DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

dokumen-dokumen yang mirip
- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /POJK. / TENTANG SISTEM PELAPORAN ELEKTRONIK UNTUK EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 75 /POJK.04/2017 TENTANG TANGGUNG JAWAB DIREKSI ATAS LAPORAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 78 /POJK.04/2017 TENTANG TRANSAKSI EFEK YANG TIDAK DILARANG BAGI ORANG DALAM

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGGABUNGAN USAHA ATAU PELEBURAN USAHA PERUSAHAAN TERBUKA. BAB I KETENTUAN UMUM

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2015, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

2017, No tentang Transaksi Efek yang Tidak Dilarang bagi Orang Dalam; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lemb

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 29 /POJK.04/2016 TENTANG LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 38 /POJK.04/2014 TENTANG

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2016, No Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Pemeliharaan Dokumen oleh Biro Administrasi Efek dan Emiten yang Menyelenggarakan Administras

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENAMBAHAN MODAL PERUSAHAAN TERBUKA TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAH

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 74 /POJK.04/2016 TENTANG PENGGABUNGAN USAHA ATAU PELEBURAN USAHA PERUSAHAAN TERBUKA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /POJK.04/2017 TENTANG PEMBELIAN KEMBALI SAHAM YANG DIKELUARKAN OLEH PERUSAHAAN TERBUKA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 36/POJK.04/2014 TENTANG PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN EFEK BERSIFAT UTANG DAN/ATAU SUKUK

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /POJK.04/2014 TENTANG SEKRETARIS PERUSAHAAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

- 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 71 /POJK.04/2017 TENTANG PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 69 /POJK.04/2017 TENTANG PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH BURSA EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.04/2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA KOMITE AUDIT

2017, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /POJK.04/2014 TENTANG SEKRETARIS PERUSAHAAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN EFEK BERSIFAT UTANG DAN/ATAU SUKUK. BAB I KETENTUAN U

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2016 TENTANG PROSEDUR PENANGGUHAN PENAWARAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 36/POJK.04/2014 TENTANG PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN EFEK BERSIFAT UTANG DAN/ATAU SUKUK

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGGABUNGAN USAHA ATAU PELEBURAN USAHA PERUSAHAAN TERBUKA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 76 /POJK.04/2017 TENTANG PENAWARAN UMUM OLEH PEMEGANG SAHAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34/POJK.04/2014 TENTANG KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31 /POJK.04/2017 TENTANG PENGELUARAN SAHAM DENGAN NILAI NOMINAL BERBEDA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 42 /POJK.04/2016 TENTANG LAPORAN BURSA EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-2- yang melaksanakan fungsi pengelolaan obligasi Pemerintah Daerah yang berbeda dengan Emiten korporasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyusunan

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 60 /POJK.04/2015 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PEMEGANG SAHAM TERTENTU

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2014 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/20.. TENTANG LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34/POJK.04/2014 TENTANG KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /POJK.04/2015 TENTANG LAPORAN REALISASI PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /POJK.04/2016 TENTANG LAPORAN LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Nega

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Pengeluaran Saham dengan Nilai Nominal Berbeda; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 19

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 25 /POJK.04/2017 TENTANG PEMBATASAN ATAS SAHAM YANG DITERBITKAN SEBELUM PENAWARAN UMUM

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.04/2017 TENTANG KEGIATAN PERUSAHAAN EFEK DI BERBAGAI LOKASI

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.../20...

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG DOKUMEN PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 44 /POJK.04/2016 TENTANG LAPORAN LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 54 /POJK.04/2015 TENTANG PENAWARAN TENDER SUKARELA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI. BAB I KETENTUAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 58 /POJK.04/2015 TENTANG PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH PERUSAHAAN PEMERINGKAT EFEK

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

2017, No tentang Kegiatan Perusahaan Efek di Berbagai Lokasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Neg

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pa

- 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28 /POJK.04/2017 TENTANG PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH WALI AMANAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK

DANA PERLINDUNGAN PEMODAL

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 40 /POJK.04/2016 TENTANG PEDOMAN ANGGARAN DASAR REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 48 /POJK.04/2016 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN PERATURAN OLEH LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN BULANAN KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET. BAB I KETENTUAN UMUM

