PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 22 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2006 NOMOR : 9 SERI : E.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 18 TAHUN 2000 SERI D NOMOR SERI 13

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 6 TAHUN 2008

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOGIRI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PEMEKARAN, PENGHAPUSAN DAN/ATAU PENGGABUNGAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 102 TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO SERI C

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 14 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 13 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 3 TAHUN 2007 SERI E NOMOR 02

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH UNTUK DESA DI WILAYAH KABUPATEN CIAMIS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

Ditetapkan di Malili pada tanggal 29 April 2015 BUPATI LUWU TIMUR, ANDI HATTA M.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 09 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEKADAU,

PERATURAN DESA LEREP NOMOR : 4 TAHUN 2015

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N K E N D A L NOMOR 13 TAHUN 2000 SERI D NOMOR 12

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA DAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN EMPAT LAWANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA BUPATI JEMBRANA,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 7 TAHUN 2008

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 9 TAHUN 2000 TENTANG: PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 26

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN BUPATI KARAWANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN DI DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 7 TAHUN 2007 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN SUMBER PENDAPATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 24 TAHUN 2007 T E N T A N G KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

PERATURAN DESA SUMBERANYAR

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PENGHASILAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA DI KABUPATEN BANYUWANGI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X9 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 9 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BUPATI LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU NOMOR : 13 TAHUN 2016 TENTANG

B U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

BUPATI BENGKULU TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

BUPATI ROKAN HILIR PROVINSI RIAU

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI KUPANG NOMOR : 8 TAHUN 2015 TENTANG

MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

KEPALA DESA MADUKARA KECAMATAN MADUKARA KABUPATEN BANJARNEGARA

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8 TAHUN TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN BLORA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 11 Tahun 2007 Seri E Nomor 11 Tahun 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 11 TAHUN 2007

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 11 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG KEUANGAN KEPENGHULUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HILIR

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 62 dan 74 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka dalam upaya meningkatkan kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Desa di Kabupaten Boyolali agar berdayaguna dan berhasilguna perlu mengatur anggaran pendapatan dan belanja Desa; b. bahwa untuk pengaturannya perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah; 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 6. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 8 Tahun 2006 tentang Badan Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2006 Nomor 8 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 78);

2 7. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 9 Tahun 2006 tentang Peraturan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2006 Nomor 9 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 79); 8. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 11 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2006 Nomor 11 Seri E Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 81); 9. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 12 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2006 Nomor 12 Seri E Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 82); 10. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 13 Tahun 2006 tentang Sumber Pendapatan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2006 Nomor 13 seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 83); 11. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 14 Tahun 2006 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2006 Nomor 14 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 84); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI dan BUPATI BOYOLALI MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Boyolali. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Boyolali. 4. Camat adalah perangkat daerah Kabupaten yang mempunyai wilayah kerja tertentu yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. 5. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepantingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 6. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat

3 istiadat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 7. Pemerintah Desa atau yang disebut nama lain adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 8. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut nama lain, selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 9. Kepala Desa adalah kepala Pemerintahan Desa yang dipilih langsung oleh dan dari Penduduk Desa warga Negara Republik Indonesia melalui Pemilihan Kepala Desa. 10. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa. 11. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disebut APBDesa adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa, yang ditetapkan dengan Peraturan Desa. 12. Bendaharawan Desa adalah Perangkat Desa selain Sekretaris Desa yang ditugaskan untuk menerima, menyimpan dan membayar atau menyerahkan uang desa, surat-surat berharga, dan barang milik desa serta bertanggungjawab kepada Kepala Desa. 13. Tuntutan Perbendaharaan adalah suatu tata cara perhitungan terhadap bendaharawan, apabila dalam pengurusannya terdapat kekurangan perbendaharaan dan terhadap bendahara yang b ersangkutan diharuskan mengganti kerugian. 14. Tuntutan Ganti Rugi adalah suatu proses tuntutan terhadap Kepala Desa dan atau Perangkat Desa dalam kedudukannya bukan sebagai bendaharawan, dengan tujuan menuntut penggantian kerugian disebabkan oleh perbuatan yang melanggar hukum dan atau melalaikan kewajibannya, atau tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana mestinya sehingga baik secara langsung maupun tidak langsung merugikan desa. 15. Tuntutan perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi yang selanjutnya disebut TPTGR adalah suatu proses tuntutan melalui tuntutan petbendaharaan dan tuntutan gantgi rugi bagi bendaharawan atau kepala desa dan perangkat desa dalam kedudukannya bukan sebagai bendaharawan yang merugikan keuangan dan atau barang desa. 16. Kekurangan Perbendaharaan adalah selisih kurang anatra saldo buku kas dengan saldo kas atau selisih kurang antara persediaan barang dengan sisa barang yang sesungguhnya yang terdapat di dalam gudang atau tempat laij yang ditunjuk. 17. Barang adalah semua kekayaan pemerintah desa baik yang dimiliki maupun dikuasai yang berwujud, baik yang bergerak maupun tidak bergerak beserta bagian-bagiannya ataupun yang merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai, dihitung, diukur atau ditimbang termasuk hewan dan tumbuhtumbuhan kecuali uang dan surat-surat berharga lainnya. 18. Pengelolaan keuangan desa adalah kegiatan yang meliputi penyusunan dan penetapan anggaran, pencatatan administrasi keuangan desa, perubahan anggaran, dan perhitungan anggaran desa dalam satu tahun anggaran. 19. Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. 20. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara adalah rencana kegiatan dan perkiraan pendapatan desa dalam satu tahun anggaran yang bersangkutan sebagai dasar penyusunan skala kegiatan dalam APB Desa. 21. Pendapatan Desa adalah semua hak desa yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.

4 22. Belanja Desa adalah semua kewajiban desa yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. BAB II PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA Pasal 2 Bupati memberikan pedoman penyusunan APBDesa, Perubahan APB Desa, Perhitungan APB Desa, dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APB Desa kepada Pemerintah Desa, yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati. Pasal 3 (1) APB Desa merupakan dasar pengelolaan keuangan desa dalam masa 1 (satu) tahun anggaran terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. (2) Kepala Desa bersama BPD menetapkan APBDesa setiap tahun dengan Peraturan Desa. Pasal 4 (1) APBDesa terdiri dari Bagian Pendapatan Desa, Bagian Belanja Desa dan Bagian Pembiayaan. (2) Bagian Pendapatan sebagaiman dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: a. pendapatan asli desa meliputi : 1) retribusi Desa; 2) hasil usaha milik Desa; 3) lain-lain pendapatan asli Desa yang sah. b. Dana perimbangan meliputi : 1) bagi hasil pajak dan bukan pajak; 2) alokasi dana Desa; c. lain-lain pendapatan Desa yang sah. (3) Bagian Belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: a. belanja aparatur terdiri dari ; 1) belanja administrasi umum (BAU); a) belanja pegawai personalia; b) belanja barang dan jasa; c) belanja perjalanan dinas; d) belanja pemeliharaan. 2) belanja operasional pemeliharaan (BOP) a) belanja pegawai personalia; b) belanja barang dan jasa; c) belanja perjalanan dinas; d) belanja pemeliharaan 3) belanja modal (BM). b. belanja publik terdiri dari : 1) belanja administrasi umum (BAU); a) belanja pegawai personalia; b) belanja barang dan jasa; c) belanja perjalanan dinas; d) belanja pemeliharaan. 2) belanja operasional pemeliharaan (BOP) a) belanja pegawai personalia; b) belanja barang dan jasa;

5 c) belanja perjalanan dinas; d) belanja pemeliharaan 3) belanja modal (BM). c. belanja bagi hasil dan bantuan keuangan. d. belanja tidak tersangka. (4) Bagian Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdir dari : a. Penerimaan Desa: 1) sisa lebih perhitungan tahun lalu; 2) hasil penjualan aset Desa b. pengeluaran Desa: 1) penyertaan modal usaha; 2) sisa lebih perhitungan anggaran tahun berjalan. (5) Bagian belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (3) digunakan untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan desa, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Pasal 5 Jumlah besarnya pendapatan dan belanja yang dimuat dalam APBDesa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 merupakan target pendapatan untuk masingmasing pos pendapatan, dan merupakan perkiraan batas tertinggi belanja yang ditetapkan untuk masing-masing pos belanja dalam satu tahun anggaran. Pasal 6 Bentuk dan susunan APBDesa lebih lanjut ditetapkan dengan Peraturan Bupati. BAB III PEMBAHASAN, PENETAPAN, DAN PENGESAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA Pasal 7 (1) Kepala Desa dalam penyusunan Rancangan APBDesa dan menetapkan Prioritas serta Plafon Anggaran Sementara sebagai dasar penyusunan anggaran. (2) Berdasarkan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala Desa menyusun APBDesa. Pasal 8 (1) Kepala Desa mengajukan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa disertai penjelasannya kepada BPD untuk memperoleh persetujuan bersama. (2) Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibahas oleh Pemerintah Desa bersama BPD berdasarkan prioritas dan plafon anggaran. (3) Pengambilan Keputusan BPD untuk menyetujui Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelah diterimanya Rancangan APBDesa. (4) Atas dasar persetujuan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Kepala Desa menyiapkan Rancangan Peraturan Kepala Desa tentang Penjabaran APB Desa.

