Benih bawang merah (Allium cepa L.) bentuk umbi kelas benih pokok (BP)

dokumen-dokumen yang mirip
Benih panili (Vanilla planifolia Andrews)

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews)

Benih lada (Piper nigrum L)

VARIETAS BARU BAWANG MERAH DALAM BENTUK BIJI DAN SERTIFIKASI BENIH BAWANG MERAH

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)

Benih tebu SNI 7312:2008. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 131/Kpts/SR.130/D/11/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS SERTIFIKASI BENIH BAWANG MERAH

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

Tahapan di Pertanaman. Tahapan Pasca Panen. Permohonan oleh Penangkar Benih 10 hari sebelum tanam. Pengawasan Pengolahan Benih.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/Permentan/SR.120/1/2014 TENTANG PRODUKSI, SERTIFIKASI, DAN PEREDARAN BENIH BINA

SNI Standar Nasional Indonesia. Benih kapas. Badan Standardisasi Nasional ICS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

SERTIFIKASI BENIH KENTANG DI INDONESIA

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Benih jambu mete (Anacardium occidentale L.)

Keadaan Serangan OPT Komoditas Bawang Merah di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat

Jahe untuk bahan baku obat

PERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1316/HK.150/C/12/2016

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 355/HK.130/C/05/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS SERTIFIKASI BENIH BINA TANAMAN PANGAN

Uji mutu fisik dan fisiologis benih sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen)

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/Permentan/SR.120/3/2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 2 : Benih

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PRODUKSI, SERTIFIKASI, DAN PEREDARAN BENIH

I. PENGUJIAN BENIH UNTUK SERTIFIKASI BENIH

TINJAUAN PUSTAKA. pemerintah, yang kemudian di produksi dan diedarkan dengan pengawasan.

SISTEM PERBENIHAN SERTIFIKASI BENIH. Disampaikan Pada :

Penyiapan Benih G0 untuk Benih generasi G1 sampai G4

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 85/Kpts-II/2001 Tentang : Perbenihan Tanaman Hutan

Benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebar

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1995 TENTANG PEMBENIHAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii )

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

Respons Tanaman Bawang Merah Asal Biji True Shallot Seeds terhadap Kerapatan Tanaman pada Musim Hujan

2013, No I. PENDAHULUAN

PERKEMBANGAN PEMULIAAN SAYURAN TAHAN CEKAMAN BIOTIK. Balitsa

SNI 4230:2009. Standar Nasional Indonesia. Pepaya

Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1995 Tentang : Pembenihan Tanaman

SNI 3165:2009. Standar Nasional Indonesia. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Pertanian.

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

SNI Standar Nasional Indonesia

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 94/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

SNI Standar Nasional Indonesia. Mete gelondong. Badan Standardisasi Nasional ICS

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI

BAWANG MERAH YANG DIRILIS OLEH BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN PENDAHULUAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar

2017, No menetapkan Peraturan Menteri Pertanian tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/SR.120/8/2012 ten

Teknik Pengambilan Contoh Benih Kapas dalam Kemasan Plastik Di PT. Nusafarm Intiland corp Asembagus Jawa Timur

Lampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian

PEMBAHASAN Hikmah Farm Produksi Kentang Bibit

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

Pengemasan kepiting hidup melalui sarana angkutan udara

Pengemasan benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) pada sarana angkutan udara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

IDENTIFIKASI PEMBEDA VARIETAS KENTANG MENGGUNAKAN PENANDA MORFOLOGI

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.10/Menhut-II/2007 TENTANG PERBENIHAN TANAMAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN,

SNI. Baja Tulang beton SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional BSN

PENYIAPAN BENIH. : Pengenalan Varietas Bawang Putih

DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL JAKARTA

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar

KETENTUAN UMUM PEMURNIAN VARIETAS HORTIKULTURA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 39/Permentan/OT.140/8/2006 TENTANG PRODUKSI, SERTIFIKASI DAN PEREDARAN BENIH BINA

SNI 4482:2013 Standar Nasional Indonesia Durian ICS Badan Standardisasi Nasional

Peluang dan Tantangan Perbenihan Kakao di Indonesia. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB Sudirman No.

