BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-Undang Negara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi sebagai Financial Intermediary yaitu. mendapatkan keuntungan dapat dihitung dengan menggunakan rasio keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. perbankan yang merupakan bisnis jasa saat ini berada dalam persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan utama bank adalah menghimpun dana (funding) dan

BAB I PENDAHULUAN. 2012:3). Pengertian bank dalam undang-undang nomor 10 tahun 1998 yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan antara pihak yang kelebihan dana dan yang kekurangan dana.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa adanya pembangunan ekonomi yang baik dari suatu bangsa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan adanya sebuah bank. perekonomian mendapatkan manfaat berupa

BAB I PENDAHULUAN. modal yang diperlukan untuk selalu meningkatkan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. banyak pula kebutuhan dan keinginan masyarakat sehingga menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan atau financial intermediary yang mengandalkan kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial intermediary) yaitu sebagai lembaga perantara dua belah

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan, yang dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan antara

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. tugas utamanya sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihakpihak

BAB I PENDAHULUAN. akan digunakan untuk membiayai kegiatan usaha maupun ekspansi yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya Bank adalah suatu industri yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. dana. Dengan demikian, sektor perbankan memiliki peran yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan, dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat sepenuhnya terlepas dari pengaruh perkembangan lembaga keuangan. Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. seluruh lapisan mayarakat. fungsi bank adalah untuk meningkatkan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan masalah ekonomi financial. Sesuai dengan UU RI No 10

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan berbagai macam lembaga keuangan. Lembaga-lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan fungsi bank sebagai media perantara keuangan (Financial Intermediary)

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (Financial intermediaries), antara pihak yang kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

BAB I PENDAHULUAN. juga disebut dengan financial intermediary. Bank dapat dijadikan sebagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus) dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. dilakukan melalui berbagai kebijakan di bidang perbankan tujuan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. penting karena sifatnya sebagai lembaga intermediasi yaitu bertindak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. financial intermediary, yaitu suatu lembaga yang berperan menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan bank dalam mendapatkan keuntungan yaitu menggunakan Return On

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk membantu perkembangan perekonomian bangsa agar

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kegiatannya meliputi menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan (funding)

BAB I PENDAHULUAN. baik saat ini maupun untuk masa mendatang, maka kesehatan bank harus

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan, yang dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (finansial intermediary) antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara sebagai lembaga keuanganan. Menurut Undang-Undang Nomor 7

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1988 tentang perubahan Undang Undang nomer 7 tahun 1992 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya bank adalah suatu industri yang bergerak dibidang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu tulang punggung perekonomian di suatu

BAB I PENDAHULUAN. bergerak pada bidang keuangan. Pengertian Bank menurut Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. risiko yang dihadapi semakin besar terhadap perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan jasa bank lainya ( Kasmir, 2012 : 12 ) Tahun 1998, tanggal 10 November 1998 tentang perbankanadalah suatubadan

BAB I PENDAHULUAN. karena bank memiliki fungsi sebagai Agen Pembangunan. Sebagai badan usaha,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga intermediasi yang memiliki arti yaitu Lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan rasio keuangan yang salah satu diantaranya adalah Return On Equity

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Bank juga merupakan suatu industri yang bergerak dibidang

BAB I PENDAHULUAN. bentuk berbagai investasi, seperti pemberian kredit, pembelian surat-surat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat banyak. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan rasio ROA, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan bank dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti.

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat. Setiap bank memiliki visi dan misi untuk mencapai sebuah tujuan

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang membutuhkan dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, dan kegiatan usaha bank yaitu menghimpun dana, dan menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ini sesuai dengan pengertian bank menurut undang-undang perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB V PENUTUP. dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : FBIR, IRR, dan PDN secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup bank tersebut terjamin dengan baik. (Kasmir, 2012 :12)

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan rasio keuangan salah satunya adalah Return On Asset (ROA).

