BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran dari penelitian yang akan dilaksanakan. Objek dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa dengan faktor yang mempengaruhinya adalah minat belajar dan status ekonomi keluarga. Adapun objek sasaran pada penelitian ini dilakukan pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 6 Kota Cirebon kelas XII IPS. 3.2 Metode Penelitian Didalam penelitian ilmiah, diperlukan adanya suatu metode penelitian yang tepat dan sesuai dengan permasalahan yang dihadapinya. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode explanatory yaitu metode yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi merupakan sekelompok objek yang dapat dijadikan sumber penelitian.. Menurut Sugiyono (2010:80), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
33 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII IPS di SMA Negeri 6 Kota Cirebon yang berjumlah 132 siswa. Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian Kelas Jumlah Siswa XII IPS 1 43 XII IPS 2 45 XII IPS 3 44 Jumlah 132 Sumber : dokumen sekolah 3.3.2 Sampel Menurut Sugiyono (2010:81) yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dikarenakan populasi pada penelitian ini tergolong sedikit, maka pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh yaitu seluruh jumlah populasi dijadikan sampel. Jadi, sampel pada penelitian ini sebanyak 132 siswa kelas XII IPS SMAN 6 Kota Cirebon. 3.4 Operasionalisasi Variabel Untuk memudahkan dalam pengukuran serta pengumpulan data, maka perlu dikemukakan batas-batas mengenai variabel atau hal-hal yang berhubungan dengan variabel tersebut. Adapun batasan pengertian masing-masing variabel dan pengukuran ditunjukkan pada tabel berikut :
34 Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Varibel Konsep Teoritis Konsep Empiris Minat Minat adalah suatu rasa lebih Kecenderung Belajar suka dan rasa ketertarikan an psikologis Siswa pada suatu hal atau aktivitas, yang (X 1 ) tanpa ada yang menyuruh. berlangsung (Slameto, 2010:180) secara terus menerus dan didasari dengan rasa senang terhadap mata pelajaran ekonomi. Status Ekonomi Keluarga (X 2 ) Prestasi belajar siswa (Y) Status merupakan kedudukan seseorang dalam suatu kelompok sosial. Kedudukan sosial (status sosial) adalah sehubungan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisennya dan hak-hak serta kewajibannya. Kedudukan sosial tersebut mempengaruhi kedudukan orang tadi dalam kelompok sosial berbeda. (Nasution, 2004:22) Prestasi belajar merupakan hasil interaksi dari sebagian faktor yang mempengaruhi proses belajar secara keseluruhan. (Syah, 2010:141) Tingkat status ekonomi keluarga dilihat dari penghasilan keluarga dalam satu bulan dan pendidikan terakhir orang tua. Nilai yang diperoleh peserta didik pada mata pelajaran ekonomi Konsep Analisis 1. Ketertarikan terhadap mata pelajaran ekonomi 2. Ketertarikan terhadap guru mata pelajaran ekonomi 3. Perhatian dalam mempelajari mata pelajaran ekonomi 4. Keinginan untuk mengetahui atau memiliki sesuatu objek yang berhubungan dengan mata pelajaran ekonom 5. Frekuensi waktu belajar mata pelajaran ekonomi 6. Kegiatan yang disenangi berhubungan dengan mata pelajaran ekonomi 7. Jenis-jenis kegiatan untuk memahami mata pelajaran ekonomi 8. Usaha-usaha untuk merealisasikan keinginan atau rasa senang terhadap sesuatu yang diminatinya 1. Penghasilan orang tua perbulan 2. Pendidikan terakhir orang tua Nilai Ujian Akhir Sekolah kelas XI jurusan IPS SMA Negeri 6 Kota Cirebon pada mata pelajaran ekonomi Skala Ordinal Ordinal Rasio
35 3.5 Sumber dan Jenis Data Menurut Arikunto (2010:172) yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Adapun sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah : Dokumentasi SMAN 6 Kota Cirebon Sedangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Data primer diperoleh dari hasil angket pada siswa SMAN 6 Kota Cirebon Data sekunder yaitu nilai UAS yang diperoleh dari SMAN 6 Kota Cirebon. 3.6 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan untuk memperoleh data primer yang relavan dalam masalah yang diteliti dengan menggunakan instrumen yang tepat. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:102) instrumen adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik kuesioner (angket). 1. Teknik kuesioner atau angket, yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. 2. Studi dokumenter, yaitu mempelajari dokumen-dokumen dan arsip-arsip yang ada pada SMAN 6 Kota Cirebon.
