JurnalAgroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.6.No.1, Januari 2018 (25):

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara (USU), Medan pada ketinggian tempat sekitar 25 m dpl. Analisis

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.3, Juli 2017 (81):

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (22):

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Rumah Kasa, Laboratorium Kesuburan dan

Pemberian Bahan Organik Kompos Jerami Padi dan Abu Sekam Padi dalam Memperbaiki Sifat Kimian Tanah Ultisol Serta Pertumbuhan Tanaman Jagung

SKRIPSI OLEH : SAMUEL T Z PURBA AGROEKOTEKNOLOGI ILMU TANAH

570. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No

Dynamics of N NH 4 and N NO 3 Effect of Urea and Lime CaCO 3 Application in Inceptisols Taken from Kwala Bekala and Relation To Growth of Maize

Jurnal Online Agroekoteaknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

SKRIPSI OLEH : DESI SIMANJUNTAK

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.2: , Maret 2015

Urea fertilizer and goat manure application for increasing N Total on Inceptisol Kuala Bekala and corn growth ( Zea mays L. )

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK UREA TERHADAP KETERSEDIAAN N TOTAL PADAPERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

Campuran Tulang Sapi Dengan Asam Organik Untuk Meningkatkan P- Tersedia dan Pertumbuhan Tanaman Jagung di Inceptisol

EKO ANDREAS SIHITE AGROEKOTEKNOLOGI

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Laboratorium Analitik Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Penelitian ini

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.2, April 2017 (33):

OLEH : REZEKI AYU CITRA UTAMA ILMU TANAH

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.3, Juni (605) :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

EFEK INTERAKSI PEMBERIAN SILIKAT DAN MIKORIZA PADA ANDISOL TERHADAP P-TERSEDIA DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

KETERSEDIAAN NITROGEN PADA TIGA JENIS TANAH AKIBAT PEMBERIAN TIGA BAHAN ORGANIK DAN SERAPANNYA PADA TANAMAN JAGUNG

SKRIPSI. Oleh : TSABITA BENAZIR MUNAWWARAH SYA BI AGROEKOTEKNOLOGI-ILMU TANAH

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur.

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

Jurnal Agroekoteknologi. No Vol.4. No.3, Juni (611) :

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SERAPAN P DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) AKIBAT PEMBERIAN KOMBINASI BAHAN ORGANIK DAN SP 36 PADA TANAH ULTISOL LABUHAN BATU SELATAN

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP KADAR N, P, DAN K TANAH, SERAPAN N, P, DAN K SERTA PERTUMBUHAN PADI DENGAN SISTEM SRI

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

TINJAUAN PUSTAKA. antara lain kemantapan agregat yang rendah sehingga tanah mudah padat,

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Terhadap Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair dan Aplikasi Pupuk NPK

BAHAN DAN METODE. sifat-sifat tanah dilaksanakan di Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

KETERSEDIAAN NITROGEN AKIBAT PEMBERIAN KOMBINASI BERBAGAI BAHAN ORGANIK TERHADAP TIGA JENIS TANAH DAN EFEKNYA PADA PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

DAFTAR PUSTAKA Lampiran 1. Bagan penelitian

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kab. Serdang Bedagai dan analisis tanah di Laboratorium analitik PT. Nusa

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

PEMBERIAN KAPUR CaCO 3 DAN PUPUK KCl DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN SERTA SERAPAN K DAN Ca TANAMAN KEDELAI SKRIPSI OLEH:

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2016 ISBN:

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

PENGARUH BAHAN ORGANIK DAN PUPUK FOSFOR TERHADAP KETERSEDIAAN DAN SERAPAN FOSFOR PADA ANDISOLS DENGAN INDIKATOR TANAMAN JAGUNG MANIS

PEMBERIAN FERMENTASI URIN MANUSIA SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG DI TANAH INSEPTISOL KWALA BEKALA SKRIPSI

