MANAJEMEN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HIPERTENSI dan PERHITUNGAN PENCAPAIAN SPM HIPERTENSI

dokumen-dokumen yang mirip
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN. Disampaikan Oleh : KEPALA DINAS KESEHATAN KAB. MAMUJU dr. Hj. HAJRAH AS AD, M.KES

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

PELAYANAN TERPADU (PANDU) PTM DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) (KONSEP DASAR & RUANG LINGKUP)

PERINGATAN HARI GIZI NASIONAL KE JANUARI 2017 TEMA : PENINGKATAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH NUSANTARA MENUJU MASYARAKAT HIDUP SEHAT

Keynote Speech. Nila Farid Moeloek. Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017

PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN (Permenkes No. 43/ 2016)

PENGUATAN YANKES DI DTPK MELALUI PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN STROKE DI INDONESIA

PEDOMAN PELAKSANAAN POS PEMBINAAN TERPADU (POSBINDU) PENYAKIT TIDAK MENULAR DI PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN

PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS. Direktur Pelayanan Kesehatan Primer dr. Gita Maya Koemara Sakti, MHA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi penyakit menular namun terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak

SUBDIT BINA KESEHATAN PERKOTAAN DAN OLAHRAGA DIREKTORAT BINA KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA DITJEN BINA GIZI DAN KIA KEMENTERIAN KESEHATAN RI

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN & PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR

GAMBARAN SUMBER DAYA KESEHATAN (TENAGA BIDAN) PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG

INOVASI Pelayanan kesehatan DTPK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENANGGULANGAN GANGGUAN INDERA PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN

KEBIJAKAN & STRATEGI PROGRAM PTM DINAS KESEHATAN PROPINSI SUMATERA BARAT 2008

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK

Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian. utama sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk lebih serius dalam menangani masalah kesehatan, baik masalah

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR(PTM) Penyakit tidak menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

Promosi dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

hipertensi sangat diperlukan untuk menurunkan prevalensi hipertensi dan mencegah komplikasinya di masyarakat (Rahajeng & Tuminah, 2009).

POSBINDU PTM (PENYAKIT TIDAK MENULAR)

Dr. Kirana Pritasari, MQIH Sekretaris Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang

UPAYA PENCAPAIAN PIS - PK. DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Denpasar, 19 April 2018

PEDOMAN PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

KEBIJAKAN PENGUATAN PERAN PUSKESMAS DALAM MEWUJUDKAN KELUARGA SEHAT MELALUI PENDEKATAN KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. menular (noncommunicable diseases). Terjadinya transisi epidemiologi

PETUNJUK TEKNIS PENERAPAN PERKESMAS PADA TAHUN Subdit Bina Pelayanan Dasar, DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEPERAWATAN TAHUN 2010

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT

PROLANIS (Program Pengelolaan Penyakit Kronis)

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

BAB I PENDAHULUAN. 1

KONSEP PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PELAYANAN KESEHATAN

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

DUKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM PENINGKATAN KUALITAS TRI DHARMA DI POLTEKKES KEMENKES. Jakarta, 23 Maret 2017

PRA-MUSRENBANGNAS RKP 2016 Kelompok Pembahasan: Kesehatan

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

MASALAH PTM DI INDONESIA

Pengintegrasian Germas, SPM Kesehatan dan PIS-PK: Peran Birokrasi dan Akademisi

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET

KERTAS KERJA RENSTRA OPD

SPM BIDANG KESEHATAN DAN TUGAS FUNGSI DINAS KESEHATAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT ( PERKESMAS ) PUSKESMAS KESAMBEN TAHUN I. Pendahuluan

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

MENJAMIN AKSESIBILITAS OBAT DAN ALAT KESEHATAN DI DAERAH

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN. tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31

PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA SEHAT

Tabel 4.1 Keterkaitan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan dalam Pencapaian Misi Renstra Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT. Dr. H. R. DEDI KUSWENDA, M.KES DIREKTUR PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KEMENKES RI

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

DESENTRALISASI UNTUK MENINGKATKAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN SPM BIDANG KESEHATAN

KEBIJAKAN NASIONAL KOLABORASI TB HIV

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

PEMBUDAYAAN HIDUP SEHAT MELALUI GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) Penyakit tidak menular (PTM) masih menjadi masalah di Jawa Timur.

