HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Umur Potong Terhadap Bobot Potong. Hasil penelitian bobot potong puyuh jantan pada umur potong 5, 6, 7 dan

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Bagian Edible Ayam Kampung Super

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Bagian Edible Ayam Sentul. Tabel 4. Bobot Edible Ayam Sentul pada Masing-Masing Perlakuan

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

KAJIAN KEPUSTAKAAN. pertama kali diternakkan di Amerika Serikat pada tahun 1870.

PENDAHULUAN. dan dikenal sebagai ayam petarung. Ayam Bangkok mempunyai kelebihan pada

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. terbang tinggi, ukuran relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar

I. TINJAUAN PUSTAKA. hingga diperoleh ayam yang paling cepat tumbuh disebut ayam ras pedaging,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan, Bobot Badan dan Mortalitas Puyuh

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam jangka waktu tertentu. Tingkat konsumsi pakan dipengaruhi oleh tingkat

HASIL DAN PEMBAHASAN. Puyuh mengkonsumsi ransum guna memenuhi kebutuhan zat-zat untuk

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Hewan

PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH JANTAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Ransum. Tabel 8. Rataan Konsumsi Ransum Per Ekor Puyuh Selama Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan populasi yang cukup tinggi. Kambing Kacang mempunyai ukuran tubuh

PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Konsumsi Ransum Ayam Broiler

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan manusia pada protein hewani semakin. meningkat, yang dapat dilihat dari semakin banyaknya permintaan akan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh pertama kali di domestikasi di Amerika Serikat pada tahun 1980 dan

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

PENDAHULUAN. komoditas utamanya adalah telur. Jenis puyuh peteur ini mayoritas diternakan di

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 2. Komposisi Zat Makanan Ransum Penelitian Zat Makanan Jumlah (%)

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan Serat Kasar. Kecernaan serat suatu bahan pakan penyusun ransum akan mempengaruhi

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah daging paha Ayam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pengaruh perlakuan terhadap Konsumsi Bahan Kering dan Konsumsi Protein Ransum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk yang secara turun-temurun dikembangkan masyarakat di

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

II KAJIAN KEPUSTAKAAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Coturnix coturnix japonica yang mendapat perhatian dari para ahli. Menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendek, yaitu pada umur 4-5 minggu berat badannya dapat mencapai 1,2-1,9 kg

BAB III MATERI DAN METODE. Laut (Gracilaria verrucosa) terhadapproduksi Karkas Puyuh (Cotunix cotunix

BAB I PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan penyedia protein hewani yang cukup tinggi sehingga

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu bangsa sapi lokal asli

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bangkok dengan betina ras petelur tipe medium keturunan pertama pada umur

TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat Indonesia. Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang

PENDAHULUAN. Tujuan utama dari usaha peternakan sapi potong (beef cattle) adalah

I PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini mengalami peningkatan. Keadaan ini disebabkan oleh

I PENDAHULUAN. satu jenis ayam lokal di antaranya adalah ayam sentul yang merupakan ayam asli

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karkas domba Lokal Sumatera (Tabel 9) mempunyai koefisien

TINJAUAN PUSTAKA Kemangi (Ocimum basilicum Linn.) sebagai Tanaman Herbal. Tanaman Kemangi ( Ocimum basilicumlinn.) merupakan

I. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan

PENDAHULUAN. dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Menurut

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. adalah Day Old Duck (DOD) hasil pembibitan generasi ke-3 sebanyak 9 ekor itik

VIII. PRODUKTIVITAS TERNAK BABI DI INDONESIA

[Evaluasi Hasil Produksi Ternak Unggas]

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan untuk penelitian ini adalah Ayam Kampung Unggul

PENDAHULUAN. Indonesia, ayam kampung sudah bukan hal asing. Istilah "Ayam kampung" semula

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler termasuk ke dalam ordo Galliformes,familyPhasianidae dan

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Negara China, Amerika maupun Australia. Itik Peking merupakan itik yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler atau yang juga disebut ayam pedaging merupakan salah satu

TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kampung. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang berasal dari ayam

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi ransum merupakan jumlah ransum yang dikonsumsi dalam

TINJAUAN PUSTAKA. (Setianto, 2009). Cahaya sangat di perlukan untuk ayam broiler terutama pada

BAB I PENDAHULAN. manusia di alam semesta ini. Oleh karena itu, disamping Al-Qur an mampu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan bobot tubuh yang dapat dicapai oleh ayam, maka dikenal tiga tipe

KAJIAN KEPUSTAKAAN. tubuhnya relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar yang

1. PENDAHULUAN. Produktivitas ayam petelur selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga

BAB III METODE PENELITIAN Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010.

