BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memiliki bermacam-macam kebudayaan, diantaranya bahasa daerah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniati, 2013

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki warisan budaya yang beranekaragam. Keanekarangaman warisan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khas sekaligus aset bagi bangsa Indonesia. Generasi muda sudah banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah dalam kurikulum pendidikan terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai. Budaya dan nilai-nilai yang dipandang baik dan dijunjung tinggi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ageng Sine Yogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam

MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERANAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

2016 TARI JAIPONG ACAPPELLA KARYA GOND O D I KLINIK JAIPONG GOND O ART PROD UCTION

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Widyawati, 2013 Eksistensi Sanggar Seni Getar Pakuan Kota Bogor Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Keanekaragaman suku bangsa dengan budayanya di seluruh Indonesia

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan Fenomena kebudayaan selalu hadir dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Destri Srimulyan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadat, agama dan kesenian. Namun di era globalisasi ini banyak budayabudaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Batak merupakan salah satu suku bangsa yang terdapat di Indonesia yang banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pembelajaran Layeutan Suara Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di Smp Pasundan Katapang Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terkenal sebagai salah satu negeri terbesar penghasil kain tenun tradisional yang

BAB I PENDAHULUAN. fenomena/gejala kian merenggangnya nilai-nilai kebersamaan, karena semakin suburnya

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

2015 PENGARUH BUDAYA K-POP TERHADAP NASIONALISME REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. belajar kepada siswa melalui proses pembelajaran yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENGETAHUAN TRADISIONAL & EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL. Dra. Dewi Indrawati MA 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENERAPAN MEDIA LAGU DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN BUDAYA LOKAL SISWA

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya tumbuh berbagai Suku, Agama, dan bahasa daerah berbeda sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

2015 PENANAMAN NILAI-NILAI KESUND AAN MELALUI PROGRAM TUJUH POE ATIKAN ISTIMEWA D I LINGKUNGAN SEKOLAH KABUPATEN PURWAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fanny Ayu Handayani, 2013

ABSTRAK. Kata Kunci : Budaya, Feature, Nusantaraku, Produser, Rasulan. xii + 82 halaman; 17 gambar; 10 tabel Daftar acuan: 14 ( )

2016 DAMPAK KEBIJAKAN SUMEDANG PUSEUR BUDAYA SUNDA TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI KESUNDAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggiana Puspa Dewi, 2014 Ayo, Menari Jaipong Dengan Nyi Iteung

TEKS DESKRIPSI BUDAYA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuvenalis Anggi Aditya, 2013

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni menjadi perhatian utama dalam upaya

2015 TARI GAWIL GAYA SUMEDANG

BAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. agama dan lain lain. Bila hal tersebut dikaji lebih jauh, akan mengandung ajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki ribuan pulau

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015

2015 PENGAKUAN KEESAAN TUHAN DALAM MANTRA SAHADAT SUNDA DI KECAMATAN CIKARANG TIMUR KABUPATEN BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

Contoh Proposal Seni Tari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SANGGAR SENI TARI DAN BUDAYA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nurul Kristiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL TRANSFORMASI MEDIA CERITA RAKYAT INDONESIA SEBAGAI PENGENALAN WARISAN BUDAYA NUSANTARA

D. Dinamika Kependudukan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

MUSEUM BUDAYA DI PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siti Fatimah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. anonim bersama kreativitas masyarakat yang mendukungnya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia kaya akan suku bangsa, tiap-tiap suku bangsa mempunyai kebudayaan masing-masing dan berbeda-beda. Keanekaragaman tersebut merupakan modal kekayaan bangsa Indonesia. Hal yang mempengaruhi banyaknya keragaman bangsa Indonesia antara lain latar belakang sejarah, lingkungan alam dan budaya. Masing-masing suku bangsa memiliki kebudayaan daerah yang mengandung nilai-nilai budaya yang luhur. Menurut D Andrade (dalam Supardan, 2013 hlm. 201) istilah culture (kebudayaan) berasal dari bahasa Latin, yakni cultura dari kata dasar colore yang berarti berkembang tumbuh. Namun, secara umum pengertian kebudayaan mengacu kepada kumpulan pengetahuan yang secara sosial diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Menurut Edward Burnett Tylor (dalam Wikipedia Indonesia 2017), kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Jadi, kebudayaan merupakan kumpulan pengetahuan sosial yang didalamnya mengandung kesenian, kepercayaan, adat istiadat yang diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Seperti pada hal adat istiadat yang merupakan tradisi yang dipercayai oleh masyarakat yang berasal dari nenek moyang dan dilaksanakan secara turun-temurun. Di Jawa Barat atau suku sunda memiliki banyak kebudayaan yang unik, salah satunya adalah kesenian tari jaipong yang merupakan tarian ciri khas yang sangat menonjol pada budaya sunda. Kebudayaan tersebut harus dikembangkan dan dilestarikan agar tidak hilang. Sesuai dengan peraturan yang telah diatur 1

2 dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (dalam Sekretariat Jenderal MPR RI, 2014 hlm. 106) pada pasal 32 ayat 1 dan 2 yaitu: (1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan budayanya. (2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional. Sesuai dengan penjelasan di atas, sudah jelas bahwa negara Indonesia menjamin dan mendukung keberadaan budaya daerah yang menjadi bagian dari budaya nasional. Budaya lokal merupakan ceriminan dari kepribadian bangsa yang memang patut dilestarikan guna menangkal pengaruh-pengaruh negatif dari luar. Pengembangan dan pelestarian nilai-nilai budaya lokal, dapat mengarah pada salah satu bidang ilmu yang mengkaji kearifan lokal atau budaya daerah yang terdapat didalam warganegara, yaitu civic culture atau budaya kewarganegaraan. Menurut Winataputra (2012 hlm. 57) civic culture merupakan budaya yang menopang kewarganegaraan yang berisikan seperangkat ide-ide yang dapat diwujudkan secara efektif dalam representasi kebudayaan untuk tujuan pembentukan identitas warganegara. Budaya lokal yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Sumedang merupakan bagian dari jati diri bangsa, karakter dan budaya nasional. Kebudayaan daerah adalah kebudayaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat suku tertentu. Dalam perkembangan budaya lokal di setiap daerah, tentu memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan nilai-nilai civic culture karena kesenian budaya lokal tersebut mengandung nilai-nilai kewarganegaraan. Namun dalam derasnya arus globalisasi, pada satu sisi mengakibatkan kemajuan yang sangat pesat, tetapi di tempat lain juga mengakibatkan kerusakan yang luar biasa. Kemajuan yang terjadi dapat dirasakan dalam bidang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3 Menurut Wuryandani (dalam Yuliani. A, 2013 hlm. 2) menjelaskan mengenai dampak arus globalisasi, sebagai berikut: Derasnya arus globalisasi menyebabkan terkikisnya nilai-nilai kebangsaan. Anak-anak lebih bangga dengan budaya asing daripada budaya bangsanya sendiri. Hal itu dibuktikan dengan adanya rasa bangga yang lebih pada diri anak manakala menggunakan produk luar negeri, dibandingkan jika menggunakan produk bangsanya sendiri. Masuknya budaya pop barat ke dalam budaya kita pada saat ini justru semakin menggeser budaya kita sendiri. Terlihat pada kenyataan saat ini, sekarang para remaja dan generasi muda lebih bangga dengan segala embel-embel yang kebarat-baratan. Salah satu contohnya adalah ketika pada pelaksanaan pensi di SMP Nasional Bandung, para siswa lebiih senang membawakan tarian dance dibandingkan dengan tarian jaipong, dengan alasan bahwa tarian dance lebih modern. Hal ini sesuai dengan pendapat Yuliani, A (2013 hlm. 2) menjelaskan: Masyarakat, khususnya kaum muda lebih suka kepada musik-musik yang berbau western atau kebarat-baratan akibat adanya globalisasi. Mereka lebih banyak menyukai break dance, musik R n B, Hip hop, bahkan boy band dan girl band yang sekarang sedang hangat diberitakan di televisi dan digandrugi oleh para remaja khususnya daripada kesenian-kesenian tradisional seperti tari jaipong, tari topeng, sandiwara ataupun wayang. Bukti lemahnya masyarakat Indonesia terlihat dari minimnya untuk belajar atau mempelajari kesenian tradisional atau daerah yang saat ini sudah hampir dilupakan oleh generasi muda. Padahal, seperti yang telah kita ketahui bahwa negara Indonesia memiliki berbagai tarian yang unik, diantaranya tari jaipong, tari pendet, serimpi, piring, kecak, topeng, dan banyak lagi tarian-tarian yang indah. Namun, sesuai pada kenyataan saat ini banyak orang yang lebih tertarik untuk belajar tari modern daripada tari daerah. Merekapun menganggap kesenian-kesenian tradisional itu kuno dan ketinggalan jaman. Padahal kesenian tradisional itu apabila tidak dilestarikan oleh para generasi penerus bangsa akan punah dan bangsa Indonesia akan kehilangan jati dirinya. Hal ini cukup membuktikan dimana apresiasi dan penghargaan masyarakat terhadap budaya daerah masih sangat rendah. Dengan begitu nilai civic culture juga masih sangat rendah. Dengan begitu, perlu mengenalkan budaya Indonesia agar dapat meningkatkan nilai-nilai civic culture khususnya di tingkat persekolahan adalah

4 dengan memperkenalkannya melalui suatu kegiatan yang terintegritas dan berkesinambungan, yaitu salah satunya berupa kegiatan ekstrakulikuler. Setiap daerah di Indonesia pasti memiliki kesenian tari-tarian yang membedakannya dari daerah lain, begitupun di Kabupaten Sumedang (Jawa Barat). Kesenian yang berupa tari-tarian khasnya yaitu tari Jaipong yang dikenalkan oleh Gugum Gumbira (Iyus Rusliana, 2009 hlm 4). Tari jaipong ini diiringi oleh musik sunda seperti kendang, goong, gamelan dan lagu-lagu sunda. Tarian jaipong di wilayah Kab. Sumedang khususnya Kec. Cimanggung sudah tidak asing lagi karena tidak sedikit sanggar atau sekolah yang mengadakan ekstrakulikuler jaipong. Namun pada masyarakat Cimanggung ini daya minat untuk belajar tari jaipong masih sangat kurang, hal ini dapat terlihat ketika masyarakat Cimanggung khususnya siswa di SMA PGRI Parakanmuncang kurang antusias dalam mengitkuti Ekastrakurikuler Tari Jaipong. Dengan demikian, upaya mengenalkan kebudayaan daerah khususnya seni tari jaipong melalui kegiatan yang terintegrasi dan terorganisir dengan baik dalam hal ini yaitu ekstrakulikuler yang berbasis kearifan lokal. Yang mampu melibatkan guru dan tenaga kependidikan secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidik dapat menjadi salah satu usaha mengenalkan kebudayaan Nusantara pada lapisan masyarakat Indonesia, khususnya peserta didik di SMA PGRI Parakanmuncang untuk meningkatkan nilai-nilai civic culture dan sikap kebangsaan agar sesuai dengan nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa yang pada akhirnya tujuan pendidikan nasional dapat tercapai. Berdasarkan latar belakang yang telah dirumuskan diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian, dengan judul: Meningkatkan Nilainilai Civic Culture Melalui Seni Tradisi Tari Jaipong (Studi Kasus Pada Ekstrakulikuler Seni Tari Jaipong di SMA PGRI Parakanmuncang Kab. Sumedang).

5 B. Identifikasi Masalah Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian penulis adalah tentang bagaimana kegiatan ekstrakurikuler kesenian tari jaipong dalam meningkatkan nilai-nilai civic culture pada siswa di SMA PGRI Parakanmuncang. Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di identifikasi masalah, sebagai berikut: 1. Melihat pada kenyataan saat ini, para siswa lebih bangga membawakan tarian dari luar seperrti break dance (Yuliani A, 2013 hlm. 2) sehingga belum paham mengenai pentingnya belajar dan melestarikan budaya lokal, salah satunya adalah kesenian tari jaipong. 2. Proses pembelajaran nilai-nilai budaya kesenian tari jaipong dalam kegiatan ekstrakurikuler untuk meningkatkan nilai-nilai civic culture pada siswa di SMA PGRI Parakanmuncang. 3. Dampak ekstrakurikuler kesenian tari jaipong bagi siswa SMA PGRI Parakanmuncang dalam kehidupan di lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. C. Rumusan Masalah Pada hakekatnya masalah dalam suatu penelitian merupakan segala bentuk pernyataan yang perlu dicari jawabannya, atau segala bentuk kesulitan yang datang tentunya harus ada kegiatan yang memecahkannya sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Adapun rumusan masalah yang peneliti ajukan sesuai dengan latar belakang adalah: 1. Bagaimana dampak kegiatan ekstrakurikuler seni tari jaipong bagi siswa SMA PGRI Parakanmuncang? 2. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler seni tari jaipong di SMA PGRI Parakanmuncang? 3. Nilai-nilai budaya apa saja yang terkandung dalam kegiatan ekstrakurikuler kesenian tari jaipong dalam meningkatkan nilai-nilai civic culture pada siswa di SMA PGRI Parakanmuncang?

6 4. Kendala apa saja yang di alami dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler seni tari jaipong dalam meningkatkan nilai-nilai civic culture pada siswa di SMA PGRI Parakanmuncang? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Sesuai dengan rumusan permasalahan, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan mengenai kegiatan ekstrakurikuler kesenian tari jaipong dalam meningkatkan nilai-nilai civic culture pada siswa di SMA PGRI Parakanmuncang. 2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui dampak positif kegiatan ekstrakurikuler kesenian tari jaipong di SMA PGRI Parakanmuncang. b. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler seni tari jaipong di SMA PGRI Parakanmuncang. c. Untuk mengetahui Nilai-nilai budaya apa saja yang terkandung dalam kegiatan ekstrakurikuler kesenian tari jaipong kaitannya dengan meningkatkan nilai-nilai civic culture pada siswa di SMA PGRI Parakanmuncang. d. Untuk mengetahui kendala apa saja yang di alami dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler keseian tari jaipong dalam meningkatkan nilainilai civic culture pada siswa di SMA PGRI Parakanmuncang. E. Manfaat Penelitian Secara garis besar penelitian ini berkaitan dengan upaya untuk memperoleh informasi dan data mengenai kesenian tari jaipong dalam meningkatkan nilai-nilai civic culture pada siswa SMA PGRI Parakanmuncang. Sehubungan dengan hal tersebut makan dapat diperoleh manfaat, sebagai berikut:

7 1. Secara Teoritis Secara teoritis, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan informasi, pengetahuan dan bahan tambahan referensi untuk mengenalkan budaya daerah sebagai identitas nasional sejak dini kepada peserta didik agar mereka menyukai budaya daerahnya sehingga dapat meningkatkan nilainilai civic culture dan wawasan kebangsaan yang akan menjadikan peserta didik tersebut sebagai generasi berbudaya. Selain nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kebudayaan dapat terinternalisasi dalam dirinya sehingga mereka dapat menyaring pengaruh budaya luar dan bahkan cenderung untuk menerima budaya luar dengan proses pertimbangan (valueing). 2. Secara Praktis a. Bagi guru Dapat meningkatkan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Menengah Atas yang kreatif, efektif dan inovatif dengan memanfaatkan kegiatan ekstrakurikuler sebagai pembentukan moral dan karakter peserta didik. b. Bagi siswa Dengan mempelajari dan mengembangkan budaya lokal siswa dapat menyukai budaya daerahnya, sehingga nilai-nilai budaya, nilai-nilai civic culture, wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme itu kokoh dalam jiwa mereka yang pada akhirnya mereka mampu menjadi generasi yang berbudaya. c. Bagi sekolah Dapat menjadikan salah satu solusi alternatif bagaimana mengenalkan dan mengembangkan kebudayaan daerah di persekolahan, salah satunya melalui kegiatan ekstrakurikuler.

8 d. Bagi peneliti Dapat memberikan sumbangan pemikiran atau bahan kajian dalam dunia pendidikan khususnya yang berkaitan dengan penanaman nilai budaya dalam pembentukan karakter siswa sehingga dapat meningkatkan civic culture. F. Definisi Operasional Untuk menghindari terjadinya salah pengertian terhadap istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini, maka istilah-istilah tersebut kemudian didefinisikan sebagai berikut: a. Ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan diluar jam pelajaran yang ditunjukkan untuk membantu perkembangan peserta didik, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh peserta didik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Menurut Wiyani (dalam Adawiah R, dkk. 2016 hlm. 964). Artinya bahwa yang menjadi ekstrakulikuler disini adalah kesenian tari jaipong yang merupakan wadah penyaluran bakat dan minat siswa dalam bidang seni. b. Kesenian tradisional adalah ekspresi dan identitas kultural sekaligus berbasis kearifan dan keunikan lokal suatu masyarakat. Menurut Irianto dan Murphy (dalam Maladi, A. 2017 hlm. 95). Jadi seni tradisi berarti kesenian yang dimiliki suatu masyarakat tertentu yang berasal dari ekspresi dan cara berpikir masyarakat dan menjadi identitas budaya yang unik dalam masyarakat suku tertentu. Cirikhas seni tradisi adalah diciptakan berdasarkan filosofi yang ada dan aktivitas kebudayaan yang ada di didaerah tetentu. c. Tari jaipong adalah sebuah repertoar tari yang kekuatan geraknya diawali dari yang berbasis kerakyatan, seperti: bajidoran, pencak silat, ketuk tilu, dan kesenian rakyat lainnya (Iyus Rusliana 2009 hlm. 4). Tari jaipongan memiliki gerakan yang enerjik dan unik dengan diiringi musik degung.

9 Jadi, tari jaipong merupakan seni tari tradisional yang berasal dari Jawa Barat dengan memiliki cirikhas dalam geraknya yaitu berasal dari bajidoran, pencak silat, ketuk tilu dengan diiringi musik sunda atau degung. d. Civic culture adalah budaya kewarganegaraan, atau menurut Winataputra (2012:57) civic culture merupakan budaya yang menopang kewarganegaraan yang berisikan seperangkat ide-ide yang dapat diwujudkan secara efektif dalam representasi kebudayaan untuk tujuan pembentukan identitas warganegara. Jadi civic culture adalah seperangkat ide-ide atau gagasan masyarakat yang tumbuh dan berkembang dalam kebiasaan sehari-hari, dan gagasan tersebut diperlukan sebagai identitas bangsa. Identitas bangsa dalam hal ini dimaksudkan sebagai identitas yang terkait budaya, kearifan lokal, serta adat istiadat yang merupakan hasil kumpulan gagasan atau ide-ide masyarakat yang ada di tiap-tiap Indonesia. G. Sistematika Skripsi Sistematika skripsi dalam penyusunan ini meliputi lima bab, diantaranya : BAB I Pendahuluan Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran Dalam bab ini berisi teoritis yang memfokuskan kepada hasil kajian atas teori, konsep, kebijakan, dan peraturan yang ditunjang oleh hasil penelitian terdahulu yang sesuai dengan masalah penelitian. BAB III Metode Penelitian Pada bab ini menjelaskan secara sistematis mengenai metode penelitian, desain penelitian, subjek dan objek penelitian, pengumpulan data dan instrumen penelitian, teknik analisis data, dan prosedur penelitian.

10 BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Dalam bab ini penulis menganalisis hasil temuan data mengenai seni tari jaipong dalam meninngkatkan nilai-nilai civic culture pada siswa di SMA PGRI Parakanmuncang. BAB V Kesimpulan dan Saran Dalam bab ini penulis berusaha mencoba memberikan kesimpulan dan saran sebagai penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji dalam skripsi.