BAB I PENDAHULUAN. tempat lain. Ciri itu selalu tampak pada pola kehidupan manusia, baik sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HOTEL RESORT BINTANG III DI KAWASAN PEGUNUNGAN RANTEPAO TANA TORAJA SULAWESI SELATAN

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

Strategi Pengembangan Pariwisata ( Ekowisata maupun Wisata Bahari) di Kabupaten Cilacap.

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan

BAB II URAIAN TEORITIS. : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling. Sedangkan wisata

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

BAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. lakukan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata di Indonesia mendapat perhatian cukup besar dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk menarik wisatawan dan pengunjung lainnya (McIntosh : 4, 1972). Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rencana Strategis Daerah Kab. TTU hal. 97

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daerah tersebut. Menurut Masyhudzulhak dalam Proceeding Book. Simposium Ilmu Administrasi Negara untuk Indonesia (2011) daerah

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

KRITERIA PENGEMBANGAN DESA SLOPENG SEBAGAI DESA WISATA DI KABUPATEN SUMENEP MIRA HAWANIAR

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbentang antara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi sebagai daya tarik wisata. Dalam perkembangan industri. pariwisata di Indonesia pun menyuguhkan berbagai macam kegiatan

PENGEMBANGAN DESTINASI WISATA DI SUBDISTRIK TUTUALA, TIMOR LESTE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.

BABI PENDAHULUAN. Pariwisatadewasa ini adalah sebuah mega bisnis karena jutaan orang

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. besar untuk dikembangkan. Peluang itu didukung oleh kondisi kondisi alamiah

ARAHAN BENTUK, KEGIATAN DAN KELEMBAGAAN KERJASAMA PADA PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PANTAI PARANGTRITIS. Oleh : MIRA RACHMI ADIYANTI L2D

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. berusaha, memperluas kesempatan kerja, dan lain sebagainya (Yoeti, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Potensi Visual sebagai Dayatarik Wisata di Universitas Pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sumber pendapatan daerah. Program pengembangan dan pendayagunaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. alam yang luar biasa yang sangat berpotensi untuk pengembangan pariwisata dengan

PENGEMBANGAN EKOWISATA ALAM DAN BUDAYA DI KABUPATEN MERANGIN - PROPINSI JAMBI TUGAS AKHIR

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

BAB 1 PENDAHULUAN. besar untuk di manfaatkan, tentu sektor bisnis yang terkait kedatangan wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan destinasi wisata yang sudah

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata

STUDI SEGMENTASI PASAR DAN PENILAIAN ATRAKSI SEBAGAI MASUKAN BAGI PENINGKATAN ATRAKSI TAMAN WISATA BUDAYA JAWA TENGAH PURI MAEROKOCO TUGAS AKHIR

2015 ANALISIS POTENSI EKONOMI KREATIF BERBASIS EKOWISATA DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal penting bagi suatu negara. Pariwisata bagi

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB I PENDAHULUAN. baik kepada seluruh pelaku pariwisata dan pendukungnya. Dengan adanya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisata

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dulu manusia selalu bergerak dan berpindah dari suatu tempat ke tempat lain. Ciri itu selalu tampak pada pola kehidupan manusia, baik sebagai bangsa primitif maupun modern. Pada hakikatnya moralitas manusia merupakan salah satu sifat utama kehidupan menusia itu sendiri yang tidak bisa puas dan terpaku pada suatu tempat untuk memenuhi kelangsungan hidupnya. Zaman modern ditandai dengan meningkatnya pertambahan penduduk serta perkembangan sosial ekonomi yang ditunjang dengan kemajuan teknologi sehingga mendorong manusia memenuhi kebutuhannya. Pariwisata merupakan aktivitas, pelayanan dan produk hasil industri pariwisata yang mampu menciptakan pengalaman perjalanan bagi wisatawan. Pariwisata perlu dikembangkan sebagai salah satu produk yang menguntungkan bagi pengembangan perekonomian ke depan. Oleh karena itu, potensi yang dimiliki pada setiap negara merupakan salah satu aset yang dapat dijadikan sebagai suatu produk yang sangat menguntungkan, sebab potensi wisata merupakan daya tarik yang terkandung dalam suatu daerah yang memiliki keindahan serta keragaman budaya yang unik yang mampu menarik minat wisatawan dalam mengunjungi suatu negara (Muljadi, 2012:5). Alasan utama pengembangan pariwisata pada suatu daerah tujuan wisata, baik secara lokal maupun regional atau ruang lingkup nasional pada suatu negara 1