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU

VI. PENUTUP A. Kesimpulan

DUKUNGAN SEKTOR KESEHATAN DALAM MENGATASI DISPARITAS PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN PRIMER DI WILAYAH DTPK

HASIL DISKUSI KELOMPOK RKD TBC PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

PELUANG DAN TANTANGAN IAKMI

PERAN KESMAS DALAM PROGRAM

BAB 1 : PENDAHULUAN. daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROGRAM KERJA DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR


Dr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. Disampaikan pada. Kebumen, 19 September 2013

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 29TAHUN 2016 TENTANG

SELAMAT DATANG PESERTA PERTEMUAN RAKONTEK P2P 2018

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN 2016 DAN KEBIJAKAN PERENCANAAN ANGGARAN TAHUN 2017

PROPOSAL KEGIATAN MINI PROJECT PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) Program Internship Dokter Indonesia. Disusun Oleh:

IMPLEMENTASI PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO PTM DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT. Kepala Dinas Kesehatan Prov Kalbar Dr. Andy Jap, M.Kes

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

MANAJEMEN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HIPERTENSI dan PERHITUNGAN PENCAPAIAN SPM HIPERTENSI SUBDIT PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH DIREKTORAT P2PTM DITJEN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT Disampaikan pada WORKSHOP Pencegahan dan Pengendalian Hipertensi, Bali, 25-27 April 2018

Prevalensi Tekanan Darah Tinggi pada Usia 18+ tahun 50 40 30 31,7% 32,4% 25,8% TARGET RPJMN (2019) : 23,4% TARGET LAYANAN SPM : 100% (***) INDIKATOR PIS PK : 100% (****) 20 10 0 12,9% 9,5% 7,2% 3,9% 0,4% 0,7% pengukuran diagnosis nakes minum obat * ** RKD 2007 RKD 2013 Sirkesnas 2016 *) Pengukuran untuk umur 18+ tahun **) Diagnosis oleh nakes dan minum obat pada umur 15+ tahun berdasarkan wawancara ***) Layanan SPM: Setiap penderita Hipertensi mendapat tatalaksana sesuai standar ****) Indikator PIS PK: Penderita Hipertensi berobat teratur

REALISASI BIAYA PELAYANAN HIPERTENSI 3,782,704,075,340 4,192,407,913,032 2,841,128,988,927 2014 2015 2016 Sumber: BPJS Kesehatan, 2018

Bulan Pengukuran Tekanan Darah Tahun 2017 Sebanyak 72,006 orang dilakukan pengukuran tekanan darah Didapatkan 69,888 data setelah validasi 1 dari 6 orang dewasa mengonsumsi obat Hipertensi 1 dari 3 orang dewasa memiliki peningkatan tekanan darah dan/ atau mengonsumsi obat anti Hipertensi 1 dari 2 orang dewasa yang minum obat anti hipertensi masih memiliki tekanan darah > 140/ 90 mmhg 1 dari 10 orang dewasa baru pertama kali mengetahui peningkatan tekanan darahnya

HIPERTENSI 90-95 % HT esensial Sebab tdk diketahui 5-10 % HT Sekunder Peny. lain Kurang aktivitas fisik Merokok Berat badan berlebih Diet tinggi lemak Konsumsi alkohol Stress PENGOBATAN SEGERA

MANAJEMEN Perencanaan dan Penganggaran Pelaksanaan Program Pengorganisasian Monitoring Evaluasi

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN 1 2 3 4 Membentuk tim perencanaan terpadu Pengumpulan Data: Data umum, data khusus, profil kesehatan, hasil survey Analisis Situasi: masalah internal dan eksternal prioritas masalah dan SDM Tujuan, Sasaran, indikator: Tujuan: Morbiditas, mortalitas, disabilitas Sasaran: penduduk usia > 15 tahun Indikator: Global (SDG s), Nasional (RPJMN, Renstra, RAN PTM), Daerah (SPM, PIS-PK)

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN Masyarakat: Membentuk dan Mengembangkan Posbindu PTM Perencanaan: SDM, Logistik (Posbindu Kit), dan Pembiayaan FKTP/PKM PANDU: Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif Perencanaan SDM, Logistik (obat dan alkes) Dinas Kesehatan Prov/Kab/Kota: Perencanaan program P2 Hipertensi

PELAKSANAAN PROGRAM MASYARAKAT Deteksi dini dan monitoring FR PTM dan HT melalui POSBINDU PTM SDM SASARAN BIAYA Kader Pekerja sosial Aktivis masyarakat Pegawai (Tempat kerja) KBIH Penduduk usia 15 tahun ke atas: Sehat, berisiko dan penyandang PTM Dana sehat (masy) Bantuan operasional Kes. CSR Dana Desa, dll

