Prosiding Seminar ACE 22-23

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN SEISMIC BASE ISOLATION SYSTEM TERHADAP RESPONS STRUKTUR GEDUNG HOTEL IBIS PADANG ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN RANGKA BAJA SEBAGAI PENGGANTI SHEAR WALL EXSISTINGPADA CORE BUMIMINANG PLAZA HOTEL PADANG SUMATERA BARAT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISA PENGARUH DINDING GESER PADA STRUKTUR BANGUNAN HOTEL BUMI MINANG AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK

IDENTIFIKASI KEGAGALAN, ALTERNATIF PERBAIKAN DAN PERKUATAN PADA STRUKTUR GEDUNG POLTEKES SITEBA PADANG ABSTRAK

ANALISA KEGAGALAN STRUKTUR DAN RETROFITTING BANGUNAN MASJID RAYA ANDALAS PADANG PASCA GEMPA 30 SEPTEMBER Fauzan 1 ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. di wilayah Sulawesi terutama bagian utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN VARIASI PENEMPATAN BRACING INVERTED V ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Kata Kunci: gempa, kolom dan balok, lentur, geser, rekomendasi perbaikan.

ANALISIS KINERJA BANGUNAN BETON BERTULANG DENGAN LAYOUT BERBENTUK YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA TERHADAP EFEK SOFT-STOREY SKRIPSI

ANALISIS PERKUATAN STRUKTUR KANTOR GUBERNUR SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN DINDING GESER DAN STEEL BRACING Nugrafindo Yanto, Rahmat Ramli

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan terjadi gempa-gempa besar yang membentang dari benua

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar daerah di Indonesia memiliki resiko gempa yang cukup tinggi karena terletak pada empat lempeng

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL

TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG HOTEL IBIS PADANG MENGGUNAKAN FLAT SLAB BERDASARKAN SNI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Balok

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TUNED MASS DAMPER DALAM UPAYA MENGURANGI PENGARUH BEBAN GEMPA PADA STRUKTUR BANGUNAN TINGGI DENGAN LAYOUT BERBENTUK H

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perencanaan suatu bangunan tahan gempa, filosofi yang banyak. digunakan hampir di seluruh negara di dunia yaitu:

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL ITB FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gempa merupakan fenomena alam yang harus diterima sebagai fact of life.

PENGARUH SENSITIFITAS DIMENSI DAN PENULANGAN KOLOM PADA KURVA KAPASITAS GEDUNG 7 LANTAI TIDAK BERATURAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH EKSENTRISITAS PUSAT MASSA BANGUNAN BETON BERTULANG TERHADAP STABILITAS STRUKTUR YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA ABSTRAK

BAB IV ANALISIS & PEMBAHASAN

ANALISA KERUSAKAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG A SMAN 10 PADANG AKIBAT GEMPA 30 SEPTEMBER 2009 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1: Peta tektonik kepulauan Indonesia dan sekitarnya (Bock et al., 2003)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Rangka Bracing Tipe V Terbalik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG BPK RI SURABAYA MENGGUNAKAN BETON PRACETAK DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

BAB I PENDAHULUAN. adalah struktur portal beton bertulang dengan dinding bata. Pada umumnya

ANALISIS KINERJA BANGUNAN GEDUNG BETON BERTULANG DENGAN DENAH BERBENTUK YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA TERHADAP EFEK SOFT STOREY SKRIPSI

BAB IV PERMODELAN STRUKTUR

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dua dari banyak faktor yang dapat memancing orang dari luar daerah untuk datang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Tahan Gempa Indonesia Untuk Gedung (PPTGIUG, 1981) maupun di

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perencanaan Gempa untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Iswandi Imran (2014) konsep dasar perencanaan struktur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Tektonik Kepulauan Indonesia

menggunakan ketebalan 300 mm.

T I N J A U A N P U S T A K A

STUDI PENEMPATAN DINDING GESER TERHADAP WAKTU GETAR ALAMI FUNDAMENTAL STRUKTUR GEDUNG

ANALISIS PERILAKU STRUKTUR PELAT DATAR ( FLAT PLATE ) SEBAGAI STRUKTUR RANGKA TAHAN GEMPA TUGAS AKHIR

PENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG KOLOM UNTUK RUMAH SEDERHANA TERHADAP BEBAN GEMPA DI PADANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DI WILAYAH GEMPA INDONESIA INTENSITAS TINGGI DENGAN KONDISI TANAH LUNAK

BAB VII PENUTUP. Pada arah arah X. V y = ,68 kg = 642,44 ton. Pada arah Y

KAJIAN EFEK PARAMETER BASE ISOLATOR TERHADAP RESPON BANGUNAN AKIBAT GAYA GEMPA DENGAN METODE ANALISIS RIWAYAT WAKTU DICKY ERISTA

BAB VI PEMBAHASAN. Komparasi Simpangan Antar Lantai arah x

STUDI KOMPARATIF PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG BERDASARKAN TATA CARA ASCE 7-05 DAN SNI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KEKUATAN STRUKTUR DAN RETROFITING (PERKUATAN) GEDUNG BLOK A RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. RASIDIN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS DINAMIK STRUKTUR GEDUNG DUA TOWER YANG TERHUBUNG OLEH BALOK SKYBRIDGE

KINERJA STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BREISING BAJA TIPE X

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI PENGARUH PEMASANGAN ANGKUR DARI KOLOM KE DINDING BATA PADA RUMAH SEDERHANA AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Beban-beban dinamik yang merusak struktur bangunan umumnya adalah bebanbeban

Pengaruh Core terhadap Kinerja Seismik Gedung Bertingkat

PERBANDINGAN ANALISIS STRUKTUR GEDUNG FAKULTAS PSIKOLOGI USM (EMPAT LANTAI GEDUNG T) MENGGUNAKAN SNI GEMPA DENGAN SNI GEMPA

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

DESAIN ULANG STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG PLAZA HOTEL ROCKY PADANG PROYEK AKHIR. Oleh : HAZMAL HERMAN

BAB I PENDAHULUAN. kombinasi dari beton dan baja dimana baja tulangan memberikan kuat tarik

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

Pada saat gempa terjadi, titik tangkap gaya gempa terhadap bangunan berada pada pusat massanya, sedangkan perlawanan yang dilakukan oleh bangunan berp

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI KEGAGALAN STRUKTUR DAN ALTERNATIF PERBAIKAN SERTA PERKUATAN GEDUNG BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT ABSTRAK

ANALISIS DINAMIK RAGAM SPEKTRUM RESPONS GEDUNG TIDAK BERATURAN DENGAN MENGGUNAKAN SNI DAN ASCE 7-05

EVALUASI KINERJA INELASTIK STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TERHADAP GEMPA DUA ARAH TUGAS AKHIR PESSY JUWITA

KAJIAN STRUKTUR KUBAH MASJID DI SURABAYA

UCAPAN TERIMA KASIH. Jimbaran, September Penulis

ANALISA KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN KOLOM YANG DIPERKUAT DENGAN LAPIS CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan

BAB II LANDASAN TEORITIS

Laporan Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Apartemen Salemba Residences 4.1 PERMODELAN STRUKTUR Bentuk Bangunan

BAB III METODOLOGI. 3.1 Pendekatan. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kekangan yang diberikan sengkang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI Annisa Candra Wulan, 2016 Studi Kinerja Struktur Beton Bertulang dengan Analisis Pushover

Peraturan Gempa Indonesia SNI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

ACE 3-015 Respon Struktur Gedung Shelter Kantor PU Sumatera Barat Berdasarkan SNI 1726-2012 Fauzan 1*, Siska Apriwelni 1, dan Anggita Rizki 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Andalas * fauzanrn@yahoo.com Intisari Gedung kantor Pekerjaan Umum (PU) Sumatera Barat adalah gedung yang termasuk bangunan shelter yang dibangun pasca gempa 30 September 2009. Gedung ini di desain menggunakan peredam gempa base isolator (seismic base isolation). Struktur atas bangunan ini menggunakan struktur beton bertulang yang di desain berdasarkan SNI gempa lama (SNI 1726-2002) dengan menggunakan Peta Hazard Gempa Indonesia 2010. Dengan keluarnya peraturan gempa baru tahun 2012, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap struktur gedung PU menggunakan Peraturan Gempa SNI 1726-2012. Hasil analisis menunjukkan bahwa gedung PU mampu menahan beban yang bekerja berdasarkan SNI 1726-2012. Perbandingan respon struktur bangunan gedung PU menggunakan base isolator dan tanpa base isolator (fixed base) juga akan dibahas dalam makalah ini. Kata Kunci : Gempa, Base isolator, Respon Struktur LATAR BELAKANG Indonesia merupakan kawasan dengan intensitas kegempaan yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena Indonesia dilalui oleh lempeng-lempeng tektonik dengan jalur aktif yaitu jalur Circum Pasific dan jalur Hindia - Himalaya. Khusus untuk daerah Sumatera Barat, letak geografisnya terletak di zona subduksi dan zona transformasi yang akan sering menimbulkan gempa bumi (Sunaryati, 2010). Akibat dari gempa bumi akan menyebabkan kerusakan kerusakan pada struktur bangunan bahkan ada yang mengalami keruntuhan total. Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 267