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. industrialisasi yang sudah dicanangkan dalam program pemerintah. Masyarakat dapat mengembangkan dan memanfaatkan potensi sumber

PERSENTASE KARKAS DAN NON KARKAS SERTA LEMAK ABDOMINAL AYAM BROILER YANG DIBERI ACIDIFIER ASAM SITRAT DALAM PAKAN DOUBLE STEP DOWN SKRIPSI.

II. TINJAUAN PUSTAKA. strain Cornish dengan betina yang besar yaitu Plymouth Rocks yang merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

IV PEMBAHASAN. yang terletak di kota Bekasi yang berdiri sejak tahun RPH kota Bekasi

I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber protein hewanidi masyarakat baik sebagai penghasil telur

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebutuhan daging di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

Identifikasi Bobot Potong dan Persentase Karkas Domba Priangan Jantan Yearling dan Mutton. Abstrak

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tradisional Babah Kuya yang terletak di pasar baru. Pasak bumi yang digunakan

TINJAUAN PUSTAKA. Burung puyuh dalam istilah asing disebut quail yang merupakan bangsa

I PENDAHULUAN. dari generasi ke generasi di Indonesia sebagai unggas lokal hasil persilangan itik

STUDI PERFORMANS EKSTERIOR INDUK KAMBING JAWARANDU BERDASARKAN PARITAS DAN UMUR DI DESA BANYURINGIN KECAMATANSINGOROJO KABUPATEN KENDAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pedaging yang sering disebut sebagai ayam broiler merupakan jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba merupakan salah satu jenis ternak ruminansia yang banyak

TINJAUAN PUSTAKA Kurban Ketentuan Hewan Kurban

RESPON PENGGANTIAN PAKAN STARTER KE FINISHER TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAN PERSENTASE KARKAS PADA TIKTOK. Muharlien

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 9. Rataan Tebal Cangkang telur puyuh.

I PENDAHULUAN. tidak dapat terbang tinggi, ukuran relatif kecil berkaki pendek.

Transkripsi:

20 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Umur Potong Terhadap Bobot Potong Hasil penelitian bobot potong puyuh jantan pada umur potong 5, 6, 7 dan 8 minggu dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Bobot Potong Puyuh Jantan Hasil Penelitian...(gram)... 1 167,4 175,8 194,6 221,8 2 179,6 190,6 196,6 217,6 3 166,6 171,8 209,2 221,8 4 163,0 179,6 197,4 216,6 5 176,6 181,0 211,2 212,6 Jumlah 853,2 898,8 1009,0 1090,4 3851,4 Rataan 170,64 179,76 201,80 218,08 Keterangan : P1 : Puyuh yang dipotong umur 5 minggu P2 : Puyuh yang dipotong umur 6 minggu P3 : Puyuh yang dipotong umur 7 minggu P4 : Puyuh yang dipotong umur 8 minggu Pada Tabel 4. terlihat bahwa rataan bobot potong umur potong 5, 6, 7 dan 8 minggu adalah 170,64 gram, 179,76 gram, 201,8 gram dan 218,08 gram. Semakin bertambah umur puyuh maka bobot potong semakin meningkat mengikuti bobot badan. Hasil analisis ragam (Lampiran 5) menunjukkan bahwa umur potong berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot potong puyuh jantan. Selanjutkan untuk mengetahui perbedaan pengaruh diantara perlakuan dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5. 20

Berat (gram) Tabel 5. Uji Jarak Berganda Duncan Bobot Potong Puyuh Jantan Rata-rata Bobot Potong Signifikasi (gram) (0,05) P1 170,64 a P2 179,76 b P3 201,80 c P4 218,08 d Keterangan : Huruf yang berbeda nyata dalam kolom signifikasi menunjukkan berbeda nyata (P<0,05) 21 Berdasarkan hasil Uji Jarak Berganda Duncan bahwa bobot potong puyuh jantan antar perlakuan P1 sampai P4 nyata meningkat (P<0,05). Bobot potong puyuh jantan dengan perlakuan P4 menghasilkan bobot potong paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan P3, P2 dan P1. 250 Bobot Potong 200 150 100 50 0 5 6 7 8 Umur Potong (Minggu) Ilustrasi 1. Bobot Potong Puyuh Jantan pada Berbagai Umur Potong Proses pertumbuhan dihubungkan dengan umur ternak, semakin bertambahnya umur maka bobot hidup akan meningkat, dan bobot potong semakin meningkat juga. Peningkatan bobot potong ini sesuai dengan pendapat Soeparno 21