Dimana? Kegiatan? Selanjutnya? Rumah Tangga Sekolah Tempat Kerja KBIH Deteksi dini dan Konseling / edukasi kesehatan melalui pemantauan faktor risiko PTM terintegrasi secara rutin dan periodik Deteksi Dini Faktor Risiko PTM: Merokok Makan buah sayur Aktivitas Fisik Alkohol Monitoring : Obesitas Hipertensi Hiperglikemi Hiperkolesterol Riwayat penyakit keluarga TB, BB (IMT) Lingkar Perut TD GD Konseling : Stop merokok Diet, Stress Self Care CERDIK PATUH Pemantauan FR. PTM rutin Tidak Berisiko Berisiko Rujuk ke FKTP Pencatatan dan Pelaporan PO Bus /Terminal Tempat Umum / Mall Penyuluhan /KIE Olah raga / Aktivitas fisik Simulasi / Demo

FKTP Promotif Melaksanakan penyuluhan/ KIE Preventif Deteksi Dini Faktor Risiko PTM Surveilans HT Kemitraan Kuratif & Rehabilitatif Penemuan dan Tatalaksana Kasus HT Rujukan

PROMOSI KESEHATAN Orang atau kelompok masyarakat yang masih sehat atau memiliki faktor risiko PTM 12

PREVENTIF Rujukan dari Posbindu PTM/UKBM FKTP lainnya Program Indonesia Sehat dengan PK PERKESMAS (PHN) DETEKSI DINI FR dan Pengukuran TD SPM Kab/Kota PROLANIS (BPJS) PANDU PTM UKS (CERDIK)

INDIKATOR PIS PK DO INDIKATOR A Program Gizi, Kesehatan Ibu & Anak: 1 Keluarga mengikuti KB 2 Ibu bersalin di faskes 3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap 4 Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan 5 Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan B Pengendalian Peny. Menular & Tidak Menular: 6 Penderita TB Paru berobat sesuai standar 7 Penderita hipertensi berobat teratur 8 Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan C Perilaku dan kesehatan lingkungan: 9 Tidak ada anggota keluarga yang merokok 10 Keluarga memiliki/memakai air bersih 11 Keluarga memiliki/memkai jamban sehat 12 Sekeluarga menjadi anggota JKN/askes Penderita hipertensi yang berobat sesuai aturan: (ART > 15 tahun ) a. Pernah didiagnosis menderita hipertensi : 1. Ya 2. Tidak b. Meminum obat hipertensi secara teratur: 1. Ya 2. Tidak Hasil pengukuran tekanan darah : tinggi Normal dan tekanan darah Jika (a) jawabannya ya dan (b) jawabannya ya Y Jika (a) jawabannya ya dan (b) jawabannya tidak T Jika (a) jawabannya ya maka tidak perlu dilakukan pengukuran tekanan darah Jika (a) jawabannya tidak maka dilakukan pengukuran tekanan darah Jika (a) jawabannya tidak dan hasil pengukuran normal N Jika (a) jawabannya tidak dan hasil pengukuran darah tinggi T 14

DEFINISI OPERASIONAL NO. INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL 7 Penderita hipertensi berobat teratur Jika di keluarga terdapat anggota keluarga yang berdasar pengukuran adalah penderita tekanan darah tinggi (hipertensi), ia berobat sesuai dengan petunjuk dokter/petugas kesehatan. 8 Penderita gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan Jika di keluarga terdapat anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa berat, penderita tersebut tidak ditelantarkan dan/atau dipasung. 9 Tidak ada anggota keluarga yang merokok Jika tidak ada seorang pun anggota keluarga yang sering atau kadang-kadang menghisap rokok atau produk lain dari tembakau. Termasuk di sini adalah jika anggota keluarga tidak pernah atau sudah berhenti dari kebiasaan menghisap rokok atau produk lain dari tembakau. 15

LAYANAN SPM PERMENKES NO. 43 Tahun 2016 1. Pelayanan Antenatal 2. Pelayanan persalinan 3. Pelayanan Kesehatan BBL 4. Pelayanan Kesehatan Balita 5. Skrining kesehatan pada usia pendidikan dasar 6. Skrining kesehatan usia 15-59 tahun 7. Skrining kesehatan usia >60 tahun 8. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi 9. Pelayanan kesehatan penderita DM 10. Pelayanan kesehatan ODGJ 11. Pelayanan TB sesuai standar 12. Pemeriksaan HIV untuk orang berisiko

