MODUL. Eurotrofikasi dan Dampak Bagi Lingkungan Sekitar. : Kasus di Danau Buyan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mikroorganisme banyak ditemukan di lingkungan perairan, di antaranya di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Waduk adalah wadah air yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bendungan

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Waduk Cengklik merupakan salah satu waduk di Kabupaten Boyolali yang

Oleh: ANA KUSUMAWATI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab V Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktivitas industri akan memberikan dampak terhadap kondisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd

PENDAHULUAN. rumah tangga dapat mempengaruhi kualitas air karena dapat menghasilkan. Rawa adalah sebutan untuk semua daerah yang tergenang air, yang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Hidup PP no 82 tahun 2001 yang dimaksud dengan polusi atau pencemaran

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA

Dampak Perubahan Iklim

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

02/03/2015. Sumber daya Alam hayati SUMBER DAYA ALAM JENIS-JENIS SDA SUMBERDAYA HAYATI. Kepunahan jenis erat kaitannya dengan kegiatan manusia

SOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia.

PENCEMARAN LINGKUNGAN

Kata Pengantar. Siborongborong, Penulis, Abdiel P. Manullang

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah. untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 13. PendudukLatihan Soal 13.2

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Perairan merupakan perpaduan antara komponen fisika, kimia dan biologi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. permukiman dimana manusia beraktifitas di dalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Kerusakan Lingkungan Hidup

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ir. H. Djuanda di bagian hilir DAS (luas permukaan air ha) selesai dibangun tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bali dengan luas kurang lebih 5.636,66 km 2. penduduk yang mencapai jiwa sangat rentan terhadap berbagai dampak

PENDAHULUAN Latar Belakang

Sungai berdasarkan keberadaan airnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu (Reid, 1961):

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mengalami perkembangan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHLUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gayatri Anggi, 2013

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4

Pencemaran air merupakan persoalan yang terjadi di. sungai dari badan air di Indonesia. Sumber pencemaran air

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat dan adanya hubungan timbal balik terhadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Manusia membutuhkan tempat bermukim untuk memudahkan aktivtias seharihari.

I. PENDAHULUAN. menjalankan aktivitas budidaya. Air yang digunakan untuk keperluan budidaya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Untuk melangsungkan kehidupannya itu, manusia banyak melakukan

PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia mengakibatkan bertambahnya limbah yang masuk ke lingkungan. Limbah

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

ANALISIS TUTUPAN LAHAN TERHADAP KUALITAS AIR SITU BURUNG, DESA CIKARAWANG, KABUPATEN BOGOR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

BAB I PENDAHULUAN. dan rawa) dan perairan lotik yang disebut juga perairan berarus deras (misalnya

DETERGEN FILTER Menuju Keseimbangan Biota Air Oleh: Benny Chandra Monacho

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

INDONESIA DIJULUKI NEGARA RING OF FIRE KARENA DIKELILINGI GUNUNG BERAPI YANG AKTIF. MEMILIKI BANYAK DEPOSIT MINERAL UNTUK MEMPERTAHANKAN KESUBURAN

Komponen Ekosistem Komponen ekosistem ada dua macam, yaitu abiotik dan biotik. hujan, temperatur, sinar matahari, dan penyediaan nutrisi.

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada era industrialisasi, semakin banyak orang yang menikmati waktu

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

BAB I PENDAHULUAN. yang benar, baik kualitas maupun kuantitasnya. Air dipergunakan oleh manusia

Pemodelan Penyebaran Polutan di DPS Waduk Sutami Dan Penyusunan Sistem Informasi Monitoring Kualitas Air (SIMKUA) Pendahuluan

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan penduduk dikarenakan tempat tinggal mereka telah tercemar. Salah satu

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan

KISI-KISI INSTRUMEN SOAL PRETEST POSTTEST Lingkunganku Tercemar Bahan Kimia Dalam Rumah Tangga. Indikator Soal Soal No soal

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan makhluk hidup yang utama. Dewasa ini air

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Zonasi pada perairan tergenang (Sumber: Goldman dan Horne 1983)

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

I. PENDAHULUAN. besar di perairan. Plankton merupakan organisme renik yang melayang-layang dalam

PENDAHULUAN. di darat maupun di laut. Kandungan bahan organik di darat mencerminkan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi akan mempengaruhi kualitas

KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KAWASAN LINDUNG MENJADI KAWASAN BUDIDAYA

I. PENDAHULUAN. Ekosistem air tawar merupakan ekosistem dengan habitatnya yang sering digenangi

MATERI 7 ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi

Jurnal Pencemaran Air ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur,

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

I. PENDAHULUAN. masalah yang sangat krusial bagi negara maju dan sedang berkembang. Terjadinya

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air. Salah satu faktor terpenting

Transkripsi:

MODUL Eurotrofikasi dan Dampak Bagi Lingkungan Sekitar : Kasus di Danau Buyan SANG GEDE PURNAMA,SKM, MSC PROGAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016

A. Latar Belakang Air adalah kebutuhan yang paling penting bagi semua organisme yang ada di dunia, terutama manusia. Air banyak digunakan untuk minum, sebagai pengatur keseimbangan zat tubuh, untuk mencuci, mandi, keperluan irigasi, tempat perkembangbiakan hewan air dan lain sebagainya. Kehidupan semua mahluk hidup sangat bergantung pada air. Sebenarnya air banyak tersedia di alam sebagai barang bebas. Namun, di zaman yang semakin berkembang, populasi manusia semakin bertambah, serta canggihnya teknologi, perubahan gaya hidup manusia dan perubahan iklim telah banyak menyebabkan pencemaran lingkungan, salah satunya mencemari lingkungan perairan. Air dikatakan tercemar apabila ada pengaruh atau kontaminasi zat organik maupun anorganik yang masuk ke dalam air. Hal ini menyebabkan jumlah air bersih dan tidak tercemar semakin sedikit dan langka keberadaanya. Hubungan ini terkadang tidak seimbang karena setiap kebutuhan organisme berbeda-beda, ada yang diuntungkan karena menyuburkan sehingga dapat berkembang dengan cepat sementara organisme lain terdesak. Salah satu pencemaran yang terdapat di daerah perairan darat yaitu eutrofikasi. Eutrofikasi biasanya terjadi di danau atau kolam ikan yang airnya tawar. Eutrofikasi diakibatkan oleh peningkatan unsur hara yang masuk ke perairan yang disebabkan oleh limbah buangan rumah tangga maupun industri. Salah satu danau di Bali yang mengalami eutrofikasi yaitu danau Buyan yang terletak di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali. Danau ini sangat disakralkan dan merupakan salah satu tempat rekreasi yang ada di Bali. Namun, danau ini semakin tercemar dan mengalami eutrofikasi seiring dengan pertumbuhan kawasan ini sebagai kawasan wisata. Oleh karena itu, kami melakukan survey di danau Buyan untuk mengetahui lebih jelas apa yang dimaksud dengan eutrofikasi, penyebab-penyebabnya dan dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan di sekitarnya.

B. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian dari eutrofikasi? 2. Bagaimana eutrofikasi lingkungan di danau Buyan? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian eutrofikasi serta sebab dan akibatnya untuk lingkungan. 2. Untuk mengetahui keadaan lingkungan akibat eutrofikasi di danau Buyan. D. Eutrofikasi Lingkungan Danau Buyan Dan Dampaknya Pengertian Eutrofikasi Eutrofikasi adalah proses pengkayaan perairan, terutama oleh nitrogen dan fosfor, tetapi juga elemen lainnya seperti silikon, potassium, kalsium dan mangan yang menyebabkan pertumbuhan tidak terkontrol dari tumbuhan air yang dikenal dengan istilah blooming. (Welch dalam Tri, 2010). Kejadian eutrofikasi merupakan masalah terbanyak ditemukan di dalam danau atau waduk, terutama bila danau atau waduk tersebut berdekatan dengan daerah urban atau daerah pertanian. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 28 tahun 2009, kondisi kualitas air danau dan waduk diklarifikasi berdasarkan eutrofikasi yang disebabkan oleh adanya peningkatan unsur hara dalam air. Faktor pembatas sebagai penentu eutrofikasi adalah unsur fosfor dan nitrogen. Pada umumnya, rata-rata tumbuhan air mengandung nitrogen dan fosfor masing-masing 0,7 % dan 0, 09% dari berat basah. Fosfor membatasi proses eutrofikasi jika kadar nitrogen lebih dari delapan kali kadar fosfor, nitrogen membatasi proses eutrofikasi jika kadarnya kurang dari delapan kali kadar fosfor.

Eutrofikasi di Danau Buyan Danau Buyan merupakan danau kaldera yang terbentuk dari hasil letusan gunung api dan runtuhan Gunung Beratan dan Buyan Purba. Keadaan ini dapat terlihat dari dinding sisi Utara danau yang curam dan membentuk tebing terjal (Dinas PU., 2000). Danau Buyan memiliki daerah tangkapan seluas 24,1 km2; dengan panjang 3,7 km dan lebar 1,25 km. Luas permukaan airnya adalah 3,67 km2; kedalaman rata-rata 31,7 m; dan kedalaman maksimal 69 m.volume air Danau Buyan adalah 116,25 X 106 m3 (Manuaba,putra I.B,2008) Danau Buyan merupakan salah satu dari tiga danau kembar yang terbentuk di dalam sebuah kaldera besar, yang diapit oleh danau Tamblingan di sebelah barat dan danau Beratan di sebelah timur. Panorama yang disajikan di danau Buyan menjadikannya sebagai salah satu objek wisata di daerah Bali Utara. Namun dari kasat mata bias terlihat jelas, telah terjadi pendangkalan pada danau Buyan. (Harmayani,2015) Bahan pencemar berupa gas, material terlarut, dan partikulat dapat mencemari suatu sistem perairan danau melalui udara, tanah, limpasan pertanian, dan limbah baik publik, maupun industri. Richard dan Morgan (2002) melaporkan bahwa terjadi cemaran logam timbal dan poliklorinasi bifenil (PCB) pada ikan di Long Lake Amerika. Konsentrasi cemarannya telah berada pada ambang batas untuk dikeluarkan rekomendasi konsumsi ikan tersebut. m3 (Manuaba,putra I.B,2008) Penyebab dan Proses Eutrofikasi Eutrofikasi dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena ulah manusia yang tidak ramah lingkungan dan adanya emisi nutrisi dan industri. Limbah nutrisi bisa berasal dari proses alamiah di lingkungan air itu sendiri, industry, detergen, pupuk pertanian, limbah manusia, dan peternakan. Limbah yang mengandung unsur harafoslor dan nitrogen akan merangsang pertumbuhan fitoplankton atau alga dan meningkatkan produktivitas perairan. Sebaliknya booming algae yang justru merugikan kehidupan organisme yang adaa di perairan.

Penumpukan bahan nutrisi itu akan menjadi ancaman kehidupan ikan di perairan pada saat musim pancaroba. Adanya peningkatan suhu udara, pemanasan sinar matahari, dan tiupan angin kencang akan menyebabkan terjadinya gotakan air di perairan. Hal ini menyebabkan arus air naik dari dasar perairan yang mengangkat massa air yang mengendap. Massa air yang membawa senyawa racun dari dasar danau atau laut mengakibatkan kandungan oksigen di badan air berkurang. Rendahnya oksigen di air itulah yang menyebabkan kematian ikan secara mendadak. Sebenarnya proses terjadinya eutrofikasi membutuhkan waktu yang sangat lama (ribuan tahun), namun akibat perkembangan teknologi yang menyokong modernisasi dan tidak diiringi dengan kearifan lingkungan maka hanya dalam hitungan puluhan tahun atau beberapa tahun saja dapat terjadi eutrofikasi. Seperti pada umumnya pendangkalan sebuah danau terjadi diakibatkan oleh tiga hal, yaitu tata guna lahan yang dialihkan sebagai daerah permukiman dan pertanian, pencemaran dengan penggunaan bahan-bahan kimia, baik dari limbah rumah tangga maupun sisa pembuangan dari pertanian, dan juga terjadinya erosi. Ketiga permasalahan di atas saling berkaitan. Alih fungsi lahan di sekitar danau Buyan menjadi fokus utama yang mengakibatkan rusaknya lingkungan sekitar danau serta erosi pada permukaan tanah yang kemudian meningkatkan sedimentasi di danau Buyan. Berdasarkan data dari Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bali menyebutkan bahwa dalam sepuluh tahun terakhir telah terjadi pendangkalan atau penyempitan yang tercatat sebesar 10% dari luas danau Buyan di tahun 2012.Oleh karena itu diperlukan penanganan yang tepat untuk menganggulangi atau mengurangi tingkat erosi dan sedimentasi di danau Buyan. Dampak Eutrofikasi Danau Buyan Pemasukan nitrat dan fosfat dapat meningkatkan kadarnya di air melebihi kebutuhan minimal organisme perairan sehingga menyebabkan pertumbuhan secara berlebihan. Pemasukan. nitrat dan fosfat pada kadar tertentu yang melebihi baku mutu dapat menyebabkan pencemaran sehingga menurunkan kualitas air. Keadaan ini

dapat mengurangi nilai sumber daya air, nilai estetika, pariwisata, dan perikanan. Secara umum, menurunnya kualitas air danau terutama disebabkan oleh proses alami disamping kegiatan masyarakat. Permasalahan yang diakibatkan oleh kegiatan masyarakat lebih mungkin ditangani dengan melakukan pengelolaan dan pengurangan penyebab pencemaran pada sumbernya. Danau Buyan telah mengalami degradasi kualitas lingkungan yang cukup tinggi di antara keempat danau yang ada di Propinsi Bali. Bagian timur, selatan dan barat daya telah mengalami pendangkalan dan pertumbuhan eceng gondok yang berlebihan. Pendangkalan terjadi terutama karena tingginya tingkat erosi saat musim hujan. Tanah yang berasal dari lahan di daerah tangkapan terbawa air larian. Tanah yang mencapai air danau mengandung sejumlah unsur hara. Keadaan ini makin diperburuk oleh kondisi danau karena tidak terdapat aliran air keluar sehingga pencemar akan mengalami akumulasi. Akibat sedimentasi ini, banyak perubahan terjadi pada lingkungan dan biota danau. Sedimentasi memicu pendangkalan kedalaman danau. Kasat Kerops BWS Bali Penida, Putu Sedana mengungkapkan kedalaman Danau Buyan berubah, dari kedalaman awal mencapai 80 meter kini hanya mencapai 60 meter. Kondisi ini sebenarnya sudah tergolong sangat kritis apalagi bila dilihat dari sisi fungsi Danau Buyan sebagai salah satu titik sumber mata air di Bali. E. Solusi Penyelesaian Solusi dampak eutrifikasi danau buyan - Membatasi konsumsi bahan kimiawi yang mengandung unsur fosfat yang berlebihan. - Membatasi pertumbuhan penduduk karna populasi yang semakin banyak mengakibatkan meningkatnya kontribusi fosfat ke dalam lingkungan air. - Pemerintah juga harus mendorong para pengusaha agar produk detergen tidak lagi mengandung fosfat.

- Adanya peran pemerintah di sektor pertanian agar penggunaan pupuk nitrogen tidak berlebihan. - Bagi masyarakat dianjurkan untuk tidak berlebihan mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung aditif fosfat atau diusahakan makanan dan minuman yang dikonsumsi tidak mengandung bahan aditif fosfat. F. Simpulan Dan Saran Simpulan Eutrofikasi adalah proses pengkayaan perairan, terutama oleh nitrogen dan fosfor, tetapi juga elemen lainnya seperti silikon, potassium, kalsium dan mangan yang menyebabkan pertumbuhan tidak terkontrol dari tumbuhan air yang dikenal dengan istilah blooming. Eutrofikasi diakibatkan oleh peningkatan unsur hara yang masuk ke perairan yang disebabkan oleh limbah buangan rumah tangga maupun industri. Salah satu danau di Bali yang mengalami eutrofikasi yaitu danau Buyan yang terletak di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali. Danau Buyan merupakan kawasan wisata akan tetapi danau Buyan telah mengalami degradasi kualitas lingkungan yang cukup tinggi saat musim hujan dan telah mengalami pendangkalan dan pertumbuhan eceng gondok yang berlebihan. Akibat sedimentasi ini, banyak perubahan terjadi pada lingkungan dan biota danau yang memicu pendangkalan kedalaman danau. Saran Hal yang paling utama dalam menangani masalah eutrofikasi adalah cara menumbuhkan kesadaran lingkungan pada masyarakat khususnya di Bali. Untuk menghindari eutrofikasi, sebaiknya masyarakat tidak melakukan hal-hal yang akan menyebabkan terjadinya eutrofikasi seperti tidak membuang sisa buangan rumah tangga atau industri, pertanian dan bahan-bahan yang mengandung bahan kimia berbahaya lainnya ke daerah perairan yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan perairan dan menyebabkan eutrofikasi.

Daftar Pustaka Bayu Wisnawa, I Made. 2015. Kontroversi Pengembangan Pariwisata Danau Buyan dan Danau Beratan. Diakses melalui: http://dokumen.tips/documents/kontroversi-anpariwisata-danau-buyan-dan-danau-beratan-copy.html Diana Harmayani, Kadek,dkk.2015.Analis Tingkat Er,osi dan Sedimentasi di Danau Buyan. Diakses Melalui : http://erepo.unud.ac.id/3990/1/ca0eeb1d468f15d373f9cb8 2cf4bfe7epdf Supriya. 2016. Kajian Kepadatan Populasi Cochlodinium polycrikoides Sebagai Akibat Eutrofikasi dan Dampaknya Terhadap Budidaya Ikan di Perairan Teluk Hurun. Program Pascasarjana Magister Ilmu Lingkungan: Universitas Lampung. Soeprobowati, Tri Retnaningsih. 2010. Status Trofik Danau Rawapening dan Solusi Pengelolaannya. Semarang:Jurusan Biologi FMIPA Universitas Diponegoro. Jurnal Sains & Matematika Volume 18.

Dokumentasi