BUPATI HALMAHERA TIMUR PROVINSI MALUKU UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG PERSEDIAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 19 TAHUN 2014 BUPATI MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG PERSEDIAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

Sheet1 WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/MENHUT-II/2012 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 22.2 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 18 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1343, 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Persediaan. Penatausahaan. Pencabutan.

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 122 TAHUN 2016 TENTANG

BAB VIII AKUNTANSI PERSEDIAAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN. (disempurnakan) RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1267, 2013 KEMENTERIAN SOSIAL. Penatausahaan. Barang Milik Negara. Persediaan.

AKUNTANSI PERSEDIAAN

BAB VIII AKUNTANSI PERSEDIAAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR: 5 TAHUN 2003 SERI: E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

-1- BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 136 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

AKUNTANSI PERSEDIAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 05 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 12 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 05/IN/M/2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SERAM BAGIAN BARAT

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 88 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

BUPATI LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 5 TAHUN 2014 T E N T A N G

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR

BUPATI BULUNGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA NOMOR /UN40/HK//2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011

BAB 10 AKUNTANSI PERSEDIAAN

TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010

RANCANGAN BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 611 TAHUN 2011 TENTANG

KEBIJAKAN AKUNTANSI PERSEDIAAN

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

SALINAN NO : 14 / LD/2009

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 4 TAHUN 2014 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 8 TAHUN 2017

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/7/KEP/ /2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP. 13 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2010 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2009 T E N T A N G ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 2009

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 01 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN ANGGARAN 2008

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PENGGUNAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010 WALIKOTA MOJOKERTO,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN ANGGARAN 2012

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO Salinan PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 1 TAHUN 2014

BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

BUPATI HALMAHERA TIMUR PROVINSI MALUKU UTARA PERATURAN BUPATI HALMAHERA TIMUR NOMOR : 7 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG PERSEDIAAN KABUPATEN HALMAHERA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HALMAHERA TIMUR Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang efektif dan efisien, sangat dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai dan terkelola secara baik dan tertib sesuai dengan ketentuan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; Mengingat : b. bahwa untuk memberikan petunjuk kepada Satuan Perangkat Daerah Kabupaten Halmahera Timur yang terkait dalam pelaksanaan pencatatan dan pelaporan persediaan agar memiliki persepsi yang sama sehingga tercapai keseragaman dalam penatausahaan persediaan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf b di atas, Pemerintah Kabupaten Halmahera Timur perlu menetapkan Peraturan Bupati Halmahera Timur Nomor Tahun 2016 Tentang Sistem dan Prosedur Penatausahaan Barang Persediaan; 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan Sula, Kabupaten Halmahera Timur dan Kota Tidore Kepulauan di Provinsi Maluku Utara, (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4264); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat; 11. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Stándar Akuntansi Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah; 15. Peraturan Bupati Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Akuntansi Kabupaten Halmahera Timur; 16. Peraturan Bupati Nomor 15 Tahun 2015 Tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Barang Milik Daerah Kabupaten Halmahera Timur;

MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN BUPATI HALMAHERA TIMUR TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENATAUSAHAAN BARANG PERSEDIAAN KABUPATEN HALMAHERA TIMUR BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Halmahera Timur. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah. 3. Sistem adalah perangkat unsur atau sub-sub sistem yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. 4. Prosedur adalah cara atau metode untuk memecahkan sesuatu masalah yang dilakukan langkah demi langkah. 5. Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan barang milik daerah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 6. Barang Milik Daerah Kabupaten Halmahera Timur yang selanjutnya disebut sebagai Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Halmahera Timur atau perolehan lainnya yang sah (hibah, sumbangan, tukar menukar, penyerahan dari Pemerintah Pusat, Provinsi Maluku Utara atau Pemerintah Daerah Lainnya, Pihak ketiga dan sebagainya), termasuk di dalamnya adalah Barang Milik Daerah yang pengelolaannya berada pada Perusahaan Daerah/Badan Usaha Milik Daerah/Yayasan Milik Daerah. 7. Persediaan adalah aset dalam bentuk barang atau perlengkapan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah daerah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. 8. Pengelola Barang Milik Daerah adalah Pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab melakukan koordinasi Pengelolaan Barang Milik Daerah. 9. Pengguna Barang Milik Daerah adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan Barang Milik Daerah; 10. Penyimpan Barang Milik Daerah adalah pegawai yang diserahi tugas untuk menerima, menyimpan dan mengeluarkan Barang Milik Daerah; 11. Pengurus Barang Milik Daerah adalah pegawai yang diserahi tugas unuk mengurus Barang Milik Daerah dalam proses pemakaian yang ada di setiap Satuan Keja Perangkat Daerah/Unit kerja; 12. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah selaku pengguna barang; 13. Pengadaan adalah kegiatan utnuk melakukan pemenuhan kebutuhan barang daerah; 14. Rencana kerja dan Anggaran yang selanjutnya disingkat RKA adalah yang terdapat pada SKPD;

BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 1. Maksud disusunnya Sistem Prosedur Penatausahaan Persediaan dilingkungan Pemerintah Kabupaten Halmahera Timur adalah untuk memberikan petunjuk kepada SKPD yang terkait dalam pengelolaan barang persediaan. 2. Tujuan disusunnya Sistem dan Prosedur Persediaan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Halmahera Timur adalah agar terwujud laporan keuangan yang akuntabel dalam pelaksanaan penatausahaan barang persediaan SKPD; BAB III RUANG LINGKUP Pasal 3 1. Yang diatur dalam Peraturan Bupati ini adalah mengenai Sistem dan Prosedur Penatausahaan Barang Persediaan di Satuan Kerja Perangkat Daerah dan/atau Unit Pelaksana Teknis (UPT); 2. Pemerintah Kabupaten Halmahera Timur wajib menyajikan nilai persediaan didalam Neraca; 3. Persediaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan, yang digunakan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah. Barang-barang yang dimaksud untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat; 4. Pengakuan, pengukuran dan pengungkapan persediaan mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan; 5. Penjelasan lebih lanjut mengenai persediaan disajikan dalam catatan atas Laporan Keuangan. Pasal 4 1. Barang Persediaan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 3 ayat 1 meliputi persediaan barang habis pakai dan persediaan barang tidak pakai habis. 2. Persediaan merupakan aset berwujud yang berupa : a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan operasional pemerintah; b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam Proses produksi; c. Bahan atau perlengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b adalah barang yang di produksi untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat atau barang yang disimpan untuk dijual dalam rangka kegiatan pemerintahan; 3. Persediaan juga mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk digunakan, misalnya barang habis pakai seperti alat tulis kantor, barang tidak habis pakai seperti komponen peralatan, pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen bekas.

4. Dalam hal pemerintah memproduksi sendiri, persediaan juga meliputi bahan yang digunakan dalam proses produksi seperti bahan baku, pembuatan alat-alat pertanian; 5. Barang hasil proses produksi yang belum selesai dicatat sebagai persediaan misalnya alat-alat pertanian setengah jadi. 6. Persediaan dapat terdiri dari : a. Barang konsumsi (termasuk obat-obatan/bahan/alat habis pakai kesehatan) b. Amunisi c. Bahan Pemeliharaan d. Suku cadang e. Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga f. Pita cukai dan leges g. Bahan baku h. Barang dalam proses/setengah jadi i. Tanah/bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat j. Hewan dan tanaman, untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat. 7. Barang yang disimpan oleh pemerintah daerah untuk tujuan cadangan strategis seperti cadangan energy (misalnya minyak) atau untuk tujuan berjaga-jaga seperti cadangan pangan (beras), barang-barang dimaksud diakui sebagai persediaan. BAB IV PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGANGARAN Pasal 5 1. Perencanaan kebutuhan barang persediaan disusun dalam Rencana Kerja dan Anggaran SKPD setelah memperhatikan sisa persediaan barang yang ada. 2. Sisa persediaan barang akhir tahun diperhitungkan dalam penyusunan Rencana Kerja Anggaran tahun anggaran berikutnya. BAB V PENATAUSAHAAN BARANG PERSEDIAAN Pasal 6 Penatausahaan persediaan merupakan system yang digunakan untuk mencatat semua kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan barang persediaan milik Pemerintah Daerah. Pasal 7 1. Pengelolaan barang persediaan milik pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 diakui pada saat diterima atau hak pemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah. 2. Pada akhir periode pelaporan, barang persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fifik dan nilai berdasarkan harga beli terakhir. 3. Untuk persediaan barang cetakan yang sudah diperporasi dicatat sebesar nilai nominal barang. Pasal 8 Pihak-pihak yang terkait dengan penatausahaan persediaan meliputi :