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia nomor 10 tahun

PENDAHULUAN. dengan munculnya berbagai macam bisnis. Kemunculan bisnis ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. terlibat dalam pembangunan ekonomi yang memiliki peranan sangat

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi utama sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana telah diubah dengan Bank dalam Pasal 1 ayat (2) UU Nomor 10

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan bank sebagai urat nadi dari sistem keuangan yang menerima

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mengalami kelebihan dana untuk di produktifkan pada sektorsektor

BAB I PENDAHULUAN. tanggal 10 November 1998 yang menyatakan bahwa bank adalah badan usaha

Oleh : JASON ADELBERT NAPITUPULU

BAB V PENUTUP. dilakukan dapat ditarik sebuah kesimpulan yaitu sebagai berikut : dan risiko operasional secara bersama sama mempunyai pengaruh yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan atau financial

BAB I PENDAHULUAN. pada perbankan didalam suatu negara. Saat ini bank merupakan salah satu peranan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Variabel LDR, IPR, NPL, APB, IRR, PDN, BOPO dan FBIR secara bersamasama

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 1998 tentang perbankan).

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, bank

BAB I PENDAHULUAN. menabung atau menyimpan surat berharganya dibank. Hal tersebut tentu saja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, penelitian terdahulu yang menjadi rujukan penulis yaitu penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditulis oleh Amalina Alyani Yusrina (2013) yang berjudul "Pengaruh LDR, IPR,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. NPL, IRR, PDN, BOPO, dan FBIR secara bersama-sama mempunyai. pengaruh yang signifikan terhadap ROA pada bank go public.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan tidak kalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang dibutuhkan, menetapkan sumber-sumber informasi, teknik yang

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Strata Satu Jurusan Manajemen. Oleh :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bank yang sehat dan dapat beroperasi secara optimal. syariah atau bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, sebenarnya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalamrangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Kasmir, 2010 : 12). Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan. Maka dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu : menghimpun dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan pokok perbankan adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana, sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa bank lainnya merupakan pendukung dari kedua kegiatan tersebut. Menghimpun dana adalah mengumpulkan danadengan cara membeli dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan menggunakan berbagai strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya. Jenis simpanan yang dapat dipilih oleh masyarakat adalah giro, 1

2 tabungan, sertifikat deposito, dan deposito berjangka,dimana masing-masing jenis simpanan memiliki kelebihantersendiri. Kegiatan penghimpunan dana disebut dengan istilah funding. Menyalurkan dana adalah melemparkan kembali dana yang diperoleh lewat giro, tabungan dan deposito ke masyarakat dalam bentuk kredit bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional. Kegiatan penyaluran dana disebut dengan istilah lending. Dalam pemberian kredit, disamping dikenakan bunga bank juga mengenakan jasa pinjaman kepada penerima kreditdalam bentuk biaya administrasi, biaya provisi dan komisi. Jasa lainnyamerupakan jasa pendukung kegiatan perbankan. Jasa ini diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana, baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak langsung. Salah satu tujuan bank adalah untuk mendapatkan keuntungan yang digunakan untuk membiayai kegiatan usaha maupun ekspansi di masa yang akan datang. Keuntungan tersebut juga berguna bagi bank untuk mempertahankan kelangsungan hidup bank. Untuk mengukur tingkat kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan, dapat menggunakan rasio Return On Asset (ROA), yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan dengan menggunakan asset yang dimiliki. Kinerja bank yang baik adalah apabila ROA suatu bank meningkat dari waktu ke waktu. Namun, tidak terjadi pada bank umum swasta nasionalgo public yang menjadi obyek penelitian ini.penurunan ROA ini dapat dilihat dari perkembangan ROA bank umum swasta nasional go public pada empat tahun terakhir, seperti yang ditunjukkan pada tabel 1.1.