Untuk mengurangi kerusakan yang diakibatkan oleh gempa bumi, biasanya bangunan diperkuat dengan meningkatkan kekuatan/kekakuan bangunan. Pendekatan lain adalah dengan menggunakan sistem seismic base isolation system yaitu suatu sistem yang fleksibel dimana kekakuan bangunan diisolasi dari pondasi di atas tanah sehingga mengurangi aliran shock dari gempa ke bangunan di atasnya (Febrin Anas Ismail, 2012). Kantor PU Sumatera Barat yang terletak di jl. Taman Siswa Padang adalah salah satu gedung shelter yang menggunakan sistem base isolator. Bangunan ini di desain dengan Peraturan Gempa SNI 1726-2002 dengan menggunakan Peta Hazard Gempa Indonesia 2010. Penulis tertarik menganalisis gedung PU ini dengan menggunakan standar gempa yang baru yakni, Peraturan Gempa SNI 1726-2012 dan mengetahui perbandingan respon struktur bangunan gedung PU menggunakan base isolator dan tanpa base isolator (fixed base). METODOLOGI STUDI Sebelum dilakukan analisis terhadap kondisi eksisting struktur gedung perlu dilakukan pengumpulan data dan informasi mengenai struktur gedung PU Sumatera Barat. Data awal yang didapatkan yaitu dokumen perencanaan gedung PU Sumatera Barat dari pihak Kantor PU Sumatera Barat. ANALISIS STRUKTUR Perhitungan dan analisa struktur dilakukan dengan tiga dimensi. Bebanbeban yang diperhitungkan meliputi beban mati, beban hidup dan beban gempa. Berdasarkan data-data yang telah dijelaskan sebelumnya serta berdasarkan fungsi dan lokasi bangunan, struktur gedung PU selanjutnya dimodelkan (Gambar 2). Analisis beban gempa menggunakan analisis dinamis (respon spektrum) gempa untuk Kota Padang berdasarkan Spektra Gempa SNI 03-1726-2012, dimana respon spektrum gempa untuk analisis berdasarkan koordinat global lokasi gedung tersebut. Gambar 1 Permodelan Struktur Menggunakan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 268

HASIL STUDI DAN PEMBAHASAN ANALISA GAYA DALAM Prosiding Seminar ACE 22-23 Sebelum melakukan analisa gaya dalam terlebih dahulu ditentukan kolom dan balok yang akan ditinjau. Adapun lokasi kolom dan balok tersebut dapat dilihat dari denah Gambar 2. Gambar 2 BALOK INTERIOR Tabel 1 Lokasi Peninjauan Kolom dan Balok Gaya Dalam Balok Interior Gaya Geser (kg) Dasar 7,2 8428,86 11332,23-34,446 2 7,2 31458,95 11301,6 64,075 3 7,2 31650,15 9299,8 70,617 4 7,2 23901,08 9834,75 58,852 Atap 7,2 13994,76 10132,11 27,601 Gaya momen (kg) Dasar 7,2 7830,297 28752,981-267,202 2 7,2 100756,2 32059,606 68,181 3 7,2 100954,3 25190,476 75,048 4 7,2 71983,86 16820,9 76,632 Atap 7,2 40771,73 12026,236 70,503 Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa pemakaian base isolator dapat mereduksi besar nya gaya dalam dibandingkan dengan pemakaian Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 269

struktur konvensional. Gaya dalam pada balok interior dapat direduksi hingga 70,617% untuk gaya geser dan 76,632% untuk momen. Tetapi tidak terjadi pada lantai dasar yang mengalami peningkatan gaya geser dan momen yang sangat besar. Hal ini terjadi karena lantai dasar mengalami perpindahan yang besar akibat adanya penggunaan base isolator. KOLOM INTERIOR Tabel 2 Gaya Dalam Kolom Interior Gaya Aksial (kg) Dasar 3,95 1624,227 1615,794 0,519 2 4 2342,435 1177,619 49,727 3 4 1990,872 987,495 50,399 4 4 1332,387 607,798 54,383 Gaya Geser (kg) Dasar 3,95 87962,07 28801,04 67,257 2 4 108824,05 45130,2 58,529 3 4 89823,95 30489,83 66,056 4 4 57005,22 18152,65 68,156 Gaya momen (kg) Base Isolator Dasar 3,95 219141,036 66666,24 69,578 2 4 219141,036 89222,182 59,285 3 4 174637,342 58231,174 66,656 4 4 105279,593 33075,096 68,584 Dari tabel 2 dapat dilihat gaya dalam dengan memakai base isolator dapat mereduksi struktur konvensional sebesar 54,383% untuk gaya aksial, 68,156% untuk gaya geser dan 69,578% untuk momen. Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 270