PERNYATAAN STANDAR Setiap penderita hipertensi usia 15 tahun ke atas mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. Pemerintah Kab/Kota mempunyai kewajiban untuk memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar kepada seluruh penderita hipertensi sebagai upaya pencegahan sekunder di wilayah kerjanya Pelayanan hipertensi sesuai standar meliputi: Pemeriksaan dan monitoring tekanan darah Edukasi untuk perubahan gaya hidup (diet seimbang, istirahat yang cukup, aktivitas fisik, dan kelola stress) Pengelolaan farmakologis Pelayanan kesehatan berstandar ini dilakukan untuk mempertahankan tekanan darah pada <140/90 mmhg dan untuk mencegah terjadinya komplikasi jantung, stroke, diabetes melitus dan penyakit ginjal kronis.

Prevalensi kasus hipertensi di Kab/Kota H adalah 25,61% berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar, dan jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas di Kab/Kota H pada tahun 2015 adalah 2,3 juta orang. Jumlah estimasi penderita hipertensi yang berumur 15 tahun ke atas di Kab/Kota H tahun 2015 adalah (25,61 x 2,3 juta)/100= 589.030 penderita hipertensi. Jumlah penderita hipertensi yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar 345.000. Jadi % penderita hipertensi yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar adalah: = (345.000/589.030) x 100 % = 58,57 %

provkab * Hipertensi menurut hasil pengukuran * Provinsi Crosstabulation % within provkab Hipertensi menurut hasil pengukuran Provinsi Ya Tidak Total DI Aceh provkab Simeulue 18.7% 81.3% 100.0% Aceh Singkil 28.7% 71.3% 100.0% Aceh Selatan 20.5% 79.5% 100.0% Aceh Tenggara 16.7% 83.3% 100.0% Aceh Timur 17.9% 82.1% 100.0% Aceh Tengah 24.4% 75.6% 100.0% Aceh Barat 15.3% 84.7% 100.0% Aceh Besar 18.5% 81.5% 100.0% Pidie 26.4% 73.6% 100.0% Bireuen 21.2% 78.8% 100.0% Aceh Utara 23.7% 76.3% 100.0% Aceh Barat Daya 22.1% 77.9% 100.0% Gayo Lues 28.8% 71.2% 100.0% Aceh Tamiang 17.3% 82.7% 100.0% Nagan Raya 26.7% 73.3% 100.0% Aceh Jaya 18.2% 81.8% 100.0% Bener Meriah 35.4% 64.6% 100.0% Pidie Jaya 17.4% 82.6% 100.0% Kota Banda Aceh 18.5% 81.5% 100.0% Kota Sabang 19.8% 80.2% 100.0% Kota Langsa 21.4% 78.6% 100.0% Kota Lhokseumawe 21.5% 78.5% 100.0% Kota Subulussalam 26.3% 73.7% 100.0% Total 21.5% 78.5% 100.0%

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN Penderita hipertensi yang mendapat tatalaksana sesuai standar bila ditangani sesuai kriteria sebagai berikut: Kategori Pre-hipertensi TDS 120-139 dan/ atau TDD 80-89 Hipertensi tingkat 1 TDS 140-159 dan/ atau TDD 90-99 Hipertensi tingkat 2 TDS 160 dan/ atau TDD 100 Tahapan tatalaksana - Pemeriksaan dan monitoring tekanan darah Edukasi Perubahan gaya hidup Bila selama satu (1) bulan tidak tercapai tekanan darah normal, maka terapi obat diberikan. Pemeriksaan dan monitoring tekanan darah Edukasi Perubahan gaya hidup Pengelolaan farmakologis

PUSKESMAS ALUR PENCATATAN DAN PELAPORAN Setiap penduduk usia 15 tahun ke atas harus mengetahui tekanan darahnya. Pengukuran tekanan darah dicatat dalam register kunjungan di Puskesmas/FKTP berdasarkan nama, alamat domisili dan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Setiap penderita hipertensi memiliki buku pemantauan status kesehatan sehingga dapat dinilai kepatuhan terhadap pengobatan (kohort hipertensi). Penderita kunjungan baru dan kunjungan ulang dicatat dan direkapitulasi oleh Puskesmas dan merupakan capaian hasil kegiatan. Penemuan penderita diperoleh dari data lainnya, yaitu: data kunjungan rumah (PIS-PK), data Posbindu PTM, data deteksi dini pada kegiatan GERMAS, data CERDIK disekolah (UKS), serta data dari p-care BPJS. Untuk penduduk pendatang yang memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan dan didiagnosis sebagai hipertensi maka di berikan tatalaksana sesuai standar, tetapi yang bersangkutan tidak dicatat dan tidak dilaporkan sebagai hasil capaian FKTP/ Puskesmas tersebut. Penderita hipertensi tersebut harus melapor dan melanjutkan pengobatan di FKTP/ Puskesmas tempat domisili dengan membawa buku kohort. Catatan dan laporan disampaikan oleh setiap Puskesmas/FKTP kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setiap bulan.

DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA Menetapkan sasaran layanan hipertensi, yaitu penduduk usia 15 tahun ke atas yang bersumber dari data Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. Melakukan perhitungan estimasi target capaian layanan SPM (penderita hipertensi yang harus mendapatkan penatalaksanaan sesuai standar) dengan menggunakan prevalensi hipertensi per kab/kota dari data Riskesdas terbaru. Melakukan identifikasi jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas per kecamatan selanjutnya menghitung proporsi sasaran per kecamatan. Melakukan estimasi target per kecamatan berdasarkan proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas. Melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis kepada Puskesmas/FKTP terkait sasaran, target dan penatalaksanaan penderita hipertensi sesuai standar termasuk pencatatan dan pelaporan. Melakukan analisis data cakupan dari masing-masing puskesmas/fktp serta mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan. Melakukan advokasi dan sosialisasi kepada Rumah Sakit yang terdapat di wilayah kerjanya untuk bekerjasama dan mendukung pencapaian target layanan SPM, khususnya dalam penemuan kasus, penatalaksanaan kasus dan sharing data/laporan. Menyampaikan hasil capaian kepada pimpinan (Kepala Dinas Kesehatan) dan menyiapkan bahan berupa laporan dan hasil kajian serta rekomendasi capaian layanan SPM untuk disampaikan kepada Kepala Daerah. Menyampaikan laporan kepada Dinas Kesehatan Propinsi setiap bulan.

DINAS KESEHATAN PROVINSI Melakukan analisis data dan identifikasi permasalahan terkait capaian layanan SPM kabupaten/kota. Memberikan pendampingan dan bimbingan teknis. Menyampaikan laporan kepada Kementerian Kesehatan setiap bulan.

ALUR PENCATATAN DAN PELAPORAN KELUARGA UKBM PUSKESMAS Pembinaan Melaporkan dan berkoordinasi FKTP LAINNYA Perilaku Hidup CERDIK Perilaku PATUH Menjadi peserta JKN Melakukan deteksi dini FR PTM, monitoring, konseling dan aktivitas bersama Melakukan rujukan ke Puskesmas/FKTP sesuai kriteria rujukan Melakukan deteksi dini FR PTM, monitoring, KIE dan aktivitas bersama Dokter dan tenaga medis melakukan pemeriksaan fisik, penegakkan diagnosis dan pemeriksaan laboratorium sederhana serta tatalaksana kasus PTM (PELAYANAN TERPADU PTM/PANDU PTM) Melakukan rujukan kasus bila ada kerusakan organ target atau penyakit penyerta Melakukan rujuk balik FKRTL Melakukan pelayanan Spesialistik sesuai permasalahan kesehatan Melakukan upaya rehabilitatif dan paliatif terbatas

Teknik Penghitungan Biaya LANGKAH KEGIATAN VARIABEL KOMPONEN VOLUME 1. Melakukan pendataan penderita Hipertensi menurut wilayah kerja Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Petugas Penderita Hipertensi Pendataan penderita Hipertensi Biaya transport petugas/bbm Data Jumlah penderita Hipertensi Jumlah Petugas x Transport x Jumlah kegiatan pendataan x Jumlah Puskesmas 2. Melakukan skrining faktor risiko dan penemuan kasus Hipertensi untuk seluruh pasien di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Formulir Pengadaan Formulir 1 Paket x Kegiatan Pendataan x Jumlah Puskesmas Petugas Alat Kesehatan Penderita Hipertensi dan atau individu dengan factor risiko Pelayanan Skrining Pengadaan Tensimeter digital Data Jumlah Penderita Hipertensi dan atau individu dengan faktor risiko Terintegrasi dengan pengadaan sarana dan prasarana skrining PTM dan alkes di Puskesmas/FKTP

