TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DARI MAHASISWA AKPER DI RUANGAN PRAKTEK MAHASISWA RSUD GUNUNG DJATI CIREBON Titi Sri Suyanti Dosen Akper Muhammadiyah Cirebon Abstrak merupakan suatu keadaan yang pasti sangat diharapkan dapat dirasakan setiap konsumen termasuk dalam pelayanan jasa keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan oleh mahasiswa AKPER di ruangan praktek mahasiswa RSUD Gunung Djati Cirebon. Kuesioner terdiri dari 19 pertanyaan dengan jumlah responden sebanyak 120 pasien. Desain penelitian adalah kuantitatif non eksperimental dengan pendekatan cros sectional. Pada analisis Bivariat menggunakan uji statistik Chi Square dengan tingkat kemaknaan 0,05 didapatkan hasil penelitian untuk hubungan antara umur dengan kepuasan didapatkan hasil p value 0,535, untuk hubungan antara pendidikan responden dengan tingkat kepuasan didapatkan hasil p value 0,166, untuk hubungan antara status perkawinan dengan tingkat kepuasan didapatkan p value 1,000, untuk hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat kepuasan didapatkan p value 0,218. sedangkan untuk hubungan antara pekerjaan dengan tingkat kepuasan didapatkan p value 0,449. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dimensi perhatian dan sikap mempunyai peranan penting dalam menghasilkan tingkat kepuasan pasien. Berdasarkan hasil tersebut untuk lebih menilai tingkat kepuasan pasien dalam pelayanan keperawatan perlu dikembangkan dimensi kepuasan yang lebih luas sehingga hasil yang didapatkan dapat lebih bervariasi LATAR BELAKANG Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai fungsi utama dalampenyembuhan dan pemulihan kesehatan serta diharapkan mampu memberikan pelayananparipurna bagi masyarakat (Aniron, 1996). Oleh karenanya Rumah Sakit harus lebih memperhatikan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat, hal tersebut sejalan dengan pernyataan MenKes RI 2005 yaitu " Para pengelola Rumah Sakit maupun institusi kesehatan di daerah agar terus meningkatkan mutu pelayanan bagi masyarakat. Pada era globalisasi kualitas sektor kesehatan harus ditingkatkan mengingat semakin kritisnya masyarakat dalam menuntut pelayanan dibidang kesehatan yang prima sehingga diharapkan perawat mampu memberikan kontribusi positif atas profesinya karena
posisi dan peran perawat yang sangat vital dan strategis yaitu menjadi ujung tombak dan tulang punggung pelayanan sebuah Rumah sakit. (Purwanto). Pelayanan kesehatan yang berkualitas adalah layanan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa layanan kesehatan khususnya keperawatan yang sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan. Menurut Anwar (2005) sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting dalam pencapaian tujuan manajemen Rumah Sakit yaitu memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas yang berakhir pada kepuasan pasien.salah satu sumber daya manusia yang memegang peranan cukup penting dalam pelayanan Rumah Sakit adalah tenaga keperawatan dimana perawat merupakan bagian inti dari tenaga kesehatan yang memiliki kontribusi cukup besar dalam pelayanan kesehatan khususnya dalam pelayanan perawatan di Rumah Sakit. Dalam menghadapi konsumen atau pengguna jasa Rumah Sakit yang dalam hal ini adalah pasien dan keluarganya tidaklah cukup dengan senyuman dan sikap ramah tetapi diperlukan juga suatu metode dan prosedur guna memenuhi kebutuhan pasien dan keluarga secara tepat, hal ini seperti yang disampaikan (Barata, 2003)" pelayanan primer tidak lepas dari kemampuan seseorang atau kelompok untuk melaksanakan layanan secara optimal dengan menggabungkan konsep, kemampuan, sikap, tindakan/ketrampilan dan tanggung jawab dalam proses pemberian layanan". Pasien dan keluarga sebagai pengguan atau konsumen jasa Rumah Sakit merupakan pihak yang sangat tepat untuk mengatakan apakah kualitas pelayanan jasa yang diberikan Rumah Sakit tersebut baik atau buruk dengan pernyataan sangat puas, puas, kurang puas dan tidak puas terhadap pelayanan yang diterima. Menurut laporan data Susenas 2001 pelayanan kesehatan untuk rawat inap yang banyak dimanfaatkan adalah Rumah Sakit pemerintah yaitu sebanyak 37,1%, Rumah Sakit swasta sebanyak 34,3% sisanya adalah Rumah Sakit bersalin dan Puskesmas. Sedangkan untuk pelayanan kesehatan disimpulkan bahwa ketidakpuasan dari pelayanan kesehatan baik Rumah Sakit pemerintah maupun swasta untuk rawat jalan maupun rawat inap semakin meningkat, dimana kepuasan terhadap pelayanan rawat inap Rumah Sakit pemerintah secara umum lebih rendah dibanding pelayanan rawat inap Rumah Sakit swasta. Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Djati kota Cirebon merupakan institusi pelayanan kesehatan milik pemerintah daerah yang dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan
yang kompleks sekaligus berfungsi sebagai tempat pendidikan bagi calon tenaga kesehatan dan penelitian dibidang kesehatan, hal tersebut sesuai dengan strata Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Djati Cirebon yaitu tipe B. Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Djati Cirebon digunakan sebagai lahan praktek oleh seluruh institusi penyelenggaran pendidikan se Wilayah III Cirebon khususnya AKPER sebagai lahan praktek bagi mahasiswa. Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara langsung peneliti dengan beberapa pasien dan keluarga selama peneliti melakukan bimbingan terhadap mahasiswa yang sedang melaksanakan praktek klinik di RSUD Gunung Djati Cirebon didapatkan bahwa terdapat beberapa perbedaan pendapat tentang kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan oleh mahasiwa Akper. Berdasarkan feomena dan masalah diatas peneliti tertarik untuk meneliti kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan dari mahasiswa AKPER yang sedang melaksanakan praktek klinik di RSUD Gunung Djati Cirebon dengan judul penelitian "Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan dari mahasiswa AKPER di ruangan praktek mahasiswa RSUD Gunung Djati Cirebon". Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui distribusi frekuensi tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan oleh mahasiswa AKPER yang sedang melaksanakan praktek klinik di RSUD Gunung Djati Cirebon (2) Sebagai bahan evaluasi bagi institusi pendidikan sejauh mana pengetahuan dan ketrampilan yang diterima oleh mahasiswa dapat diaplikasikan di lahan praktek dengan baik dan benar. METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif non eksperimrntal dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian meliputi pasien rawat inap di ruangan praktek mahasiswa AKPER RSUD Gunung Djati Cirebon. Sampel penelitian diambil secara acak dengan kriteia sampel yang diteliti adalah (1) pasien telah dirawat minimal 3 hari (2) pasien mempunyai tingkat kesadaran yang baik (Compos Mentis) (3) pasien mampu membaca dan menulis. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 170 pasien. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat Tabel 3.1 Distribusi tingkat kepuasan menurut 4 dimensi kepuasan
1. Sikap Dimensi Jumlah % 2. Perhatian 3. Tindakan 4. Komunikasi Total Sumber : Data Primer 107 63 89 81 131 39 118 52 90 80 62,9 37,1 52,4 47,6 77,1 22,9 69,3 30,6 52,9 47,1 Merujuk tabel diatas dapat dilihat bahwa proporsi kepuasan responden pada dimensi sikap sebesar 77,1%, dimensi perhatian 69,4%, dimensi tindakan 52,9%, dimensi komunikasi 62,9% dan kepuasan seluruhnya sebesar 52,4%. 2. Analisis Bivariat Menggunakan uji statistik Chi Square dengan tingkat kemaknaan 0,05 artinya hubungan dikatakan bermakna jika p value < 0,05. Tabel 3.2. Distribusi responden menurut kepuasan dan umur Kategori umur Puas Tidak Puas Muda 49 (50,0%) 49 (50,0%) 98 (100%) 0.535 Tua 40 (55,6%) 32 (44,4%) 72 (100%) 0.535 Merujuk tabel diatas didapat p value 0,535 artinya secara statististik tidak ada Hubungan yang bermakna antara kategori umur dengan kepuasan Tabel 3.3 Distribusi responden menurut kepuasan dan tingkat pendidikan Kategori pendidikan Puas Tidak Puas Rendah 70 (55,6%) 56 (44,4%) 126 (100%) 0.166 Tinggi 19 (43,2%) 25 (56,8%) 44 (100%) 0.166 Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 3 didapatkan p value 0,166 artinya secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara kategori pendidikan dengan tingkat kepuasan Tabel 3.4 Distribusi responden menurut kepuasan dan status perkawinan Kategori perkawinan Puas Tidak Puas Menikah 73 (52,5%) 66 (47,5%) 139 (100%) 1.000 Tidak menikah 16 (51,6%) 15 (48,4%) 31 (100%) 1.000 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan p value 1,000 artinya secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara status perkawinan responden dengan tingkat kepuasan Tabel 3.5 Distribusi responden menurut kepuasan dan jenis kelamin Jenis kelamin Puas Tidak Puas Laki - laki 45 (47,9%) 49 (52,1%) 94 (100%) 0.218 Perempuan 44 (57,9%) 232(42,1%) 76 (100%) 0.218 Tabel di atas menunjukkan p value 0.218 artinya secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan tingkat kepuasan Tabel 3.6 Distribusi responden menurut kepuasan dan kategori pekerjaan Kategori pekerjaan Puas Tidak Puas Bekerja 73 (54,1%) 62 (45,9%) 135 (100%) 0.449 Tidak bekerja 16 (45,7%) 19 (54,3%) 35 (100%) 0.449 Pada tabel di atas didapatkan p value 0.449 artinya secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara status bekerja dengan tingkat kepuasan 3. Analisis Multivariat Berdasarkan analisa regresi logistik dengan menggunakan stata 7.0 maka didapatkan hasil Tabel 3.7 Distribusi Odds ratio setiap dimensi kepuasan Dimensi kepuasan Nilai OR