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2017 TENTANG PROSPEKTUS AWAL DAN INFO MEMO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 56 /POJK.04/2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN PERJANJIAN PEMERINGKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/POJK.04/2014 TENTANG LAPORAN BULANAN KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 74 /POJK.04/2017 TENTANG SUBREKENING EFEK PADA LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

-1- OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.04/2014 TENTANG PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 46 /POJK.04/2016 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN PERATURAN OLEH BURSA EFEK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

Transkripsi:

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7/POJK.04/2018 TAHUN 2018 TENTANG PENYAMPAIAN LAPORAN MELALUI SISTEM PELAPORAN ELEKTRONIK EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian laporan dan keterbukaan informasi oleh emiten atau perusahaan publik kepada Otoritas Jasa Keuangan, perlu menyempurnakan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor pasar modal mengenai penyampaian laporan dan keterbukaan informasi melalui sistem pelaporan elektronik emiten atau perusahaan publik; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penyampaian Laporan Melalui Sistem Pelaporan Elektronik Emiten atau Perusahaan Publik. Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253). MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYAMPAIAN LAPORAN MELALUI SISTEM PELAPORAN ELEKTRONIK EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum. 2. Perusahaan Publik adalah Perseroan yang sahamnya telah dimiliki paling sedikit oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor paling sedikit Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. 1 / 12

3. Laporan adalah laporan, keterbukaan informasi, atau dokumen yang wajib disampaikan oleh Emiten atau Perusahaan Publik kepada Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor pasar modal. 4. Sistem Pelaporan Elektronik yang selanjutnya disingkat SPE adalah sistem informasi yang digunakan sebagai sarana penyampaian Laporan secara elektronik oleh Emiten atau Perusahaan Publik kepada Otoritas Jasa Keuangan. BAB II KEWAJIBAN PENYAMPAIAN LAPORAN Pasal 2 (1) Emiten atau Perusahaan Publik wajib menyampaikan Laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan melalui SPE. (2) SPE sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diakses melalui situs web dengan alamat https://spe.ojk.go.id atau alamat lain yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan. (3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Laporan yang diwajibkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor pasar modal sebagai berikut: a. peraturan mengenai rencana dan penyelenggaraan rapat umum pemegang saham; b. peraturan mengenai laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum; c. peraturan mengenai kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala Emiten atau Perusahaan Publik; d. peraturan mengenai penyampaian laporan tahunan Emiten atau Perusahaan Publik; e. peraturan mengenai penggunaan jasa akuntan publik dan kantor akuntan publik dalam kegiatan jasa keuangan; f. peraturan mengenai penerapan keuangan berkelanjutan bagi lembaga jasa keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik; g. peraturan mengenai keterbukaan atas informasi atau fakta material oleh Emiten atau Perusahaan Publik; h. peraturan mengenai transaksi afiliasi dan benturan kepentingan transaksi tertentu; i. peraturan mengenai transaksi material dan perubahan kegiatan usaha utama; j. peraturan mengenai kepemilikan atau setiap perubahan kepemilikan saham perusahaan terbuka; k. peraturan mengenai sekretaris perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik; l. peraturan mengenai pembentukan dan pedoman penyusunan piagam unit audit internal; m. peraturan mengenai pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja komite audit; n. peraturan mengenai komite nominasi dan remunerasi Emiten atau Perusahaan Publik; o. peraturan mengenai direksi dan dewan komisaris Emiten atau Perusahaan Publik; p. peraturan mengenai penambahan modal perusahaan terbuka dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu; q. peraturan mengenai pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum dan penambahan modal dengan memberikan hak memesan Efek terlebih dahulu oleh Emiten dengan aset skala kecil atau Emiten dengan aset skala menengah; 2 / 12

