ALTERNATIF PEMANFAATAN PENUTUPAN TPA GALUGA BERDASARKAN PENILAIAN RESTORATION PROBLEMS

dokumen-dokumen yang mirip
GUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM

FORMULIR ISIAN IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR KE LAUT. 1. Nama Pemohon : Jabatan : Alamat : Nomor Telepon/Fax. :...

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/330/KPTS/013/2012 TENTANG

I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan

Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur

TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA

LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI TAHUN ANGGARAN 2013

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 51/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PERIZINAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE LAUT

ph TSS mg/l 100 Sulfida mg/l 1 Amonia mg/l 5 Klor bebas mg/l 1 BOD mg/l 100 COD mg/l 200 Minyak lemak mg/l 15

Lampiran F - Kumpulan Data

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 07 TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM

LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER

SNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12

KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DALAM PERMEN LH NOMOR 5 TAHUN 2014

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU

PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

TARIF LINGKUP AKREDITASI

-2- dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah atas Laboratorium

EVALUASI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR YANG DITERIMA PELANGGAN PDAM KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG

III. METODOLOGI PENELITIAN

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/231/KPTS/013/2005 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 50 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.

Kawasaki Motor Indonesia Green Industry Sumber Limbah

PENENTUAN STATUS MUTU AIR

1.5. Lingkup Daerah Penelitian Lokasi, Letak, Luas dan Kesampaian Daerah Penelitian Lokasi dan Letak Daerah Penelitian...

ANALISIS BOD dan COD DI SUNGAI SROYO SEBAGAI DAMPAK INDUSTRI DI KECAMATAN JATEN

ARAHAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PADA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BLOK OFFICE KABUPATEN MALANG

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 51 TAHUN 2004 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

GUBERNUR JAWA TIMUR, 4. Peraturan Pemerintah Nomor 93 Tahun 1999 tentang Perusahaan Umum Jasa Tirta I ;

STUDI PERENCANAAN PENUTUPAN TPA (TEMPAT PEMROSESAN AKHIR) TAMANGAPA KOTA KAKASSAR Farah Nurdiansyah 1, Irwan Ridwan 2, Subhan Mustari 3

BAB I PENDAHULUAN. mil laut dengan negara tetangga Singapura. Posisi yang strategis ini menempatkan

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng

OPTIMALISASI METODE ELECTROPLATTING KOAGULASI TERHADAP PENURUNAN KADAR LOGAM ZINKUM (Zn) PADA AIR BUANGAN LIMBAH INDUSTRI PENGOLAHAN KARET

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

Lampiran 1. Perhitungan Jumlah Zooplankton yang ditemukan. Jumlah Individu/l St 1 St 2 St 3 St 4 St 5

Lampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

SURAT KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT NOMOR : /Sk/624/BKPMD/82 TENTANG

DAMPAK PENGOPERASIAN INDUSTRI TEKSTIL DI DAS GARANG HILIR TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR DAN AIR PASOKAN PDAM KOTA SEMARANG

KAJIAN KUALITAS AIR DAN SEDIMEN DASAR SUNGAI KUTAI LAMA-KAB. KUTAI KARTANEGARA SEBAGAI PERTIMBANGAN AWAL RENCANA PENGERUKAN

DATA KUALITAS AIR HASIL PEMANTAUAN TAHUN Tabel. 1. Data Hasil Analisis Laboratorium Pemantauan Kualitas Air Sungai Kabupaten Paniai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

REKAPITULASI HASIL PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI OYO TAHUN Jembatan Kedungwates Gunungkidul

Tabel 1. Perkembangan Kualitas Air Danau Toba ( ) Kelas I Kelas II Cemar Ringan

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian. Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata. Dekstruksi Basah

PERUBAHAN PARAMETER BIOGEOFISIK DAN LINGKUNGAN TPA SAMPAH LEUWIGAJAH PASCA BENCANA LONGSOR

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 1

POTENSI HIDROLOGI DANAU DAN LAHAN GAMBUT SEBAGAI SUMBERDAYA AIR (STUDI KASUS: DANAU AIR HITAM, PEDAMARAN, OKI)

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 21/ KPTS/013/2005 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

J u r n a l Infrastruktur dan Lingkungan Binaan Infrastructure and Built Environment Vol. I No. 2, Desember 2005

Air mineral SNI 3553:2015

Lampiran 1. Kep.Men. LH Nomor 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP DAN KRITERIA BAKU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Beberapa waktu yang lalu kita mendengar berita dari koran ataupun

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

ANALISIS TEMBAGA, KROM, SIANIDA DAN KESADAHAN AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU

ANALISIS KUALITAS AIR DI HULU DAN HILIR WADUK RESAPAN KAMPUS UNIVERSITAS INDONESIA

BUPATI KETAPANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 69 TAHUN 2013 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KEGIATAN DAN/ATAU USAHA

BAB I PENDAHULUAN. maupun dari kegiatan industri. Volume sampah yang dihasilkan berbanding lurus

BAB I PENDAHULUAN. manusia terhadap lingkungan adalah adanya sampah. yang dianggap sudah tidak berguna sehingga diperlakukan sebagai barang

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

SL-MU-AU-SUAO1 (termometer) Kebisingan. 3as Analvzer/SL-MU-AU-G401 Nitrosen Monoksida (NO) 3as Analvzer/SL-MU-AU-GAO 1

Transkripsi:

ALTERNATIF PEMANFAATAN PENUTUPAN TPA GALUGA BERDASARKAN PENILAIAN RESTORATION PROBLEMS Cut Febie Idilia, Hilarion Widyatmoko, Pramiati Purwaningrum Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknologi Lingkungan, Universitas Trisakti E-mail: pramiati@trisakti.ac.id Abstrak Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang akan ditutup harus sudah memiliki rencana alternatif untuk dimanfaatkan kembali yang bertujuan untuk memberikan lahan yang aman setelah TPA tersebut ditutup. Alternatif pemanfaatan ini di dapat berdasarkan perbandingan yang dapat menjadi permasalahan pada TPA setelah ditutup. Kebanyakan alternatif yang direncanakan untuk TPA yang telah ditutup adalah mengubah lahan tersebut menjadi hutan atau taman rekreasi. TPA Galuga dapat diubah menjadi Hutan atau taman rekreasi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Kata Kunci: TPA Galuga, Pemanfaatan Lahan, Permasalahan, Taman Rekreasi, Hutan Pendahuluan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Galuga merupakan TPA yang melayani wilayah Kota Bogor. Berdasarkan laporan RTRW Kabupaten Bogor 2011-2031 TPA Galuga akan direncanakan untuk dipindahkan ke TPA regional yang terletak di Nambo. Hal ini berdampak adanya penutupan yang akan dilakukan di TPA Galuga. Penutupan TPA tanpa adanya pemanfaatan kembali yang sesuai akan menimbulkan kerugian yang besar baik dari segi sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Studi Pustaka Akhir penggunaan TPA dapat ditentukan sebelum atau sesudah dalam tahao desain dan perencanaan. Jenis penggunaan akhir ini harus berdasarkan dalam rencana penggunaan lahan regional atau tata kota yang ada. Berikut merupakan berbagai alternatif pemanfaatan yang dapat di lakukan setelah akhir penggunaan TPA: 1. Pemanfaatan sebagai taman dan tempat rekreasi Reklamasi TPA dengan menciptakan taman dan fasilitas rekreasi di daerah pinggiran kota adalah alternatif yang bisa dilakukan. Kondisi lahan sangat menentukan dalam pertimbangan untuk penggunaan taman atau tempat rekreasi dalam reklamasi lahan ini. Pada umumnya pembangunan tempat rekreasi menggunakan bangunan dan instalasi lain seperti utilitas (unit rekreasi) dan drainase (Christensen dalam Farah,2013) 2. Pemanfaatan sebagai hutan (firestry area) Reklamasi untuk tujuan kehutanan diterapkan pada TPA yang berada disekitar atau dekat dengan hutan karena rencana penutupan lebih mudah terintegrasi dengan pengaturan tersebut. Tanaman yang dapat tumbuh adalah tanaman dengan spesies pionir (Tchobanoglous, 1993) 3. Pemanfaatan sebagai lahan pertanian dan perkebunan Desentralisasi pembuangan limbah yang dipraktekkan sampah pada tahun 1970 sering diikuti dengan pemanfaatan untuk keperluan pertanian atau perkebunan. Reklamasi TPA sering terintegrasi kembali dengan areal pertanian, karena penduduk yang ada ingin mengambil alih lahan untuk mendapat keuntungan secara individual. Hasil panen dari pertanian atau perkebunan ini tergantung pada ketebalan lapisan atas tanah. Namun pada saat sekarang ini, perkebunan atau pertanian dalam upaya pemanfaatan TPA lama telah menjadi kurang penting dengan adanya pembentukkam TPA terpusat dan masalah overproduksi pertanian (Tchobanoglous, 1993) 187

4. Pemanfaatan sebagai tempat pemrosesan sampah tingkat lanjut Pemrosesan sampah tingkat lanjut yang didalamnya terdisi dari berbagai teknik pengolahan sampah seperti compusting, daur ulang sampah non organik dan lain-lain. Metode Penelitian Metode penelitian ini berdasarkan data kondisi eksisting, pengolahan data primer dan penilaian berdasarkan Permen PU No 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggara Prasarana dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Penilaian permasalahan ini juga didasari oleh skema penentuan aternatif pada daerah/kota yang TPAnya memiliki rencana penutupan.skema tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah. Pengumpulan informasi tersedia Keadaan sosial kemasyrakatan Fasilitas penunjang landfill Ketinggian sel Topografi dan luas daerah Rencana tata ruang daerah/kota Pertimbangan rencana dan tata ruang daerah/kota Pertimbangan lokasi TPA terhadap ruang lingkup sekitar Hutan Pemukiman penduduk Area pertanian dan perkebunan Penyesuaian rencana tata ruang daerah/kota yang telah ada dengan kondisi eksisting pada akhir umur TPA Kota/daerah membutuhkan area khusus pengolahan sampah dengan tujuan daur ulang sampah Penetuan pemanfaatan sesuai pertimbangana berdasarkan lokasi dan rencana tataruang, sebagai area hutan dan/atau lahan pertanian/perkebunan dan/atau tempat rekreasi Gambar 1 Skema Penentuan Allternatif Penutupan TPA Hasil dan Pembahasan 1. Karakteristik Leachate TPA Galuga Bogor Hasil Analisa nilai leachate berdasarkan uji laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor Tahun 2015 188

Tabel 1 Karakteristik Leachate TPA Galuga Bogor Golongan Baku Mutu Hasil Analisa Parameter Satuan Limbah Gol I Gol II Inlet Outlet i. Fisika Total Dissolved Solid (TDS) mg/l 200 400 66 12 Total Suspended Solid (TSS) mg/l 2000 4000 2075 728 ii. Kimia Derajat Keasaman (ph) - 6.0-9.0 6.0-9.0 8.6 8.4 Besi Terlarut (Fe) mg/l 5 10 3.55 0.024 Mangan terlarut (Mn) mg/l 2 5 0.915 0.025 Barium (Ba) mg/l 2 3 - Tembaga (Cu) mg/l 2 3 0.017 0.015 Seng (Zn) mg/l 5 10 0.047 0.013 Krom Heksavalen (Cr 6+ ) mg/l 0.1 0.5 0.013 0.011 Krom (Cr) mg/l 0.5 1 0.085 0.065 Cadmium (Cd) mg/l 0.05 0.1 0.005 0.005 Raksa (Hg) mg/l 0.002 0.0005 0.001 0.001 Timbal (Pb) mg/l 0.1 1 0.03 0.03 Stanum (Sn) mg/l 2 3 - Arsen (As) mg/l 0.1 0.5 - Selenium (Se) mg/l 0.05 0.5 0.001 0.001 Nikel (Ni) mg/l 0.2 0.5 0.026 0.026 Kobalt (Co) mg/l 0.4 0.6 0.025 0.025 Sianida (CN - ) mg/l 0.05 0.5 0.001 0.002 Sulfida (H 2 S) mg/l 0.05 0.1 0.404 0.045 Fluorida (F) mg/l 2 3 0.554 0.914 Klorin bebas (Cl 2 ) mg/l 1 2 0.113 0.113 Amoniak (NH 3 -N) mg/l 1 5 462.04 7.57 Nitrat (NO 3 -N) mg/l 20 30 1.55 1.62 Nitrit (NO 2 -N) mg/l 1 3 1.83 0.135 BOD 5 mg/l 50 150 178 38 COD mg/l 100 300 429 99 Deterjen mg/l 5 10 0.196 0.129 Fenol mg/l 0.5 1 0.465 0.452 Berdasarkan Tabel diatas terlihat bahwa hasil analisa untuk nilai Sulfida (H 2 S), Amoniak (NH 3 -N), BOD 5 dan COD pada Inlet memiliki nilai diatas Baku Mutu Air Limbah No 5 Tahun 2014. Namun untuk nilai pada outlet terlihat sudah ada dibawah baku mutu yang ada. 2. Kondisi Tanah TPA Galuga Kondisi tanah pada TPA Galuga berdasarkan hasil analisis di laboratorium dapat dilihat pada Tabel 2 189

Tabel 2 Permeabilitas dan Tekstur Tanah TPA Galuga No Permeabilitas Satuan Hasil Lokasi : 6 o 33 52 LS, 106 o 38 36 1 Permeabilitas cm/jam 31,16 2 Tekstur Pasir % 4 3 Tekstur Debu % 31 4 Tekstur Liat % 65 Lokasi : 6 o 33 58 LS, 106 o 38 41 1 Permeabilitas cm/jam 14,45 2 Tekstur Pasir % 30 3 Tekstur Debu % 37 4 Tekstur Liat % 33 Lokasi : 6 o 33 56 LS, 106 o 38 32 1 Permeabilitas cm/jam 9,23 2 Tekstur Pasir % 46 3 Tekstur Debu % 35 4 Tekstur Liat % 19 Pengambilan tanah dilakukan di 3 titik berbeda di kawasan TPA Galuga, ketiga titik tersebut mewakili Hulu, Tengah dan Hilir kawasan TPA. Berdasarkan nilai permeabilitas tiap lokasi di dapatkan rata-rata permeabilitas tanah TPA Galuga sebesar 18.28. Kemudian, berdasarkan segitiga tekstur tanah di dapat bahwa testur tanah pada TPA Galuga masuk dalam kategori Lempung berliat (Clay Loam) 3. Pemilihan Pemanfaatan Lahan TPA Galuga Dalam melakukan pemilihan alternatif di gunakan skema yang berguna sebagai pola pikir penyusunan penentuan pemanfaatan TPA tersebut. Skema pemilihan alternatif tersebut dapat dilhat pada Gambar 1. Pada Gambar 1 dijelaskan mengenai alternatif pemanfaatan lahan TPA dengan mempertimbangkan ruang lingkup TPA dan kedekatan lokasi TPA sebagaimana pemanfaaatan lahan di sekitarnya.tpa Galuga dapat dimanfaatkan dengan pembuatan taman dan sarana olahraga serta dapat di alih fungsikan pemrosesan sampah berbasis non-landfill. Hal tersebut dengan pertimbangan kebutuhan tempat untuk pengolahan kedekatannya dengan pemukiman sehingga sebagian lahan dapat dimanfaatkan sebagai sarana olahraga dan rekreasi. Pemilihan pemanfataan tersebut didapat dari penilaian berdasarkan permasalahan dalam penutupan TPA tersebut, penilaian ini dapat dilihat pada Tabel 3. Penilaian ini berdasarkan referensi restoration problems (Crawford,1985). 190

Permasalahan Tabel 3 Permasalahan dalam Penutupan TPA pemanfaatan Perumahan Industri kecil Pertanian/ Perkebunan Padang Rumput Tempat Rekreasi Sarana Olahraga Settlement 1 1 1 3 3 1 4 Leachate 1 2 1 2 3 2 2 Gas 2 1 1 2 2 1 2 Kontaminasi 1 1 1 2 4 1 3 Timbulan Sampah B3 2 2 1 2 4 3 4 Kekuatan tanah 1 2 2 3 3 2 3 Profil Tanah 1 2 1 3 3 2 4 Pertumbuhan Tanaman 1 2 1 4 4 3 4 Total 10 13 9 21 26 15 26 Keterangan: 1 = pertimbangan utama (mayor); masalah kecil akan memiliki konsekuensi serius 2 = pertimbangan penting ; konsekuensi tinggi, walaupun masalah kecil dapat ditoleransi 3 = pertimbangan minor tidaka memiliki konsekuensi serius 4 = perlu dilakukan pengecekan pada saat kondisi ekstrem Total = nilai rendah = biaya mahal, nilai tinggi = biaya rendah Hutan Berdasarkan Tabel diatas, nilai total paling besar didapat oleh pemanfaatan dengan Hutan dan Tempat Rekreasi dapat diartikan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk pemanfaatan lahan tersebut lebih rendah dibandingkan pemanfaatan menjadi perumahan. Padang rumput dan sarana olahraga dapat menjadi alternative lain pemanfaatan lahan TPA karena memiliki biaya lebih rendah daripada perumahan, pertanian/perkebunan dan industri kecil. Kesimpulan Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa TPA Galuga dapat diubah menjadi taman rekreasi atau hutan. Pemilihan ini berdasarkan nilai yang terdapat pada penilaian permasalahan TPA. Semakin tinggi total nilai yang didapat maka semakin rendah biaya risiko yang akan terjadi. Daftar Pustaka Anonim, 2017. Laporan Klimatologi Kota Bogor. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kota Bogor Stasiun Uji Dramaga. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor. Rekap Sampah Bulanan 2016. Tidak Dipublikasikan. Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya, Revitaslisasi TPA Keputih. Tidak Dipublikasikan Christensen, Thomas H, Cossu R, and Stegman Reinan. 1994. Landfill of Waste, McGrawHill, Singapore Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. 191