MENGENAL ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) BAWANG MERAH DAN MUSUH ALAMINYA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

SNI Standar Nasional Indonesia. Baja tulangan beton. Badan Standardisasi Nasional

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

Sertifikasi Benih. Paper Halaqoh Disusun pada tanggal 04 Nopember 2015 Pengasuh Prof. Dr. Kyai H. Ahmad Mudlor, SH

Baja lembaran, pelat dan gulungan canai panas (Bj P)

VARIETAS BAWANG MERAH LEMBAH PALU, DAPAT MENUMBUHKAN PEREKONOMIAN KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH

TATA CARA PRODUKSI BENIH INTI BAWANG MERAH

SERTIFIKASI BENIH DI SUSUN O L E H NAMA : ELRADHIE NOUR AMBIYA NPM : A

Pengemasan ular hidup melalui sarana angkutan udara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

Baja lembaran lapis seng (Bj LS)

2013, No

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 05/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar

Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kedelai

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Benih bawang merah (Allium cepa L.) bentuk umbi kelas benih pokok (BP) ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Istilah dan definisi...1 3 Syarat mutu...2 4 Pemeriksaan lapang...2 5 Pemeriksaan mutu umbi...3 6 Penandaan...4 7 Pengemasan...4 Bibliografi...5 Tabel 1 Spesifikasi persyaratan di lapang...2 Tabel 2 Spesifikasi persyaratan mutu umbi...2 i

Prakata Standar Benih bawang merah (Allium cepa L.) bentuk umbi kelas benih pokok (BP) disusun oleh Panitia Teknis 34 T, Perbenihan dan Pembibitan Pertanian. Standar ini telah dibahas dalam rapat-rapat teknis, prakonsensus, dan terakhir dirumuskan dalam rapat konsensus nasional di Jakarta pada tanggal 17 Juni 2003 yang dihadiri oleh wakil-wakil produsen, konsumen, asosiasi, balai-balai penelitian, perguruan tinggi, serta instansi pemerintah yang terkait sebagai upaya untuk meningkatkan jaminan mutu (quality assurance) mengingat benih bawang merah (Allium cepa L.) bentuk umbi kelas benih pokok banyak diperdagangkan serta mempengaruhi mutu dan produktivitas. Standar Benih bawang merah (Allium cepa L.) bentuk umbi kelas benih pokok disusun dengan mengacu pada: a) Undang-Undang Republik Indonesia No. 12 tahun 1992, tentang Sistem Budidaya Tanaman. b) Keputusan Menteri Pertanian No. 803/Kpts/OT.210/7/1997 tentang Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Bina. c) Petunjuk Teknis Sertifikasi dan Pelabelan Benih Hortikultura tahun 1991, Direktorat Perbenihan Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura. d) Keputusan Menteri Pertanian No. 170/Kpts/OT.210/3/2002 tentang Pelaksanaan Standardisasi Nasional di Bidang Pertanian. e) Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman. ii

1 Ruang lingkup Benih bawang merah (Allium cepa L.) bentuk umbi kelas benih pokok (BP) Standar ini meliputi ruang lingkup, istilah dan definisi, syarat mutu, pemeriksaan lapang, pemeriksaan mutu umbi, penandaan dan pengemasan benih bawang merah (Allium cepa L.) bentuk umbi kelas benih pokok. 2 Istilah dan definisi 2.1 benih tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau mengembangbiakkan tanaman 2.2 benih bawang merah umbi bawang merah yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman bawang merah 2.3 sertifikasi proses pemberian sertifikat benih tanaman setelah melalui pemeriksaan, pengujian dan pengawasan serta memenuhi semua persyaratan untuk diedarkan 2.4 pemeriksaan lapang suatu kegiatan untuk mengetahui mutu calon benih dari suatu areal penangkaran di lapangan 2.5 varietas atau kultivar sekelompok individu tanaman yang dapat dibedakan dari varietas lain yang berdasarkan sifat-sifat morfologi, fisiologi, atau sifat-sifat lainnya, serta apabila diproduksi kembali sifatsifat tersebut tidak berubah 2.6 varietas lain/tipe simpang (off-type) suatu tanaman atau benih yang satu atau lebih karakteristiknya menyimpang (berbeda) dari deskripsinya yang dinyatakan oleh pemulia tanaman 2.7 mutu benih gambaran karakteristik yang menyeluruh dari benih yang menunjukkan kesesuaiannya terhadap persyaratan mutu yang ditetapkan 2.8 benih pokok keturunan pertama dari benih dasar atau benih penjenis yang memenuhi standar mutu kelas benih pokok 1 dari 5

2.9 isolasi jarak jarak minimum yang harus dipenuhi antara suatu unit penangkaran dengan pertanaman varietas lain yang sejenis 2.10 penandaan SNI pencapaian proses sertifikasi dengan memberikan sertifikat pada calon benih yang telah memenuhi spesifikasi persyaratan lapang dan laboratorium 3 Syarat mutu 3.1 Persyaratan lapang Tabel 1 Spesifikasi persyaratan di lapang No Parameter Satuan Persyaratan 1 Campuran varietas lain dan tipe simpang % 0,5 2 Isolasi jarak, min meter 10 3 Penyakit, maks Virus: % 0,5 - Onion Yellow Dwarf Virus (OYDV) - Shallot Laten Virus (SLV) - Leak Yellow Stripe Virus (LYSV) Jamur: - Bercak ungu (Alternaria porri) % 0,5 - Embun buluk (Peronospora destructor) % 1,0 3.2 Persyaratan mutu umbi Tabel 2 Spesifikasi persyaratan mutu umbi No Parameter Satuan Persyaratan 1 Campuran varietas lain, maks % 0,5 2 Penyakit, maks Jamur: - Busuk leher batang (Botrytis allii) % 1,0 - Bercak ungu (Alternaria porri) % 1,0 - Bakteri busuk lunak (Erwinia carotavora) % 1,0 - Busuk pangkal (Fusarium sp) % 3,0 - Anthraknose (Colletotrichum % 1,0 gloeosporioides) 3 Lalat pengorok daun (Liriomyza chinensis) % 0,0 4 Pemeriksaan lapang 4.1 Pemeriksa Pemeriksaan lapang hanya dilakukan oleh pengawas benih yang berwenang atau instansi yang berhak memberikan sertifikasi sistem mutu. 2 dari 5