6 Pasal 9 (1) Rancangan tentang APBDesa yang telah disetujui bersama dan rancangan Peraturan Kepala Desa tentang penjabaran APBDesa sebelum ditetapkan menjadi Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa oleh Kepala Desa, paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak disetujui bersama BPD disampaikan kepada Bupati untuk dievaluasi. (2) Hasil evaluasi disampaikan oleh Bupati kepada Kepala Desa paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak diterimanya rancangan Peraturan Desa dan rancangan Peraturan Kepala Desa tentang penjabaran APB Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Apabila Bupati menyatakan hasil evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa dan Rancangan Peraturan Kepala Desa tentang Penjabaran APB Desa sudah sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundangan yang lebih tinggi, Kepala Desa menetapkan rancangan dimaksud menjadi Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa. (4) Apabila Bupati menyatakan hasil evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa dan Rancangan Peraturan Kepala Desa tentang Penjabaran APB Desa tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundangan yang lebih tinggi, Kepala Desa bersama BPD melakukan penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya hasil evaluasi. (5) Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Kepala Desa dan BPD, dan Kepala Desa tetap menetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa dan Rancangan Peraturan Kepala Desa tentang Penjabaran APB Desa menjadi Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa, maka Bupati membatalkan Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa dimaksud sekaligus menyatakan berlakunya pagu APBDesa tahun sebelumnya. Pasal 10 (1) APBDesa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), ditetapkan selambatlambatnya 1 (satu) bulan setelah ditetapkannya APBD Kabupaten Boyolali dalam tahun anggaran yang bersangkutan. (2) Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah tanggal penetapan APBDesa, Kepala Desa wajib melaporkan kepada Bupati dengan tembusan Camat. (3) Apabila BPD sampai batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (4) tidak mengambil keputusan bersama dengan Kepala Desa terhadap Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa, Kepala Desa melaksanakan belanja setinggi-tingginya sebesar angka APBDesa tahun anggaran sebelumnya untuk membiayai keperluan setiap bulan yang disusun dalam Rancangan Peraturan Kepala Desa tentang APBDesa. (4) Rancangan Peraturan Kepala Desa tentang APBDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dilaksanakan setelah memperoleh pengesahan dari Bupati. (5) Untuk memperoleh pengesahan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Rancangan Peraturan Kepala Desa tentang APBDesa beserta lampirannya disampaikan paling lambat 15 (lima belas) hari terhitung sejak BPD tidak mengambil keputusan bersama dengan Kepala Desa terhadap Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa. (6) Apabila dalam waktu 30 (tigapuluh) hari Bupati tidak mengesahkan Rancangan Peraturan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Kepala Desa menetapkan Rancangan Kepala Desa dimaksud menjadi Peraturan Kepala Desa.

7 BAB IV PERUBAHAN DAN PERHITUNGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA Pasal 11 (1) Apabila dalam tahun anggaran yang bersangkutan terjadi perubahan pendapatan maupun belanja, maka kepala desa wajib membuat perubahan APBDesa. (2) Perubahan APB Desa hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun anggaran, kecuali dalam keadaan luar biasa. (3) Keadaan luar biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah keadaan yang menyebabkan estimasi pendapatan dan atau belanja dalam APBDesa mengalami kenaikan atau penurunan lebih besar dari 50 %. (4) Perubahan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus mendapat persetujuan bersama dari BPD dan ditetapkan dengan Peraturan Desa. (5) Perubahan atas APBDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada Bupati dengan tembusan Camat. (6) Perubahan APBDesa harus ditetapkan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum tahun anggaran berakhir. Pasal 12 Proses penetapan Rancangan Peraturan Desa tentang Perubahan APBDesa dan Rancangan Peraturan Kepala Desa tentang Penjabaran Perubahan APBDesa menjadi Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 9 dan Pasal 10. Pasal 13 (1) Kepala Desa menyampaikan Laporan Pelaksanaan APBDesa kepada BPD berupa Laporan Keuangan, paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran. (2) Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setidak-tidaknya meliputi laporan realisasi APB Desa. (3) Berdasarkan laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Desa dengan persetujuan bersama BPD menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang Perhitungan APBDesa. (4) Perhitungan APBDesa ditetapkan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah bertakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan. (5) Perhitungan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dibuat menurut urutan dan nomor dari semua bagian dan pos APBDesa dengan memuat sebabsebab terjadinya perbedaan antara pendapatan dan belanja. Pasal 14 Proses penetapan Rancangan Peraturan Desa tentang Perhitungan APBDesa menjadi Peraturan Desa berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 9 dan Pasal 10.

8 BAB V TATA USAHA KEUANGAN DESA Pasal 15 (1) Semua penerimaan dan pengeluaran dianggarkan dalam APBDesa. (2) Pengeluaran tidak dapat dibebankan pada anggaran belanja Desa, jika untuk pengeluaran tersebut tidak tersedia atau tidak cukup dalam APBDesa. (3) Kepala Desa dilarang melakukan pengeluaran atas beban anggaran belanja Desa untuk tujuan lain dari yang telah ditetapkan dalam APBDesa. Pasal 16 Uang milik Pemerintah Desa yang sementara belum dipergunakan dapat ditabungkan atas nama Pemerintah Desa dan bunga bank merupakan pendapatan Desa. Pasal 17 (1) Pengelolaan APBDesa dilaksanakan oleh Pemerintah Desa. (2) Kepala Desa adalah pemegang kekuasaan dan pengelolaan keuangan Desa. (3) Dalam melaksanakan kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Kepala Desa dapat melimpahkan sebagaian atau seluruh kekuasaannya yang berupa perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan kepada Perangkat Desa. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Desa. (5) Pengelolaan APBDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Penyusunan anggaran; b. Pencatatan administrasi keuangan desa; c. Perubahan anggaran; d. Perhitungan anggaran. Pasal 18 Dalam APBDesa tidak diperkenankan memuat pos lain selain pos yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4. Pasal 19 Pengelolaan keuangan APBDesa setiap tahun anggaran menggunakan buku administrasi keuangan Desa menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 20 Pelaksanaan pengeluaran anggaran dilakukan berdasarkan prinsip hemat, terarah, dan terkendali sesuai dengan rencana program / kegiatan serta fungsi Pemerintah Desa. BAB VI PENGANGKATAN, TUGAS, DAN FUNGSI BENDAHARA DESA Pasal 21 (1) Untuk menjamin tertib pengelolaan keuangan desa, Kepala Desa mengangkat Bendahara Desa.

9 (2) Pengangkatan Bendahara Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. (3) Pengangkatan Bendahara Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak tanggal ditetapkannya APBDesa. Pasal 22 Tugas Bendahara Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, adalah sebagai berikut: a. menyelenggarakan administrasi keuangan desa; b. mencatat setiap penerimaan dan pengeluaran keuangan desa dalam buku administrasi keuangan desa; c. dengan persetujuan kepala desa, mengeluarkan uang sesuai dengan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan; d. menyampaikan pertanggungjawaban keuangan kepada Kepala Desa. BAB VII TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DAN TUNTUTAN GANTI RUGI Pasal 23 Pelaksanaan TPTGR diberlakukan terhadap Bendaharawan atau Kepala Desa dan Perangkat Desa dalam kedudukannya sebagai bukan Bendaharawan baik langsung maupun tidak langsung merugikan keuangan Desa. Pasal 24 (1) Bendaharawan bertanggungjawab atas kekurangan dan perbendaharaan yang terjadi dalam pengurusannya, kecuali apabila yang bersangkutan dapat membuktikan bahwa yang bersangkutan tidak melakukan kesalahan atau kelalaian atas kekurangan perbendaharaan tersebut. (2) Kepala Desa dan Perangkat Desa dalam kedudukannya bukan sebagai Bendahara bertanggungjawab atas terjadinya kekurangan atau kehilangan kekayaan desa, baik yang berupa uang atau barang sehingga merugikan keuangan desa, kecuali apabila yang bersangkutan dapat membuktikan bahwa yang bersangkutan tidak melakukan kesalahan atau kelalaian yang mengakibatkan kerugian keuangan desa. Pasal 25 Informasi mengenai adanya kekurangan pembendaharaan dan kekurangan kekayaan desa yang mengakibatkan kerugian keuangan desa dapat diketahui dari: a. hasil pemeriksaan aparat pengawasan selaku aparat pengawasan fungsional; b. hasil pengawasan melekat yang dilaksanakan oleh Kepala Desa; c. informasi dan atau laporan dari Perangkat Desa lainnya, BPD maupun masyarakat lainnya. Pasal 26 Tata cara penyelesaian TPTGR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. BAB VIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA Pasal 27 (1) Pemerintah Kabupaten dan Camat wajib membina dan mengawasi penyelenggaraan pemerintahan desa dan lembaga kemasyarakatan, termasuk mengawasi pengelolaan keuangan desa dan pendayagunaan aset desa.