2 sangat erat kaitannya dengan pembangunan perekonomian daerah atau negara tersebut. Dengan kata lain, pengembangan kepariwisataan pada daerah tujuan wisata selalu akan diperhitungkan dengan keuntungan dan kemanfaatan bagi rakyak. Suatu daerah tujuan wisata industri pariwisatanya berkembang dengan baik akan memberikan dampak positif bagi daerah itu, sebab dapat menciptakan lapangan kerja yang cukup luas bagi penduduk setempat. Secara langsung dengan dibangunnya sarana dan prasarana kepariwisataan di daerah itu maka tenaga kerja akan banyak disedot oleh proyek-proyek: pembuatan jalan, jembatan, pembangkit tenaga listrik, persediaan air bersih, pembangunan tempat-tempat rekreasi, objek wisata, angkutan wisata, terminal dan lapangan udara, perhotelan, restoran, biro perjalanan, butik, pusat perbelanjaan, dan tempat hiburan lainnya. Dengan banyaknya wisatawan yang mengunjungi daerah itu, secara tidak langsung akan timbul permintaan baru akan hasil-hasil pertanian, peternakan, perkebunan, industri perabotan rumah tangga, kerajinan kecil dan pertenunan serta pendidikan untuk melayani wisatawan yang datang (Yoeti, 2008:77). Sektor pariwisata, perdagangan dan industri menjadi pilar yang sangat penting bagi negara subsektor pembangunan yang diandalkan dalam pembangunan suatu negara. Tiga pilar tersebut menjadi sumber daya yang perlu dikembangkan untuk memajukan suatu negara dari kondisi yang masih miskin menuju ke negara yang maju atau kaya. Begitu pula dengan negara Timor-Leste yang termasuk dalam kategori negara sedang berkembang menggunakan sektor perminyakan dan sektor-sektor lainnya sebagai sektor yang diadalkan salah satunya adalah pariwsata. Berawal dari pemerintahan pertama semenjak Timor-

3 Leste merdeka sampai dengan sekarang ini, ketiga pilar tersebut memegang peranan penting untuk pengembangan negara ini. Sektor pariwisata menjadi kekayaan bagi negara ini, selain kekayaan lain seperti minyak dan gas. Apabila negara ini menginvestasi lebih di sektor pariwisata pada masa depan nanti akan memberi keuntungan besar di masa yang akan datang (Alves, 2012:4). Sebagai suatu negara yang baru, Timor-Leste juga harus belajar dari negara lain dalam membangunan sektor pariwisata. Dengan ini, Timor-Leste juga tidak menutup pintu bagi para investor untuk menginvestasikan modalnya di negara ini, agar Timor Leste tidak terpaku pada minyak dan gas dan kekayaan alam yang lain. Pembangunan negara ini juga tidak terlepas dari partisipasi investor, baik yang datang dari luar negeri ataupun dalam negeri, agar proses pembangunan bisa berjalan dengan cepat dan lancar. Pariwisata di Timor-Leste memiliki potensi sangat menarik bagi wisatawan untuk mengunjunginya, tetapi masih ada berbagai masalah yang dihadapi bagi pemerintah dan para investor sebagai faktor penghambat, beberapa di antaranya adalah infrastruktur, sumber daya manusia dan biaya, sebab banyak potensi pariwisata yang dimiliki yaitu destinasi wisata dari keindahan dan keasliannya sebagai salah satu faktor pendukung (Lay, 2012:2). Hal-hal semacam ini yang harus dipertimbangkan secara cerdik oleh kementrian pariwisata Timor- Leste dan stakeholder yang bergerak di bidang kepariwisataan. Kombinasi wisata alam dengan budaya, ekowisata laut dengan atraksi-atraksi lokal, sejarah, kuliner dan lain-lain menjadi sangat penting. Semua kombinasi pariwisata tersebut pada masa sekarang ini merupakan acuan penting dalam mengelola potensi pariwisata.