4.2 Waktu pemeriksaan Pemeriksaan lapang untuk menghasilkan benih bawang berbentuk umbi dilakukan paling sedikit 3 (tiga) kali, yaitu pemeriksaan lapang pendahuluan, pemeriksaan fase vegetatif, dan pemeriksaan fase menjelang panen. 4.3 Pemeriksaan pertanaman dengan sistem sampling a) Untuk luas penangkaran satu hektar atau kurang, tanaman contoh yang diperiksa sebanyak 400 rumpun yang diambil dari empat tempat, masing-masing 100 rumpun. b) Untuk luas penangkaran lebih dari satu hektar, jumlah rumpun tanaman contoh dihitung dengan rumus: X = (Y + 3) X 100 dengan: X adalah jumlah rumpun tanaman contoh yang diperiksa; Y adalah luas satu unit penangkaran (ha). 4.4 Pemeriksaan lapang Pemeriksaan lapang sertifikasi dilakukan terhadap rumpun tanaman contoh, sebagai berikut. a) Semua karakteristik tanaman berdasarkan deskripsi tanaman yang bersangkutan diperiksa dengan teliti. b) Semua varietas lain (VL) atau tipe simpang (TS) dihitung persentase VL atau TS dinyatakan dengan cara: Jumlah VL atau TS ------------------------------------------------------------------ X 100% Jumlah rumpun tanaman contoh yang diperiksa c) Bagian-bagian yang diamati meliputi: tipe pertumbuhan, warna, dan bentuk daun. 4.5 Pemeriksaan hama/penyakit di lapang a) Dilakukan secara visual bersamaan dengan pemeriksaan lapang pada rumpun tanaman contoh. b) Serangan penyakit dihitung dengan rumus: Jumlah tanaman terserang ------------------------------------------------------------------ X 100% Jumlah rumpun tanaman contoh yang diperiksa 5 Pemeriksaan mutu umbi 5.1 Waktu pemeriksaan umbi di gudang Waktu pemeriksaan umbi dilakukan setelah panen, sortasi dan pembuatan lot, serta sebelum pengemasan dan pengiriman. 3 dari 5

5.2 Pemeriksaan contoh Pemeriksaan umbi dilakukan terhadap contoh benih 1000 umbi bawang merah, yang diambil secara acak dari setiap lot benih maksimal 15 ton. Pemeriksaan kebenaran varietas, infeksi penyakit atau serangan hama dilakukan terhadap setiap umbi secara visual. 5.3 Faktor yang diamati Faktor yang diamati dalam pemeriksaan umbi adalah persentase campuran varietas lain dan status kesehatannya. Persentase umbi terinfeksi dinyatakan dengan: Jumlah umbi terinfeksi ------------------------------ X 100% 1000 6 Penandaan 6.1 Warna label Kemasan benih diberi label dengan warna ungu untuk kelas benih pokok (BP). 6.2 Isi label Label ditulis dengan bahan yang tidak luntur, dan mudah dibuka dengan isi minimal mencakup: - jenis tanaman; - varietas; - nama produsen; - alamat produsen; - no. lot; - tanggal panen; - berat bersih (kg); - perlakuan bahan kimia (bila ada perlakuan). 7 Pengemasan Pengemasan dengan bahan jaring atau kotak kayu/kotak karton, yang mempunyai ventilasi dan disegel serta diberi label. 4 dari 5

Bibliografi Pedoman Teknis Sertifikasi dan Pelabelan Benih Tahun 2001. The rule for International Seed Testing Association (ISTA) tahun 1999. Association of Official Seed Analysis (AOSA) tahun 1979. Association of Official Seed Certifying Agencies (AOSCA) tahun 1976. Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) tahun 1976. International Union for the Protection of New Varieties of Plant (UPOV) tahun 1976. Methode for Plot Tests and Field Inspection Organization for Economic Cooperation and Development, Paris (OECD) Tahun 1982. Brewster, J.L and Rabinowitch, H.D. 1990. Onions and Allied Crops. CRC Press, Inc. Boca Ratm Florida. 5 dari 5