWE PROVINSI ACEH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 2 TAHUN 2010 SERI : E NOMOR : 2

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG,

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN ANGGARAN KAS DI PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

Transkripsi:

1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan perekonomian serta meningkatkan pendapatan Daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat dapat memanfaatkan kekayaan daerah sebagai modal yang disertakan dalam usaha bersama melalui Penyertaan Modal Daerah; b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 71 ayat (7) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, pengaturan mengenai penyertaan modal daerah diatur dalam Peraturan Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Penyertaan Modal Daerah; Mengingat :1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

2 5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Bandung Barat di Provinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4688); 6. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4812); 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 11. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2008 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 2); 12. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2008 Nomor 7); 13. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 9 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Bandung Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2009 Nomor 9); 14. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2010 Nomor 4); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT dan BUPATI BANDUNG BARAT MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH.

3 BAB I KETENTUAN UMUM Bagian Kesatu Pengertian Pasal 1 Dalam peraturan daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Bandung Barat. 2. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Pemerintah daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 4. Bupati adalah Bupati Bandung Barat. 5. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD, adalah perangkat daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Inspektorat, Satuan Polisi Pamong Praja, dan Kecamatan. 6. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, yang selanjutnya disebut Dinas, adalah perangkat daerah pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat selaku pengguna anggaran/pengguna barang, yang juga melaksanakan pengelolaan keuangan daerah. 7. Penyertaan Modal adalah bentuk Penyertaan Modal Daerah pada Badan Usaha dengan mendapat hak kepemilikan, termasuk pendirian Perseroan Terbatas dan/atau pengambilalihan Perseroan Terbatas. 8. Badan Usaha adalah Badan Usaha swasta berbentuk Perseroan Terbatas, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan Koperasi. 9. Perjanjian Penyertaan Modal adalah kesepakatan tertulis dalam rangka penyediaan dana investasi antara Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha. 10. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD, adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Bagian Kedua Tujuan Penyertaan Modal Daerah bertujuan untuk: Pasal 2 a. meningkatkan sumber Pendapatan Asli Daerah; b. meningkatkan pendapatan masyarakat dan penyerapan tenaga kerja; dan c. meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dalam rangka memajukan kesejahteraan masyarakat.

4 BAB II KEWENANGAN PENYERTAAN MODAL DAERAH Pasal 3 Pemerintah Daerah berwenang menyelenggarakan Penyertaan Modal Daerah. Pasal 4 (1) Kewenangan pengelolaan Penyertaan Modal Daerah, meliputi kewenangan supervisi dan operasional. (2) Dalam rangka pelaksanaan kewenangan supervisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Daerah berwenang dan bertanggung jawab: a. melakukan kajian kelayakan dan memberikan rekomendasi atas pelaksanaan Penyertaan Modal Daerah; b. memonitor secara aktif pelaksanaan Penyertaan Modal Daerah; c. melakukan pengendalian atas pengelolaan resiko terhadap pelaksanaan Penyertaan Modal Daerah; d. mengevaluasi secara berkesinambungan mengenai pembiayaan dan keuntungan atas pelaksanaan Penyertaan Modal Daerah dalam jangka waktu tertentu; dan e. melakukan koordinasi dengan instansi terkait. (3) Dalam rangka pelaksanaan kewenangan operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Daerah berwenang dan bertanggung jawab: a. mengelola rekening dana Penyertaan Modal Daerah; b. meneliti dan menyetujui atau menolak usulan permintaan dana Penyertaan Modal Daerah dari instansi yang mengelola dana bergulir; c. mengusulkan rencana kebutuhan dana Penyertaan Modal Daerah yang berasal dari APBD; d. menetapkan status dan kebijakan penempatan dana dan/atau barang dalam rangka Penyertaan Modal Daerah; e. melakukan perjanjian penyertaan modal dengan pihak ketiga, terkait dengan penempatan dana Penyertaan Modal Daerah; f. mengusulkan rekomendasi atas pelaksanaan Penyertaan Modal Daerah; g. mewakili dan melaksanakan kewajiban serta menerima hak pemerintah daerah yang diatur dalam perjanjian penyertaan modal; h. menyusun dan menandatangani perjanjian penyertaan modal; i. mengusulkan perubahan perjanjian penyertaan modal; j. melakukan tindakan untuk dan atas nama pemerintah daerah apabila terjadi sengketa atas perselisihan dalam pelaksanaan perjanjian penyertaan modal; dan k. melaksanakan Penyertaan Modal Daerah. BAB III JENIS PENYERTAAN MODAL DERAH Pasal 5 Jenis Penyertaan Modal Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), meliputi: a. penempatan modal pada pihak ketiga; b. pendirian Badan Usaha; dan/atau