r. peraturan mengenai penambahan modal perusahaan terbuka tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu; s. peraturan mengenai pembelian kembali saham yang dikeluarkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik; t. peraturan mengenai saham bonus; u. peraturan mengenai pemeringkatan efek bersifat utang dan/atau sukuk; v. peraturan mengenai keterbukaan informasi bagi Emiten atau Perusahaan Publik yang dimohonkan pernyataan pailit; w. peraturan mengenai penerbitan dan persyaratan efek bersifat utang berwawasan lingkungan (green bond); x. peraturan mengenai laporan dan pengumuman Emiten penerbit obligasi daerah dan/atau sukuk daerah; dan y. Laporan lain yang wajib disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor pasar modal. Pasal 3 Batas waktu penyampaian Laporan melalui SPE sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) mengikuti masing-masing ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor pasar modal yang mengatur mengenai penyampaian Laporan bagi Emiten atau Perusahaan Publik. Pasal 4 (1) Emiten atau Perusahaan Publik wajib menyimpan Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1). (2) Jangka waktu penyimpanan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilakukan sesuai dengan Undang-Undang mengenai dokumen perusahaan. (3) Emiten atau Perusahaan Publik wajib menyediakan seluruh Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila diminta oleh Otoritas Jasa Keuangan. Pasal 5 (1) Laporan yang disampaikan Emiten atau Perusahaan Publik melalui SPE wajib memuat informasi yang sama dengan informasi yang dimuat dalam Laporan yang disimpan oleh Emiten atau Perusahaan Publik. (2) Dalam hal terdapat perbedaan informasi dalam Laporan yang tersimpan dalam pangkalan data Otoritas Jasa Keuangan dengan informasi dalam Laporan yang disimpan oleh Emiten atau Perusahaan Publik, informasi yang digunakan sebagai acuan yaitu Laporan yang tersimpan dalam pangkalan data Otoritas Jasa Keuangan. BAB III TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN Pasal 6 (1) Emiten atau Perusahaan Publik hanya dapat menyampaikan Laporan secara elektronik kepada Otoritas Jasa Keuangan melalui SPE setelah mendapatkan hak akses penggunaan SPE dari Otoritas 3 / 12

Jasa Keuangan. (2) Hak akses penggunaan SPE sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa identitas pengguna dan kata kunci dari Otoritas Jasa Keuangan. (3) Emiten atau Perusahaan Publik harus mengajukan permohonan untuk mendapatkan hak akses penggunaan SPE sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat pada tanggal penjatahan. Pasal 7 Emiten atau Perusahaan Publik wajib bertanggung jawab penuh atas penggunaan SPE. (1) Emiten atau Perusahaan Publik harus: Pasal 8 a. menyediakan perangkat keras, perangkat lunak, dan jaringan internet yang memadai dengan spesifikasi komputer dan aplikasi sesuai petunjuk pengguna SPE; dan b. membaca dan mematuhi prosedur dan tata cara penggunaan SPE dengan berpedoman pada petunjuk pengguna. (2) Petunjuk pengguna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat diunduh di situs web Otoritas Jasa Keuangan. Pasal 9 (1) Emiten atau Perusahaan Publik dianggap telah menyampaikan Laporan melalui SPE kepada Otoritas Jasa Keuangan apabila Emiten atau Perusahaan Publik telah menerima tanda bukti penerimaan secara elektronik. (2) Tanda bukti penerimaan secara elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh SPE melalui surat elektronik pemberitahuan penerimaan Laporan oleh Otoritas Jasa Keuangan kepada Emiten atau Perusahaan Publik. Pasal 10 (1) Emiten atau Perusahaan Publik dikecualikan dari kewajiban penyampaian Laporan melalui SPE sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dalam hal: a. Otoritas Jasa Keuangan menyatakan bahwa SPE mengalami gangguan; dan/atau b. terjadi suatu keadaan di luar kemampuan dan kekuasaan Emiten atau Perusahaan Publik yang meliputi: 1. bencana alam, perang, huru-hara, kebakaran, pemogokan yang berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan Emiten atau Perusahaan Publik untuk menyampaikan Laporan melalui SPE; dan/atau 2. peristiwa lain yang berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan Emiten atau Perusahaan Publik untuk menyampaikan Laporan melalui SPE yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan. (2) Dalam hal terjadi kondisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penyampaian Laporan dilakukan dengan cara: a. diserahkan atau dikirimkan langsung ke alamat korespondensi kantor pusat Otoritas Jasa Keuangan dalam bentuk dokumen elektronik; atau b. dikirimkan melalui surat elektronik yang ditujukan ke alamat surat elektronik spe@ojk.go.id. 4 / 12