POINT DISPLACEMENT Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa Perpindahan arah x dan y akibat beban gempa pada bangunan fixed base terlihat bahwa nilainya kecil dan perbedaan setiap lantainya sangat besar dibandingkan dengan bangunan yang memakai isolator (relatif teratur). Hal ini menunjukkan bahwa struktur atas bangunan bergerak sebagai satu kesatuan struktur yang kaku (rigid). Ketinggian 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0-4 Perbandingan Displacement Arah X Akibat Beban Gempa Dinamis -0,05-2 0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 Displacement Gambar 3 Grafik Point Displacement Perbedaan Simpangan Antar lantai antara kedua struktur konvensional dengan struktur menggunakan base isolator dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel 3 Perbedaan Deformasi/Simpangan Arah X Base Isolator Atap 0 0 4 0,0266 0,0059 3 0,0402 0,0104 2 0,0518 0,0147 Dasar 0,0335 0,0191 Base 0,0015 0,0039 Tabel 4 Perbedaan Deformasi/Simpangan Arah Y Base Isolator Atap 0 0 4 0,0273 0,0066 Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 271

3 0,0436 0,0023 2 0,0523 0,0168 Dasar 0,034 0,0288 Base 0,001 0,0038 Dari Tabel 3 dan Tabel 4 dapat dilihat bahwa simpangan antar lantai arah X dan arah Y dengan menggunakan base isolator lebih kecil dibandingkan dengan tanpa base isolator (fixed base). Besarnya simpangan antar lantai arah X direduksi sebesar 64,844% sedangkan arah Y direduksi sebesar 63,148%. STORY DRIFT Nilai simpangan antar tingkat massa gedung akibat gempa arah X dan Y berdasarkan SNI Gempa 2012 dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Simpangan Antar SNI 2012 Height Drift X X Direction a= 0,025 H/ρ s a Story UX s= (Dx).Cd/Ie Atap 0,2903 2 0,0059 0,0148 0,03846 OK 4 0,2844 4 0,0104 0,0260 0,07692 OK 3 0,274 4 0,0147 0,0368 0,07692 OK 2 0,2593 4 0,0191 0,0477 0,07692 OK Dasar 0,2402 3,95 0,0039 0,0097 0,07596 OK UY Height Drift Y Y Direction a= 0,025 H/ρ s a Story s= (Dy).Cd/Ie Atap 0,3083 2 0,0066 0,016500 0,03846 OK 4 0,3017 4 0,002 0,005750 0,07692 OK 3 0,2994 4 0,017 0,042000 0,07692 OK 2 0,283 4 0,029 0,072000 0,07692 OK Dasar 0,2538 3,95 0,0038 0,009500 0,07596 OK Dapat dilihat dari Tabel 5 menunjukkan besarnya simpangan antar lantai, arah X dan arah Y memenuhi batas yang disyaratkan. Berdasarkan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 272

kondisi ini struktur gedung PU masih kuat menerima beban dengan menggunakan SNI Gempa 2012. KESIMPULAN 1. Pemakaian base isolator akan memperkecil gaya dalam pada kolom dan balok yang dapat direduksi sekitar 27% - 76%. 2. Pemakaian Isolator pada bangunan akan memperbesar deformasi dan simpangan antar lantainya kecil. Berdasarkan perhitungan yang diperoleh simpangan antar lantai arah X dapat direduksi sebsesar 64,844% dan arah Y sebesar 63,148%. 3. Bangunan PU Sumatera Barat dinyatakan mampu memikul bebanbeban yang bekerja berdasarkan SNI 03-1726-2012. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih untuk Allah SWT yang telah memberikan karunia dan rahmat-nya sehingga karya ilmiah ini selesai. Terima kasih atas dukungan dari orang tua, kakak dan adik selama penulisan karya ilmiah. Dan tidak lupa untuk civitas akademik jurusan Teknik Sipil yang telah banyak membantu penulisan ini. REFERENSI Febrin, A.I. 2012. Pengaruh Penggunaan Seismic Base Isolation System Terhadap Respons Struktur Gedung Hotel Ibis Padang. Jurnal Rekayasa Sipil, No 1, Februari 2012: 8. SNI 03-1726-2012, 2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung dan Non Gedung. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional. Sunaryati, J. 2010. Penggunaan Base Isolated System untuk Bangunan Tahan Gempa. Makalah Orasi Ilmiah Lustrum V Fakultas Teknik Universitas Andalas. Padang. Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas 273