10 (2) Pengawasan atas ketertiban dan kelancaran pelaksanaan APB Desa, dilakukan oleh BPD yang mempunyai tugas dan wewenang melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa dan peraturan kepala desa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB IX ATURAN TAMBAHAN Pasal 28 Pembiayaan kegiatan bagi BPD ditetapkan setiap tahun anggaran dalam APBDesa. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 29 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 18 Tahun 2000 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2000 Nomor 11) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 30 Peraturan Desa atau Peraturan Kepala Desa yang mengatur tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang bertentangan atau tidak sesuai, dicabut atau diubah paling lama 1 (satu) tahun sejak ditetapkan Peraturan Daerah ini. Pasal 31 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur lebih-lanjut oleh Bupati sepanjang mengenai pelaksanaannya. Pasal 32 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali. Ditetapkan di Boyolali Pada tanggal 9 Agustus 2006 BUPATI BOYOLALI, Diundangkan di Boyolali Pada tanggal 10 Agustus 2006 SRI MOELJANTO SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BOYOLALI SINGGIH PAMBUDI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2006 NOMOR 15 SERI E

11 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA I. PENJELASAN UMUM Penyesuaian pengaturan mengenai penyelenggaraan pemerintahan desa di Kabupaten Boyolali harus dilakukan mengingat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengamanatkan adanya perwujudan kemandirian serta kesejahteraan aparatur penyelenggara pemerintahan desa dan masyarakat desa, dengan mengoptimalkan penyelenggaraan urusan dan kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah desa (Kepala Desa dan Perangkat Desa), Badan Perwakilan Desa (dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 diubah namanya menjadi Badan Permusyawaratan Desa) dan Lembaga Kemayarakatan Desa. Salah satu kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa adalah pengelolaan keuangan desa dalam rangka mendanai penyelenggaraan urusan pemerintahan desa yang menjadi kewenangan desa. Keuangan desa merupakan semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang dan segala sesuatu berupa uang dan barang yang dapat dijadikan milik desa yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Rencana keuangan tahunan pemerintahan desa dikelola melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang ditetapkan dengan Peraturan Desa. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Ayat (1) Huruf a Huruf b Yang dimaksud dengan belanja pegawai adalah kewajiban Desa berkaitan dengan pemberian penghasilan tetap atau tunjangan lain kepada Kepala Desa dan Perangkat Desa sesuai dengan kemampuan keuangan desa yang bersangkutan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Huruf c Huruf d Huruf e Huruf f

Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Yang dimaksud dengan pengambilan keputusan adalah dilakukan melalui rapat BPD dan hasilnya ditetapkan dengan Keputusan BPD dan dilengkapi dengan notulen rapat yang dibuat oleh Sekretaris BPD. Ayat (4) Pasal 10 Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Ayat (4) Yang dimaksud dengan penyempurnaan adalah dilakukannya pembahasan kembali oleh Kepala Desa bersama BPD untuk menetapkan Peraturan Desa tentang APB Desa untuk disesuaikan dengan hasil evaluasi Bupati, selanjutnya menyampaikan Peraturan Desa hasil penyempurnaan dimaksud kepada Bupati. Ayat (5) Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Ayat (1) Ayat (2) Yang dimaksud dengan laporan realisasi APB Desa adalah hasil nyata pengeluaran belanja rutin maupun pembangunan dalam tahun anggaran yang bersangkutan. Ayat (3) Ayat (4) Ayat (5) Pasal 15 Pasal 16 Ayat (1) 12

13 Ayat (2) Ayat (3) Yang dimaksud dengan pelimpahan kekuasaan dalam hal ini ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. Ayat (4) Pasal 17 Yang dimaksud keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang dan segala sesuatu berupa uang dan barang yang dapat dijadikan milik Desa yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Ayat (1) Yang dimaksud dengan Bendahara Desa dalam hal ini diangkat dari Perangkat Desa selain selain Sekretaris Desa dan Kepala Dusun. Ayat (2) Ayat (3) Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 27 Pasal 28 Pasal 29 Pasal 30 Pasal 31 Pasal 32 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 85.