MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2013

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.73/KP.403/MPEK/2013 TENTANG

2016, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang K

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 68/Permentan/OT.140/11/2012

RANCANGAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 68/Permentan/OT.140/11/2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

, No Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomo

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.66/MENHUT-II/2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI DI

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 57

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, T

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4266); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaha

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2014, No diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri

RANCANGAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 45/Permentan/OT.140/4/2014

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 57

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Tunjangan. Kinerja Pegawai.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2013 TENTANG

2017, No Peraturan Presiden Nomor 130 Tahun 2017 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No ) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Ta

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2013

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahu

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PERTANIAN. Tunjangan Kinerja. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

2 Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan N

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamb

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2011, No dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lemba

2 Pemerintah Nomor 63 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhe

2016, No Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Kepegawaian Negara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sip

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.675, 2016 KEMENDIKBUD. Tunjangan Kinerja. Juklak. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.1496, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Tunjangan Kinerja. Pegawai. Pelaksanaan.

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 41/PMK.01/2011 TENTANG

2017, No Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2010 tentang Badan Nasional Pengelola Perbatasan; 3. Peraturan Presiden Nomor 119 Tahun 2015 tent

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-1- REPUBLIK INDONESIA

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 05 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI BADAN SAR NASIONAL

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentian/Pemberhentian Sementara Pegawai Negeri (Lembaran Negara Tahun 1966 Nomor 7, Tambaha

BERITA NEGARA. No.1567, 2013 KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL. Tunjangan Kinerja. PNS. Pelaksanaan. MENTERI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Tahun 1966 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2797); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2011, No tertulis, pemberian dan pemotongan Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara kepada pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan sebagai

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2 Di Lingkungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara R

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Tunjangan Kinerja. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. Disiplin Kerja. Pegawai Negeri Sipil. BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

2015, No Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, T

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA CIREBON NOMOR 47 TAHUN 2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 12 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PERMEN-KP/2013 TENTANG

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan L

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Tata Cara.

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (INDONESIAN INSTITUTE OF SCIENCES)

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomo

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 04 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 90 TAHUN 2014 TENTANG HARI DAN JAM KERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062); 4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil N

Transkripsi:

MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10 Peraturan Presiden Nomor 153 Tahun 2015 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Peraturan Presiden Nomor 153 Tahun 2015 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Tahun 2015 Nomor 379); MEMUTUSKAN:

- 2 - Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Tunjangan Kinerja adalah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 153 Tahun 2015 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. 2. Pegawai di Lingkungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang selanjutnya disebut Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Lainnya yang berdasarkan Keputusan Pejabat yang berwenang diangkat dalam suatu jabatan atau ditugaskan dan bekerja secara penuh pada satuan organisasi di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. PNS, CPNS, TNI/Polri yang dipekerjakan, Staf Khusus, Sekretariat KPAI 3. Jabatan adalah jabatan struktural dan jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan. 4. Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (Cek batang tubuh) 5. Pejabat Pembina Kepegawaian yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN dan pembinaan manajemen ASN di instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (Cek batang tubuh) 6. Petugas Pembayar Tunjangan Kinerja adalah Petugas Pengelola Administrasi Belanja Pegawai. (Cek batang tubuh)

- 3-7. Kelas Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tingkat seorang Pegawai Negeri dalam rangkaian susunan instansi pemerintah KPPPA yang meskipun berbeda dalam hal jenis pekerjaan, tetapi cukup setara dalam hal tingkat kesulitan dan tanggungjawab, dan tingkat persyaratan kualifikasi pekerjaan, dan digunakan sebagai dasar penggajian. 8. Evaluasi Jabatan adalah suatu proses untuk menilai suatu jabatan secara sistematis dengan menggunakan kriteria-kriteria yang disebut sebagai faktor jabatan terhadap informasi faktor jabatan untuk menentukan nilai jabatan dan kelas jabatan. BAB II TUNJANGAN KINERJA DAN KELAS JABATAN Pasal 2 (1) Pegawai yang mempunyai Jabatan di lingkungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Sekretariat KPAI, selain diberikan penghasilan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, diberikan Tunjangan Kinerja setiap bulan. (2) Selain Pegawai yang mempunyai Jabatan di lingkungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Tunjangan Kinerja juga diberikan kepada Pegawai yang mempunyai Jabatan di lingkungan Sekretariat Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Pasal 3 (1) Besaran Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 disesuaikan dengan Kelas Jabatan. (2) Kelas Jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan setelah dilakukan Evaluasi Jabatan. (3) Mengenai besaran Tunjangan Kinerja dan Kelas Jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), termuat dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 4

- 4 - Besaran Tunjangan Kinerja Calon Pegawai Negeri Sipil diberikan sebesar 80 % (delapan puluh persen) dari Kelas Jabatannya. Pasal 5 Tunjangan Kinerja dibayarkan setiap bulan paling lambat tanggal 15 (lima belas) pada bulan berikutnya. Pasal 6 Tunjangan Kinerja tidak diberikan kepada Pegawai yang: a. tidak mempunyai Jabatan tertentu; b. diberhentikan untuk sementara atau dinonaktifkan; c. diberhentikan dari Jabatan organiknya dengan diberikan uang tunggu dan belum diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil; d. diperbantukan atau dipekerjakan pada badan atau instansi lain di luar lingkungan Kementerian Perempuan dan Perlindungan Anak; dan e. diberikan cuti diluar tanggungan negara atau dalam bebas tugas untuk menjalani masa persiapan pensiun. BAB III KEHADIRAN DAN JURNAL HARIAN PEGAWAI Pasal 7 (1) Dalam menentukan besaran Tunjangan Kinerja Pegawai di lingkungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Sekretariat Komisi Perlindungan Anak dilakukan dengan memperhatikan: a. kehadiran Pegawai; dan b. pengisian jurnal harian. (2) Kehadiran Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dikecualikan dalam hal Pegawai yang bersangkutan: a. melakukan perjalanan dinas yang dibuktikan dengan Surat Perintah yang ditandatangani oleh atasan langsung; b. sakit dengan bukti yang sah; c. cuti alasan penting; d. cuti melahirkan;

- 5 - e. cuti tahunan; dan f. cuti besar selama 1 (satu) bulan. (3) Pengisian jurnal harian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b disesuaikan dengan Kegiatan Tugas Jabatan (KTJ) yang ada dalam Sasaran Kerja Pegawai (SKP). (4) Pengecualian perjalanan dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a untuk pejabat Eselon I dibuktikan dengan Surat Perintah sesuai format sebagaimana tercantum pada dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (5) Sakit dengan bukti yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b selama 1 (satu) hari dan paling banyak 2 (dua) kali dalam 1 (satu) bulan dibuktikan dengan Surat Keterangan sesuai format yang tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (6) Sakit dengan bukti yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b lebih dari 1 (satu) hari dibuktikan dengan Surat Keterangan dari dokter yang memeriksa. (7) Pengecualian kehadiran Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus disertai dengan bukti yang sah dan diserahkan ke Biro Umum dan Sumber Daya Manusia paling lambat tanggal 6 (enam) pada bulan berikutnya atau hari kerja sesudahnya apabila tanggal 6 (enam) jatuh pada hari libur. (8) Bukti yang sah yang diserahkan ke Biro Umum dan Sumber Daya Manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (7) akan diverifikasi oleh Biro Umum dan SDM kemudian diserahkan ke Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia kemudian diserahkan ke Bagian Keuangan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulannya. (9) Pengisian jurnal harian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan dengan mengisi formulir secara online yang disiapkan oleh Biro Umum dan Sumber Daya Manusia. (10) Dalam hal pengisian jurnal harian secara online sebagaimana dimaksud pada ayat (9) tidak berfungsi maka pengisian jurnal dilakukan secara manual sebagaimana format pengisian yang tercantum dalam Lampiran VII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

- 6 - Pasal 8 (1) Kehadiran Pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a ditentukan dengan Pegawai bekerja selama 5 (lima) hari dalam 1 (satu) minggu dengan jam kerja efektif selama 7,5 (tujuh koma lima) jam per hari. (2) Jam kerja efektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. hari Senin s.d. Kamis : pukul 07.00 15.30 WIB Istirahat : pukul 12.00 13.00 WIB b. hari Jumat : pukul 07.00 16.00 WIB Istirahat : pukul 11.30 13.00 WIB (3) Jam kerja efektif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a diberikan toleransi waktu dengan batas waktu kedatangan kerja paling lama pukul 08.30 WIB dan waktu kepulangan kerja paling cepat pukul 15.30 WIB pada hari Senin s.d. Kamis serta pukul 16.00 WIB pada hari Jumat. Pasal 9 (1) Kehadiran Pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a dilakukan dengan merekam waktu kedatangan dan waktu kepulangan kerja pada mesin pencatat kehadiran melalui rekam sidik jari. (2) Mesin pencatat kehadiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) yang berada di Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) hanya digunakan untuk pencatatan kehadiran bagi pegawai Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang ditugaskan di Sekretariat KPAI Komisi Perlindungan Anak Indonesia. (3) Dalam hal mesin pencatat kehadiran tidak berfungsi atau karena suatu hal rekam sidik jari tidak dapat digunakan dilakukan maka pencatatan waktu kedatangan dan waktu kepulangan kerja Pegawai dilakukan dengan mengisi Format Daftar Hadir sebagaimana tercantum pada dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. BAB IV PEMOTONGAN TUNJANGAN KINERJA

- 7 - Pasal 10 Pemotongan Tunjangan Kinerja dilakukan kepada Pegawai yang: a. izin tidak masuk kerja; b. tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah; c. tidak memenuhi jam kerja yaitu datang terlambat atau pulang cepat tanpa alasan sah; d. tidak memenuhi jam kerja yaitu datang terlambat atau pulang cepat dengan alasan sah; e. sakit lebih dari 6 (enam) bulan; f. terlambat menyerahkan klarifikasi absen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (7); g. cuti besar yang melebihi 1 (satu) bulan; h. dikenakan hukuman disiplin Pegawai; dan i. tidak mengisi jurnal harian pegawai baik secara online maupun secara atau manual. Pasal 11 (1) Pemotongan Tunjangan Kinerja karena izin tidak masuk kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a yaitu sebesar: a. 4% (empat persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 1 (satu) bulan dalam hal izin tidak masuk kerja selama 1 (satu) kali; b. 8% (delapan persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 1 (satu) bulan dalam hal izin tidak masuk kerja selama 2 (dua) kali; c. 12% (dua belas persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 1 (satu) bulan dalam hal izin tidak masuk kerja selama 3 (tiga) kali; d. 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 1 (satu) bulan dalam hal izin tidak masuk 4 (empat) sampai 5 (lima) kali; e. 50% (lima puluh persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 1 (satu) bulan dalam hal izin tidak masuk lebih dari 5 (lima) 4 (empat) kali. (2) Pemotongan Tunjangan Kinerja karena tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf b

- 8 - yaitu sebesar: a. 8% (delapan persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 1 (satu) bulan dalam hal tidak masuk kerja selama 1 (satu) kali; b. 16% (enam belas persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 1 (satu) bulan dalam hal tidak masuk kerja selama 2 (dua) kali; c. 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 1 (satu) bulan dalam hal tidak masuk kerja selama 3 (tiga) kali; d. 50% (lima puluh persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 1 (satu) bulan dalam hal tidak masuk kerja selama 4 (empat) kali; e. 75% (tujuh puluh lima persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 1 (satu) bulan dalam hal tidak masuk kerja selama 5 (lima) kali atau lebih; dan f. 100% (seratus persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 1 (satu) bulan dalam hal tidak masuk 6 (enam) kali atau lebih. (3) Pemotongan Tunjangan Kinerja karena tidak memenuhi jam kerja yaitu datang terlambat atau pulang cepat tanpa alasan sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c yaitu sebesar: a. 2% (satu persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 1 (satu) bulan dalam hal tidak memenuhi jam kerja yaitu datang terlambat atau pulang cepat tanpa alasan sah selama 1 (satu) kali; b. 4% (dua persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 1 (satu) bulan dalam hal tidak memenuhi jam kerja yaitu datang terlambat atau pulang cepat tanpa alasan sah selama 2 (dua) kali; c. 6% (tiga persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 1 (satu) bulan dalam hal tidak memenuhi jam kerja yaitu datang terlambat atau pulang cepat tanpa alasan sah 3 (tiga) kali; d. 4% (empat persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 1 (satu) bulan dalam hal tidak memenuhi jam kerja yaitu datang terlambat atau pulang cepat tanpa alasan sah selama 4 (empat) kali; e. 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 1 (satu) bulan dalam hal tidak memenuhi jam kerja