22 (2005) bahwa laju pertumbuhaan seekor ternak mula-mula terjadi sangat lambat, kemudian cepat, selanjutnya mulai melambat dan berhenti setelah mencapai kedewasaan. Semakin tinggi bobot akhir, maka bobot potong akan semakin meningkat. Bobot potong tinggi mempunyai pengaruh besar terhadap produksi karkas, meskipun tergantung pada bangsa, jenis kelamin dan pakan (Hardjasworo, 1987). Puyuh pada umur 5 sampai 8 minggu masih berada pada fase pertumbuhan yang cepat. Fase percepatan pertumbuhan (accelerating phase) puyuh dibagi atas tiga bagian yaitu umur 0-12 hari, 12-40 hari dan 40-56 hari (Garnida, 1998). 4.1 Pengaruh Umur Potong Terhadap Bobot Karkas Bobot karkas diperoleh dengan cara memisahkan bagian non-karkas seperti bagian bulu, kepala, leher, kaki dan jeroan. Hasil penelitian bobot potong puyuh jantan pada umur potong 5, 6, 7 dan 8 minggu dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Bobot Karkas Puyuh Jantan Hasil Penelitian...(gram)... 1 120,0 123,4 136,2 152,2 2 126,0 139,2 133,6 151,4 3 109,0 121,4 147,0 155,4 4 113,8 125,8 137,6 148,0 5 116,2 129,2 146,2 145,2 Jumlah 611,8 634,8 700,6 752,2 2676,8 Rataan 117,00 127,80 140,12 150,44 Pada Tabel 6. terlihat bahwa rataan bobot karkas umur potong 5, 6, 7 dan 8 minggu adalah 117 gram, 127,8 gram, 140,12 gram dan 150,44 gram. Hasil analisis ragam (Lampiran 6) menunjukkan bahwa umur potong berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot karkas puyuh jantan. 22

23 Selanjutkan untuk mengetahui perbedaan pengaruh diantara perlakuan dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Uji Jarak Berganda Duncan Bobot Karkas Puyuh Jantan Rata-rata Bobot Karkas Signifikasi (gram) (0,05) P1 117,00 a P2 127,80 b P3 140,12 c P4 150,44 d Keterangan : Huruf yang berbeda nyata dalam kolom signifikasi menunjukan berbeda nyata (P<0,05) Berdasarkan hasil Uji Jarak Berganda Duncan bahwa bobot karkas puyuh jantan antar perlakuan P1 sampai P4 nyata meningkat (P<0,05). Bobot karkas puyuh jantan dengan perlakuan P4 menghasilkan bobot karkas paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan P3, P2 dan P1. Bobot karkas akan bertambah seiring dengan bertambahnya umur dan bobot badan. Resnawati (2004) menyatakan bahwa bobot karkas yang dihasilkan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, jenis kelamin, bobot potong, besar dan konformasi tubuh, perlemakan, kualitas dan kuantitas ransum. Berdasarkan Tabel 7. rata-rata bobot karkas puyuh jantan umur 8 minggu nyata lebih besar dari pada umur potong 5, 6 dan 7 minggu. Bobot karkas pada umur potong 8 minggu menghasilkan bobot karkas yang besar disebabkan ternak berada di fase kecepatan pertumbuhan yang konstan, hal ini sesuai dengan kurva pertumbuhan bobot badan puyuh berbentuk melengkung dengan pertambahan bobot badan maksimum pada umur tertentu. Pada fase pertumbuhan cepat, terjadi sebelum ternak mencapai dewasa kelamin dan berat hidup terus menerus bertambah dengan cepat dan kecepatan pertumbuhan semakin menurun sampai dengan ternak mencapai dewasa kelamin (Garnida, 1998). 23

24 Meningkatnya konsumsi ransum pada puyuh akan menghasilkan pertumbuhan yang cepat pada puyuh sehingga akan berpengaruh terhadap bobot karkas yang dihasilkan. Berdasarkan pendapat Resnawati (2002) bahwa perbandingan bobot karkas terhadapat bobot hidup digunakan sebagai ukuran produksi daging, karena bobot karkas berhubungan dengan bobot hidup. 4.3 Pengaruh Umur Potong Terhadap Persentase Karkas Hasil penelitian persentase karkas puyuh jantan pada umur potong 5, 6, 7 dan 8 minggu dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Persentase Karkas Puyuh Jantan Hasil Penelitian...(%)... 1 71,68 70,19 69,98 68,62 2 70,15 73,03 67,95 69,57 3 65,42 70,66 70,26 70,06 4 69,81 70,04 69,70 68,32 5 65,79 71,38 69,22 68,29 Jumlah 342,88 355,31 347,14 344,88 1390,22 Rataan 68,57 71,06 69,42 68,97 Pada Tabel 8. terlihat bahwa rataan persentase karkas pada umur potong 5, 6, 7 dan 8 minggu adalah 68,57%, 71,06%, 69,42% dan 68,97%. Hasil analisis ragam (Lampiran 7) menunjukkan bahwa umur potong tidak berpengaruh nyata terhadap persentase karkas puyuh jantan, hal ini disebabkan pada saat puyuh akan mencapai dewasa kelamin maka pakan akan dialihkan untuk reproduksi dan bukan untuk pembentukan daging sehingga persentase karkas tidak berbeda dan akan menurun. 24

25 Pada umur potong 5 sampai 6 minggu persentase karkas mengalami kenaikan. Persentase karkas berawal dari laju pertumbuhan yang ditunjukkan dengan adanya pertambahan bobot badan. Berdasarkan pendapat Soeparno (2005) bahwa laju pertumbuhaan seekor ternak mula-mula terjadi sangat lambat, kemudian cepat, selanjutnya mulai melambat dan berhenti setelah mencapai kedewasaan. Puyuh yang dipotong dengan presentase karkas tinggi akan menguntungkan bila dilihat dari segi ekonomis. Lampiran 5 memperlihatkan bahwa keuntungan ekonomis yang paling tinggi adalah perlakuan P2 dengan umur potong 6 minggu yaitu Rp 35.530. 4.4 Pengaruh Umur Potong Terhadap Persentase Lemak Abdominal Persentase lemak abdomen diperoleh dengan menimbang bobot lemak abdominal dibagi dengan bobot karkas dikali seratus persen. Hasil penelitian persentase lemak abdominal puyuh jantan pada umur potong 5, 6, 7 dan 8 minggu dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Persentase Lemak Abdominal Puyuh Jantan Hasil Penelitian...(%)... 1 0 1,40 2,33 2,73 2 0 1,90 2,78 2,68 3 0 1,05 2,34 1,98 4 0 1,82 1,84 1,51 5 0 2,67 2,50 1,98 Jumlah 0 8,81 11,80 10,89 31,52 Rataan 0 1,76 2,36 2,17 Pada Tabel 9. terlihat bahwa rataan persentase lemak abdominal pada umur potong 5, 6, 7 dan 8 minggu adalah 0%, 8,81%, 11,80% dan 10,89%. Hasil analisis 25

26 ragam (Lampiran 9) menunjukkan bahwa umur potong berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap persentase lemak abdominal puyuh jantan. Selanjutkan untuk mengetahui perbedaan pengaruh diantara perlakuan dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Uji Jarak Berganda Duncan Persentase Lemak Abdominal Puyuh Jantan Persentase Lemak Abdominal Signifikasi (%) (0,05) P1 0 a P2 1,77 b P3 2,36 b P4 2,17 b Keterangan : Huruf yang berbeda nyata dalam kolom signifikasi menunjukan berbeda nyata (P<0,05) Pada perlakuan P1 lemak abdominal terlihat tidak ada karena umur puyuh yang masih muda yaitu 5 minggu dan ransum yang dikonsumsi untuk pertumbuhan puyuh. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (1983) bahwa laju penimbunan lemak pada puyuh jantan terjadi pada umur 6-8 minggu. Puyuh yang berumur muda memiliki bobot lemak abdominal lebih kecil bila dibandingkan dengan puyuh dewasa (Pratiwi, 1984). Penimbunan lemak abdominal dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah suhu lingkungan, tingkat energi dalam ransum, umur dan jenis kelamin. Konsumsi ransum dengan energi yang berlebih akan meningkatkan perlemakan, lemak akan disimpan pada jaringan tubuh yaitu pada instramuscular, subkutan dan abdominal. Kualitas karkas yang baik adalah yang mengandung kadar lemak sedikit, dengan demikian karena pada perlakuan umur potong 5 minggu tidak mengandung lemak abdominal sehingga akan lebih baik terhadap kualitas karkas yang dihasilkan. 26