PSIKOLOGI UMUM 1. Aliran Bevahiorisme: Neo-Behaviorisme



dokumen-dokumen yang mirip
II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Tingkah Laku Menyimpang. Tingkah laku menyimpang adalah tingkah laku tercela, yang dilakukan

Bab 2. Landasan Teori. kondisi langsung belajar dalam menjelaskan tingkah laku. Menurut teori ini, semua

penting dalam pengertian belajar, yaitu sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh : WAHYU VITA LESTARI A

SKRIPSI oleh : ARI EKA ASTUTI X

tempat. Teori Atribusi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock, 2003).

HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

Skripsi. disajikan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh. Muhamad Farid

NI KOMANG SRI YULIANTARI NPM.:

Contoh Perhitungan Korelasi Kanonikal dalam penelitian secara lengkap;

HUBUNGAN MOTIVASI ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA KELAS IV SD TANGGEL WINONG PATI TAHUN AJARAN 2006/2007

PENGARUH MODEL PENGAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SKRIPSI

Setiap individu memiliki tingkatan usia yang berbeda-beda, usia merupakan

1. DEFINISI : BELAJAR, ADALAH PROSES PERUBAHAN TINGKAH LAKU YANG ADA PADA DIRI INDIVIDU BAIK YANG BERKENAAN DENGAN ASPEK LOGIKA, ETIKA, ESTETIKA,

UNIT9 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN. Masrinawatie AS. Pendahuluan

KONSEP DASAR. Manusia : mahluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol/dipengaruhi oleh faktorfaktor

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian belajar secara komprehensif diberikan oleh Bell-Gredler (dalam

NORMA SUBJEKTIF PERILAKU BUANG AIR BESAR DI PESISIR PANTAI TUBAN JAWA TIMUR

MOTIVASI DAN EMOSI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAH LAKU

PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

PEMBELAJARAN KIMIA MELALUI METODE TAI dan GI DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN MATEMATIK SISWA

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh :

PENINGKATAN PEMAHAMAN BELAJAR KONSEP IPA MATERI MAKHLUK HIDUP DAN PROSES KEHIDUPAN MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL SKRIPSI

MEMAHAMI SPEKTRUM AUTISTIK SECARA HOLISTIK

TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA TAHUN

Unit 1 KONSEP DASAR ASESMEN PEMBELAJARAN. Endang Poerwanti. Pendahuluan. aldo

Transkripsi:

PSIKOLOGI UMUM 1 Aliran Bevahiorisme: Neo-Behaviorisme

Edward C. Tolman Clark L. Hull B.F. Skinner Alberd Bandura Julian Rotter

Neobehaviorisme 1930 1960: Tolman, Hull & Skinner Beberapa prinsip Neobehaviorisme: 1. Fokus pada proses belajar 2. Sebagian besar tingkah laku, sekompleks apapun, dapat dijelaskan melalui hukum conditioning. 3. Mengadopsi prinsip operasionalisme. Sociobehaviorisme 1960 1990: Bandura & Rotter Ditandai dengan adanya keterlibatan proses kognitif dan interaksi sosial selain observasi pada tingkah laku yang overt.

A. Edward C. Tolman (1886 1959) Purposive Behaviorism Setiap tindakan atau TL manusia mempunyai tujuan/goal. 5 faktor (IV) yang dapat memunculkan TL: 1. Stimulus lingkungan 2. Dorongan fisiologis 3. Genetis 4. Latihan sebelumnya 5. Usia

Intervening Variables: Faktor-faktor yang tidak dapat diobservasi di dalam organisme yang menentukan TL. Faktor ini lebih berkaitan dengan proses internal yang ada dalam diri individu, yang menghubungkan situasi stimulus dengan respon yang nyata. S-O-R Stimulus-Organisme-Respon

B. Clark Hull (1884 1952) Metodenya sangat mekanistis, reduksionis dan obyektif Dapat dikuantifikasi Metode penelitian 1. Observasi 2. Observasi yang terkontrol 3. Uji eksperimen 4. Hypotetico-deductive method penetapan hipotesa yang dapat diuji secara eksperimen, sehingga kesimpulan dapat dibuat.

Dasar dari motivasi yaitu kebutuhan dari tubuh drive Drive : stimulus yang timbul dari kebutuhan pemenuhan dari jaringan dalam tubuh yang mengaktifkan TL. Dua macam drive: 1. Primary drives (kebutuhan biologis) 2. Secondary/learned drives (situasi/lingkungan yang dapat menurunkan tensi dari primary drives) Law of primary reinforcement: Ketika terjadi hubungan stimulus-respon, yang diikuti dengan penurunan kebutuhan tubuh, maka kemungkinan terjadinya perilaku yang sama akan meningkat.

Reward atau reinforcement bukan untuk kepuasan, namun untuk menurunkan primary need/drive. Bila itensitas stimulus menurun karena adanya drive sekunder, maka dorongan tersebut merupakan reinforcement sekunder

C. B.F. Skinner (1904 1990) Termasuk tokoh radical behaviorisme Menolak keras adanya istilah psikis (dorongan, motivasi) yang menyebabkan timbulnya TL. Empty organism Manusia dikontrol dan dioperasikan oleh daya-daya dari lingkungan, dunia luar, bukan daya internal dari dalam dirinya. Psikologi menekankan pada pengukuran TL yang akurat, ilmiah dan terukur. Penelitiannya mempelajari tentang respon dan tidak berusaha menjelaskan TL, tetapi mendeskripsikan TL.

Operant Conditioning/Instrumental Conditioning: Proses pembelajaran dimana pemberian konsekuensi terhadap tingkah laku (reward/punishment) akan menurunkan atau meningkatkan kesempatan individu untuk melakukan tingkah laku yang sama (Plotnik, 2005). Fokus bagaimana konsekuensi (reward/punishment) mempengaruhi tingkah laku. (Plotnik, 2005). Law of acquisition: Kekuatan/frekuensi dari tingkah laku operant akan meningkat bila diikuti dengan stimulus yang bersifat memberikan penguatan.

Schedules of Reinforcement Mengacu pada aturan/jadwal untuk menentukan kapan dan bagaimana reinforcement diberikan setelah perilaku muncul (Plotnik, 2005). 1. Fixed interval reinforcement schedule Reinforcement diberikan segera setelah respon dilakukan. 2. Fixed ratio schedule Reinforcement diberikan setelah munculnya sejumlah respon yang dditentukan sebelumnya.

Successive Approximation/Shaping: Setiap respon akan diberi reinforcement bila respon tersebut mendekati tingkah laku akhir yang diharapkan. Behavior Modification: Penggunaan positif reinforcement untuk mengkontrol dan memodifikasi tingkah laku individu atau kelompok.

Sociobehaviorism Fase ke-tiga dari perkembangan aliran psikologi behaviorisme Menganut prinsip behaviorisme, namun juga mempertimbangkan faktor-faktor kognitif dan pengaruh sosial dalam menjelaskan munculnya TL D. Albert Bandura (1925 - ) Teori Social Cognitif Tertarik meneliti tingkah laku manusia pada konteks interaksi sosial. Menekankan pentingnya reward dan reinforcement untuk memperoleh dan memodifikasi TL. Tidak melupakan peran kognisi manusia dalam merespon stimulus eksternal.

Pemberian reinfocement eksternal yang terjadwal (eksternal reinforcement schedules) dapat mempengaruhi proses berpikir, seperti belief, harapan, dan instruksi. Respon dalam bentuk tingkah laku tidak secara otomatis ditimbulkan oleh adanya stimulus eksternal. Reaksi terhadap stimulus self-activated, diinisiasi oleh ybs. Individu dapat belajar/merubah tingkah laku tanpa harus mengalami sendiri reinfocement. Vicarious reinforcement: Proses belajar dapat terjadi karena mengamati tingkah laku orang lain dan melihat konsekuensi yang ditimbulkannya.

Memodifikasi tingkah laku melalui metode modelling berdasarkan prinsip vicarious learning. Self Efficacy: Perasaan atau persepsi seseorang mengenai harga diri dan kompetensinya dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam hidup. Power of believeing you can

E. Julian Rotter (1916 - ) Psikolog pertama yang mengemukakan istilah social learning theory. Kita belajar mengenai tingkah laku terutama dari pengalaman-pengalaman sosial. Meneliti tingkah laku manusia dalam konteks interaksi sosial. Mengakui bahwa tingkah laku ditentukan oleh stimulus dan reinforcement eksternal, namun pengaruh relatif 2 faktor tersebut dimediasi oleh proses-proses kognitif.

4 prinsip yang menentukan outcome tingkah laku 1. Kita membentuk/mengembangkan harapan subyektif terhadap hasil/outcome tingkah laku kita. 2. Kita mengantisipasi bagaimana kita bertingkah laku terhadap reinforcement tertentu dan mengadaptasi tingkah laku kita. 3. Kita memberikan nilai yang berbeda terhadap reinforcement yang berbeda dan menimbang harga/manfaatnya untuk situasi yang berbeda. 4. Reinforcement yang sama mempunyai nilai yang berbeda bagi orang yang berbeda.

Locus of Control: Persepsi kita terhadap sumber reinforcement. 1. Internal locus of control Bila kita percaya/yakin, reinforcement tergantung pada diri kita sendiri. 2. Eksternal locus of control Bila kita mempersepsikan bahwa reinforcement berasal dari faktor-faktor eksternal.

Berikan contoh-contoh nyata dari konsep berikut: 1. Purposive behavior 2. Intervening variables 3. Primary & Secondary drives 4. Law of primary reinforcement 5. Operant Conditioning 6. Law of acquisition 7. Schedules of Reinforcement (Fixed interval reinforcement schedule & Fixed ratio schedule) 8. Successive Approximation/Shaping 9. Vicarious reinforcement