3 Tabel 1.1 POSISI ROA BANK UMUM SWASTA NASIONAL GO PUBLIC PERIODE 2010-2013 (DALAM PERSEN) No Nama Bank 2010 2011 Tren 2012 Tren 2013 Tren 1. PT. Bank Agroniaga, Tbk 1.00 1.39 0.39 1.63 0.24 1.75 0.12 0.25 2. PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk 0.76 0.72-0.04 0.66-0.06 1.54 0.88 0.26 3. PT. Bank Bukopin, Tbk 1.62 1.87 0.25 1.83-0.04 1.84 0.01 0.07 4. PT. Bank Bumi Artha, Tbk 1.52 2.11 0.59 2.47 0.36 2.14-0.33 0.21 5. PT. Bank Capital Indonesia, Tbk 0.74 0.84 0.10 1.32 0.48 1.52 0.20 0.26 6. PT. Bank Central Asia, Tbk 3.51 3.82 0.31 3.59-0.23 3.42-0.17-0.03 7. PT. Bank CIMB Niaga, Tbk 2.73 2.78 0.05 3.11 0.33 2.81-0.30 0.03 8. PT. Bank Danamon,Tbk 3.34 2.84-0.50 3.18 0.34 3.36 0.18 0.01 9. PT. Bank Ekonomi Raharja, Tbk 1.78 1.49-0.29 1.02-0.47 1.09 0.07-0.23 10. PT. Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk 2.78 3.00 0.22 2.78-0.22 2.12-0.66-0.22 11. PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk 0.51-1.88-2.39 8.87 10.75-4.00-12.87-1.50 12. PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk 1.01 1.11 0.10 1.49 0.38 1.42-0.07 0.14 13. PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk 1.22 2.07 0.85 2.41 0.34 3.02 0.61 0.60 14. PT. Bank Mega, Tbk 2.45 2.29-0.16 2.74 0.45 1.19-1.55-0.42 15. PT. Bank Mutiara, Tbk 2.53 2.17-0.36 1.06-1.11 0.76-0.30-0.59 16. PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk 1.50 1.53 0.03 1.57 0.04 1.54-0.03 0.01 17. PT. Bank OCBC NISP, Tbk 1.09 1.91 0.82 1.79-0.12 1.77-0.02 0.23 18. PT. Bank Of India Indonesia, Tbk 2.93 3.66 0.73 3.14-0.52 3.67 0.53 0.25 19. PT. Bank Pan Indonesia 1.87 2.02 0.15 1.96-0.06 1.94-0.02 0.02 20. PT. Bank Permata, Tbk 1.89 1.66-0.23 1.7 0.04 1.57-0.13-0.11 21. PT. Bank Pundi Indonesia, Tbk -13.00-4.75 8.25 0.98 5.73 0.23-0.75 4.41 22. PT. Bank Sinarmas, Tbk 1.44 1.07-0.37 1.74 0.67 1.83 0.09 0.13 23. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk 3.99 4.38 0.39 4.71 0.33 4.83 0.12 0.28 24. PT. Bank Victoria Internasional, Tbk 1.71 2.65 0.94 2.17-0.48 2.42 0.25 0.24 25. PT. Bank Windu Kentjana Internasional, Tbk 1.11 0.96-0.15 2.04 1.08 1.98-0.06 0.29 26. PT. QNB Bank Kesawan, Tbk 0.17 0.46 0.29-0.81-1.27 0.82 1.63 0.22 Rata-Rata Tren Bank 0.38 0.65-0.48 0.18 Sumber : Laporan Keuangan Publikasi Bank, Diolah Keterangan : sampai dengan triwulan II tahun 2013 Rata- Rata Tren Berdasarkan tabel 1.1 diatas, diketahui bahwa secara rata-rata tren bank umum swasta nasional go public pada tahun 2010 sampai dengan triwulan II tahun 2013 mengalami peningkatan yang ditunjukkan oleh rata-rata tren 0,18 persen, namun ternyata masih terdapat tujuh bank yang mengalami penurunan ROA selama periode tahun 2010 sampai dengan triwulan II tahun 2013. Bank Central Asia mengalami penurunan rata-rata tren -0,03 persen, dimana pada tahun 2011 mengalami peningkatan ROA sebesar 0,31 persen, tahun 2012

4 mengalami penurunan ROA sebesar 0,23 persen, dan pada tahun 2013 mengalami penurunan ROA sebesar 0,17 persen. Bank Ekonomi Raharja mengalami penurunan rata-rata tren -0,23 persen, dimana pada tahun 2011 mengalami penurunan ROA sebesar 0,29 persen, tahun 2012 mengalami penurunan ROA sebesar 0,47 persen, dan pada tahun 2013 mengalami peningkatan ROA sebesar 0,07 persen. Bank Himpunan Saudara 1906 mengalami penurunan rata-rata tren -0,22 persen, dimana pada tahun 2011 mengalami peningkatan ROA sebesar 0,22 persen, tahun 2012 mengalami penurunan ROA sebesar 0,22 persen, dan pada tahun 2013 mengalami penurunan ROA sebesar 0,66 persen. Bank ICB Bumiputera mengalami penurunan rata-rata tren -1,50 persen, dimana pada tahun 2010 mengalami penurunan ROA sebesar 2,39 persen, tahun 2011 mengalami peningkatan ROA sebesar 10,75 persen, dan pada tahun 2013 mengalami penurunan ROA sebesar 12,87 persen. Bank Mega mengalami penurunan ratarata tren -0,42 persen, dimana pada tahun 2011 mengalami penurunan ROA sebesar 0,16 persen, tahun 2012 mengalami peningkatan ROA sebesar 0,45 persen, dan pada tahun 2013 mengalami penurunan ROA sebesar 1,55 persen. Bank Mutiara mengalami penurunan rata-rata tren -0,59 persen, dimana pada tahun 2011 mengalami penurunan ROA sebesar 0,36 persen, tahun 2012 mengalami penurunan ROA sebesar 1,11 persen, dan pada tahun 2013 mengalami penurunan ROA sebesar 0,30 persen. Bank permata mengalami penurunan ratarata tren -0,11 persen, dimana pada tahun 2011 mengalami penurunan ROA sebesar 0,23 persen, tahun 2012 mengalami peningkatan ROA sebesar 0,04 persen, dan pada tahun 2013 mengalami penurunan ROA sebesar 0,13 persen.

5 Hal ini lah yang menjadikan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang tingkat kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan semaksimal mungkin. Bank umum swasta nasional go public dapat meningkatkan kinerja profitabilitasnya (ROA), dengan cara pihak manajemen bank umum swasta nasional go public harus mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penurunan ROA, yang salah satunya adalah risiko usaha yang dihadapi oleh bank. Dalam upaya bank untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan yang diharapkan, maka pihak manajemen harus melakukan pengelolaan asset dan liabilities dengan hati-hati, karena setiap keputusan manajemen bank akan menimbulkan risiko yang sering disebut risiko usaha. Risiko usaha adalah tingkat ketidakpastian mengenai suatu hasil yang diperkirakan atau yang diharapkan akan diterima, yang terdiri dari risiko likuiditas, risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional. Risiko likuiditas adalah ketidakmampuan bank dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo. Dengan kata lain, bank tidak dapat membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta tidak dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan (Kasmir, 2010 : 286). Risiko Likuiditas dapat diukur dengan menggunakan Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Investing Policy Ratio (IPR). Apabila LDR digunakan untuk mengukur likuiditas berarti mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau yang sudah jatuh tempo dengan mengandalkan kredit yang disalurkan. LDR memiliki

6 pengaruh positif terhadap ROA, hal ini terjadi apabila LDR meningkat menunjukkan kredit yang disalurkan bank meningkat, sehingga pendapatan dan laba yang diperoleh bank meningkat maka risiko yang dihadapi bank rendah atau semakin kecil. Disisi lain hubungan LDR dengan ROA adalah positif atau searah, hal ini terjadi jika LDR meningkat berarti menunjukkan kredit yang disalurkan bank meningkat, sehingga pendapatan dan laba yang diperoleh bank meningkat serta ROA pun akan ikut meningkat. Dengan demikian hubungan LDR dengan ROA adalah positif. Hubungan antara IPR dengan ROA adalah posotif, karena tingginya IPR menunjukkan tingginya surat berharga sehingga pendapatan bunga surat berharga meningkat dan laba bank juga meningkat maka risiko yang dihadapi bank rendah atau semakin kecil. Dengan demikian ROA juga akan meningkat. Risiko kredit adalah risiko kerugian sehubungan dengan pihak peminjam tidak dapat dan atau tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo (Ferry N. Idroes, 2008 : 22). Risiko kredit dapat diukur dengan menggunakan Non Performing Loan (NPL) dan Aktiva Produktif Bermasalah (APB). Apabila NPL digunakan untuk mengukur kualitas aktiva berarti mengukur tingkat kredit bermasalah yang dimiliki oleh bank. NPL memiliki pengaruh negative terhadap ROA. Hal ini terjadi apabila NPL meningkat akan berakibat pada naiknya kredit bermasalah, kemudian pendapatan bunga bank turun pada akhirnya laba bank juga ikut turun dan risiko yang dihadapi bank akan semakin tinggi. Disisi lain, apabila NPL dihubungkan dengan ROA akan memiliki

7 pengaruh negative atau berlawanan arah. Hal ini disebabkan apabila NPL naik maka kredit bermasalah bank juga meningkat, sehingga mengakibatkan pendapatan dan laba menurun, dan pada akhirnya ROA pun ikut turun. Sehingga hubungan NPL dengan ROA adalah negative. Semakin tinggi rasio APB maka semakin rendah kualitas aktiva bank. Hal ini berakibat menurunnya pendapatan yang diperoleh bank dari aktiva produktifnya. Dengan menurunnya pendapatan dari aktiva produktif maka laba yang diperoleh oleh bank pun akan menurun. Dengan menurunnya laba yang diperoleh bank maka ROA bank pun akan mengalami penurunan. Dengan demikian APB dengan ROA berpengaruh negative. Risiko pasar ( sensitifitas ) adalah risiko dari suatu entitas yang mungkin mengalami kerugian sebagai akibat dari fluktuasi pergerakan harga pasar karena perubahan harga (volatilitas) instrumen-instrumen pendapatan tetap, instrumeninstrumen ekuitas, komoditas, kurs mata uang, dan kontrak-kontrak di luar neraca terkait (Hennie Van Greuning dan Sonja Brajovic Bratanovic, 2011 : 197). Risiko pasar dapat diukur dengan menggunakan Interest Rate Risk (IRR) dan Posisi Devisa Neto (PDN). IRR merupakan perbandingan rasio antara Interest Rate Sensitive Asset (IRSA) dengan Interest Rate Sensitive Liabities (IRSL), Rasio ini memiliki hubungan yang positif dan negative bagi ROA. Hubungan antara IRR dengan ROA dipengaruhi oleh tren suku bunga. Hubungan positif terjadi apabila IRR meningkat menggambarkan peningkatan IRSA yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan IRSL. Dalam kondisi tren suku bunga meningkat hal tersebut

8 mengakibatkan peningkatan pendapatan bunga lebih besar dibandingkan dengan peningkatan biaya bunga, maka laba bunga akan mengalami peningkatan, ROA juga akan mengalami peningkatan, maka IRR memiliki hubungan yang positif terhadap ROA. Kedua, hubungan positif terjadi apabila IRR mengalami penurunan pada saat tren suku bunga mengalami peningkatan. IRR menurun menggambarkan peningkatan IRSA lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan biaya bunga, maka laba akan mengalami penurunan. ROA juga akan mengalami penurunan, maka IRR memiliki hubungan yang positif terhadap ROA. Hubungan negative terjadi apabila IRR mengalami peningkatan, pada saat tren suku bunga mengalami penurunan. IRR meningkat menggambarkan penurunan IRSA lebih besar dibandingkan dengan penurunan IRSL. Dalam kondisi tren suku bunga menurun hal tersebut mengakibatkan penurunan pendapatan bunga lebih besar dibandingkan dengan penurunan biaya bunga, maka laba akan mengalami penurunan, ROA juga akan mengalami penurunan, maka IRR memiliki hubungan yang negative terhadap ROA. Kedua, hubungan negative terjadi apabila IRR mengalami penurunan pada saat tren suku bunga mengalami penurunan. IRR menurun menggambarkan penurunan IRSA yang lebih kecil dibandingkan dengan penurunan IRSL. Dalam kondisi tren suku bunga menurun hal tersebut mengakibatkan penurunan biaya bunga, maka laba akan mengalami peningkatan, ROA juga akan mengalami peningkatan, mak IRR memiliki hubungan yang negative terhadap ROA. Hubungan risiko nilai tukar dengan PDN bias searah bias berlawanan arah begitu juga hubungan PDN dengan ROA bias searah bias berlawanan arah.

9 Karena PDN dipengaruhi oleh hasil selisih bersih antara aktiva valas dengan passive valas, modal dan perubahan niali tukar. 1. Perbandingan positif = aktiva valas > passive valas (diatas 0%), kondisi seperti ini dapat dikatakan saat terjadi kenaikan kurs niali tukar, maka risiko nilai tukar rendah, karena pendapatan valas lebih besar dari pada biaya valas sehingga laba cenderung naik dan ROA pun ikut naik. Sebaliknya apabila terjadi penurunan nilai tukar, maka risiko nilai tukar tinggi, karena pendapatan valas lebih kecil dari pada biaya valas sehingga laba cenderung turun dan ROA pun ikut turun. 2. Perbandingan negative = aktiva valas < passive valas (dibawah 0%), kondisi seperti ini dapat dikatakan saat terjadi kenaikan kurs nilai tukar, maka risiko nilai tukar tinggi, karena pendapatan valas lebih kecil dari pada biaya valas sehingga laba cenderung turun dan ROA pun ikut turun. Sebaliknya apabila terjadi penurunan nilai tukar, maka risiko nilai tukar rendah, karena pendapatan valas lebih besar dari pada biaya valas sehingga laba cenderung naik dan ROA pun ikut naik. Sehingga hubungan PDN dengan ROA bisa positif dan bisa juga negative Risiko operasional adalah risiko kerugian sebagai akibat dari tindakan manusia, proses, infrastruktur, atau teknologi yang mempunyai dampak operasional bank (Imam Ghozali, 2007 : 15). Risiko operasional dapat diukur dengan menggunakan BOPO. Apabila BOPO digunakan untuk mengukur operasional berarti mengukur tingkat penggunaan biaya operasional sehari-hari untuk menghasilkan pendapatan

10 operasional. BOPO memiliki pengaruh negative terhadap ROA. Hubungan BOPO dengan ROA adalah tidak searah atau negative karena semakin besar BOPO berarti menunjukkan peningkatan pendapatan operasional lebih kecil dari pada peningkatan biaya operasional sehingga laba operasional yang diperoleh turun, keuntungan turun dan ROA pun ikut turun. Sehingga hubungan BOPO dengan ROA adalah negative atau berlawanan arah. Risiko usaha yang dihadapi oleh bank sangat memengaruhi besar kecilnya ROA bank tersebut. Oleh sebab itu, agar bank dapat memperoleh ROA sesuai dengan yang diharapkan, maka pihak manajemen bank perlu mengetahui seberapa besar pengaruh tiap-tiap risiko bank terhadap ROA dan dapat menetapkan strategi dalam mengelola bank tersebut. ROA penting bagi bank, karena setiap aset yang dimiliki bank pasti mempunyai risiko dalam pengelolaannya. Pengelolaan risiko merupakan hal yang harus dilakukan karena akan selalu ada dalam dunia usaha dimana setiap langkah dalam pengambilan keputusan telah mengandung risiko yang senantiasa dihadapkan pada kondisi ketidakpastian dan pada umumnya bersumber dari faktor internal dan eksternal bank Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya penurunan ROA. Salah satu faktornya adalah risiko usaha yang dihadapi oleh bank. Maka inilah yang menjadi dasar peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul PENGARUH RISIKO USAHA TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA BANK UMUM SWASTA NASIONAL GO PUBLIC.

11 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, permasalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah rasio yang terdiri dari LDR, IPR, NPL, APB, IRR, PDN, dan BOPO secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA pada bank umum swasta nasional go public? 2. Apakah LDR secara parsial memiliki pengaruh positif signifikan terhadap ROA bank umum swasta nasional go public? 3. ApakahIPR secara parsial memiliki pengaruh positif signifikan terhadap ROA bank umum swasta nasional go public? 4. Apakah NPL secara parsial memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap ROA bank umum swasta nasional go public? 5. Apakah APB secara parsial memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap ROA bank umum swasta nasional go public? 6. Apakah IRR secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA bank umum swasta nasional go public? 7. Apakah PDN secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA bank umum swasta nasional go public? 8. Apakah BOPO secara parsial memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap ROA bank umum swasta nasional go public? 9. Variabel manakah diantara LDR, IPR, NPL, APB, IRR, PDN, dan BOPO yang memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap ROA bank umum swasta nasional go public?

12 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka tujuan diadakannya penelitian ini adalah : 1. Mengetahui signifikansi pengaruh LDR, IPR, NPL, APB, IRR, PDN, dan BOPO secara bersama-sama terhadap ROA bank umum swasta nasional go public. 2. Mengetahui signifikansi pengaruh positif LDR secara parsial terhadap ROA bank umum swasta nasional go public. 3. Mengetahui signifikansi pengaruh positif IPR secara parsial terhadap ROA bank umum swasta nasional go public. 4. Mengetahui signifikansi pengaruh negatif NPL secara parsial terhadap ROA bank umum swasta nasional go public. 5. Mengetahui signifikansi pengaruh negatif APB secara parsial terhadap ROA bank umum swasta nasional go public. 6. Mengetahui signifikansi pengaruh IRR secara parsial terhadap ROA bank umum swasta nasional go public. 7. Mengetahui signifikansi pengaruh PDN secara parsial terhadap ROA bank umum swasta nasional go public. 8. Mengetahui signifikansi pengaruh negatif BOPO secara parsial terhadap ROA bank umum swasta nasional go public. 9. Mengetahui variabel mana yang memiliki pengaruh yang dominan terhadap ROA bank umum swasta nasional go public.

13 1.4 Manfaat Penelitian Dari penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan, antara lain : 1. Bagi Bank Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan tolak ukur bagi pihak manajemen bank dalam mengelola risiko usaha. Apakah pengelolaannya telah dilaksanakan dengan baik atau tidak. Sehingga dalam menjalankan manajemen bank dapat memperbaiki kesalahan dan menjalankannya dengan baik sesuai dengan regulasi perbankan serta tujuan utama bank untuk mencapai keuntungan. 2. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat membantu menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang dunia perbankan, terutama mengenai pengaruh risiko usaha terhadap ROA pada bank umum swasta nasional go public. 3. Bagi STIE Perbanas Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan perbendaharaan koleksi perpustakaan STIE Perbanas Surabaya dan sebagai bahan pembanding atau acuan bagi semua mahasiswa yang akan mengambil judul yang sama untuk bahan penelitian sehingga penelitian yang dihasilkan akan menjadi lebih baik.

14 1.5 Sistematika Penulisan Penyajian pembahasan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab, dan sistematika penulisannya secara rinci adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini diuraikan tentang penelitian terdahulu, landasan teori, kerangka penelitian dan hipotesis penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini diuraikan tentang rancangan penelitian, batasan penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran variabel, populasi sampel dan teknik pengambilan sampel, data dan metode pengumpulan data, serta teknik analisis data. BAB IV : GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Pada bab ini diuraikan tentang gambaran subyek penelitian yang akan dianalisis. Selain itu bab ini juga membahas analisis deskriptif untuk menjelaskan tentang variabel yang diteliti dan penjelasan tentang hasil pengujian hipotesis serta pembahasan dari pengujian hipotesis tersebut.

15 BAB V : PENUTUP Pada bab ini diuraikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan, keterbatasan penelitian serta saran yang diharapkan berguna untuk penelitian berikutnya.