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

SKRIPSI OLEH : ABDUL RASYID B DAMANIK AGROEKOTEKNOLOGI ILMU TANAH

PEMBERIAN PUPUK P DAN Zn UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P DAN Zn DI TANAH SAWAH SKRIPSI OLEH : KIKI DAMAYANTI

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.2, No.2 : , Maret 2014

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soil Survey Staff (2014), tanah Inceptisol dicirikan sebagai

Pemanfaatan Limbah Lumpur Padat (Sludge) Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Sebagai Alternatif Penyediaan Unsur Hara Di Tanah Ultisol

KATA PENGANTAR. Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan *Corresponding author : ABSTRACT

EFISIENSI PEMUPUKAN P TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) PADA TANAH ANDISOL DAN ULTISOL SKRIPSI OLEH

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEK KOMBINASI DOSIS PUPUK N P K DAN CARA PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS. Jumini, Nurhayati, dan Murzani

TINJAUAN PUSTAKA. Inceptisols tersebar luas di indonesia yaitu sekitar 40,8 juta ha. Menurut

PENDAHULUAN. hingga mencapai luasan 110 ribu Ha. Pengurangan itu terlihat dari perbandingan

Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam, Pupuk Hijau, dan Kapur CaCO3 Pada Tanah Ultisol Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung

TINJAUAN PUSTAKA. Reaksi tanah menyatakan tingkat kemasaman suatu tanah. Reaksi tanah dapat

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

SIFAT KIMIA ULTISOLS BANTEN AKIBAT PENGOLAHAN TANAH DAN PEMBERIAN PUPUK KOMPOS. Oleh: 1) Dewi Firnia

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.2, April 2017 (35):

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Waktu dan tempat penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Metode Penelitian

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

TINJAUAN PUSTAKA. kalium dari kerak bumi diperkirakan lebih dari 3,11% K 2 O, sedangkan air laut

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN METODE PENELITIAN

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH TERHADAP BAHAN ORGANIK Tithonia diversifolia DAN PUPUK SP-36 ABSTRACT

PENGARUH PEMBERIAN AIR LAUT DAN BEBERAPA BAHAN ORGANIK TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH ULTISOL DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mayz. L) SKRIPSI.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

Measurement Test of Exchangable Al Methods with KCl and LaCl 3 Extractant in Determining Lime Requirements in Ultisol

III. BAHAN DAN METODE

TINJAUAN PUSTAKA. Sekilas Tentang Tanah Andisol. lapisan organik dengan sifat-sifat tanah andik, mana saja yang lebih

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Transkripsi:

Efek Pupuk Kandang Ayam dan Kapur CaCO3 terhadap Beberapa Sifat Kimia Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala The Effect of Chicken Manure and Lime (CaCO 3 ) towards a Number of Soil Chemical Properties and the Growth of Corn (Zea mays L.) at Kwala Bekala Inceptisol Eko Tampubolon, M. Madjid Damanik*, Purba Marpaung Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan 20155 *Corresponding author : mmbdamanik@gmail.com ABSTRACT A pot trial at the screen house of College of Agriculture, University of North Sumatera was carried out to evaluate the effects of varied levels of chicken manure and lime of CaCO 3 towards a number of soil chemical properties and corn growth on Inceptisol of Kwala Bekala. The trial was 3 x 3 factorial arranged in a randomized complete block design. Treatments included three levels of chicken manure: 0, 5 and 10 t/ha and three levels of lime and three replications to meet 27 experimental units, respectively. The results showed that 10 t/ha of chicken manure significantly increased the availability of phosphorus in soil and also the absorption of phosphorus by plants. The results also showed that at 4.47 t/ha lime of CaCO 3 significantly increased the soil ph. However, there was no interaction effect between chicken manure and lime of CaCO 3. Keywords: chicken manure, corn growth, Inceptisol, lime of CaCO 3 ABSTRAK Percobaan pot di rumah kasa Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara dilaksanakan guna mengevaluasi pengaruh pupuk kandang ayam dan kapur CaCO 3 dengan level yang bervariasi terhadap ketersediaan hara fosfor tanah dan pertumbuhan tanaman jagung pada tanah Inceptisol Kwala Bekala. Percobaan dengan Rancangan Acak Kelompok 3 x 3 faktorial. Perlakuan terdiri dari tiga taraf pupuk kandang ayam: 0, 5 and 10 ton/ha and tiga taraf kapur CaCO 3 : 0, 2.24 and 4.47 ton/ha. Perlakuan diulang tiga kali. Hasil menunjukkan bahwa 10 t/ha pupuk kandang ayam secara signifikan meningkatkan ketersediaan fosfor dalam tanah dan serapan fosfor tanaman. Hasil juga menunjukkan bahwa 4.47 ton/ha kapur CaCO 3 secara signifikan meningkatkan ph tanah. Namun, efek interaksi antara pupuk kandang ayam dan kapur CaCO 3 tidak nyata. Kata kunci: Inceptisol, kapur CaCO 3, pertumbuhan jagung, pupuk kandang ayam 158

PENDAHULUAN Tanah Inceptisol merupakan ordo tanah yang penyebarannya paling luas di Indonesia, yakni mencapai 70,52 juta ha (Puslittanak, 2000). Tanah tersebut menyebar merata di seluruh nusantara (Munir, 1996). Tanah Inceptisols berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi pusat produksi tanaman pangan khususnya padi, jagung, dan kedelai jika tindakan agronominya dilaksanakan dengan baik. Meskipun memiliki potensi yang besar, tanah Inceptisol tidak terlepas dari sejumlah permasalahan alami, di antaranya : kandungan bahan organik tanah yang cepat menurun, rendahnya hara N dan unsur N yang mudah tercuci sehingga serapan N rendah, ph tanah yang masam sampai agak masam (ph 4,5 5,8), P tersedia tanah rendah akibat kelarutan Al, Fe, dan Mn sangat tinggi yang membentuk ikatan dengan ion-ion fosfat, kandungan ion K relatif rendah. Hal-hal tersebut menyebabkan unsur-unsur hara penting menjadi kurang tersedia sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman (Sanchez, 1992). Unsur fosfat (P) merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh pertumbuhan tanaman dalam jumlah yang cukup besar. Menurut Hanafiah (2005), ketersediaan fosfat (P) dalam tanah dipengaruhi oleh; bahan induk tanah, reaksi tanah (ph), C-organik tanah, dan tekstur tanah. Tanaman mengambil fosfat (P) dari larutan tanah dalam bentuk ion orthofosfat primer (H 2 PO 4 - ), dan ion orthosfosfat sekunder (HPO 4 2- ). Ketersediaannya di dalam tanah yang terbatas mengakibatkan perlu dilakukan upaya penambahan pupuk kimia fosfat (P) guna meningkatkan ketersediaan (P) di dalam tanah. Penggunaan pupuk kandang hewan dapat dijadikan sebagai sumber pupuk alternatif dalam menyediakan unsur hara makro esensial bagi tanaman. Di antara pupuk kandang, penulis memilih untuk menggunakan pupuk kadang ayam. Damanik et al. (2011) menyatakan bahwa tiap ton kotoran ayam mengandung 65,8 kg N; 13,7 kg P dan 12,8 kg K. Salah satu upaya dalam menetralisir kemasaman tanah adalah dengan pemberian kapur. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kapur CaCO 3, karena struktur kristalnya lebih halus dibanding dolomit sehingga kalsit menjadi lebih cepat terurai. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengaplikasikan pupuk kandang ayam dan kapur CaCO 3 terhadap beberapa sifat kimia tanah dan kaitannya terhadap pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.) pada tanah Inceptisol Kwala Bekala. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di rumah kasa, Laboratorium Riset dan Teknologi, dan Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, pada ketinggian 25 m di atas permukaan laut. Penelitian berlangsung sejak bulan Juli sampai dengan Desember 2016. 159

Adapun bahan yang digunakan adalah contoh tanah Inceptisol Kwala Bekala yang diambil secara komposit pada kedalaman 0 20 cm, pupuk kandang ayam sebagai bahan perlakuan dan kapur CaCO 3 sebagai bahan perlakuan, benih tanaman jagung varietas Pioneer P-23 sebagai tanaman indikator, air untuk kebutuhan tanaman dan bahan kimia untuk keperluan analisis tanah dan tanaman di Laboratorium. Alat yang digunakan adalah cangkul dan goni untuk mengambil tanah penelitian, polibeg kapasitas 5 kg sebagai wadah media tanam, neraca untuk menimbang tanah, plastik untuk wadah pupuk organik, meteran untuk mengukur tinggi tanaman, gembor/ember digunakan untuk menyiram tanaman perlakuan, dan alat yang digunakan di laboratorium untuk analisis tanah dan tanaman. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan dua faktor. Faktor perlakuan I adalah pupuk kandang ayam (A) dengan 3 taraf dosis: 0, 5 and 10 ton/ha dan faktor perlakuan II adalah kalsit (K) dengan 3 taraf dosis: 0, 2.24 and 4.47 ton/ha, dengan 3 ulangan sehingga diperoleh unit percobaan 3 x 3 x 3 = 27 unit percobaan. Data data yang diperoleh akan diuji statistik berdasarkan analisis sidik ragam pada taraf 5%, selanjutnya dilakukan uji jarak Duncan (Duncan Multiple Range Test). Berikut adalah tahapan pelaksanaan penelitian: persiapan pupuk kandang ayam yang diperoleh dari para peternak ayam yang kemudian diayak dengan ayakan 10 mesh dan persiapan kapur CaCO 3 yang diperoleh dari Laboratorium Kimia Kesuburan FP USU, Medan. Kemudian persiapan contoh tanah, bahan tanah Inceptisol diambil dari kebun percobaaan USU Kwala Bekala. Pengambilan secara zigzag.tanah dikering anginkan lalu di ayak dan dimasukkan kedalam pot setara dengan 5 kg tanah kering oven. Lalu, plikasi perlakuan, pupuk kandang ayam dan kapur CaCO 3 diaplikasikan pada tanah sesuai dosis, kemudian dicampur dan diinkubasi selama 14 hari. Setelah itu, analisis awal tanah dan pupuk kandang ayam, analisis tanah meliputi ph, C-organik, N-total, P- tersedia. Sedangkan analisis pupuk kandang ayam meliputi ph, %C, N- total, P 2 O 5. Kemudian penanaman, benih jagung 2 biji/pot setelah inkubasi (14 hari).bersamaan dengan itu, dilakukan aplikasi pupuk dasar Urea, KCl dan SP36. Lalu pemeliharaan, penjarangan dilakukan 1 minggu setelah tanam. Penyiraman dilakukan setiap hari sesuai kondisi lapangan. Penyiangan gulma dilakukan dengan cara manual. Pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan pestisida jika terlihat gejala serangan. Setelah itu, panen yang dilakukan pada saat tanaman sudah mencapai akhir masa vegetatif, kemudian dipisahkan bagian akar dan tajuk tanaman dan di ovenkan selama 48 jam pada temperatur 70 o C, selanjutnya dihaluskan dengan grinder. Analisis Tanah yang dilakukan setelah masa inkubasi pupuk kandang ayam dan kapur CaCO 3 (14 hari), meliputi: ph H 2 O tanah metode elektrometri; C-organik (%) metode 160

walkley and black; N-total (%) metode kjedal; P-tersedia (ppm) metode Bray-II Analisis tanaman dilakukan pada akhir masa vegetatif tanaman jagung, meliputi: tinggi tanaman (cm); bobot kering tajuk (g); bobot kering akar (g); serapan N dan P tanaman (mg/tanaman)metode dekstruksi basah HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil analisis tanah diketahui bahwa pemberian kapur CaCO 3 mampu meningkatkan ph H 2 O pada tanah Inceptisol secara nyata namun tidak nyata meningkatkan C- organik, N-total, dan P-tersedia tanah. Dari hasil analisis tanah diketahui bahwa pemberian pupuk kandang ayam mampu meningkatkan P-tersedia tanah secara nyata, namun tidak nyata meningkatkan ph tanah, C-organik, dan N-total tanah. Dari hasil analisis diketahui bahwa interaksi aplikasi kapur CaCO 3 dan pupuk kandang ayam tidak menunjukkan respon yang nyata. Hasil analisis tanah akhir inkubasi kapur CaCO 3 dan pupuk kandang ayam masing-masing dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Pengaplikasian kapur CaCO 3 pada akhir masa inkubasi tanah menurunkan tingkat kemasaman tanah. Peningkatan ph tertinggi yakni dari 5,28 menjadi 6,93 diperoleh dari pengaplikasian kapur CaCO 3 dosis 4,47 ton/ha. Hal ini terjadi karena kemampuan kapur CaCO 3 dalam menetralisir kemasaman tanah melalui mekasnisme subsitusi H + oleh Ca 2+. Keadaan ini memberikan jalan bagi tersedianya P secara bebas melalui mineralisasi oleh biota tanah di larutan tanah. Hal ini didukung oleh Sime (2001) yang menyatakan bahwa alasan mendasar dilakukan pengapuran adalah untuk meningkatkan ph tanah. Sebagai hasil dari perubahan ph, banyak perubahan dalam kimia dan biologi tanah muncul. Pengapuran sampai ph optimum meningkatkan ketersediaan beberapa unsur hara penting seperti fosfor, nitrogen, kalium, kalsium, dan magnesium. Setelah pengaplikasian kapur, tanah tidak lagi membutuhkan lebih banyak input pupuk kimiawi dan diperoleh hasil yang memuaskan. Pada penelitian ini diketahui bahwa aplikasi tunggal kapur CaCO 3 tidak nyata meningkatkan C-organik tanah. Aplikasi tunggal pupuk kandang ayam tidak nyata meningkatkan C- organik tanah dan interaksi kedua perlakuan tidak nyata meningkatkan C- organik tanah. Hal ini dikarenakan karbon organik yang berasal dari bahan organik yang diaplikasikan ke dalam tanah telah mengalami degradasi lanjutan dan segera berubah menjadi CO 2 dan segera menguap dari pori-pori tanah. Hal ini menyebabkan kandungan karbon di dalam tanah segera menurun. Indranada (1989) menyatakan bahwa nisbah C/N merupakan indikator yang menunjukkan tingkat dekomposisi dari bahan organik tanah. Bahan organik yang baik harus mempunyai nisbah C/N serendah mungkin (di bawah 50). Apabila nisbah C/N dari bahan yang tersedia terlalu tinggi, nisbah C/Nnya dapat diperkecil dengan penambahan bahan yang kaya dengan nitrogen, seperti misalnya pupuk nitrogen. Hausenbuiller (1982) menyatakan 161

bahwa kandungan C yang beragam berhubungan dengan kecepatan dekomposisi, mencerminkan jenis senyawa organnik yang utama yang terkandung dalam jaringan tumbuhan. Sebagai contoh gula dan pati merupakan senyawa yang cepat terdekomposisi yang biasanya mengandung kurang dari 45% C. Perbandingan dekomposisi antara tanaman legum Alfalfa, batang jagung, dan jerami menunjukkan bahwa semakin besar rasio C/N semakin lambat pelepasan CO 2 dan, oleh karena itu, semakin lambat kecepatan dekomposisi. Pada penelitian ini diketahui bahwa aplikasi tunggal kapur CaCO 3 tidak nyata meningkatkan N-total tanah. Aplikasi tunggal pupuk kandang ayam tidak nyata meningkatkan N-total tanah dan interaksi kedua perlakuan tidak nyata meningkatkan N-total tanah. Hal ini diduga karena N yang memiliki sifat sangat mobil mengalami pencucian selama dua minggu inkubasi sehingga N-total tanah menurun secara drastis dari N-total 2,3% yang terkandung dalam pupuk yang kemudian diaplikasikan ke dalam tanah menjadi 0,05% jumlahnya di dalam tanah.winarso (2005) menyatakan bahwa semua bentuk N di dalam tanah akan dikonversikan atau dioksidasi menjadi NO 3-, yang selanjutnya menjadi subjek reaksi atau proses denitrifikasi, erosi, dan pencucian. Sehingga bentuk NO 3 - sangat tidak stabil. N di dalam tanah maupun di dalam tanaman bersifat sangat mobil, sehingga keberadaan N di dalam tanah cepat berubah atau bahkan hilang. Indranada (1989) menyatakan N-NO 3 - mudak keluar dari perakaran. Ia mudah tercuci, karena besar muatan listrik positif tanah biasanya sangat kecil. Nitrogen dalam bentuk NO 3 - juga dapat tereduksi secara mikrobiologis menjadi NO, N 2 O, atau N 2 (denitrifikasi) yang menguap. Nitrogen biasanya hilang melalui penguapan berbentuk NH 3. Senyawa gas ini dihasilkan dari NH 4 + dalam proses yang disebut volatilisasi. Rosmarkam dan Yuwono (2006) menyatakan kehilangan N karena mudah tercuci oleh air dan karena menguap dari tanah berarti kerugian karena mengurangi ketersediaan N di dalam tanah. Pemberian pupuk kandang ayam meningkatkan P-tersedia tanah Inceptisol pada akhir masa inkubasi tanah dari 5,53 ppm menjadi 6,49 ppm. Dosis kotoran ayam 10 ton/ha memberi hasil terbaik, yakni 6,49 ppm. Peningkatan dikarenakan kandungan P yang terdapat pada bahan organik pupuk kandang ayam yang sangat tinggi sebesar 6% sehingga dapat mensuplai P yang cukup dalam larutan tanah. Selain itu bahan organik pupuk kandang ayam mampu membentuk senyawa asamasam organik yang mampu mengikat Al dan Fe sehingga unsur P menjadi lebih tersedia. Hal ini didukung oleh Stevenson (1981) yang menyatakan bahwa bahan organik memiliki pengaruh langsung sebagai sumber N, P, dan S melalui mineralisasi oleh mikroorganisme tanah dan mampu mengkelat kation-kation polivalen oleh asam-asam organik. Pemberian pupuk kandang ayam meningkatkan serapan P tanaman. 162

Pemberian pupuk kandang ayam pada dosis 4,47 ton/ha meningkatkan serapan P dari 716,45 mg/tanaman menjadi 1016,92 mg/tanaman. Diasumsikan bahwa semakin besar dosis pupuk kandang ayam yang diberikan ke tanah sampai pada taraf tertentu semakin besar pula jumlah P yang diserap oleh tanaman pada ph optimal. Terbukti bahwa pada ph 6,93 dan dosis pupuk kandang ayam 10 ton/ha memberikan nilai P-tersedia tanah dan serapan P tanaman yang tinggi. Pemberian pupuk kandang ayam berbanding lurus dengan pertumbuhan tinggi tanaman. Semakin besar dosis pupuk kandang ayam yang diberikan semakin bertambah tinggi tanaman. Nilai tertinggi untuk tinggi tanaman, yakni 189,54 cm diperoleh dari pemberian dosis tertinggi pupuk kandang ayam 10 ton/ha. Hal ini dikarenakan dosis 10 ton/ha menyumbang P terbesar yang mana unsur P merupakan unsur makro esensial bagi tubuh tanaman. Hal ini didukung oleh Uko dkk (2013) yang menyatakan bahwa pupuk kandang ayam pada dosis 10 ton/ha dengan signifikan meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, dan bobot basah dan bobot kering Talinum fructicosum dibandingkan taraf perlakuan lainnya. Pemberian pupuk kandang ayam berbanding lurus dengan pertambahan bobot kering tajuk. Semakin besar dosis pupuk kandang ayam yang diberikan semakin bertambah bobot kering tajuk. Nilai tertinggi untuk bobot kering tajuk, yakni 64,89 gram diperoleh dari pemberian dosis tertinggi pupuk kandang ayam 10 ton/ha. Hal ini dikarenakan dosis 10 ton/ha menyumbang P terbesar yang mana unsur P merupakan unsur makro esensial bagi pertambahan bobot tanaman. Hal ini didukung oleh Uko dkk (2013) yang menyatakan bahwa pupuk kandang ayam pada dosis 10 ton/ha dengan signifikan meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, dan bobot basah dan bobot kering Talinum fructicosum dibandingkan taraf perlakuan lainnya. Tabel 1. Analisis tanah akhir inkubasi kapur CaCO 3 Perlakuan Dosis ph C-organik N-total P-tersedia --%-- --%-- --ppm-- K 0 0,00 ton/ha 5,28c 1,35 0,047 6,171 K 1 2,24 ton/ha 5,98b 1,26 0,050 5,904 K 2 4,47 ton/ha 6,93a 1,28 0,044 5,944 Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5% 163

Tabel 2. Analisis tanah akhir inkubasi pupuk kandang ayam Perlakuan Dosis ph C-organik N-total P-tersedia --%-- --%-- --ppm-- A 0 0 ton/ha 6.07 1.35 0.041 5,53c A 1 5 ton/ha 5.95 1.28 0.049 6,00b A 2 10 ton/ha 6.16 1.26 0.051 6,49a Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5% Dari hasil analisis tanaman diketahui bahwa pemberian kapur CaCO 3 berpengaruh tidak nyata meningkatkan serapan P tanaman, tinggi tanaman, dan bobot kering tajuk serta bobot kering akar tanaman jagung. Dari hasil analisis tanaman diketahui bahwa pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh nyata dalam meningkatkan serapan P tanaman, tinggi tanaman, dan meningkatkan bobot kering tajuk tanaman jagung, namun tidak berpengaruh nyata terhadap bobot kering akar tanaman jagung. Dari hasil analisis diketahui bahwa interaksi aplikasi kapur CaCO 3 dan pupuk kandang ayam tidak menunjukkan respon yang nyata terhadap pertumbuhan tanaman jagung. Hasil analisis tanaman akibat pemberian kapur CaCO 3 dan pupuk kandang ayam masing-masing dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4. Pada penelitian ini diketahui bahwa aplikasi tunggal pupuk kandang ayam tidak nyata meningkatkan bobot kering akar. Aplikasi tunggal kapur CaCO 3 tidak nyata meningkatkan bobot kering akar dan interaksi kedua perlakuan tidak nyata meningkatkan bobot kering akar. Hal ini diduga karena perlakuan terhadap pemanenan akar yang tidak optimal oleh peneliti mengingat bentuk akar yang halus yang perlu mendapatkan perlakuan yang hatihati agar baik akar utama maupun rambut serta bulu-bulu akar tidak terbuang begitu saja. Pemanenan yang tidak optimal menjadi hambatan dalam memperoleh hasil penelitian yang akurat mengenai bobot kering akar akibat aplikasi kapur CaCO 3 dan pupuk kandang ayam. Pada penelitian ini diketahui bahwa aplikasi tunggal pupuk kandang ayam tidak nyata meningkatkan serapan N tanaman. Aplikasi tunggal kapur CaCO 3 tidak nyata meningkatkan serapan N tanaman dan interaksi kedua perlakuan tidak nyata meningkatkan serapan N tanaman. Hal ini dikarenakan jumlah N-total di dalam tanah tidak cukup tersedia sehingga serapa N tanaman pun rendah. Hal ini sesuai dengan literatur Rosmarkam dan Yuwono (2002) yang menyatakan kehilangan N karena mudah tercuci oleh air dan karena menguap dari tanah berarti kerugian karena mengurangi ketersediaan N di dalam tanah. 164

Tabel 3. Analisis tanaman pada akhir masa vegetatif akibat pemberian kapur CaCO 3 Perlakuan Dosis Serapan P Tinggi tanaman Bobot kering tajuk Bobot kering akar --mg/tanaman-- --cm-- --g-- --g-- K 0 0,00 ton/ha 716,45b 171,90b 50,44b 54,44 K 1 2,24 ton/ha 907,97a 187,56a 59,39a 53,17 K 2 4,47 ton/ha 1016,92a 189,54a 64,89a 51,11 Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5% Tabel 4. Analisis tanaman pada akhir masa vegetatif akibat pemberian pupuk kandang ayam Tinggi Bobot kering Bobot kering Perlakuan Dosis Serapan P tanaman tajuk akar --mg/tanaman-- --cm-- --g-- --g-- A 0 0 ton/ha 716,45b 171,90b 50,44b 49,22 A 1 5 ton/ha 907,97a 187,56a 59,39a 53,22 A 2 10 ton/ha 1016,92a 189,54a 64,89a 56,28 Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5% SIMPULAN Aplikasi pupuk kandang ayam pada dosis 10 ton/ha meningkatkan fosfat tersedia tanah, serapan P tanaman serta tinggi dan bobot tanaman jagung akhir masa vegetatif di tanah Inceptisol Kwala Bekala. Aplikasi kapur CaCO 3 meningkatkan ketersediaan fosfor tersedia dan serapan N tanaman jagung (Zea mays L.) akhir masa vegetatif di tanah Inceptisol Kwala Bekala meskipun tidak nyata. Interaksi aplikasi pupuk kandang ayam dan kapur CaCO 3 tidak menunjukkan respon terhadap perubahan sifat kimia, hara tanah, dan pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.) pada tanah Inceptisol Kwala Bekala. DAFTAR PUSTAKA Damanik, M.M.B., Bachtiar E.H., Fauzi, Sarifuddin, Hamidah H. 2011. Kesuburan Tanah dan Pemupupuk kandang. USU Press, Medan. Hanafiah, K.A. 2005. Dasar-dasar ilmu tanah. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hausenbuiller, R.L. 1982. Soil Science. Brown Company Publishers. United States of America. Indranada, H.K. 1989. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Bina Aksara. Jakarta. Munir, M. 1996. Tanah tanah utama Indonesia Karakteristik, Klasifikasi, dan Pemanfaatan. Pustaka Jaya, Jakarta. Puslittanak. 2000. Atlas Sumberdaya Tanah Eksplorasi Indonesia skala 1 : 1.000.000 dalam Sifat- 165

sifat Kimia dan Mineralogi Tanah serta Kaitannya dengan Kebutuhan Pupuk untuk Padi (Oryza sativa), Jagung (Zea mays), dan Kedelai (Glycine max), ed. D. Nursyamsi dan Surpihati. Bul. Agron. (33) (3): 40 4.7 Rosmarkam dan Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Sanchez, P.A. 1992. Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika. Terjemahan dari buku Properties and Management of Soils in The Tropics. Penerbit ITB Bandung. Sime, D. 2001. Lime, The essential element in New Zealand agriculture. The Notherland Lime Millers Association. Stevenson, F.J. 1981. Humus Chemistry: Genesis, Composition, Reaction. A Wiley-Interscience Publication John Wiley & Sons. USA Uko, A. E., Idorenyin A. U., dan John O. S. 2013. Effects of Poultry Manure and Plant Spacing on the Growth and Yield of Waterleaf (Talinum fructicosum (L.) Juss). Journal of Agronomy 12 (3): 146-152. Winarso, S. 2005. Kesuburan tanah. Gava Media, Yogyakarta. 166