BAB I PENDAHULUAN. diantaranya sekitar 62% wilayah Indonesia berupa lautan. Negara kepulauan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu alat penghubung antara yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara dengan ibu kotanya Medan. Sumatera Utara terdiri dari 33. dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara:

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam budaya Batak Toba terdapat jenis Ragam Hias (Ornamen) yang

BAB I PENDAHULUAN. Moyang terdahulu. sebagai mana dikemukakannya bahwa: c. Seni musik yang disebut gondang

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam bahasa Batak disebut dengan istilah gorga. Kekayaan ragam hias

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

I. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. paranak dan pihak perempuan atau parboru. Perkawinan mengikat kedua belah

BAB I PENDAHULUAN. daerah atau suku- suku yang telah membudaya berabad- abad. Berbagai ragam

BAB I PENDAHULUAN. Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Angkola dan Mandailing. Keenam suku

BAB I PENDAHULUAN. zaman itu masyarakat memiliki sistem nilai. Nilai nilai budaya yang termasuk

BAB I PEDAHULUAN. tersebut telah menjadi tradisi tersendiri yang diturunkan secara turun-temurun

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir.

BAB I PENDAHULUAN. Batak Angkola bermukim di daerah Tapanuli Bagian Selatan yang merupakan. Etnis Angkola bekerja sebagai petani dan beragama Islam.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. tradisional yang berasal dari daerah Kalimantan Barat yang berbentuk selendang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MAKNA SIMBOL UPACARA MANGONGKAL HOLI (PENGGALIAN TULANG BELULANG) PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu sama lain. Hal ini dapat kita

BAB I PENDAHULUAN. kekerabatan yang baru akan membentuk satu Dalihan Natolu. Dalihan Natolu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN. seperti marsombuh sihol dan rondang bittang serta bahasa (Jonris Purba,

BAB I PENDAHULUAN. asia, tepatnya di bagian asia tenggara. Karena letaknya di antara dua samudra,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang erat. Semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti (Bolinger

BAB I PENDAHULUAN. Batak merupakan salah satu suku bangsa yang terdapat di Indonesia yang banyak

bagi proses penciptaan suatu hasil karya seni.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap suku di dunia pasti memiliki kebudayaan. Sebagai hasil cipta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

PENGEMBANGAN MOTIF KERAWANG GAYO PADA BUSANA PESTA WANITA DI ACEH TENGAH. Tiara Arliani, Mukhirah, Novita

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. peninggalan nenek moyang yang sangat berbeda latar belakangnya. Keragaman

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat suku Batak yang berada di daerah Sumatera Utara, khususnya sebagai asal

MEDAN TRADITIONAL HANDICRAFT CENTER (ARSITEKTUR METAFORA)

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nila yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tari sebagai ekspresi jiwa manusia dapat diwujudkan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (1947), wujud kebudayaan ada tiga macam: 1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. istri atau ibu, yang lazim disebut tunggane oleh suami dan tulang oleh anak.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebudayaan merupakan sebuah cara hidup yang dimiliki oleh sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. universal artinya dapat di temukan pada setiap kebudayaan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk generasi selanjutnya hingga sampai saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki ciri khas yang menjadi identitas bagi mereka. Cimpa, terites, tasak telu

BAB I PENDAHULUAN. Nilai budaya yang dimaksud adalah nilai budaya daerah yang dipandang sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan suatu bangsa yang terdiri dari beribu-ribu suku. bahkan ribuan tahun yang lalu. Jaspan (dalam Soekanto 2001:21)

BAB I PENDAHULUAN. Pada makanan tertentu bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan biologis,

BAB I PENDAHULUAN. suku bangsa. Unsur-unsur kebudayaan itu dirangkai dalam istilah-istilah budaya

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam periodesasinya disebut seni prasejarah indonesia. Seni prasejarah disebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suku Batak merupakan salah satu suku yang tersebar luas dibeberapa

BAB I PENDAHULUAN. berada dari beberapa etnik yang ada di Sumatra Utara yaitu etnik Karo atau kalak

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. sangat erat dengan masyarakat. Salah satu masyarakat yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan bermasyarakat. Salah satu dari benda budaya itu adalah ulos. mengandung makna sosial dan makna ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, yang lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. kekhasan budaya dari setiap suku bangsa merupakan aset yang tidak terhitung

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang Masalah. Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya sebab kebudayaan ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa berperanan penting dalam kehidupan manusia dengan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. Peninggalan sejarah merupakan warisan budaya masa lalu yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan yang Wilayahnya terbentang dari sabang hingga Merauke. Terdapat sekitar 17.500 pulau besar dan kecil dan diantaranya sekitar 62% wilayah Indonesia berupa lautan. Negara kepulauan Indonesia disebut juga Nusantara yang terdiri dari 37 provinsi, salah satu diantaranya adalah pulau Sumatera yang berprovinsi Sumatera Utara. Selain dikenal bagian dari kepulauan Sumatera Utara juga terkenal memiliki berbagai etnik salah satunya Batak Toba, dimana suku Batak Toba memiliki benda-benda budaya pusaka yang merupakan salah satu daya tarik wisatawan untuk datang berkunjung ke daerah Batak Toba. Dalam hal ini wisatawan selain menikmati keindahan alam juga ingin menambah pengetahuannya dalam hal sosiokultural yang merupakan spesifikasi suatu daerah yang mungkin tidak dimiliki daerah lain, para wisatawan yang datang berkunjung ke daerah Batak Toba karena daerah Batak Toba memiliki berbagai spesifikasi seperti nilai-nilai budaya, adat istiadat, ritual agama, kesenian, artifak, arsitektur bangunan rumah adat, benda-benda tradisional, dan kain tradisional salah satunya seperti ulos. Hasil kesenian yang dimiliki oleh etnik Batak Toba, yang hingga sekarang masih ada, kenyataan memberi harapan tentang kelangsungan hidup seni-seni tradisi yang memiliki nilai-nilai tinggi dengan berbagai variasi, semakin 1

2 besarnya perhatian pemerintah dalam mengelola sekaligus melestarikan seni budaya yang merupakan warisan nenek moyang. Benda yang merupakan warisannenek moyang yang berupa benda seni seperti ulos Batak Tobasangat indah dan unik karena setiap helai ulos dihiasi dengan aneka ragam hias atau yang disebut dengan Ornamen dengan penggunaan warna yang berciri khaskan suku Batak Toba, ornamen dan warna yang dimiliki suku Batak Toba kemungkin tidak dimiliki oleh suku lain. Ornamen merupakan alat komunikasi sedangkan warna merupakan penjelasan akan kehidupan sehari-hari pada sukubatak Tobadan sebagai simbol-simbol yang berkekuatan magis. Tetapi pada saat sekarang generasi muda sudah mengabaikan fungsi, warna dan makna dari hiasan (ornamen) tersebut, dikarenakan terpesona hanya kepada keindahan warna dan ragam hiasnya. Demikian halnya dengan ulos merupakan produk seni budaya yang mengandung nilai artistik, untaian tenunan benang dan terwujud dalam bentuk yang indah dari berbagai corak warna dan penerapan berbagai jenis ragam hias (gorga) yang sarat dengan makna simbolik(brisman Silaban 2008:18). Akan tetapi dalam perkembangan zaman sekarang ini masyarakat Batak Toba memiliki persepsi yang berbeda mengenai penggunaan ulos, seperti salah satu contoh Kristen Kharismatik yang tidak menggunakan ulos pada saat acara adat pernikahankarena dogma yang dianut mereka melarang menggunakan ulos pada aktivitas dan kegiatan apapun karena tidak paham akan bentuk-bentuk ornamen, penerapan warna pada ulos, makna simbolik penggunaan ulos dan ulos dianggap berbau mistik.

3 Dalam tradisi adat Batak Toba, umumnya masyarakat menggunakan ulos dalam kehidupan sehari-hari seperti di rumah, di ladang, juga ada jenis yang dipakai hanya pada waktu upacara adat baik acara suka cita (pernikahan) maupun acara duka cita(r.h.p, Sitompul 2009:11). Pada saat upacara adat suka cita (pernikahan) ada jenis ulos yang khusus digunakan pada acara tersebut, seperti pada kegiatan mangulosi(menyematkan) ulos adat suhi ni ampang na opat, ulos yang disematkan (di uloshon) pada acara itu ada 4 ulos, yang menyematkan ulos tersebut adalah orang-orang yang berbeda-beda sesuai dengan kekerabatan Batak Toba. Ulos adat suhi ni ampang na opatmerupakan nilai-nilai kekerabatan Batak Toba yang terdiri dari empat sudut dari bakul yang diartikan sebagai empat sudut yang sama besar dan derajatnya sama pada silsilah adat Batak Toba, 4 sudut bakul adalah yang diwakilkan dari 4 ulos, dimana masing-masing ulos berbeda jenisnya (nama ulosnya) tentu jika berbeda ulos berbeda juga ornamennya maka penerapan bentuk ornamen pada setiap ulos adat suhi ni ampang na opatberbeda-beda sehingga perbedaan ornamen tersebut memiliki nilai dan peranan yang berbeda pada upacara adat pernikahan Batak Toba. Akan tetapi dalam penerapannya pada zaman sekarang ini, dalam acara pernikahan adat Batak Toba ulos adat suhi ni ampang na opatkurang dipahami fungsi penggunaan ulos adat suhi ni ampang na opatoleh masyarakat baik dari hal fungsi ulos dari setiap jenis ulos yang terdapat pada ulos adat suhi ni ampang na opat, maupun penerapan bentuk ornamen yang terdapat pada ulos, warna dan makna simbol dari jenis-jenis ulos adat suhi ni ampang na opat tersebut, bahkan pengantin yang diulosi sama sekali tidak mengetahui apa fungsi dan jenis

4 ulosapa yang di uloshon terhadap mereka karena kurang paham akan ulos yang digunakan pada saat upacara adat pernikahan bahkan ulos yang dipakai hanya memandang harga materi dari ulos dan gengsi tanpa menggunakan ulos yang sesuai dengan aturan penggunaan ulos sesuai dengan acara adat. Dahulu setiap tokoh adat, orang tua, juga penenun diharuskan untuk memahami penempatan bentuk motif ornamen, warna, makna simbol yang terdapat pada ulos. Tujuannyaagar masyarakat baik penenun, tokoh adat, dan orang tua dapat memahami penggunaan ulos pada setiap pengaplikasiannya dalam acara adat Batak Toba sesuai dengan fungsi ulos yang telah ada sejak dahulu sesuai dengan aturan nenek moyang suku Batak Toba. Menghadapi permasalahan demikian mengenai pemahaman masyarakat dalam penggunaan ulos adat suhi ni ampang na opat dalam acara adat pernikahan, apakah yang menjadi fungsi dari setiap jenis ulos adat suhi ni ampang na opat, hal apa yang mempengaruhi pergeseran penggunaan ulos sesuai dengan maknanya, maka dilakukan penelitian ini dengan tujuan untuk memahami fungsi, penerapan bentuk ornamen, penggunaan warna dan makna simbol ornamen yang terkandung dalam ulos adat suhi ni ampang na opat. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengajukan proposal penelitian dengan judul Analisis Ulos Adat Suhi Ni Ampang Na Opat Ditinjau Dari Fungsi, Bentuk Ornamen, Warna dan Makna Simbol. B. Identifikasi Masalah

5 Sebagaimana yang telah di paparkan pada latar belakang masalah di atas agar sesuai dengan permasalahan yang di teliti. Untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan baik, maka penulis perlu melakukan penelitian studi, objek yang diteliti, dan melakukan observasi dan wawancara ke berbagai sumber, sehingga semua permasalahan dapat diidentifikasi. Berbagai permasalahan yang sudah diketahui, maka penulis mengemukakan yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian penulis, adapun berbagai penelitian permasalahan yang ditemukan pada penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Pesta adat pernikahan disebut ulos adat suhi ni ampang na opat. 2. Pemahaman fungsi ulos 3. Jenis-jenis ulosadatsuhi ni ampang na opat. 4. Penerapan bentuk Ornamen Batak Toba yang diterapkan pada Ulosadat suhi ni ampang na opat. 5. Penggunaan warna ornamen Batak Toba padaulosadat suhi ni ampang na opat. 6. Fungsi Ulos suhi ni ampang na opat pada upacara adat perkawinan Batak Toba. 7. Makna simbol ornamen Batak Toba yang diterapkan padaulos adat suhi ni ampang na opat. 8. Peranan ulos suhi ni Ampang na opat pada pelaksanaan adat istiadat di daerah Batak Toba.

6 C. Pembatasan Masalah Setelah mengadakan identifikasi masalah yang akan di teliti penulis, maka untuk menghindari masalah yang teralalu luas dan dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada pembatasan masalah penulis memfokuskan untuk menganalisis dan meneliti antara lain : 1. Fungsi Ulospada upacara adat perkawinan Batak Toba dan hubungannya dengan ulos suhi ni ampang na opat. 2. Penerapan bentuk Ornamen Batak Toba yang diterapkan pada Ulosadat suhi ni ampang na opat. 3. Penggunaan warna ornamen Batak Toba padaulosadat suhi ni ampang na opat. 4. Makna simbolornamen Batak Toba yang diterapkan pada Ulosadat suhi ni ampang na opat. D. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang dan batasan masalah di atas, rumusan masalah yang di kaji dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana fungsi Ulospada upacara adat perkawinan Batak Toba dan hubungannya dengan ulos suhi ni ampang na opat? 2. Bagaimana bentuk Ornamen Batak Toba yang diterapkan pada Ulosadat suhi ni ampang na opat? 3. Bagaimana penggunaan warna ornamen Batak Toba padaulosadat suhi ni ampang na opat?

7 4. Bagaimanamakna simbolornamen Batak Toba yang diterapkan pada Ulosadat suhi ni ampang na opat? E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui Jenis-jenis ulosadat suhi ni ampang na opat. 2. Untuk mengetahuibentuk Ornamen Batak Toba yang diterapkan pada benda pakai tradisional yaitu Ulosadat suhi ni ampang na opat. 3. Untuk mengetahui Fungsi Ulos pada upacara adat perkawinan Batak Toba. 4. Untuk mengetahui Jenis-jenis warna dan makna dari setiap warana ornamen Batak Toba pada ulos. 5. Untuk mengetahui Makna simbolik dari setiap jenis ornamen Batak Toba yang ada pada Ulos. F. Manfaat Penelitian Ada pun manfaat penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk lebih mengenal dan lebih memahami bagaimana fungsi, penempatan bentuk ornamen, warna dan makna simbol yang sebenarnya 2. Sebagai refrensi dan masukan bagi civitas Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan serta sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan.

8 3. Bagi masyarakat sebagai sumbangan pemikiran untuk memahami fungsi, penempatan bentuk ornamen, warna dan makna simbol yang sebenarnya yang terdapat pada ulos. 4. Manfaat untuk generasi muda supaya lebih mengenal akan fungsi, Ulos sebagai Suhi Ni Ampang Na Opat.