BAB I PENDAHULUAN. oleh karena hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki dana sama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhannya sebagaimana tersebut di atas, harus. mempertimbangkan antara penghasilan dan pengeluaran.

BAB I PENDAHULUAN. keduanya diperlukan intermediary yang akan bertindak selaku kreditur yang

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. oleh gabungan orang yang bukan badan hukum sekalipun. Tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mereka pada dasarnya ingin hidup layak dan selalu berkecukupan. 1 Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

DAMPAK PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA BERDASARKAN PASAL 29 UNDANG UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat yang sejahtera adil dan makmur berdasarkan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam perkembangan dunia perbankan hingga beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan Nasional, peran

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan fidusia yang merupakan salah satu bentuk lembaga jaminan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kebutuhan masyarakat akan pembiayaan sekarang ini semakin tinggi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. individu, manusia juga berperan sebagai makhluk sosial di mana manusia hidup

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang. pembayaran bagi semua sektor perekonomian. 1

BAB I PENDAHULUAN. harga-harga produksi guna menjalankan sebuah perusahaan bertambah tinggi

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yang menganut Negara welfare state yaitu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,

BAB I PENDAHULUAN. jaminan demi keamanan pemberian kredit tersebut. 1

BAB I PENDAHULUAN. penyimpanan dan peminjaman dana kepada anggota koperasi dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. utama sekaligus menentukan maju mundurnya bank yang bersangkutan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara berkembang yang sekarang ini sedang. Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 (empat) yaitu, melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang dengan pesatnya. Pertumbuhan internet yang dimulai

BAB I PENDAHULUAN. dan pendapatan negara (export earnings) yang merupakan salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya seperti kebutuhan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan di bidang teknologi telah memacu perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan kondisi masyarakat dewasa ini membeli suatu benda

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran koperasi

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Tujuan dari Pembangunan Nasional adalah untuk mewujudkan

PELAKSANAAN EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN PADA PT. BANK. MANDIRI (PERSERO) Tbk. BANDAR LAMPUNG. Disusun Oleh : Fika Mafda Mutiara, SH.

BAB I PENDAHULUAN. mengenai segala jenis usaha dan bentuk usaha. Rumusan pengertian

Bab 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, salah satu

TANGGUNG JAWAB PERUM PEGADAIAN TERHADAP PENJUALAN (LELANG) BARANG GADAI

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian dirasakan semakin meningkat. Di satu sisi ada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi Indonesia tidak bisa lepas dari dasar falsafah

BAB I PENDAHULUAN. zaman dan kebutuhan modal bagi setiap masyarakat untuk memajukan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini tengah. melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

PENYELESAIAN KREDIT MACET DI KOPERASI BANK PERKREDITAN RAKYAT (KBPR) VII KOTO PARIAMAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Pasal 33 Undang-Undang dasar 1945 menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. menunculkan bidang-bidang yang terus berkembang di berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk berlomba-lomba untuk terus berusaha dalam memajukan ekonomi masingmasing.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bangsa Indonesia. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

BAB I PENDAHULUAN. meningkat sesuai dengan usia dan status sosialnya namun seringkali

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

disatu pihak dan Penerima utang (Debitur) di lain pihak. Setelah perjanjian tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

BAB I PENDAHULUAN. adalah termasuk perbankan/building society (sejenis koperasi di Inggris),

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Jadi dalam pembangunan, masing-masing masyarakat diharap dapat. Indonesia yaitu pembangunan di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. nasional, salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara terus menerus dan berkesinambungan, yaitu pembangunan di

PELAKSANAAN NOVASI SEBAGAI UPAYA PENYELESAIAN KREDIT MACET OLEH BANK

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan baik karena keterbatasan dana sehingga sudah sewajarnya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, kegiatan ini memegang peranan penting bagi kehidupan bank. umum di Indonesia khususnya dan di negara lain pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Banyak sektor usaha berlomba-lomba untuk menarik