36 3.7 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tentang minat belajar dan status ekonomi keluarga dalam mata pelajaran ekonomi. Angket atau kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006:151). Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam penyusunan angket adalah sebagai berikut : 1. Menentukan tujuan pembuatan angket, 2. Menentukan objek yang menjadi responden, 3. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian, 4. Menyusun pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh responden, 5. Memperbanyak angket. 6. Menyebarkan angket. 7. Mengelola dan menganalisis hasil angket. 3.8 Pengujian Instrumen Penelitian Agar hasil penelitian tidak bias dan diragukan kebenarannya maka alat ukur tersebut harus valid dan reliabel. Untuk itulah terhadap kuesioner yang diberikan kepada responden dilakukan 2 macam tes yaitu tes validitas dan tes reliabilitas.
37 3.8.1 Uji Validitas Instrumen Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan dari suatu instrumen. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2006:168). Dalam uji validitas ini digunakan teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus sebagai berikut : { } { } (Riduwan, 2010 : 136) Keterangan : = Koefisien korelasi butir N = Jumlah skor tiap item = Skor total = Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan = Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan = Jumlah perkalian X dan Y = Jumlah Responden Setelah diketahui besarnya koefisien korelasi (r), kemudian dilakukan pengujian signifikansi koefisien korelasi dengan menggunakan rumus uji t sebagai berikut : (Riduwan, 2010:137)
38 Dimana : t n r = uji signifikan korelasi = jumlah sampel = nilai koefisien Hasil t hitung tersebut kemudian dikonsultasikan dengan harga distribusi t tabel dengan taraf signifikan α = 0,05 yang artinya peluang membuat kesalahan 5% setiap item akan terbukti bila harga t hitung > t tabel dengan taraf kepercayaan 95% serta derajat kebebasannya dk = n 2. Kriteria pengujian item adalah jika t hitung lebih besar dari harga t tabel maka item tersebut valid. 3.8.2 Uji Reliabilitas Instrumen Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006 : 178). Untuk menguji uji reliabilitas penulis menggunakan rumus alpha dengan rumus : [ ] [ ] (Arikunto, 2006 : 196) Dimana : = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal = jumlah varians butir = varians total
39 Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak, digunakan distribusi (r tabel) untuk α = 0,05. Kemudian membuat keputusan membandingkan r11 dengan r Tabel. Adapun kaidah keputusan: jika r11 > r Tabel berarti reliabel dan r11< r Tabel berarti tidak reliabel. 3.9 Teknik Analisis Data 3.9.1 Analisis Regresi Berganda Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan kita perlu memperhatikan tipe data yang telah terkumpul. Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data rasio dan ordinal. Dengan adanya data yang berjenis ordinal maka data tersebut harus diubah menjadi data interval dengan menggunakan Methods of Succesive Interval (MSI). Dengan menggunakan bantuan program software succ 97 yang dipergunakan dalam program bantuan miscrosoft excel agar syarat minimal data berskala interval dapat terpenuhi dengan menggunakan analisis berganda. Model analisis yang digunakan untuk melihat pengaruh antara variabelvariabel bebas terhadap variabel terikat serta untuk menguji kebenaran dari hipotesis akan digunakan model persamaan regresi berganda, dan untuk mengontrol perbedaan prestasi belajar antara siswa laki-laki dan siswa perempuan maka ditambahkan variabel dummy, sehingga persamaan model regresi berganda sebagai berikut:
40 Keterangan : Y = prestasi belajar X 1 = minat belajar X 2 = status ekonomi keluarga = Konstanta β 1 = Koefisien variabel X 1 β 2 = Koefisien variabel X 2 = Koefisien variabel Dummy D = 0 : Laki-laki D = 1 : Perempuan e = Faktor pengganggu 3.9.2 Uji Asumsi Klasik 3.9.2.1 Uji Multikolinieritas Dengan uji ini dapat diketahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi adanya Multikolinieritas dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara yaitu besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance. Pedoman untuk menentukan model regresi bebas multikolinieritas adalah jika output mempunyai nilai VIF dibawah 10 dan mempunyai angka Tolerance mendekati 1 (Priyatno, 2009, 156-158).