3. Melakukan pelayanan kesehatan sesuai standar, berupa edukasi untuk perubahan gaya hidup (diet seimbang, istirahat yang cukup, aktifitas fisik, dan kelola stress) serta terapi farmakologi Petugas Penderita Hipertensi Media KIE Obat Alat Kesehatan Pelayanan Kesehatan dan KIE pada penderita Hipertensi Data Jumlah Penderita Hipertensi Penggandaan bahan/media KIE Pengadaan Obat Hipertensi yang tidak termasuk dalam pengadaan obat JKN Pengadaan Kit Posbindu PTM sesuai Permenkes 75 tahun 2014 1 Paket x Jumlah Puskesmas Terintegrasi dengan paket pengadaan obat Puskesmas, sesuai dengan kebijakan dan ketentuan yang berlaku di daerah Terintegrasi dengan pengadaan sarana dan prasarana skrining PTM 4. Melakukan rujukan ke FKRTL sesuai kriteria Petugas Penderita Hipertensi Data Jumlah Penderita Hipertensi yang dirujuk

5. Pelatihan teknis pelayanan terpadu PTM (PANDU PTM) bagi petugas kesehatan Materi Pelatihan Kegiatan Pelatihan Penggandaan materi pelatihan Paket kegiatan pelatihan 1 Paket penggandaan materi pelatihan X Jumlah pelatihan 1 Paket kegiatan pelatihan X Jumlah pelatihan Narasumber/ Fasilitator Honor dan transport Jam pelatihan X jumlah Narasumber/Fasilitator X Kegiatan Pelatihan Tenaga Kesehatan yang dilatih Transport + uang harian paket Fullboard Fullboard: Jumlah Tenaga Kesehatan yang dilatih X Standar Biaya paket Fullboard (transport + uang harian) 6. Pencatatan dan Pelaporan 7. Monitoring dan Evaluasi Terintegrasi dengan pencatatan dan pelaporan SPM Terintegrasi dengan monitoring dan evaluasi layanan dan mutu SPM bidang kesehatan lainnya

SPM PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI Monitoring dan Evaluasi 1.Laporan Surveilans Web PTM berbasis FKTP 2.Laporan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) melalui Sistem Informasi Puskesmas (SIP) 3.Laporan Dinkes Kab/Kota tentang (SPM) 4.Laporan Dinas Kesehatan Provinsi 5.Sistem Informasi P-Care JKN Sumberdaya Manusia 1.Dokter / DLP 2.Bidan 3.Perawat 4.Apoteker 5.Pengelola Program PTM 6.Sarjana Kesehatan Masyarakat terlatih surveilans 7.Ahli Gizi 8.Penyuluh Kesehatan Masyarakat

DINAS KESEHATAN Melaksanakan kebijakan & peraturan Advokasi dan sosialisasi LS/LP Sosialisasi NSPK Deteksi dini HT Surveilans Promosi: KIE Kemitraan Fasilitasi UKBM Bintek Monev LOGISTIK Posbindu Kit Media KIE Obat dan alkes (metode morbiditas dan konsumsi) SDK Dana: APBN (Dekon), APBD (PAD, DAU, DAK, BOK, Dana perimbangan, pajak rokok, cukai rokok, dll)

MONITORING EVALUASI Menilai keberhasilan penemuan dan tatalaksana HT Dinkes Prov: Regulasi Struktur PJ PTM PANDU PTM Kegiatan P2 HT: Pelatihan, Jejaring kerja/kemitraan Posbindu PTM Alkes utk P2 HT di FKTP dan Posbindu Obat Media KIE Dinkes Kab/Kota: SDK utk PTM Alkes Obat anti HT PANDU PTM Media Penyuluhan/KIE Pengendalian FR PTM: konseling +/- Posbindu PTM Dana (BOK, Kapitasi dll)

INDIKATOR GLOBAL Penurunan prevalensi Hipertensi sebesar 25% Penurunan secara relatif 30% rata-rata asupan garam/sodium pada populasi Pemenuhan 50% orang yang memenuhi kriteria (*) untuk mendapatkan pengobatan dan konseling mencegah serangan jantung dan stroke Pemenuhan 80% ketersediaan obat esensial penyakit kardiovaskular dan teknologi untuk pengobatan HT *: penduduk > 40 tahun; Carta prediksi risiko >30%

PENUTUP Holistik Berkesinambungan Pusat, Prov, Kab/Kota Masy. Surveilans KIE Deteksi Dini Morbiditas Mortalitias Disabilitas Beban biaya kesehatan Akses dan Mutu Yankes Pengendali an FR

Terima kasih