4 Pariwisata Timor-Leste sekarang ini masih dalam tahap pembangunan, maka dari itu, efektif, efisien dan keunikan menjadi hal penting bagi kementrian pariwisata Timor-Leste dan stakeholder dalam menyiapkan paket-paket wisata, bila tidak demikian maka citra pariwisata Timor-Leste akan hilang di mata wisatawan manca negara (Word Bank, 2012:8). Terbukti bahwa dengan meningkatkanya kunjungan wisatawan ke Timor-Leste saat ini, memberikan dampak kepada pemerintah pariwisata untuk lebih bekerja keras dalam perencaan pengembangan pariwisata yang dilakukan. Berikut ini digambarkan data hasil tingkat kunjungan wisatawan ke Timor-Leste. Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Asing ke Timor-Leste Tahun Jumlah Kunjungan Wisatawan Asing (orang) 2007 6176 2008 8927 2009 13552 2010 29098 2011 38341 2012 25215 2013 43962 2014 13296 Keterangan: Tahun 2014, data kunjungan wisatawan Januari sampai Maret Sumber: Dinas Kepariwisataan Timor-Leste, 2014 Tingkat kunjungan wisatawan ke Timor-Leste menujukkan bahwa dari tahun ke tahun terdapat peningkatan wisatawan yang berkujung hal tersebut terbukti seperti dari tahun 2007 (6176) wisatawan sampai 2011 (38341) wisatawan. Tahun 2012 terjadi penurunan terhadap kujungan wisatawan yaitu hanya terdapat 25215 wisatawan, hal itu terjadi karena di tahun tersebut Timor- Leste terjadi masalah politik antara beberapa partai-partai politik yang

5 menyebabkan keamanan di Timor-Leste kurang stabil sehingga minat wisatawan yang berkunjung menurun. Tahun 2013 kunjungan wisatawan mulai meningkat hingga tahun 2014, hal tersebut terjadi karena pada tahun 2013 Timor-Leste mengadakan event besar seperti pertemuan negara-negara berbahasa Portugis (CPLP), Dili Internasional Dialog, Timor-Leste development patner meeting (TLDPM) dan Caravana artistica. Distrik Lautem terletak paling timur di negara Timor-Leste, jarak yang ditempuh ± 275 km/±8 jam. Luas wilayah distrik ini 1,702.33 km 2, yang dibagi lagi menjadi lima kecamatan dan memiliki tiga suku utama yakni tiap-tiap suku mempunyai bahasa masing-masing yaitu suku Fataluku, suku Makasae dan suku Makalero. Distrik ini dikenal dengan keindahan pantai, flora dan fauna, keindahan alam, serta budaya masyarakat setempat yang unik dibandingkan distrik lainnya. Distrik ini selain memiliki keindahan pantai juga memiliki potensi ekologi, panorama alam, flora dan fauna yang hidup dan berkembang dan wisata budaya berupa upacara ritual meci, kerajianan tradisional tais (kain tradisional), keramahtamahan penduduk lokal pada acara-acara tertentu dan juga nilai-nilai sejarah seperti tempat-tempat penting dan bersejarah dari penjajahan Portugis. Subdistrik Tutuala dalam pengembangan dan perencanaan pariwisata untuk tahun 2015 sampai 2022, pemerintah menetapkan bahwa salah satu pengembangan yang dilaksanakan adalah; jalan raya, air bersih, listrik, telekomunikasi, hotel dan restoran serta atraksi budaya seperti tarian tradisional, kuliner dan ritual Goa Ili kere-kere (Medina, 2015).