a. Bendahara Pengeluaran; b. Penyimpan Barang; c. Pengurus Barang; d. Pelaksanaan akuntansi; e. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah (DPKKD) Pasal 9 Bendahara Pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 huruf (a) bertugas melakukan pembayaran atas pembelian/pengadaan barang persediaan yang kemudian diserahkan kepada penyimpan barang. Pasal 10 Penyimpan barang sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 huruf (b) bertugas : a. Menerima, menyimpan dan menyalurkan barang milik daerah; b. Meneliti dan menghimpun dokumen pengadaan barang yang diterimanya; c. Meneliti jumlah dan kualitas barang yang diterima sesuai dokumen pengadaan; d. Mencatat barang persediaan yang diterima kedalam buku/kartu barang; e. Membuat laporan penerimaan, penyaluran/pendistribusian dan sisa barang persediaan yang dikelolanya; f. Melakukan inventarisasi fisik barang persediaan. Pasal 11 Pengurus barang sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 huruf (c) bertugas membantu penyimpan barang dalam pendistribusian, menyelenggarakan pencatatan dan pelaporan barang persedian secara periodik. Pasal 12 Pelaksana akuntansi sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 huruf (d) bertugas mencatat nilai sisa persediaan barang dalam laporan keuangan SKPD Pasal 13 Dinas Pengelolaan Keuangan dan kekayaan Daerah dimaksud dalam pasal 8 huruf e bertugas : (DPKKD) sebagaimana a. Menghimpun laporan tentang persediaan dari seluruh SKPD b. Membuat rekapitulasi laporan semesteran persediaan. Pasal 14 Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah (DPKKD) sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 huruf e merupakan pihak yang menggunakan data persediaan dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanjan Daerah (APBD) dan penyusunan perubahan APBD.

BAB VI PENATAUSAHAAN BARANG PERSEDIAAN PADA SKPD Pasal 15 Persediaan barang dapat diperoleh dari pengadaan, hibah dan/atau perolehan lainnya yang sah. Pasal 16 1. Hasil pelaksanaan pengadaan barang persediaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 diterima oleh penyimpan barang; 2. Penyimpan barang sebagimana dimaksud dalam ayat (1) diatas, berkewajiban melaksanakan tugas administrasi penerimaan barang persediaan. 3. Penerimaan barang persediaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatas, selanjutnya disimpan dalam gudang atau tempat penyimpanan. Pasal 17 Barang yang dibeli dan/atau diterima oleh penyimpan barang dicatat ke dalam : a. Daftar pengadaan barang b. Buku barang c. Buku Penerimaan Barang d. Kartu Barang e. Kartu Persediaan Barang Pasal 18 1. Daftar pengadaan barang sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 huruf (a) merupakan daftar yang digunakan untuk mencatat pengadaan barang persediaan. 2. Format daftar pengadaan barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas, termuat dalam lampiran Ke I Peraturan Bupati ini. Pasal 19 1. Buku barang sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 huruf (b) merupakan buku yang digunakan untuk mencatat barang pakai habis dan/atau barang tidak pakai habis yang diterima dan dikeluarkan oleh penyimpan barang. 2. Format buku barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas, termuat dalam lampiran Ke II Peraturan Bupati ini. Pasal 20 1. Buku penerimaan barang sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 huruf (c) merupakan buku yang digunakan untuk mencatat barang penerimaan barang persediaan. 2. Format buku barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas, termuat dalam lampiran Ke III Peraturan Bupati ini.

Pasal 21 1. Kartu barang sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 huruf (d), merupakan buku yang digunakan untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran per jenis barang persediaan. 2. Format buku barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas, termuat dalam lampiran Ke IV Peraturan Bupati ini. Pasal 22 1. Kartu barang sebagaimana dimaksud pada pasal 17 huruf (e), merupakan kartu yang digunakan untuk mencatat daftar sisa barang persediaan. 2. Format buku barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas, termuat dalam lampiran Ke V Peraturan Bupati ini. Pasal 23 1. Barang yang didistribusikan dan/atau digunakan, dicatat oleh penyimpan barang ke dalam : a. Buku pengeluaran barang b. Kartu barang c. Kartu persediaan barang d. Buku barang 2. Sebelum pelaksanaan distribusi, pengguna barang mengeluarkan : a. Surat Perintah pengeluaran/penyaluran Barang b. Surat bukti pengambilan barang dari gudang/tempat penyimpan barang. 3. Surat perintah pengambilan/pengeluran barang yang dimaksud dalam ayat (2) huruf (a) sebagaimana termuat dalam lampiran Ke IX Peraturan Bupati ini. 4. Surat bukti pengambilan barang yang dimaksud pada ayat (2) huruf (b) adalah sebagaimana termuat dalam lampiran Ke X Peraturan Bupati ini. Pasal 24 1. Buku pengeluaran barang sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 huruf (a) merupakan buku yang digunakan untuk mencatat pengeluaran barang persediaan. 2. Format buku barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas, termuat dalam lampiran Ke VI Peraturan Bupati ini. Pasal 25 1. Setiap akhir bulan penyimpan barang melaporkan data sisa persediaan kepada pelaksana akuntansi SKPD. 2. Data sisa persediaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai bahan penyusunan Neraca SKPD.

BAB VII PENATAUSAHAAN BARANG PERSEDIAAN PADA TINGKATAN UNIT KERJA DAN UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) Pasal 26 Dalam hal Satuan Kerja Perangkat Daerah terdiri dari beberapa Unit Kerja, maka Pengguna Barang dapat menunjuk pengurus dan penyimpan barang unit kerja dan atau pengurus/penyimpan barang Unit Pelaksana Teknis untuk penatausaha barang persediaan. Pasal 27 Barang yang dibeli dan/atau yang diterima dicatat oleh pengurus barang unit kerja dan/atau Unit Pelaksana Teknis kedalam : a. Daftar pengadaan barang b. Kartu barang c. Kartu persediaan barang Pasal 28 Barang yang didistribusikan dan/atau digunakan, dicatat oleh pengurus barang Unit Pelaksana Teknis ke dalam : a. Kartu Barang b. Kartu persedian barang Pasal 29 1. Seiap akhir bulan pengurus barang Unit Pelaksana Teknis menyampaikan data sisa persediaan kepada penyimpan barang SKPD. 2. Persediaan barang SKPD merekap data-data sisa persediaan dari pengurus barang unti kerja da atau pengurus barang Unit Pelaksana Teknis serta sisa persediaan yang dikelolanya. 3. Rekapitulasi sisa persediaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada pelaksana akuntansi SKPD yang akan digunakan sebagai bahan penyusunan Neraca SKPD. BAB VIII PENGHAPUSAN Pasal 30 1. Penghapusan barang persediaan meliputi : a. Penghapusan dari daftar persediaan barang SKPD b. Penghapusan dari daftar persediaan barang daerah. 2. Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan karena terjadi kerusakan, musnah, hilang, kadarluasa, dan atau alas an lain yang dapat dibenarkan; 3. Barang persediaan yang telah dihapus tidak dapat dipergunakan lagi, tidak dapat dimanfaatkan, atau tidak dapat dipindahtangankan maka penghapusan barang persediaan tersebut harus ditindaklanjuti dengan pemusnahan. 4. Pemusnahan barang persediaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diatas, dilaksanakan ileh Pengguna Barang dengan Surat Keputusan Pengelola atas nama Bupati. 5. Pemusnahan barang persediaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatas, dituangkan dalam berita acara pemusnahan dan dilaporkan kepada Bupati.

BAB IX PELAPORAN Pasal 31 1. Penyimpan barang secara administratif wajib membuat laporan pertanggungjawaban atas barang persediaan yang dikelolanya. 2. Laporan sebagaimana dimaksud ayat (1) disesuaikan dengan sistem pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan berdasarkan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Halmahera Timur. 3. Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Laporan semesteran b. Laporan tahunan Pasal 32 1. Setiap akhir semester dan akhir tahun, penyimpan barang melaksanakan inventarisasi fisik barang persedian. 2. Hasil inventarisasi fisik sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam Berita Acara Inventarisasi Barang Persediaan dan disampaikan kepada pelaksana akuntansi SKPD 3. Format Berita Acara Inventarisasi Barang Persediaan dan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) diatas, termuat dalam lampiran VII-A dan Rincian Berita Acara tersebut termuat dalam lampiran VII-B Peraturan Bupati ini. 4. Laporan Persediaan dapat dibuat ringkasan. 5. Ringkasan Laporan Persediaan memuat catatan sisa persediaan tahun lalu, catatan peneriman/pengeluaran/pemakaian barang tahun yang sedang berjalan, laporan dan format sebagaimana tertuang dalam lampiran VIII Peraturan Bupati ini. Pasal 33 Laporan sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 ayat (2) disampaikan kepada Bupati Halmahera Timur melalui Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah dengan tembusan kepada Kepala Inspektorat. BAB X TUNTUTAN GANTI RUGI Pasal 34 1. Pengurus dan Penyimpan Barang yang tidak melaksanakan kewajibannya dan menyebabkan kerugian daerah dikenakan tuntutan gantu rugi. 2. Keteuntuan mengenai tuntutan ganti rugi ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB XI KETENTUAN PERLIHAN Pasal 35 1. Dalam hal penyimpan barang tidak berada ditempat tugas dan atau tidak dapat melaksanakan tugasnya sebagaimana mestinya, Pengguna barang dapat menunjuk penyimpan barang sementara.

2. Setelah melakukan pengantian barang sementara, selanjutnya dibuatkan surat pernyataan penggantian penyimpan barang sementara dan dilakukan serah terima gudang/tempat penyimpanan barang beserta kuncinya, yang dituankan dalam berita acara. 3. Surat pernyataan penggantian penyimpan barang sementara sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), termuat dalam lampiran Ke XI Peraturan Bupati ini. 4. Berita acara yang dimaksud dalam ayat (2) sebagaimana yang termuat dalam lampiran Ke XII Peraturan Bupati ini. BAB XII PENUTUP Pasal 36 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Halmahera Timur. Ditetapkan di Maba Pada Tanggal 23 Agustus 2016 BUPATI HALMAHERA TIMUR RUDY ERAWAN Diundangkan di Maba Pada Tanggal 23 Agustus 2016 (BERITA DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR TAHUN 2016 NOMOR 7 )

2. Setelah melakukan pengantian barang sementara, selanjutnya dibuatkan surat pernyataan penggantian penyimpan barang sementara dan dilakukan serah terima gudang/tempat penyimpanan barang beserta kuncinya, yang dituankan dalam berita acara. 3. Surat pernyataan penggantian penyimpan barang sementara sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), termuat dalam lampiran Ke XI Peraturan Bupati ini. 4. Berita acara yang dimaksud dalam ayat (2) sebagaimana yang termuat dalam lampiran Ke XII Peraturan Bupati ini. BAB XII PENUTUP Pasal 36 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Halmahera Timur. SEKDA PEJABAT ASISTEN III KABAG HUKUM PARAF Di tetapkan di Maba Pada tanggal 2016 BUPATI HALMAHERA TIMUR KADIS DPPKD Diundangkan di Maba Pada Tanggal 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR H. RUDY ERAWAN Ir. MOH. ABDU NASAR NIP. 19641028 199203 1 006 BERITA DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR TAHUN 2016 NOMOR.

2. Setelah melakukan pengantian barang sementara, selanjutnya dibuatkan surat pernyataan penggantian penyimpan barang sementara dan dilakukan serah terima gudang/tempat penyimpanan barang beserta kuncinya, yang dituankan dalam berita acara. 3. Surat pernyataan penggantian penyimpan barang sementara sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), termuat dalam lampiran Ke XI Peraturan Bupati ini. 4. Berita acara yang dimaksud dalam ayat (2) sebagaimana yang termuat dalam lampiran Ke XII Peraturan Bupati ini. BAB XII PENUTUP Pasal 36 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Halmahera Timur. Di tetapkan di Maba Pada tanggal 2016 BUPATI HALMAHERA TIMUR ttd H. RUDY ERAWAN Diundangkan di Maba Pada Tanggal 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR ttd Ir. MOH. ABDU NASAR NIP. 19641028 199203 1 006 BERITA DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR TAHUN 2016 NOMOR. Salinan Sesuai Aslinya Kabag Hukum dan Organisasi Sekretariat Daerah Kab. Halmahera Timur ARDIANSYAH MADJID, SH NIP.19771122 200312 1 006

LAMPIRAN I Nomor : Tahun 2016 Tanggal : 2016 UAPB : Berikut ini adalah contoh petunjuk pengisian dan bentuk Buku Persediaan, Laporan Persediaan, dan Laporan Hasil Mapping. 1. Buku Persediaan a. Buku Persediaan dibuat dalam bentuk kartu untuk setiap jenis (item) barang. Pada setiap buku persediaan dicantumkan kode dan uraian sub-sub kelompok barang untuk barang yang dapat diklasifikasikan sesuai SK Menkeu nomor 18/KMK.018/1999; b. Buku persediaan diisi setiap ada mutasi barang persediaan, seperti pembelian, hibah dan mutasi penggunaan barang persediaan; c. Setiap akhir tahun perlu diadakan invetarisasi persediaan untuk menentukan kuantitas dari setiap item persediaan dan selanjutnya buku persediaan disesuaikan berdasarkan hasil inventarisasi tersebut; d. Buku persediaan dikelola oleh Bendahara Barang SKPD yang menangani persediaan. UAPPB-E1 : Nomor Kartu : UAPPB-W : Halaman : BUKU PERSEDIAAN UAKPB : Kode sub-sub kelompok : KODE UAKPB : Jenis Barang : Satuan : NO. Tgl Uraian Masuk Harga Beli/ Keluar Saldo Paraf Urut Perolehan Jumlah Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2. Laporan Persediaan a. Laporan Persediaan dibuat setiap akhir semester pada suatu periode akuntansi untuk melaporkan nilai persediaan pada akhir semester; b. Laporan Persediaan dibuat oleh Bendahara Barang SKPD yang menangani persediaan dan diketahui oleh penanggungjawab Anggaran/Kepala Pengguna Anggaran. c. Laporan Persediaan harus memberikan informasi jumlah persediaan yang rusak atau usang. Persediaan yang telah usang adalah persediaan yang tidak dapat dimanfaatkan untuk kegiatan operasional bukan hanya karena usianya tapi juga kera sudah ketinggalan teknologi atau ketidaksesuaian spesifikasi. UAPB : UAPPB-E1 : UAPPB-W : UAKPB : KODE UAKPB : LAPORAN PERSEDIAAN Semester : Tahun Anggaran : Sub kelompok Barang Nilai Kode Nama Per 1 2 3 Jumlah Mengetahui, Penanggung Jawab UAKPB Kepala Petugas Pengelola Persediaan Nama:.. Nama :. Nip :. Nip :.

UAPB : UAPPB-E1 : UAPPB-W : 3. Laporan Hasil Mapping. a. Laporan HAsil Mapping dibuat setiap akhir semester pada suatu periode akuntansi serta setelah membuat Laporan Persediaan. b. Laporan Hasil Mapping memberikan informasi jumlah nilai serta kuantitas persedian berdasarkan laporan persediaan yang disesuaikan menjadi nilai serta kuatitas persediaan berdasarkan Bagan Perkiraan Standar (PMK nomor 13/PMK.06/2005) HASIL MAPPING Semester :. Tahun Anggaran:. UAKPB : KODE UAKPB : Klasifikasi Menurut SK Menkeu No. Bagian Perkiraan Standar SABMN 18/KMK.018/1999 Kode Nama Uraian Jumlah Kode Jumlah Barang Perkiraan Jumlah Jumlah Mengetahui, Penanggung Jawab UAKPB Kepala.,.. Petugas Pengelola Persediaan Nama : Nama :. Nip : Nip : BUPATI HALMAHERA TIMUR TTD H. RUDY ERAWAN