41 4.9.2.2 Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang disusun menurut waktu dan tempat. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi (Priyatno, 2009 : 158). Dalam penelitian ini pengujian autokorelasi mengunakan metode Durbin- Watson, dengan kriteria sebagai berikut : Jika hipotesis H 0 adalah bahwa tidak ada serial korelasi positif, maka jika : d < d L : menolak H 0 d > d U : tidak menolak H 0 d L d d U : pengujian tidak menyakinkan Jika hipotesis nol H 0 adalah bahwa tidak ada serial korelasi negatif, maka jika: d > 4 - d L : menolak H 0 d < 4 - d U : tidak menolak H 0 4 - d U d 4 - d L : pengujian tidak menyakinkan Jika H 0 adalah dua-ujung, yaitu bahwa tidak ada serial autokorelasi baik positif atau pun negatif, maka jika : d < d L : menolak H 0 d > 4 - d L : menolak H 0 d U < d < 4 - d U : tidak menolak H 0 d L d d U atau 4 - d U d 4 - d L pengujian tidak menyakinkan
42 4.9.2.3 Uji Heretoskedastisitas Pengujian ini untuk melihat varians residu dari setiap item. Heteroskedastisitas terjadi jika variansnya berbeda. Dalam penelitian ini pengujian heteroskedastisitas menggunakan metode White, kriteria yang digunakan dalam metode ini adalah : Jika nilai chi-square hitung (n. R 2 ) lebih besar dari nilai χ 2 kritis dengan derajat kepercayaan α = 5%, maka ada heteroskedastisitas. Jika nilai chi-square hitung (n. R 2 ) lebih kecil dari nilai χ 2 kritis dengan derajat kepercayaan α = 5%, maka tidak ada heteroskedastisitas (berarti homoskedastisitas). 4.10 Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan serta pengaruh antar variabel bebas dengan variabel terikat baik secara simultan maupun secara parsial, maka dalam suatu penelitian diperlukan pengujian terhadap hipotesis yang dilakukan dengan cara sebagai berikut : 4.10.1 Pengujian Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien Determinasi (R 2 ) merupakan cara untuk mengukur ketepatan suatu garis regresi. Menurut Gujarati (1998:98) dijelaskan bahwa koefisien determinasi (R 2 ) yaitu angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap terikat dari fungsi tersebut.
43 Pengaruh secara simultan variabel X terhadap Y dapat dihitung dengan koefisien determinasi yang disesuaikan, dengan rumus : R 2 = (Rohmana, 2010 : 76) Nilai R 2 berara 0 dan 1 (0<R 2 <1), dengan ketentuan sebagai berikut : a. Jika R 2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik. b. Jika R 2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jauh/tidak erat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai kurang baik. 4.10.2 Pengujian Secara Keseluruhan (uji F) Uji F-statistik pada dasarnya menunjukkan semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Uji F ini menggunakan rumus sebagai berikut: (Gujarati, 1998:120) berikut: Pengujian yang dilakukan adalah untuk menguji rumusan hipotesis sebagai H0; β = 0 Variabel X secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel Y
44 H1; β 0 Variabel X secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel Y Kaidah keputusan: Kriteria untuk menerima atau menolak hipotesis adalah menerima H 0 jika F hitung < F tabel dan menolak H 0 jika F hitung > F tabel. Dalam penelitian ini taraf kesalahan yang digunakan adalah 5% atau pada derajat kebenaran 95%. 4.10.3 Pengujian Secara Parsial (uji t) Untuk menguji hipotesis secara parsial, maka dilakukan uji t. uji t digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas dapat mempengaruhi variabel terikat. Pengujian t statistik ini merupakan uji satu arah dengan rumus sebagai berikut : t = (Gujarati, 1998:76) Jika t hitung lebih besar dari t tabel artinya signifikan. Jika t hitung lebih kecil dari t tabel artinya tidak signifikan. Dalam pengujian hipotesis ini tingkat kesalahan yang digunakan adalah 5% atau 0,05 pada taraf signifikansi 95%.