(3) Dalam hal kondisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sudah dapat diatasi, Emiten atau Perusahaan Publik harus menyampaikan kembali Laporan yang telah disampaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melalui SPE. BAB IV KETENTUAN SANKSI Pasal 11 (1) Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang pasar modal, Otoritas Jasa Keuangan berwenang mengenakan sanksi administratif terhadap setiap pihak yang melakukan pelanggaran ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini, termasuk pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut, berupa: a. peringatan tertulis; b. denda yaitu kewajiban untuk membayar sejumlah uang tertentu; c. pembatasan kegiatan usaha; d. pembekuan kegiatan usaha; e. pencabutan izin usaha; f. pembatalan persetujuan; dan/atau g. pembatalan pendaftaran. (2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, atau huruf g dapat dikenakan dengan atau tanpa didahului pengenaan sanksi administratif berupa peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a. (3) Sanksi administratif berupa denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat dikenakan secara tersendiri atau secara bersama-sama dengan pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, atau huruf g. Pasal 12 Selain sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1), Otoritas Jasa Keuangan dapat melakukan tindakan tertentu terhadap setiap pihak yang melakukan pelanggaran ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini. Pasal 13 Otoritas Jasa Keuangan dapat mengumumkan pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) dan tindakan tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 kepada masyarakat. BAB V KETENTUAN PERALIHAN Pasal 14 Emiten atau Perusahaan Publik yang pernyataan pendaftarannya telah efektif sebelum berlakunya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini dan belum memiliki hak akses penggunaan SPE harus mengajukan permohonan untuk mendapatkan hak akses penggunaan SPE paling lambat 6 (enam) bulan sejak Peraturan 5 / 12

Otoritas Jasa Keuangan ini diundangkan. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 (1) Ketentuan penyampaian Laporan melalui SPE kepada Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) mulai berlaku setelah 6 (enam) bulan terhitung sejak Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini diundangkan. (2) Pada saat ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mulai berlaku: a. kewajiban penyampaian Laporan dalam bentuk dokumen cetak kepada Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana diatur dalam masing-masing ketentuan peraturan perundangundangan di sektor pasar modal yang mengatur mengenai penyampaian Laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan; dan b. kewajiban penyampaian Laporan dalam bentuk asli dan kewajiban penyampaian salinan dokumen elektronik sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor pasar modal yang mengatur mengenai penyampaian laporan keuangan berkala dan laporan tahunan Emiten atau Perusahaan Publik, dinyatakan tidak berlaku. Pasal 16 (1) Pada saat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku sampai dengan jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1), Emiten atau Perusahaan Publik dapat menyampaikan Laporan melalui SPE. (2) Dalam hal Emiten atau Perusahaan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah menyampaikan Laporan melalui SPE, Emiten atau Perusahaan Publik tidak wajib menyampaikan Laporan dalam bentuk tercetak. Pasal 17 Pada saat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku, Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 6/SEOJK.04/2014 tentang Tata Cara Penyampaian Laporan Secara Elektronik Oleh Emiten Atau Perusahaan Publik, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 18 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan Di Jakarta, Pada Tanggal 25 April 2018 KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, 6 / 12

Ttd. WIMBOH SANTOSO Diundangkan Di Jakarta, Pada Tanggal 25 April 2018 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, Ttd. YASONNA H. LAOLY LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2018 NOMOR 69 7 / 12

PENJELASAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7/POJK.04/2018 TAHUN 2018 TENTANG PENYAMPAIAN LAPORAN MELALUI SISTEM PELAPORAN ELEKTRONIK EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK I. UMUM Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan Prinsip Keterbukaan sebagai suatu pedoman umum yang mewajibkan Emiten dan Perusahaan Publik atau Pihak lain yang disebutkan agar mengungkapkan seluruh Informasi Material yang dapat berpengaruh pada keputusan pemodal atau investor terhadap Efek dimaksud dan/atau harga dari Efek tersebut, kepada masyarakat dalam waktu yang tepat. Berdasarkan Prinsip Keterbukaan tersebut, penyampaian laporan, dan keterbukaan informasi oleh Emiten atau Perusahaan Publik secara tepat waktu, baik kepada Otoritas Jasa Keuangan maupun kepada masyarakat, merupakan unsur penting yang harus dilakukan agar tidak terdapat kesenjangan informasi yang berpotensi merugikan investor. Dalam setiap kebijakan yang diambil, Otoritas Jasa Keuangan selalu memperhatikan perkembangan industri dan kebutuhan masyarakat, termasuk di antaranya perkembangan teknologi informasi. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian laporan oleh Emiten atau Perusahaan Publik kepada Otoritas Jasa Keuangan, pada tahun 2014 Otoritas Jasa Keuangan telah menetapkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor 6/SEOJK.04/2014 tentang Tata Cara Penyampaian Laporan Secara Elektronik Oleh Emiten atau Perusahaan Publik. Melalui SEOJK dimaksud Emiten atau Perusahaan Publik telah dihimbau untuk menyampaikan Laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan melalui Sistem Pelaporan Elektronik Emiten atau Perusahaan Publik (SPE) yang disediakan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Berdasarkan data monitoring Otoritas Jasa Keuangan, sejak ditetapkannya SEOJK Nomor 6/SEOJK.04/2014 tentang Tata Cara Penyampaian Laporan Secara Elektronik Oleh Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud, sebagian besar Emiten atau Perusahaan Publik telah menerapkan penyampaian Laporan melalui SPE dan sejauh ini tidak terdapat kendala dalam penerapan kewajiban pelaporan melalui SPE dimaksud. Dengan pertimbangan tersebut di atas, dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan menilai penyampaian Laporan melalui SPE telah dapat diwajibkan sehingga perlu untuk diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Ayat (1) Ayat (2) Pasal 2 8 / 12

Ayat (3) Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e Huruf f Huruf g Huruf h Huruf i Huruf j Huruf k Huruf l Huruf m Huruf n Huruf o Huruf p Huruf q Huruf r 9 / 12

Huruf s Huruf t Huruf u Huruf v Huruf w Huruf x Huruf y Pada prinsipnya, dengan berlakunya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini semua Laporan yang diwajibkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor pasar modal wajib disampaikan melalui SPE, termasuk kewajiban penyampaian Laporan yang akan diatur kemudian. Pasal 3 Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Pasal 4 Penyimpanan pelaporan melalui SPE yang hanya dilakukan dalam bentuk pengisian formulir SPE dapat dilakukan dengan mencetak formulir SPE dimaksud. Pasal 5 Ayat (1) Ayat (2) Dalam praktiknya pangkalan data dikenal juga dengan sebutan database. Ayat (1) Pasal 6 10 / 12

Ayat (2) Dalam praktiknya identitas pengguna dikenal juga dengan sebutan user id. Dalam praktiknya kata kunci dikenal juga dengan sebutan password. Ayat (3) Pasal 7 Pasal 8 Ayat (1) Huruf a Dalam praktiknya perangkat keras dikenal juga dengan sebutan hardware. Dalam praktiknya perangkat lunak dikenal juga dengan sebutan software. Dalam praktiknya petunjuk pengguna dikenal juga dengan sebutan user manual. Huruf b Ayat (2) Pasal 9 Ayat (1) Ayat (2) Dalam praktiknya surat elektronik dikenal juga dengan sebutan e-mail. Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Yang dimaksud dengan tindakan tertentu antara lain dapat berupa: a. penundaan pemberian pernyataan efektif, misalnya pernyataan efektif untuk penggabungan usaha, peleburan usaha; dan 11 / 12

b. penundaan pemberian pernyataan Otoritas Jasa Keuangan bahwa tidak ada tanggapan lebih lanjut atas dokumen yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan dalam rangka penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu perusahaan terbuka. Pasal 13 Pengumuman pengenaan sanksi administratif dan tindakan tertentu oleh Otoritas Jasa Keuangan dapat dilakukan antara lain melalui situs web Otoritas Jasa Keuangan atau laporan tahunan Otoritas Jasa Keuangan. Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6202 12 / 12