- 9 - yaitu datang terlambat atau pulang cepat tanpa alasan sah selama 5 (lima) kali; f. 50% (lima puluh persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 1 (satu) bulan dalam hal tidak memenuhi jam kerja yaitu datang terlambat atau pulang cepat tanpa alasan sah selama 6 (enam) kali; dan g. 75% (tujuh puluh lima persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 1 (satu) bulan dalam hal tidak memenuhi jam kerja yaitu datang terlambat atau pulang cepat tanpa alasan sah selama 7 (tujuh) kali atau lebih. (4) Pemotongan Tunjangan Kinerja karena tidak memenuhi jam kerja yaitu datang terlambat atau pulang cepat dengan alasan sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf d yaitu sebesar: a. 1% (satu persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 1 (satu) bulan dalam hal tidak memenuhi jam kerja yaitu datang terlambat atau pulang cepat dengan alasan sah selama 1 (satu) kali; b. 2% (dua persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 1 (satu) bulan dalam hal tidak memenuhi jam kerja yaitu datang terlambat atau pulang cepat tanpa alasan sah selama 2 (kali) kali; c. 3% (tiga persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 1 (satu) bulan dalam hal tidak memenuhi jam kerja yaitu datang terlambat atau pulang cepat tanpa alasan sah 3 (tiga) kali; d. 4% (empat persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 1 (satu) bulan dalam hal tidak memenuhi jam kerja yaitu datang terlambat atau pulang cepat tanpa alasan sah selama 4 (empat) kali; e. 8% (dua puluh lima persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 1 (satu) bulan dalam hal tidak memenuhi jam kerja yaitu datang terlambat atau pulang cepat tanpa alasan sah selama 5 (lima) kali; dan f. 15% (lima puluh persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 1 (satu) bulan dalam hal tidak memenuhi jam kerja yaitu datang terlambat atau pulang cepat tanpa alasan sah selama 6 (enam) kali atau lebih. (5) Pemotongan Tunjangan Kinerja karena sakit lebih dari 6 (enam)

- 10 - bulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf e yaitu sebesar 50% (lima puluh persen). (6) Pemotongan Tunjangan Kinerja karena terlambat menyerahkan klarifikasi absen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf f yaitu sebesar 100% (seratus persen) dilakukan sesuai dengan data dalam mesin absen; (7) Pemotongan Tunjangan Kinerja karena cuti besar yang melebihi 1 (satu) bulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf g yaitu sebesar: a. 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 1 (satu) bulan dalam hal cuti besar bulan kedua; dan b. 50% (lima puluh persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 1 (satu) bulan dalam hal cuti besar bulan ketiga. (8) Pemotongan Tunjangan Kinerja karena dikenakan hukuman disiplin pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf h yaitu sebesar: a. 20% 30% (tiga puluh persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 1 (satu) bulan dalam hal pegawai yang mendapat hukuman disiplin ringan berupa teguran lisan untuk periode 1 (satu) bulan setelah hukuman dijatuhkan; b. 30% (tiga puluh persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 2 (dua) bulan dalam hal pegawai yang mendapat hukuman disiplin ringan berupa teguran tertulis untuk periode 1 (satu) bulan setelah hukuman dijatuhkan; c. 30% (tiga puluh persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 3 (tiga) bulan dalam hal pegawai yang mendapat hukuman disiplin ringan berupa pernyataan tidak puas secara tertulis untuk periode 1 (satu) bulan setelah hukuman dijatuhkan; d. 50% 60% (enam puluh persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 1 (satu) bulan dalam hal pegawai yang mendapat hukuman disiplin sedang berupa penundaan kenaikan gaji berkala selama 1(satu) tahun untuk periode 1 (satu) bulan setelah hukuman dijatuhkan; e. 60% (enam puluh persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 2 (dua) bulan dalam hal pegawai yang mendapat hukuman disiplin sedang berupa penundaan kenaikan pangkat

- 11 - selama 1 (satu) tahun untuk periode 1 (satu) bulan setelah hukuman dijatuhkan; f. 60% (enam puluh persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 3 (tiga) bulan dalam hal pegawai yang mendapat hukuman disiplin sedang berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1(satu) tahun untuk periode 1 (satu) bulan setelah hukuman dijatuhkan; g. 75% 100% (seratus persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 3 (tiga) bulan dalam hal pegawai yang mendapat hukuman disiplin berat berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun untuk periode 1 (satu) bulan setelah hukuman dijatuhkan; dan h. 100% (seratus persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 6 (enam) bulan dalam hal pegawai yang mendapat hukuman disiplin berat berupa pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah untuk periode 1 (satu) bulan setelah hukuman dijatuhkan. (9) Pemotongan Tunjangan Kinerja karena tidak menyerahkan atau mengisi jurnal harian baik secara online maupun secara manual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf i yaitu sebesar 25% 20% (dua puluh persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 1 (satu) bulan dalam hal Pegawai tidak menyerahkan atau mengisi jurnal harian Pegawai baik secara online atau secara manual offline. BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 11 Dalam hal pegawai tidak memenuhi jam kerja yaitu datang terlambat atau pulang cepat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf c dan huruf d, perhitungan jam kerja efektif 7,5 (tujuh koma lima) jam per hari sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dimulai dari pukul 08.30 WIB. Pasal 12 Khusus kepada pegawai yang melaksanakan tugas belajar selama lebih dari 6 (enam) bulan, diberikan Tunjangan Kinerja sebesar 50% (lima

- 12 - puluh persen) dari besaran Tunjangan Kinerja sesuai dengan jabatan terakhir yang didudukinya. Pasal 13 Dalam hal Pegawai mengalami keadaan memaksa (force majeur) maka tidak diberlakukan pemotongan Tunjangan Kinerja dengan menyampaikan Surat Keterangan atau alat bukti yang sah. Pasal 14 Surat Keterangan untuk klarifikasi kehadiran harus dibubuhi tanda tangan asli oleh atasan langsung. Pasal 15 Staf Khusus Menteri setingkat dengan Eselon I.b sehingga pemberian Tunjangan Kinerjanya mengikuti ketentuan dalam Peraturan Menteri ini. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku: a. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 15 tahun 2012 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Sekretariat Komisi Perlindungan Anak Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1212); b. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 16 tahun 2012 tentang Penetapan Peringkat Jabatan di Lingkungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Sekretariat Komisi Perlindungan Anak Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1213); c. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 3 tahun 2013 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di

- 13 - Lingkungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; d. Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 1 tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 16 tahun 2012 tentang Penetapan Peringkat Jabatan di Lingkungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Sekretariat Komisi Perlindungan Anak Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 45); e. Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 5 tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 16 tahun 2012 tentang Penetapan Peringkat Jabatan di Lingkungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Sekretariat Komisi Perlindungan Anak Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 852); dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 16 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN

- 14 - PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA, YOHANA YEMBISE Diundangkan di pada tanggal DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2018 NOMOR LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK TUNJANGAN KINERJA DAN KELAS JABATAN

- 15 - DI LINGKUP KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK FORMAT DAFTAR HADIR

- 16 - (Apabila ditempat tugas/pekerjaannya tidak ada mesin pencatat kehadiran) Nama :... NIP :... Jabatan :... Unit Kerja :... No. Tanggal Kedatangan Kepulangan Keterangan Jam Tandatangan Jam Tandatangan Catatan: Format disampaikan kepada Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia atau Subbagian Tata Usaha di masing-masing satuan kerja. Dikeluarkan di : Jakarta Pada tanggal :... Jabatan atasan langsung ttd (Nama atasan langsung) NIP.... LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK FORMAT SURAT KETERANGAN ESELON 1 (karena dinas) KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA JALAN MEDAN MERDEKA BARAT NOMOR 15, JAKARTA 10110,

- 17 - TELEPON (021) 3842638, 3805562 FAXIMILE (021) 3805562, 3805559 SITUS www.kemenpppa.go.id SURAT KETERANGAN Nomor : S.Ket. /Set/KPP-PA/Satker/bulan/tahun Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :... NIP :... Pangkat/Gol :... Jabatan :... dengan ini menerangkan bahwa pada hari..., tanggal..., terlambat masuk kerja/pulang sebelum waktunya/tidak masuk kerja*), karena mengikuti/menghadiri...bertempat di... Surat keterangan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Dikeluarkan di : Jakarta Pada tanggal :... ttd Nama... NIP.... Tembusan : Kepala Bagian Pengembangan SDM *) Coret yang tidak perlu LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK FORMAT SURAT PERINTAH KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA JALAN MEDAN MERDEKA BARAT NOMOR 15, JAKARTA 10110, TELEPON (021) 3842638, 3805562 FAXIMILE (021) 3805562, 3805559 SITUS www.kemenpppa.go.id

- 18 - Nomor : SP. SURAT PERINTAH /Set/KPP-PA/Satker/bulan/tahun Dasar : Surat dari... No... tanggal... perihal... MEMERINTAHKAN : Kepada : Nama :... NIP :... Pangkat/Gol :... Jabatan :... Untuk : Mengikuti/menghadiri...pada hari..., tanggal..., pukul...s/d... bertempat di... Dikeluarkan di : Jakarta Pada tanggal :... Jabatan atasan langsung ttd (Nama atasan langsung) NIP.... Tembusan : Kepala Bagian Pengembangan SDM LAMPIRAN V PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK FORMAT SURAT KETERANGAN SAKIT (paling lama 1 (satu) hari) KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA JALAN MEDAN MERDEKA BARAT NOMOR 15, JAKARTA 10110, TELEPON (021) 3842638, 3805562 FAXIMILE (021) 3805562, 3805559 SITUS www.kemenpppa.go.id SURAT KETERANGAN SAKIT Nomor : S.Ket. /Set/KPP-PA/Satker/bulan/tahun

- 19 - Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :... NIP :... Pangkat/Gol :... Jabatan :... dengan ini menerangkan bahwa : Nama :... NIP :... Pangkat/Gol :... Jabatan :... pada hari..., tanggal..., diberikan izin tidak masuk kerja, karena sakit Surat keterangan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Dikeluarkan di : Jakarta Pada tanggal :... Jabatan atasan langsung ttd Tembusan : Kepala Bagian Pengembangan SDM (Nama atasan langsung) NIP.... LAMPIRAN VI PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK FORMAT SURAT KETERANGAN (karena keperluan penting) Yang bertanda tangan di bawah ini : KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA JALAN MEDAN MERDEKA BARAT NOMOR 15, JAKARTA 10110, TELEPON (021) 3842638, 3805562 FAXIMILE (021) 3805562, 3805559 SITUS www.kemenpppa.go.id SURAT KETERANGAN Nomor : S.Ket. /Set/KPP-PA/Satker/bulan/tahun Nama :... NIP :... Pangkat/Gol :... Jabatan :...

dengan ini menerangkan bahwa : - 20 - Nama :... NIP :... Pangkat/Gol :... Jabatan :... pada hari..., tanggal..., diberikan izin terlambat masuk kerja/pulang sebelum waktunya/tidak masuk kerja*), karena ada keperluan penting dan mendesak yaitu... Surat keterangan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Dikeluarkan di : Jakarta Pada tanggal :... Jabatan atasan langsung ttd Tembusan : Kepala Bagian Pengembangan SDM *) Coret yang tidak perlu (Nama atasan langsung) NIP.... LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK FORMAT JURNAL HARIAN/PEGAWAI OFFLINE JURNAL HARIAN PEGAWAI KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK TAHUN 2018 BULAN TGL KEGIATAN TUGAS URAIAN OUTPUT KET JABATAN (KTJ)* KEGIATAN Januari 01 1... a... a... TU*) b... b... TU*) c... c... TU*) 2... a... a... TU*) b... b... TU*) a... a... TP*) b... b... TP*) c... c... TP*)

- 21-02 30 31 29 Jakarta, 2018 Mengetahui, Yang bersangkutan, Jabatan Atasan langsung : Jabatan Ybs : Nama NIP Nama NIP *)KTJ = *)TU = *)TP = sesuai dengan SKP Tugas Utama Tugas Penunjang (tidak ada dalam KTJ)