6 Salah satu aktraksi wisata yang paling dikenal di Subdistrik Tutuala adalah upacara ritual adat penangkapan meci. Meci merupakan sebutan nama bahasa daerah masyarakat Tutuala yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yakni cacing laut. Upacara ritual penangkapan meci diselenggarakan setahun sekali pada April dan Mei. Keunikan adat istiadat serta budaya, dan begitu pula dengan keindahan potensi dan objek wisata yang dijumpai di setiap daerah menjadi salah satu pusat perhatian bagi wisatawan untuk berkunjung. Oleh karena itu, daerah yang potensial terhadap objek wisata diberi perhatian yang maksimal sehingga tetap terjaga keaslian serta kelestarian dari budaya serta panorama alam yang ada di Tutuala. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa Subdistrik Tutuala memiliki potensi pariwisata sangat besar karena didukung oleh beberapa aspek antara lain: aspek adat-istiadat, aspek sejarah dan budaya, serta alam dan lingkungannya. Dukungan-dukungan tersebut menjadi modal dasar penambahan pendapatan masyarakat namun perlu adanya bantuan penanganan dari pihak pemerintah serta lembaga-lembaga terkait lainnya guna menjamin beberapa keingginan tersebut karena Tutuala memiliki objek-objek wisata yang menjadi penunjang wisatawan, baik itu objek wisata alam maupun buatan serta aktivitas kepariwisataan lainnya. Berdasarkan fenomena tersebut dapat dilihat bahwa potensi yang dimiliki oleh Subdistrik Tutuala layak dikembangkan sebagai kawasan pariwisata dengan mulai suatu studi dan perencanaan, serta menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada di distrik Lautem.

7 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini dijabarkan seperti berikut. 1. Apa saja potensi wisata yang dimiliki oleh Subdistrik Tutuala? 2. Bagaimana persepsi wisatawan terhadap pengembangan pariwisata di Subdistrik Tutuala? 3. Bagaimanakah strategi dan program pengembangan potensi pariwisata di Subdistrik Tutuala? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini mengkaji potensi-potensi yang ada di Timor-Leste yang menjadi salah satu peluang pengembangan pariwisata, lebihlebih pada pengembangan potensi pariwisata yang ada diberbagai daerah tujuan wisata yaitu salah satunya adalah potensi pariwisata yang dimiliki di Subdistrik Tutuala. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Menjelaskan potensi pariwisata yang dimiliki di Subdistrik Tutuala. 2. Menjelaskan persepsi wisatawan terhadap pengembangan di Subdistrik Tutuala sebagai daya tarik wisata. 3. Mendeskripsikan strategi pengembangan pariwisata di Subdistrik Tutuala sebagai daya tarik wisata.

8 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis antara lain: 1.4.1 Manfaat Akademis 1. Memberikan kontribusi positif bagi pembangunan ilmu pengetahuan, khususnya berkenanan dengan rencana pembangunan berbagai potensi kawasan pariwisata dan pengelolahannya. 2. Menerapkan dan mengaplikasikan ilmu atau teori-teori kepariwisataan yang telah ada. 3. Memberikan sumbangan pemikiran bagi para peneliti yang akan datang di dunia pendidikan kepariwisataan khusunya di Timor- Leste. 1.4.2 Manfaat Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sumbangan pemikiran kepada para stakeholder yang bergerak dibidang industri jasa pariwisata, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat dalam mengambil suatu kebijakan pengembangan potensi pariwisata serta mengkaji potensi dan nilai- nilai sosial budaya yang dimiliki Tutuala sebagai daya tarik wisata.

9