AKIBAT HUKUM PENDAFTARAN OBJEK JAMINAN FIDUSIA DI DALAM PERJANJIAN KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. adalah usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari keperluan akan dana, guna menggerakkan roda perekonomian dirasa semakin meningkat. Di satu sisi ada masyarakat yang kelebihan dana tetapi tidak memiliki kemampuan untuk mengusahakannya, dan di sisi lain ada kelompok masyarakat lain yang memiliki kemampuan untuk berusaha namun terhambat pada kendala oleh karena hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki dana sama sekali. Untuk mempertemukan keduanya diperlukan intermediary yang akan bertindak sebagai kreditur yang akan menyediakan dana bagi debitur. 1 Koperasi merupakan salah satu intermediary sarana pembangunan perekonomian nasional, berdasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi dalam rangka menciptakan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2 Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian menyebutkan bahwa Koperasi adalah badan hukum yang di dirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan 1 Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, 2000, Seri Hukum Bisnis Jaminan Fidusia, Jakarta : Raja Grafindo Persada, hal. 1 2 Ibid., hal. 73. 1

2 bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi. Dalam mewujudkan tujuan koperasi yaitu meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, maka sebagai sarana pembangunan perekonomian nasional, koperasi melalui usaha koperasi menyediakan kredit modal kerja bagi anggota dan masyarakat yang bukan anggota koperasi. Pada dasarnya pemberian kredit dapat diberikan oleh siapa saja yang memiliki kemampuan untuk itu melalui perjanjian kredit. 3 Menurut O.P Simorangkir, kredit adalah pemberian prestasi (misalnya uang, barang) dengan balas prestasi (kontra prestasi) akan terjadi pada waktu mendatang. 4 Sedangkan kredit modal kerja adalah kredit yang diberikan untuk membiayai kebutuhan usaha-usaha, termasuk guna menutupi biaya produksi dalam rangka peningkatan produksi atau penjualan. 5 Perjanjian kredit adalah persetujuan dan/atau kesepakatan yang dibuat bersama antara kreditur dan debitur atas sejumlah kredit dengan kondisi yang telah diperjanjikan, hal mana pihak debitur wajib untuk mengembalikan kredit yang telah diterima dalam jangka waktu tertentu disertai bunga dan biaya-biaya yang disepakati. 6 Kredit yang diberikan kepada debitur didasarkan atas kepercayaan, yang berarti bahwa kreditur akan memberikan kredit apabila ia percaya 3 Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Op. Cit., hal. 2. 4 Daeng Naja, 2005, Hukum Kredit dan Bank Garansi, Bandung : Citra Aditya Bakti, hal. 123. 5 Ibid., hal. 125. 6 Herlien Budiono, 2012, Kumpulan Tulisan Hukum Perdata di Bidang Kenotariatan, Bandung: Citra Aditya Bakti, hal. 142.

3 bahwa debitur benar benar mampu akan mengembalikan pinjaman pada waktu yang ditentukan. Karena pemberian kredit atas dasar kepercayaan dari kreditur kepada debitur, maka pemberian kredit tersebut berdasar atas prinsip kehati - hatian. Pengertian prinsip kehati - hatian adalah prinsip pengendalian risiko melalui penerapan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku secara konsisten. 7 Berdasarkan prinsip kehati - hatian tersebut, sarana pengaman dalam pemberian kredit yaitu dengan adanya jaminan baik berupa jaminan kebendaan maupun jaminan perorangan. Salah satu macam dari jaminan yang bersifat kebendaan dilembagakan dalam bentuk fidusia. Jaminan fidusia sering disebut sebagai jaminan hak milik secara kepercayaan. 8 Jaminan kebendaan ini merupakan hak kebendaan yang diberikan atas dasar jura in re alinea, dan karenanya wajib memenuhi asas pencatatan dan publisitas agar melahirkan hak mutlak atas kebendaan yang dijaminkan tersebut. 9 Pengertian fidusia menurut Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia : Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda. Sedangkan pengertian jaminan fidusia menurut Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia : 7 Daeng Naja, Op. Cit., hal. 293. 8 Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Op. Cit., hal. 111. 9 Ibid., hal. 76.

4 Jaminan fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana yang dimaksud dalam Undang Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan pemberi fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada penerima fidusia terhadap kreditur lainnya. Sesuai dengan pasal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan KSU Mitra Sejati adalah memberikan kredit modal kerja dengan jaminan Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB). BPKB adalah buku yang dikeluarkan atau diterbitkan oleh Satuan Lalu Lintas POLRI sebagai bukti kepemilikan kendaraan bermotor. BPKB berfungsi sebagai surat bukti kepemilikan kendaraan bermotor. 10 Sehingga dalam pemberian kredit tersebut dapat digunakan sebagai jaminan, yaitu dengan jaminan fidusia. Berdasarkan penjelasan dan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian hukum dengan judul: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT MODAL KERJA DENGAN JAMINAN BUKTI KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (BPKB) PADA KSU MITRA SEJATI CABANG JAMBANGAN KABUPATEN KARANGANYAR. 10 Layanan BPKB dan STNK, diakses melalui http://www.polri.go.id, pada tanggal 29 September 2018, Pukul 18.26 WIB.

5 B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH 1. PEMBATASAN MASALAH Dalam penelitian perlu adanya suatu pembatasan masalah atau ruang lingkup permasalahan pada obyek yang akan diteliti. Pembatasan ini memudahkan penelitian dalam pengumpulan data. Penelitian ini dibatasi pada pelaksanaan perjanjian dan upaya penyelesaian jika debitur wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian kredit modal kerja dengan jaminan Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) pada KSU Mitra Sejati Cabang Jambangan Kabupaten Karanganyar. 2. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan perjanjian kredit modal kerja dengan jaminan Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) pada KSU Mitra Sejati? 2. Bagaimana upaya penyelesaian jika debitur wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian kredit modal kerja dengan jaminan Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) pada KSU Mitra Sejati?

6 C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan perumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian kredit modal kerja dengan jaminan Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) pada KSU Mitra Sejati. 2. Untuk mengetahui upaya penyelesaian jika debitur wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian kredit modal kerja dengan jaminan Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) pada KSU Mitra Sejati. D. MANFAAT PENELITIAN Nilai yang terkandung dari suatu penelitian tidak terlepas dari manfaat penelitian ini. Adapun hasil yang dapat dimanfaatkan untuk: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis dalam penulisan skripsi ini berguna untuk mendapatkan ilmu pengetahuan peneliti sendiri atau orang lain dan memberikan sumbangan pemikiran guna memperkaya wawasan dalam hal perjanjian kredit modal kerja dengan jaminan Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB). 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran pemecahan masalah yang berkaitan dengan masalah kredit modal kerja.

7 E. KERANGKA PEMIKIRAN KSU Mitra Sejati (Kreditur) Anggota dan masyarakat yang bukan anggota KSU Mitra Sejati (Debitur) Perjanjian kredit modal kerja dengan jaminan Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) Pelaksanaan perjanjian kredit modal kerja dengan jaminan Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) Upaya penyelesaian jika debitur wanprestasi Kebutuhan akan dana melalui perkreditan dengan kemudahan untuk melunasi dengan cara angsuran menggiurkan masyarakat. Ada beberapa alasan orang mengajukan kredit. Salah satunya adalah kredit untuk modal kerja, dengan mengajukan kredit seorang yang mempunyai usaha dapat memperoleh modal. Dalam tujuan koperasi yaitu meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, maka sebagai sarana pembangunan perekonomian nasional, koperasi

8 melalui usaha koperasi menyediakan kredit modal kerja bagi anggota dan masyarakat yang bukan anggota koperasi. Pemberian kredit dapat diberikan kepada anggota dan masyarakat yang bukan anggota koperasi yang memiliki kemampuan untuk itu melalui perjanjian kredit. Kredit modal kerja adalah kredit yang diberikan untuk membiayai kebutuhan usaha-usaha, termasuk guna menutupi biaya produksi dalam rangka peningkatan produksi atau penjualan. 11 Perjanjian kredit adalah persetujuan dan/atau kesepakatan yang dibuat bersama antara kreditur dan debitur atas sejumlah kredit dengan kondisi yang telah diperjanjikan, hal mana pihak debitur wajib untuk mengembalikan kredit yang telah diterima dalam jangka waktu tertentu disertai bunga dan biaya-biaya yang disepakati. 12 Kredit yang diberikan kepada debitur didasarkan atas kepercayaan, maka pemberian kredit tersebut berdasar atas prinsip kehati - hatian. Berdasarkan prinsip kehati - hatian tersebut, sarana pengaman dalam pemberian kredit yaitu dengan adanya jaminan Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB). Kemuadian setelah pembuatan perjanjian kredit modal kerja dengan jaminan Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB), peninjauan pelaksanaan perjanjian kredit modal kerja dilakukan untuk mengetahui apakah dalam pelaksanaan perjanjian kredit modal kerja telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia maupun kesepakatan perjanjian kredit modal kerja antara kreditur dan debitur, serta upaya penyelesaian jika debitur wanprestasi. 11 Daeng Naja, Op. Cit., hal. 125. 12 Herlien Budiono, Op. Cit., hal. 142.

9 F. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu yang bertujuan memepelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisisinya. 13 Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan metode sebagai berikut : 1. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pendekatan doktrinal atau normatif 14 yaitu metode yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang merupakan data sekunder dan mengkaji secara yuridis. 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif 15 yaitu menggambarkan secara rinci dan menjelaskan secara sistematis tentang pelaksanaan isi perjanjian kredit modal kerja dan upaya penyelesaian jika debitur wanprestasi. 3. Sumber Penelitian a. Data Primer 13 Khudzaifah Dimyati dan Kelik Wardiono, 2014, Metode Penelitian Hukum, Surakarta: Muhammadiyah University Press, hal. 1. 14 Amiruddin dan Zainal Asikin, 2012, Pengantar Metode penelitian Hukum, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, hal. 118. Pada penelitian hukum jenis ini, hukum dikonsepkan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan (law in books) atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berperilaku manusia yang dianggap pantas 15 Ibid., hal. 25. Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan penyebaran suatu gejala, atau untuk menentukan ada atau tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat

10 Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber pertama. 16 Data yang diperoleh bersumber dari wawancara secara langsung kepada para informan. b. Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari pihak lain yang pernah mengumpulkan dan mengolah sebelumnya. 17 Sumber-sumber penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, digunakan penulis untuk mendapatkan data sekunder dengan menggunakan bahan hukum : 1) Bahan Hukum Primer Yaitu bahan-bahan hukum yang bersifat autoritatif artinya mempunyai otoritas 18, terdiri dari Peraturan Perundangundangan, sebagai berikut : 1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan. 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian. 4. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia. 5. Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 02/PER/M.KUKM/II /2017 16 Ibid., hal. 30. 17 Muslan Abdurrahman, 2009, Metode Penelitian Hukum, Malang: UMMPress, hal. 112. 18 Peter Mahmud Marzuki, 2007, Penelitian Hukum, Jakarta : Kencana, hal. 141

11 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 15/PER/M.KUKM /IX/2015 Tentang Usaha Simpan Pinjam oleh koperasi. 2) Bahan Hukum Sekunder Yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, berupa hasil karya ilmiah para sarjana seperti skripsi, tesis, buku-buku hukum, dan jurnal-jurnal hukum. 19 4. Metode Pengumpulan Data a. Studi Kepustakaan Yaitu meliputi studi atau penelitian kepustakaan yang bersumber dari bahan-bahan hukum yang terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. 20 b. Wawancara Metode penelitian ini dilaksanakan dengan cara mewawancarai pihak terkait diantaranya adalah kepala bagian pinjaman dan kepala cabang KSU Mitra Sejati Cabang Jambangan yang beralamat di Jambangan, Pereng, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar. 5. Metode Analisis Data 19 Amiruddin dan Zainal Asikin, Op. Cit., hal. 119. 20 Ibid, hal. 68.

12 Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis data dengan teknik deskriptif kualitatif yakni dengan mendeskripsikan atau menggambarkan hasil penelitian terlebih dahulu kemudian dicocokkan dengan teori yang ada kemudian dianalisis. 21 G. SISTEMATIKA SKRIPSI Agar dapat memudahkan peneliti dalam penulisan maka penulis membagi penulisan hukum menjadi empat bab yang setiap babnya terdapat beberapa bagian atau sub bab sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Pembatasan dan Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Kerangka Pemikiran F. Metode Penelitian G. Sistematika Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Mengenai Kredit dan Perjanjian Kredit 1. Pengertian Kredit dan Perjanjian Kredit 2. Unsur-Unsur Kredit 3. Fungsi Kredit 21 Jogiyanto, 2008, Metode Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hal. 89.

13 4. Jenis-Jenis Kredit 5. Prosedur Pemberian Kredit B. Tinjauan Umum Mengenai Jaminan dan Pembebanan Kredit 1. Pengertian Jaminan Kredit 2. Macam-Macam Jaminan 3. Jaminan dalam Perspektif Islam C. Tinjauan Umum Mengenai Fidusia (Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia) 1. Pengertian Fidusia dan Jaminan Fidusia 2. Pembebanan Fidusia 3. Pendaftaran Fidusia 4. Eksekusi Jaminan Fidusia BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uraian Pelaksanaan Perjanjian Kredit Modal Kerja Dengan Jaminan Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) B. Upaya Penyelesaian Jika Debitur Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Perjanjian Kredit Modal Kerja Dengan Jaminan Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) Pada KSU Mitra Sejati BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN