BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hipertensi Pengertian Klasifikasi Manifestasi klinis Faktor Risiko...

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH TERAPI MUSIK INSTRUMENTAL BALI TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI BANJAR KAJA SESETAN DENPASAR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

4.10 Instrumen Penelitian Prosedur Penelitian Manajemen Data Analiasis Data BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.

SKRIPSI. Oleh : AGENG FIRMAN ALAMSYAH NIM: Di Poskesdes, Desa Paringan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo

ABSTRAK. EFEK TERAPI AJUVAN EKSTRAK DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP PENDERITA HIPERTENSI

PENGARUH AIR REBUSAN DAUN SALAM TEHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DUKUH JANGKUNG REJO NOGOSARI BOYOLALI.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai silent killer, karena hampir tidak ditemukan gejala sama. mendadak meninggal dunia (Rofi ie I, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

ABSTRAK PENGARUH SEDUHAN DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus) TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. EFEK PISANG RAJA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).

ABSTRAK. PENGARUH AIR KELAPA MUDA (Cocos nucifera Linn) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA

BAB 1 PENDAHULUAN. akhirnya mengubah gaya hidup manusia. Konsumsi makanan cepat saji, kurang

SKRIPSI PENGARUH SLOW-STROKE BACK MASSAGE

ABSTRAK. EFEK ALANG-ALANG (Imperata cylindrica (L.) P. Beauv) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN DAUN ALPUKAT TERHADAP TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI BANGUNTAPAN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hipertensi merupakan salah satu bagian dari penyakit kardiovaskuler

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global,

ABSTRAK. EFEK TEH JIAOGULAN (Gynostemma pentaphyllum) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH WANITA DEWASA TAHUN 2014

PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. PENGARUH LABU SIAM (Sechium edule Swartz) TERHADAP TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. EFEK LABU SIAM (Sechium edule Swartz) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN UKDW. disebut the silence disease. Penyakit ini juga dikenal sebagai heterogenous

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2011, pada tahun UHH adalah 66,4

BAB 1 PENDAHULUAN. tanpa gejala, sehingga disebut sebagai Silent Killer (pembunuh terselubung).

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus.

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai hal yang menyusahkan, bahkan membahayakan jiwa. Namun di era

BAB 1 PENDAHULUAN. Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penyakit menular

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease atau penderita tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata Kunci: Kesesuaian dan ketidaksesuaian, Resep, Obat Antihipertensi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

ABSTRAK. PENGARUH BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH NORMAL

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG MANFAAT BUAH MENGKUDU UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

ABSTRAK. EFEK DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter


BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

EVALUASI PENATALAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI TAHUN 2014

ABSTRAK. EFEK AIR REBUSAN TONGKOL DAN RAMBUT JAGUNG (Zea mays L) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PEREMPUAN DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. diastolik yang di atas normal. Joint National Committee (JNC) 7 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat menyebabkan meningkatnya Umur Harapan Hidup

olahraga secara teratur, diet pada pasien obesitas, menjaga pola makan, berhenti merokok dan mengurangi asupan garam (Tedjasukmana, 2012).

ABSTRAK. EFEK SEDUHAN TEH ROSELLA MERAH (Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL LAKI-LAKI DEWASA

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun sumber daya manusia berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif.

BAB I PENDAHULUAN. hal ini dijelaskan dalam undang - undang Nomor 17 tahun 2007 tentang rencana

INTISARI PENGARUH KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PADA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH BANJARMASIN

Transkripsi:

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii ABSTRACT...viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR...xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv DAFTAR SINGKATAN... xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.3.1 Tujuan Umum... 4 1.3.2 Tujuan Khusus... 4 1.4 Manfaat Penelitian... 5 1.4.1 Manfaat Teoritis... 5 1.4.2 Manfaat Praktis... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hipertensi... 6 2.1.1 Pengertian... 6 2.1.2 Klasifikasi... 6 2.1.3 Manifestasi klinis... 7 2.1.4 Faktor Risiko... 8 i

2.1.5 Pengukuran Tekanan Darah... 11 2.1.6 Patofisiologi... 12 2.1.7 Penatalaksanaan... 13 2.2 Daun Salam... 15 2.2.1 Jenis... 15 2.2.2 Taksonomi... 16 2.2.3 Kandungan Kimia Daun Salam... 16 2.3 Pengaruh Kandungan Daun Salam terhadap Tekanan Darah... 17 BAB III KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep... 19 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel... 20 3.2.1 Variabel Penelitian... 20 3.2.2 Definisi Operasional Variabel... 20 3.3 Hipotesis... 21 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian... 22 4.2 Kerangka Kerja... 23 4.3 Tempat dan Waktu Penelitian... 24 4.3.1 Tempat Penelitian... 24 4.3.2 Waktu Penelitian... 24 4.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling Penelitian... 24 4.4.1 Populasi Penelitian... 24 4.4.2 Sampel Penelitian... 24 4.4.2.1 Jumlah Sampel... 24 4.4.2.2 Kriteria Sampel... 25 4.4.4 Teknik Sampling... 25 4.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data... 26 4.5.1 Jenis Data yang Dikumpulkan... 26 4.5.2 Cara Pengumpulan Data... 27 5.5.3 Instrumen Pengumpulan Data... 28 ii

4.5.4 Etika Penelitian... 29 4.6 Pengolahan dan Analisa Data... 30 4.6.1 Pengolahan Data... 30 4.6.2 Analisa Data... 31 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian... 34 5.1.1 Kondisi Lokasi Penelitian... 34 5.1.2 Karakteristik Responden... 34 5.1.3 Analisis Bivariat... 36 5.1.4 Hasil Analisis Data Tekanan Darah... 39 5.2 Pembahasan Hasil Penelitian... 40 5.2.1 Karakteristik Responden Penelitian... 40 5.2.2 Perbedaan Tekanan Darah Pasien Hipertensi pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol... 42 5.2.5 Analisis Perbedaan Tekanan Darah Pasien Hipertensi antara Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol... 44 5.3 Keterbatasan Penelitian... 46 BAB VI PENUTUP 6.1 Simpulan... 47 6.2 Saran... 48 DAFTAR PUSTAKA Lampiran DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi... 7 iii

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian... 20 Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Data Tekanan Darah Kelompok Perlakuan... 32 Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Tekanan Darah Kelompok Kontrol... 32 Tabel 5.1 Karakteristik Responden... 35 Tabel 5.2 Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Kelompok Perlakuan... 35 Tabel 5.3 Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Kelompok Kontrol... 36 Tabel 5.4 Hasil Analisis Perbedaan Tekanan Darah Sistolik pada Kelompok Perlakuan... 37 Tabel 5.5 Hasil Analisis Perbedaan Tekanan Darah Diastolik pada Kelompok Perlakuan... 37 Tabel 5.6 Hasil Analisis Perbedaan Tekanan Darah Sistolik pada Kelompok Kontrol... 38 Tabel 5.7 Hasil Analisis Perbedaan Tekanan Darah Diastolik pada Kelompok Perlakuan... 39 Tabel 5.8 Hasil Analisis Perbedaan Tekanan Darah Pasien Hipertensi Antara Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol... 39 DAFTAR GAMBAR Halaman iv

Gambar 2.1 Daun Salam... 16 Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian... 19 Gambar 4.1 Desain Penelitian... 22 Gambar 4.2 Kerangka Kerja... 23 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Jadwal Penelitian Lampiran 2 : Penjelasan Penelitian Lampiran 3 : Surat Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 4 : Prosedur Pengukuran Tekanan Darah Lampiran 5 : Panduan Pembuatan Rebusan Daun Salam Lampiran 6 : Rencana Anggaran Biaya Penelitian Lampiran 7 : Lembar Data Karakteristik Responden Lampiran 8 : Tabel Karakteristik Responden Lampiran 9 : Master Tabel Penelitian Lampiran 10 : Hasil Uji Frekuensi Karakteristik Responden Penelitian Lampiran 11 : Hasil Uji Normalitas Data Penelitian Lampiran 12 : Hasil Analisis Data Penelitian Lampiran 13 : Surat Permohonan Izin Melakukan Studi Pendahuluan v

Lampiran 14 : Surat Rekomendasi Melakukan Penelitian oleh Badan Penanaman Modal dan Perizinan Lampiran 15 : Surat Rekomendasi Ijin Penelitian oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Lampiran 16 : Surat Keterangan Kelaikan Etik Lampiran 17 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 18 : Dokumentasi Kegiatan Penelitian Lampiran 19 : Lembar Konsultasi ACE ACEI AHA ARB ASH BB BTT CCB CI CKD Depkes mmhg P Pukesmas Riskesdas SD SVR DAFTAR SINGKATAN : Angiotensin Converting Enzyme : Angiotensin Converting Enzyme Inhibitors : American Heart Association : Angiotensin Receptor Blockers : American Society of Hypertension : Beta Blockers : Biological Based Therapy : Calcium Channel Blockers : Confidence Interval (tingkat kepercayaan) : Chronic Kidney Disease : Departemen Kesehatan : Milimeter Hydrargyrum (satuan tekanan darah) : Nilai signifikansi : Pusat Kesehatan Masyarakat : Riset Kesehatan Dasar : Standar Deviasi : Systemic Vascular Resistance vi

WHO : World Health Organization ABSTRAK Hipertensi merupakan gangguan kardiovaskuler yang paling umum dan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sering terjadi. Hipertensi disebut silent killer karena gejala dapat bervariasi pada masing-masing individu dan sering tidak menampakkan gejala. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh air rebusan daun salam terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Timur. Jenis penelitian yang digunakan yaitu quasi eksperimental design, yaitu pretest-posttest with control group. Jumlah sampel yang digunakan yaitu 30 orang, 15 orang kelompok perlakuan dan 15 orang kelompok kontrol dengan teknik purposive sampling. Responden dalam kelompok perlakuan mendapatkan terapi air rebusan daun salam sebanyak 250 ml yang dikonsumsi selama tujuh hari pada pagi hari. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata selisih sistolik perlakuan yaitu 8,60 mmhg sedangkan sistolik pada kelompok kontrol -1,00 mmhg. Rata-rata selisih diastolik kelompok perlakuan 5,53 mmhg sedangkan rata-rata diastolik pada kelompok kontrol -1,00 mmhg. Hal tersebut menunjukkan bahwa sistolik dan diastolik pada kelompok perlakuan terjadi penurunan setelah diberikan terapi air rebusan daun salam. Hasil analisis menunjukkan ada pengaruh yang bermakna pada tekanan darah pasien hipertensi yang diberikan air rebusan daun salam dengan p value 0,05. Berdasarkan penelitian diatas, terapi air rebusan daun salam dapat direkomendasikan sebagai terapi alternatif komplementer untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. vii

Kata kunci : Air Rebusan Daun Salam, Tekanan Darah, Pasien Hipertensi. Referensi (46: 2002-2015) ABSTRACT Hypertension is the most common cardiovascular disorders and is a public health problem that often occurs. Hypertension is called the silent killer because symptoms is different on each individual and often do not manifest symptoms. This study was conducted to determine the effect of water decoction of bay leaf on blood pressure in patients with hypertension at Puskesmas II Denpasar Timur. This study is a quasi experimental design with pre-test and post-test with control group. 30 respondents were selected by purposive sampling and were randomly divided into 15 respondents as experimental group and 15 respondents as control group. Respondents in the experimental group received water decoction of bay leaf as much as 250 ml consumed for seven days in the morning. The results showed the mean difference of systolic blood pressure in experimental group was 8,60 mmhg, while -1,00 was showed in control group. The mean difference of diastolic pressure in experimental group was 5,53mmHg while -1,00 was showed in control group. Those findings showed that there was a reduction on systolic and diastolic blood pressure in the experimental group. Results of analysis showed there was a meaningful influence on blood pressure in patients with hypertension when given water decoction of bay leaf with a p value of 0,05. According to the result of this study, therapy water decoction of bay leaf can be recommended as complementary alternative therapy to reduce blood pressure in patients with hypertension. Keywords: Water Decoction of Bay Leaf, Blood Pressure, Patients with Hypertension Reference (46: 2002-2015) viii

ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan gangguan kardiovaskuler yang paling umum dan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sering terjadi. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014). Hipertensi merupakan faktor pemicu terjadinya penyakit ginjal akut dan penyakit ginjal kronis (Chronic Kidney Disease/CKD) karena dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah dalam ginjal sehingga mengurangi kemampuan ginjal untuk memfiltrasi darah dengan baik (Guyton, 2008). Hipertensi disebut silent killer karena gejala dapat bervariasi pada masing-masing individu dan sering tidak menampakkan gejala (Brunner & Sudarth, 2002). Menurut American Heart Association (AHA), penduduk Amerika yang berusia di atas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa, namun hampir sekitar 90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan, sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum obat hipertensi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2013, prevalensi hipertensi tertinggi yaitu usia 65-74 tahun sebesar 57,6% dan usia 75 tahun ke atas sebesar 63,8%. Menurut Departemen Kesehatan (Depkes) Provinsi Bali (2014), hipertensi menduduki urutan kedua dalam sepuluh besar penyakit rawat jalan di RSUD se-bali tahun 2013. Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Denpasar diketahui bahwa hipertensi menduduki urutan ketiga dalam sepuluh penyakit utama pasien baru rawat jalan pada Puskesmas di Kota Denpasar Tahun 2013. Data dari Dinas x

Kesehatan Kota Denpasar tahun 2014, Puskesmas II Denpasar Timur memiliki kejadian hipertensi tertinggi nomor satu di tingkat kecamatan. Sedangkan data yang didapat dari Puskesmas II Denpasar Timur menunjukkan bahwa kejadian hipertensi pada tahun 2013 berjumlah 4,3% kasus dengan jumlah kunjungan sebanyak 34.825 orang dan pada tahun 2014 berjumlah 4,5% kasus dengan jumlah kunjungan 34.025 orang. Tingginya tekanan darah yang lama akan merusak pembuluh darah di seluruh tubuh seperti pada mata, jantung, ginjal dan otak. Konsekuensi yang terjadi bila hipertensi yang tidak terkontrol yaitu gangguan penglihatan, oklusi koroner, gagal ginjal dan stroke. Selain itu jantung membesar karena dipaksa meningkatkan beban kerja saat memompa melawan tingginya tekanan darah (Potter & Perry, 2005). Beberapa penelitian dilaporkan bahwa penyakit hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan peluang tujuh kali lebih besar terkena stroke, enam kali lebih besar terkena congestive heart failure, dan tiga kali lebih besar terkena serangan jantung (World Health Organization dalam Rahajeng & Tuminah, 2009). Penyakit ini memerlukan biaya pengobatan yang tinggi dikarenakan kunjungan ke dokter, perawatan di rumah sakit dan penggunaan obat jangka panjang (Departemen Kesehatan dalam Saifudin, 2014). Penatalaksanaan untuk hipertensi dapat dilakukan dengan farmakologi dan non farmakologi. Tujuan dari pemberian terapi ini yaitu untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas faktor risiko penyakit kardiovaskuler (Smantummkul, 2014). Penatalaksanaan farmakologi yaitu dengan memberikan obat-obatan. Terapi farmakologi yang dianjurkan dalam The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) adalah Angiotensin Converting Enzyme Inhibitors (ACEI), Angiotensin Receptor Blockers (ARB), Beta-Blockers (BB), Calcium Channel Blockers (CCB), dan diuretik tipe thiazide. Penatalaksanaan hipertensi secara non farmakologis meliputi penurunan berat badan, olahraga secara teratur, diet rendah garam dan lemak, serta terapi komplementer (Complementary and Alternative Medicine) (Kosasih dan Hassan dalam Smantummkul, 2014). xi

Terapi herbal merupakan salah satu bagian dari terapi komplementer. WHO merekomendasikan penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif, dan kanker. Penggunaan obat tradisional secara umum dinilai lebih aman daripada penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit dari pada obat modern. Obat tradisional yang secara empiris berkhasiat dalam terapi hipertensi salah satunya adalah daun salam (Sari, 2006). Daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) merupakan salah satu tanaman yang mudah didapat, dikenal oleh masyarakat Indonesia, dan aman dikonsumsi karena sering digunakan sebagai pelengkap masakan. Daun salam tumbuh menyebar di Asia Tenggara dan sering ditemukan di pekarangan rumah. Selain sebagai bumbu dapur, daun salam memiliki banyak manfaat untuk kesehatan antara lain: untuk mengobati hipertensi, diabetes melitus, gastritis, pruritus, diare, dan mabuk akibat alkohol (Agoes dalam Yulianti, Rahayu & Mega, 2014). Penelitian yang dilakukan oleh Yulianti (2014) menunjukkan bahwa rebusan daun salam berpengaruh terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi. Penelitian serupa yang dilakukan oleh Vania Aprilia (2012) juga menunjukkan bahwa air rebusan daun salam dapat menurunkan tekanan darah pada laki-laki dewasa. Peneliti menggunakan cara perebusan karena lebih sederhana dan tidak memerlukan biaya yang cukup tinggi dibandingkan cara lain (Smantummkul, 2014). Daun salam memiliki tiga komponen yaitu minyak atsiri sebagai pengharum atau penyedap yang dapat menenangkan pikiran, tanin dalam daun salam mampu mengendurkan otot arteri sehingga menurunkan tekanan darah bagi penderita hipertensi, dan flavonoid sebagai inhibitor ACE dengan menghambat aktivitas ACE maka pembentukan angiotensin II dapat dibatasi sehingga dapat mencegah hipertensi (Agoes dalam Yulianti, dkk, 2014). Berdasarkan khasiat atau kegunaan daun salam peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian air rebusan daun salam terhadap xii

penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Timur. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian yaitu Apakah air rebusan daun salam dapat mempengaruhi tekanan darah pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Timur? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh air rebusan daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) terhadap tekanan darah pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Timur. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi karakteristik responden (usia, pekerjaan, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan riwayat keluarga). b. Mengidentifikasi tekanan darah pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Timur pada kelompok yang diberikan air rebusan daun salam (Syzygium polyanthum (Wight ) Walp.). c. Mengidentifikasi tekanan darah pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Timur pada kelompok yang tidak diberikan air rebusan daun salam (Syzygium polyanthum (Wight ) Walp.). d. Menganalisis perbedaan tekanan darah pasien hipertensi pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Timur. e. Menganalisis perbedaan tekanan darah pasien hipertensi antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. xiii

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis a. Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat dijadikan sebagai wahana untuk menambah pengetahuan dan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh. b. Sebagai informasi ilmiah dalam bidang ilmu keperawatan mengenai penggunaan terapi komplementer yaitu pemberian air rebusan daun salam untuk menurunkan tekanan darah. 1.4.2 Manfaat Praktis a. Bahan masukan bagi perawat dan tenaga kesehatan dalam penggunaan terapi air rebusan daun salam (Syzygium polyanthum (Wight ) Walp.) sebagai alternatif terapi non farmakologis untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. b. Masyarakat dapat mengetahui bahwa daun salam berefek terhadap penurunan tekanan darah dan dapat menjadi alternatif terapi dalam pengobatan hipertensi. xiv