c. pengambilalihan Badan Usaha. 5 Pasal 6 Penyertaan Modal Daerah kepada pihak ketiga dapat berupa uang dan/atau barang yang dapat dinilai dengan uang. Pasal 7 Penyertaan modal daerah dalam bentuk uang dianggarkan dalam APBD dan diusulkan oleh Bupati setelah adanya kesepakatan antara Pemerintah Daerah dengan Pihak Ketiga. Pasal 8 Penyertaan Modal Daerah dapat diselenggarakan melalui kerjasama dengan pihak ketiga dengan pola kerjasama pemerintah dengan swasta. BAB IV BIDANG USAHA PENYERTAAN MODAL DAERAH Pasal 9 (1) Bidang usaha yang dapat dibiayai dengan dana Penyertaan Modal Daerah terdiri atas: a. bidang usaha BUMD; dan/atau b. bidang usaha lainnya dalam rangka peningkatan manfaat ekonomi bagi Pemerintah Daerah. (2) Bidang usaha yang dapat dibiayai dengan dana Penyertaan Modal Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus menghasilkan manfaat investasi bagi Pemerintah Daerah. BAB V SUMBER DANA Pasal 10 Sumber dana Penyertaan Modal Daerah berasal dari : a. APBD; b. keuntungan dari investasi daerah yang terdahulu; dan c. sumber-sumber lainnya yang sah. BAB VI PENGELOLAAN PENYERTAAN MODAL DAERAH Bagian Kesatu Umum Pasal 11 Lingkup pengelolaan Penyertaan Modal Daerah meliputi: a. perencanaan; b. pelaksanaan dan penatausahaan penyertaan modal;

6 c. pertanggungjawaban penyertaan modal; dan d. pembinaan dan pengawasan. Bagian Kedua Perencanaan Pasal 12 (1) Perencanaan Penyertaan Modal Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a, meliputi kegiatan: a. melaksanakan kajian terhadap kemampuan keuangan Daerah; b. melaksanakan penelitian dan penilaian terhadap barang milik daerah; c. melakukan kajian terhadap kelayakan dan bentuk penyertaan modal yang akan dilakukan; dan d. melakukan kajian kelayakan penyertaan modal dengan memperhatikan kepentingan umum. (2) Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan oleh Tim yang dibentuk oleh Bupati dan/atau bekerja sama dengan lembaga independen. (3) Perencanaan kebutuhan Penyertaan Modal Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun setiap tahun anggaran dan ditetapkan oleh Bupati. Pasal 13 (1) Penetapan pihak ketiga dan besaran dana penyertaan Modal ditetapkan dengan Peraturan Daerah tersendiri. (2) Penambahan dana selanjutnya atas penyertaan modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dianggarkan dalam Peraturan Daerah tentang APBD tahun berkenaan. Bagian Ketiga Pelaksanaan dan Penatausahaan Penyertaan Modal Pasal 14 (1) Pelaksanaan penyertaan modal daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1), dilakukan untuk jangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan. (2) Pemerintah Daerah wajib menatausahakan dan memelihara dokumen pengelolaan Penyertaan Modal Daerah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Bagian Keempat Pertanggungjawaban Penyertaan Modal Daerah Pasal 15 Kepala Dinas bertanggung jawab kepada Bupati dari segi hak dan kewenangan penyertaan modal serta ketaatan terhadap peraturan atas pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran daerah yang berkaitan dengan Penyertaan Modal Daerah.

7 Bagian Kelima Pembinaan dan Pengawasan Paragraf 1 Pembinaan Pasal 16 (1) Bupati melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan Penyertaan Modal Daerah. (2) Dalam melakukan pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bupati dibantu oleh Sekretaris Daerah. (3) Dalam rangka menunjang Sekretaris Daerah melakukan pembinaan, dapat dibentuk Tim Pembina Pelaksanaan Penyertaan Modal Daerah. (4) Tim Pembina sebagaimana dimaksud pada ayat (3), menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya kepada Bupati secara berkala. Paragraf 2 Pengawasan Pasal 17 (1) Bupati berwenang melakukan pengawasan yang berkaitan dengan pelaksanaan Penyertaan Modal Daerah. (2) Dalam melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bupati dibantu oleh Sekretaris Daerah. (3) Dalam rangka menunjang Sekretaris Daerah melakukan pengawasan, dapat dibentuk Tim Pengawas Pelaksanaan Penyertaan Modal Daerah. (4) Tim Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (3), menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya kepada Bupati secara berkala. BAB VII HASIL USAHA Pasal 18 Bagian laba atau hasil usaha dari pelaksanaan penyertaan Modal Daerah yang menjadi hak Pemerintah Daerah disetorkan ke Rekening Kas Umum Daerah dan dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagai penerimaan Daerah. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 19 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaan akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati. Pasal 20 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

8 Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Barat. Ditetapkan di Bandung Barat pada tanggal 28 April 2011 BUPATI BANDUNG BARAT, ttd. Diundangkan di Bandung Barat pada tanggal 28 April 2011 ABUBAKAR SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT, ttd. MAS ABDUL KOHAR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN 2011 NOMOR 11