GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 71 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 137 ayat (3) Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali, maka perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Tata Cara Pengawasan Penataan Ruang; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1649); 2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6042); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103); 6. Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017 tentang Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1184); 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 115 Tahun 2017 tentang Mekanisme Pengendalian Pemanfaatan Ruang Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1853); 8. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali Tahun 2009 2029 (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2009 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Bali Nomor 15). MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG TATA CARA PENGAWASAN PENATAAN RUANG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud : 1. Provinsi adalah Provinsi Bali. 2. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Bali. 3. Gubernur adalah Gubernur Bali. 4. Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota di Provinsi Bali. 5. Pemerintah Kabupaten/Kota adalah Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Bali. 6. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
7. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. 8. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. 9. Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan. 10. Pengaturan Penataan Ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan masyarakat dalam penataan ruang. 11. Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan ruang yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat. 12. Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. 13. Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. 14. Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah yang selanjutnya disebut TKPRD adalah tim ad-hoc yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Di Daerah Provinsi dan Di Daerah Kabupaten/Kota yang mempunyai fungsi membantu pelaksanaan tugas Gubernur dan Bupati/Walikota dalam pelaksanaan koordinasi penataan ruang daerah. Pasal 2 (1) Peraturan Gubernur ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi Pemerintah Provinsi dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja penyelenggaraan penataan ruang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (2) Peraturan Gubernur ini bertujuan untuk menjamin penyelenggaraan penataan ruang Pemerintah Provinsi dalam mewujudkan ruang wilayah Provinsi yang berkualitas, aman, nyaman, produktif, berjatidiri, berbudaya Bali, dan berwawasan lingkungan berlandaskan Tri Hita Karana. Pasal 3 Ruang lingkup Peraturan Gubernur ini meliputi: a. pengawasan penataan ruang; dan b. tindakan pengawasan penataan ruang.
BAB II PENGAWASAN PENATAAN RUANG Bagian Kesatu Bentuk Pengawasan Pasal 4 (1) Bentuk pengawasan penataan ruang meliputi: a. pengawasan teknis; dan b. pengawasan khusus. (2) Pengawasan teknis sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a dilakukan secara berkala meliputi kegiatan: a. mengawasi masukan, prosedur, dan keluaran, dalam aspek pengaturan penataan ruang, pembinaan penataan ruang, dan pelaksanaan penataan ruang; b. mengawasi fungsi dan manfaat keluaran sebagaimana dimaksud pada huruf a; dan c. mengawasi ketersediaan dan pemenuhan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang. (3) Pengawasan khusus sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b dilakukan terhadap: a. rekomendasi hasil pengawasan teknis yang tidak sesuai dengan peraturan perundang undangan; b. pengaduan dari masyarakat yang sudah diverifikasi; c. indikasi pelanggaran pemanfaatan ruang;dan d. bencana yang mempengaruhi penataan ruang. (4) Pengawasan penataan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan dengan mempertimbangkan bentuk-bentuk pengawasan, yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi kelembagaan pemerintahan yang ditugaskan untuk menyelenggarakan penataan ruang. Bagian Kedua Sasaran Pengawasan Pasal 5 Sasaran Pengawasan penataan ruang yaitu terkumpulnya data dan informasi untuk mengetahui penyimpangan pemanfaatan ruang atau ketaatan terhadap kinerja pengaturan, pembinaan dan pelaksanaan penataan ruang di wilayah Provinsi.
Bagian Ketiga Pelaksanaan Pengawasan Pasal 6 (1) Pengawasan penataan ruang pada tingkat Provinsi dilakukan oleh Kepala Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan di bidang pengawasan penataan ruang bersama TKPRD untuk kepentingan daerah Provinsi dan/atau daerah Kabupaten/Kota. (2) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang dilakukan secara periodik dan menerus. (3) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun. (4) Pelaksanaan pengawasan teknis penataan ruang dapat dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam setahun apabila terbit kebijakan baru atau perubahan kebijakan yang mendasar dan strategis dengan dampak besar atau luas terkait pembangunan, yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan. BAB III TINDAKAN PENGAWASAN PENATAAN RUANG Pasal 7 Pengawasan terhadap terhadap kinerja pengaturan, pembinaan dan pelaksanaan penataan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dilaksanakan dalam 3 (tiga) tindakan, meliputi : a. tindakan pemantauan; b. tindakan evaluasi; dan c. tindakan pelaporan. Pasal 8 (1) Tindakan pemantauan sebagaimana dimaksud Pasal 7 huruf a, meliputi : a. pengumpulan data dan informasi; dan b. kompilasi data dan informasi.
(2) Pengumpulan data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi: a. menyusun rencana kerja atau design survey antara lain penyiapan instrument survey dan penyiapan surat untuk kebutuhan survey; dan b. pengumpulan data lapangan antara lain pengisian kuisioner dan pelaksanaan wawancara, pengumpulan data sekunder, dan observasi lapangan. Pasal 9 (1) Tindakan evaluasi sebagaimana dimaksud Pasal 7 huruf b dapat menggunakan metode kuantitatif dan/atau kualitatif. (2) Hasil evaluasi menjadi dasar dalam merumuskan rekomendasi peningkatan pelaksanaan kinerja penyelenggaraan penataan ruang. Pasal 10 (1) Tindakan pelaporan sebagaimana dimaksud Pasal 7 huruf c merupakan tindakan melaporkan hasil pemantauan dalam bentuk Laporan Hasil Pemantauan. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat disusun secara tertulis yang memuat informasi mengenai penyelenggaraan penataan ruang yang mencakup kondisi, permasalahan, dan rekomendasi penyelesaian sebagai dasar untuk perbaikan penyelenggaraan penataan ruang. Pasal 11 Tindakan Pemantauan, Tindakan Evaluasi dan Tindakan Pelaporan Penataan Ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 9 dan Pasal 10 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Diundangkan di Denpasar pada tanggal 3 Agustus 2018 BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Bali. SEKRETARIS DAERAH PROVINSI BALI, ttd DEWA MADE INDRA Ditetapkan di Denpasar Pada tanggal 3 Agustus 2018 GUBERNUR BALI, BERITA DAERAH PROVINSI BALI TAHUN 2018 NOMOR 71 ttd MADE MANGKU PASTIKA