Tindakan 76,889 Komunikasi 93,891 Sikap 117,146 Perhatian 125,816 Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa secara statistik dimensi perhatian dan sikap mempunyai peran yang sangat pentimng dalam menghasilkan tingkat kepuasan pada pasien Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien berada pada tingkatan puas sebanyak 52,4% dan tidak puas sebanyak 47,6% dimana prosentase terendah yang dapat menghasilkan kepuasan adalah pada dimensi tindakan, sehingga hal tersebut dapat dijadikan bahan evaluasi oleh institusi penyelenggara pendidikan khususnya AKPER untuk menilai sejauh mana ketrampilan yang telah diberikan dapat diaplikasikan secara baik dan benar oleh mahasiswa. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pertama, dimensi sikap dan perhatian mempunyai peranan cukup besar dalam menghasilkan kepuasan pasien kedua, tidak ada hubungan yang bermakna antara kategori umur, pendidikan, status perkawinan, jenis kelamin dan status bekerja dengan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan oleh mahasiswa Akper Saran Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan simpulan dapat disusun saran 1) Area penelitian dapat dikembangkan pada tempat lain dengan jumlah sampel yang lebih besar sehingga akan lebih refresentatif dan memungkinkan untuk dilakukan generalisasi 2) Penelitian dapat dikembangkan dengan dimensi kepuasan yang lebih luas sehingga dapat memberikan informasi yang lebih bervariasi dan mendalam 3) Perlu ditingkatkan kerjasama yang lebih baik antara pembimbing institusi dengan CI lapangan sehingga proses bimbingan kepada mahasiswa dalam memberikan layanan keperawatan dapat lebih optimal 4) Perlu ada kerjasama antara institusi penyelenggara pendidikan (AKPER) mengingat pelayanan yang diberikan oleh mahasiswa terhadap pasien dalam satu waktu dapat dilakukan oleh mahasiswa dari institusi yang berbeda sehinggahasil penelitian dapat
digunakan untuk peningkatan institusi dalam menyelenggarakan proses pendidikan terhadap mahasiswa. DAFTAR RUJUKAN. Ani, Werdati, Utarini. (1994). Harapan konsumen terhadap pelayanan keperawatan. Jurnal manajemen pelayanan kesehatan vol 4. Anonim. (2005) Praktek keperawatan belum profesional. (internet). Http://www.tblog.com/ templates/index.php?bid=nersternate&static=252237 (diakses 02 Oktober 2005). Anonim. (2005) Rumah Sakit agar terus tingkatkan pelayanan. (internet). Http://www. depkes.go.id/index.php?option=neews&task=viewarticle&sid=852&itemid=2 (diakses 02 Oktober 2005). Anonim. (2005) Second opinion hak pasien, kok!. (internet). Http://www.indomedia.com/bpost/012005/12/ragam/art-1.htm (diakses 02 Oktober 2005). Anonim. (2005) Laporan data Susenas 2001: Status kesehatan, pelayanan kesehatan, perilaku hidup sehat dan kesehatan lingkungan (internet). Http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php?id=jkpkbppk-gdl-res-2001-tim-817 susenas (diakses 02 Oktober 2005). Azwar, A. (1994). Program menjaga mutu pelayanan kesehatan. Jakarta: Yayasan penerbit IDI. Budiarto, N. (2002). Metodologi penelitian kedokteran, Sebuah penghantar. Jakarta:EGC. Kozier. (1991) Fundamental of Nursing : Concep, Proces and Practice. California. Krowinski, J William. (1996) Measuring and Managing Patien Satisfaction. 2nd edition. AHA. Supranto, M.A. (1997) Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan untuk menaikkan Wijono, M.S. (2000) Manajemen mutu pelayanan kesehatan : Teori, strategi dan aplikasi. Edisi 2. Airlangga Press. Surabaya. arga pangsa pasar. Edisi 2. PT Rineka Tri Anjaswarni, Budi Anna Keliat, Luknis Sabri. (2002) Analisis tingkat kepuasan klien terhadap perilaku caring perawat di Rumah Sakit Umum DR. Saiful Anwar Malang tahun 2002. Jurnal Keperawatan Indonesia. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia