Pengaruh Kehalusan Pasir terhadap Kuat Tekan Beton

dokumen-dokumen yang mirip
Perbandingan Penggunaan Pasir Lumajang dengan Pasir Gunung Merapi terhadap Kuat Tekan Beton

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

PEMANFAATAN CLAY EX. BENGALON SEBAGAI AGREGAT BUATAN DAN PASIR EX. PALU DALAM CAMPURAN BETON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN SIKAMENT LN

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN URUTAN PENCAMPURAN MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN ADUKAN MANUAL. Abstract:

Lampiran. Universitas Sumatera Utara

Campuran Beton terhadap Kuat Tekan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

PENGARUH VARIASI PERAWATAN BETON TERHADAP SIFAT MEKANIK HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG LOKAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

PENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT DAUR ULANG BETON KEDALAM CAMPURAN BETON K 175 (PENELITIAN)

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU TERBANG TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS BETON

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

BAB IV METODE PENELITIAN

JUNAIDI ABDILLAH I WAYAN DODY SEPTIANTA

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI BETON BERKEKUATAN TINGGI (HIGH PERFORMANCE CONCRETE) DENGAN MIX DESIGN MENGGUNAKAN METODE ACI (AMERICAN CONCRETE INSTITUTE)

TATA CARA PEMBUATAN RENCANA CAMPURAN BETON NORMAL. SNI By Yuyun Tajunnisa

PENGARUH VARIASI DIAMETER MAKSIMUM AGREGAT DALAM CAMPURAN TERHADAP KEKUATAN TEKAN BETON

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN GLENIUM

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BERBAGAI KADAR VISCOCRETE PADA BERBAGAI UMUR KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI f c = 45 MPa

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

THE INFLUENCE OF INITIAL PRESSURE ON THE CONCRETE COMPRESSIVE STRENGTH. Lina Flaviana Tilik, Maulid M. Iqbal, Rosidawani Firdaus ABSTRACT

ANALISIS CAMPURAN BETON BERPORI DENGAN AGREGAT BERGRADASI TERPISAH DITINJAU TERHADAP MUTU DAN BIAYA

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH CAMPURAN LIMBAH KULIT KERANG TERHADAP MUTU KUAT TEKAN BETON f c = 25 MPa DAN KETAHANANNYA TERHADAP REMBESAN AIR LAUT

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT JENUH KERING MUKA DENGAN AGREGAT KERING UDARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

PENGARUH UKURAN MAKSIMUM DAN NILAI KEKERASAN AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB 3 METODOLOGI. Bagan alir ini menjelaskan langkah apa saja yang dilakukan untuk membuat

PENGARUH PEMAKAIAN AGREGAT KASAR DARI LIMBAH AMP TERHADAP KUAT TEKAN BETON fc 18,5 MPa

BAB IV ANALISA DATA. Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton

Perencanaan Campuran Beton WINDA TRI WAHYUNINGTYAS

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

PENGARUH AIR LIMBAH PADA ADUKAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

PENGARUH KUAT TEKAN BETON DENGAN PENAMBAHAN SIKAMENT NN

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di

STUDI EKSPERIMEN PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON NORMAL DAN BETON DENGAN TAMBAHAN ADDITON DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PCC

DAFTAR ISI. BAB III LANDASAN TEORI Beton Serat Beton Biasa Material Penyusun Beton A. Semen Portland

Analisis Kuat Tekan Beton yang Menggunakan Pasir Laut sebagai Agregat Halus pada Beberapa Quarry di Kabupaten Fakfak

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

BAB III LANDASAN TEORI

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

USE OF CLAY EX. BENGALON AS AGGREGATE MADE AND SAND EX. MUARA BADAK IN MIXED CONCRETE METHOD STANDART NATIONAL INDONESIAN

PEMANFAATAN BATU KAPUR DIDAERAH SAMPANG MADURA SEBAGAI BAHAN PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON

PENGARUH PEMANFAATAN ARANG KAYU SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK CAMPURAN BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN URUTAN DAN WAKTU PERPUTARAN PENCAMPURAN MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN ADUKAN MENGGUNAKAN MESIN MOLEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

Pengaruh Substitusi Sebagian Agregat Halus Dengan Serbuk Kaca Dan Silica Fume Terhadap Sifat Mekanik Beton

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berat Tertahan (gram)

Analisis Pemakaian Abu Vulkanik Gunung Merapi untuk Mengurangi Pemakaian Semen pada Campuran Beton Mutu Kelas II

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

PEMAKAIAN VARIASI BAHAN TAMBAH LARUTAN GULA DAN VARIASI ABU ARANG BRIKET PADA KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI

untuk mencapai workabilitas dan nilai slump rencana terhadap kuat tekan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

TINJAUAN KUAT TEKAN BETON DENGAN SERBUK BATU GAMPING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN BETON

PENGARUH PENGGUNAAN ZAT ADDITIVE BESTMITTEL TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Oleh : Reni Sulistyawati. Abstraksi

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

PENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL

PENGARUH VARIASI KADAR LIGHTWEIGHT EXPANDED CLAY AGGREGATE (LECA) TERHADAP KARAKTERISTIK BETON SERAT BAGU

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT KASAR MENGGUNAKAN PECAHAN KERAMIK PADA BETON

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

PERBEDAAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN DUA JENIS SEMEN

PENGARUH ABU TERBANG SEBAGAI FILLER UNTUK KUAT TEKAN BETON

PENGGUNAAN AGREGAT HALUS DENGAN SUMBER LOKASI BERBEDA UNTUK CAMPURAN BETON

BAB V HASIL PEMBAHASAN

Transkripsi:

Jurnal APLIKASI Volume 10, Nomor 2, Agustus 2012 Pengaruh Kehalusan Pasir terhadap Kuat Tekan Beton Boedi Wibowo 1), Endang Kasiati 1), Triaswati 1), Dewi Pertiwi 2) 1) Program Studi Diploma Teknik Sipil FTSP ITS, Surabaya 2) Jurusan Teknik Sipil ITATS, Surabaya Email: en_kas@ce.its.ac.id Abstract Concrete compressive strength depend on many factors, one of the critical factor is fineness of sand, one material component of concrete. This study aims to quantify effect of the sand fineness to the concrete compressive strength by using sand with zone I and zone III. Water-cement ratio (W/C) is varied at 0,3; 0,5 and 0,6. For all tests sample, 20% fly ash is added. Compressive strength design is set at 300 kg/cm 2 and cylinder sample with diameter of 15 cm and height of 30 cm is used. Compressive strength of the concrete sample at 28 days curing shows the following results. For samples with W/C of 0,6, compressive strength of the samples is below 300 kg/cm 2. For samples with W/C of 0,5, compressive strength of the samples using sand with zone I and zone III are 402,57 kg/cm 2 and 351,56 kg/cm 2, respectively. For samples with W/C of 0,3, compressive strength of the samples using sand with zone I and zone III are 560,476 kg/cm 2 and 663,83 kg/cm 2, respectively. Keywords: fineness of sand, water-cement ratio, Concrete compressive strength. Abstrak Salah satu faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton adalah kehalusan material pasir yang digunakan dalam campuran beton. Penelitian ini ditujukan untuk mengukur perbedaan kuat tekan beton akibat pengunaan bahan pasir zone I dan Zone III. Faktor Air Semen (FAS) divariasi sebesar 0,3, 0,5, dan 0,6 serta campuran fly ash ditetapkan sebesar 20% untuk semua sampel. Kuat tekan rencana ditetapkan sebesar 300 kg/cm 2 dengan benda uji berbentuk silinder yang memiliki diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Hasil pengujian kuat tekan sampel pada umur 28 hari adalah sebagai berikut: Untuk FAS 0,6, sampel dengan campuran pasir zone I dan zone III menghasilkan kuat tekan lebih kecil dari 300 kg/cm 2. Untuk FAS 0,5, sampel dengan campuran pasir zone I menghasilkan kuat tekan 402,57 kg/cm 2 dan zone III menghasilkan kuat tekan 351,56 kg/cm 2. Sedangkan untuk FAS 0,3, sampel dengan campuran pasir zone I menghasilkan kuat tekan 560,476 kg/cm 2 dan zone III menghasilkan kuat tekan 663,83 kg/cm 2. Kata kunci: kehalusan pasir, faktor air semen, kuat tekan beton. 1. Pendahuluan Dalam menghadapi era globalisasi dunia, Indonesia yang dikenal sebagai salah satu negara berkembang dituntut untuk lebih kreatif serta memiliki keterampilan yang mencukupi dalam penelitian dan pengembangan bidang konstruksi, terutama pada teknologi pembuatan beton (Subakti, 1995). Berbagai cara untuk mencari material alternatif untuk pembuatan beton terus dilakukan. Salah satunya dengan mencari kehalusan pasir yang efisien dan memiliki kuat tekan yang optimum. Dimana dalam penelitian ini menggunakan dua modulus kehalusan pasir asal Lumajang yang memiliki besar butiran yang berbeda yaitu pasir pada zone I dan pasir pada zone III. Pasir zone I yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari kota Lumajang, didapatkan dengan cara penambangan. Pasir halus memiliki kualitas yang tak kalah bagus jika dibandingkan Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 61

Volume 10, Nomor 2, Agustus 2012 dengan pasir sungai yang umum digunakan dalam pembuatan beton. Pasir zone I memiliki butiran yang seperti kristal. Sementara itu, pasir zone III didapatkan dari hasil penambangan di Lumajang. Pasir ini memiliki butiran yang lebih hitam dan kasar. Untuk itulah, dalam penelitian ini di usahakan untuk mencari Perbandingan Modulus Kehalusan Pasir Ditinjau Dari Kuat Tekan Beton, dengan memanfaatkan campuran dua jenis agregat halus itu dalam pembuatan beton. Dimana, pemanfaatannya diharapkan bisa meningkatkan nilai kuat tekan beton tersebut. Untuk perhitungan beton pada umur 28 hari, menggunakan perhitungan sebagai berikut: Kuat Tekan Individu:.. (1) Kuat Tekan Rata-rata (Subakti, 1995): Kuat Tekan Karakteristik: dimana:..(2)..(3) P = Beban maksimum (kg) A = Luas penampang benda uji (cm 2 ) S = Deviasi standar (kg/cm 2 ) fci = Kuat tekan beton yang didapat dari hasil pengujian (kg/cm 2 ) fcr = Kuat tekan beton rata-rata(kg/cm 2 ) n = Jumlah benda uji, minimum 20 buah Jurnal APLIKASI 2. Metodologi Pada penelitian ini, metode pembuatan dan pengujian menggunakan sejumlah benda uji beton silinder (Ø15 cm, tinggi 30 cm) (Wangsadinata, 1979) dengan kuat tekan hancur rencana 30 Mpa. Benda uji tersebut terdapat di laboratorium Jaminan Mutu dan Inovasi (JMI) PT. Varia Usaha Beton. Jumlah total benda uji tersebut sebanyak 180 buah (terdapat 6 varian dan tiap varian terdiri dari 30 benda uji) dengan perpaduan komposisi pasir silika dan pasir limbah 0%, 25%, 50%, 75%, 100%, menggunakan variasi faktor air semen (FAS) 0,6; 0,5; dan 0, 3, dan dicampurkan dengan fly ash sebesar 20%. Benda uji tersebut, kemudian diuji kuat tekan pada umur 7, 14, dan 28 hari untuk mencari varian yang memiliki kuat tekan paling optimum. Bahan yang harus disediakan (Murdock, 1986) adalah: Semen tipe I Air Pasir zone I (Gambar 1) Pasir zone III (Gambar 2) Batu pecah Fly ash Data perancangan yang akan dipakai dalam pembuatan benda uji adalah sebagai berikut: a. Kuat tekan hancur yang direncanakan 30 MPa. b. Deviasi standar 35 kg/cm 2 c. Jenis Semen Semen Portland tipe I. d. Jenis Agregat Kasar Batu Pecah e. Jenis Agregat Halus Pasir zone I dan Pasir zone III. f. Slump 10-30 mm. Halaman 62 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini

Jurnal APLIKASI Volume 10, Nomor 2, Agustus 2012 Gambar 1. Analisa ayakan Pasir Zone I Pembuatan benda uji dilakukan sesuai SNI-03-2847-2002; SII 0052-80; SII 0287-80; SII 0013-77, dengan ketentuan antara lain: a. Cetakan untuk benda uji harus presisi ukurannya dan juga tertutup rapat sehingga tidak memungkinkan air beton keluar dari cetakan. b. Memposisikan benda uji yang telah ditimbang ke dalam mesin uji tekan setepat mungkin agar pembebanan tepat ditengah benda uji agar mendapatkan hasil yang tepat. c. Agar hasil lebih bagus permukaan beton yang akan diuji harus di capping terlebih dahulu agar permukaannya lebih datar. d. Pengadukan campuran beton memakai mesin pengaduk (molen) untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan. e. Pemadatan beton juga dilakukan dengan penggetaran di atas mesin penggetar selama ± 3 menit atau dengan menggunakan palu karet untuk memukul cetakan beton. f. Perawatan beton dengan perendaman selama 28 hari di dalam air bersih. 3. Hasil dan Pembahasan Pasir Zone I a.syarat Kebersihan - Kadar Lumpur : 1,4 % b. Modulus Kehalusan : - c.berat Volume - Lepas : 1,66 gr/m3 - Rojok : 1,67gr/m 3 d. Kelembaban : 2,8 % e. Berat Jenis (SSD) : 2,6 f. Kekerasan : - g. Resapan : 2,8 h. Grading Zone : Zone I Pasir Zone III a. Syarat Kebersihan - Kadar Lumpur : 3,8 % b. Modulus Kehalusan : - Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 63

Volume 10, Nomor 2, Agustus 2012 Jurnal APLIKASI c. Gambar 2. Analisa ayakan Pasir Zone III c. Berat Volume - Lepas :1,59 gr/m 3 - Rojok :1,73 gr/m 3 d. Kelembaban : 2,2 % e. Berat Jenis (SSD) : 2,4 f. Kekerasan : - g. Resapan : 2,2 h. Grading Zone : Zona III Batu Pecah a. Syarat Kebersihan - Kadar Organis : - b. Kadar Lumpur : 1,4150 % c. Modulus Kehalusan : 2,49 d. Berat Volume - Lepas : 1,30gr/m 3 - Rojok : 1,36 gr/m 3 e. Kelembaban : 1,29 % f. Berat Jenis (SSD) : 2,71 g. Kekerasan : - h. Resapan :1,95 % Hasil percobaan berat jenis agregat kasar memenuhi persyaratan agregat beton yang telah ditentukan ASTM, yaitu dalam kisaran nilai 1,60-3,20. Hasil percobaan air resapan agregat kasar memenuhi persyaratan yang telah ditentukan ASTM C 127 88 Reapp. 93, maksimal 4,0% untuk agregat campuran beton. Hasil percobaan berat volume agregat kasar memenuhi persyaratan yang telah ditentukan ASTM C29/C29 M 91 A, yaitu dalam kondisi lepas memenuhi spesifikasi 0,4-1,9 kg/lt dan pada kondisi padat ( rojok) memenuhi spesifikasi 0,4-1,9 kg/lt. Hasil percobaan kelembaban agregat kasar memenuhi persyaratan yang telah ditentukan Halaman 64 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini

Jurnal APLIKASI ASTM C 556-89, yaitu sebesar 0,5%- 2,0% untuk agregat campuran beton. Ketentuan Mix Design adalah sebagai berikut: 1. Kuat tekan hancur yang direncanakan : 30 MPa 2. Deviasi standar : 35 kg/cm 2 3. Jenis Semen : Semen Portland tipe I 4. Jenis Agregat Kasar : Batu Pecah 5. Jenis Agregat Halus : Pasir Lumajang 6. Faktor Air Semen : 0,30; 0,50; 0,60 7. Fly ash : 20% 8. Slump : 10-30 mm/80-100 9. Umur perawatan : 7, 14, dan 28 hari 10. Jenis benda uji : Silinder dengan Ø 15 cm, tinggi 30 cm Nilai hasil pengujian tes kuat tekan beton berdasarkan FAS 0,6 pada umur 7,14, dan 28 hari terlihat pada gambar 3. Volume 10, Nomor 2, Agustus 2012 Varian butiran pasir zone I pada umur 7 hari kuat tekannya 204,12 kg/cm 2, pada umur 14 hari kuat tekannya naik menjadi 205,10 kg/cm 2 dan pada umur 28 hari mengalami kenaikan sebesar 273,62 kg/cm 2. Varian butiran pasir zone III pada umur 7 hari kuat tekannya 154,88 kg/cm 2, pada umur 14 hari kuat tekannya naik menjadi 190,92 kg/cm 2 dan pada umur 28 hari mengalami kenaikan sebesar 259,12 kg/cm 2. Maka varian pasir zone I memiliki kuat optimum yang lebih dibandingkan butiran pasir zone III yaitu 273,62 kg/cm 2. Tapi belum memenuhi syarat kuat tekan (fc ) yang direncanakan, sebesar 300 kg/cm 2. Nilai hasil pengujian tes kuat tekan beton berdasarkan FAS 0,5 pada umur 7,14, dan 28 hari terlihat pada gambar 4. 7 231.963 14 28 293.779 351.555 307.418 350.398 402.570 Gambar 4. Grafik kuat tekan FAS 0,5 dalam varian umur Gambar 3. Grafik kuat tekan FAS 0,6 dalam varian umur Varian butiran pasir zone III pada umur 7 hari kuat tekannya 231,96 kg/cm 2, pada umur 14 hari kuat tekannya naik menjadi 293,78 kg/cm 2 dan pada umur 28 hari mengalami kenaikan sebesar 351,56 kg/cm 2. Varian butiran pasir zone I pada umur 7 hari kuat tekannya Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 65

Volume 10, Nomor 2, Agustus 2012 307,42 kg/cm 2, pada umur 14 hari kuat tekannya naik menjadi 350,40 kg/cm 2 dan pada umur 28 hari mengalami kenaikan sebesar 402,57 kg/cm 2. Maka varian pasir zone I memiliki kuat optimum yang lebih dibandingkan butiran pasir zone III yaitu 402,57 kg/cm 2. Dan telah memenuhi syarat kuat tekan (fc ) yang direncanakan, sebesar 300 kg/cm 2. Pada gambar 5 adalah nilai hasil pengujian tes kuat tekan beton berdasarkan FAS 0,3 pada umur 7, 14, dan 28 hari. Jurnal APLIKASI dibandingkan butiran pasir zone I yaitu 663,83 kg/cm 2. Dan telah memenuhi syarat kuat tekan (fc ) yang direnca - nakan, sebesar 300 kg/cm 2. Kuat tekan yang tinggi dimungkinkan karena ikatan/lekatan antara semen dan agregat yang dapat menyelimuti semua agregat dan juga dipengaruhi adanya aktifitas pozzolan dari fly ash sehingga semakin lama umur beton maka kesempurnaan proses hidrasi semennya dapat dicapai. Hal ini ditambah juga dengan menggunakan FAS 0,3 karena semakin kecil nilai FAS, maka semakin besar pula kekuatannya. Gambar 5. Grafik kuat tekan FAS 0,3 dalam varian umur Varian butiran pasir zone I pada umur 7 hari kuat tekannya 446,88 kg/cm 2, pada umur 14 hari kuat tekannya naik menjadi 535,28 kg/cm 2 dan pada umur 28 hari mengalami kenaikan sebesar 663,83 kg/cm 2. Varian butiran pasir zone III pada umur 7 hari kuat tekannya 415,69 kg/cm 2, pada umur 14 hari kuat tekannya naik menjadi 498,88 kg/cm 2 dan pada umur 28 hari mengalami kenaikan sebesar 560,48 kg/cm 2. Maka varian pasir zone III memiliki kuat tekan optimum yang lebih besar 3.1 Uji statistik Anova Satu Arah Dari data kuat tekan beton hasil konversi, beton pasir Zone I dengan beton pasir Zone III, diambil data untuk di masukkan ke dalam uji Anova satu arah, yang kemudian didapat hasil seperti pada tabel 1. Berdasarkan output tabel 1 dan 2, Ho ditolak karena F hitung = 29,6347 > dari nilai F crit = 7,0930 Jadi kuat tekan beton butiran pasir zone I tidak sama dengan beton butiran pasir zone III. Berdasarkan output tabel 3 dan 4, Ho ditolak karena F hitung = 125,65 > dari nilai F crit = 7,09. Jadi kuat tekan beton butiran pasir zone I tidak sama dengan beton butiran pasir zone III. Berdasarkan output tabel 5 dan 6, bahwa Ho ditolak karena F hitung = 57,87 > dari nilai F crit = 7,09,Jadi kuat tekan beton butiran pasir zone I tidak sama dengan beton butiran pasir zone III. Halaman 66 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini

Jurnal APLIKASI Volume 10, Nomor 2, Agustus 2012 Tabel 1. Uji Statistik Anova Satu Arah Beton Pasir Zone I FAS 0,6 dengan Beton Pasir Zone III FAS 0,6 untuk Anova Single Faktor 0,01 Summary Group Coun Sum Average Variance Data 1 30 6966,095 232,2032 439,8974 Data 2 30 7983,418 266,1139 724,2178 Tabel 2. Uji Statistik Anova Satu Arah Beton Pasir Zone I FAS 0,6 dengan Beton Pasir Zone III FAS 0,6 untuk Anova Source of variation SS df MS F P-Value F-crit Bedween Groups 17249,10 1 17249,10 29,635 0,000 7,093 Within Groups 33759,34 58 582,05 Total 51008,44 59 Tabel 3. Uji Statistik Anova Satu Arah Beton Pasir Zone I FAS 0,5 dengan Beton Pasir Zone III FAS 0,5 untuk Anova Single Faktor 0,01 SUMMARY Group Coun Sum Average Variance Data 1 30 10167,7 338,924 392,526 Data 2 30 12314,8 410,493 830,456 Tabel 4. Uji Statistik Anova Satu Arah Beton Pasir Zone I FAS 0,5 dengan Beton Pasir Zone III FAS 0,5 untuk Anova Source of variation P- SS df MS F Value F-crit Bedween Groups 76831,80 1 76831,80 125,647 0,000 7,093 Within Groups 35466,50 58 611,49 Total 112298 59 Tabel 5. Anova Satu Arah Beton Pasir Zone I FAS 0,3 dengan Beton Pasir Zone III FAS 0,3 untuk Anova Sigle Faktor 0,01 SUMMARY Group Coun Sum Average Variance Data 1 30 19115,21 637,174 896,091 Data 2 30 17159,81 571,993 1306,401 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 67

Volume 10, Nomor 2, Agustus 2012 Jurnal APLIKASI Tabel 6. Anova Satu Arah Beton Pasir Zone I FAS 0,3 dengan Beton Pasir Zone III FAS 0,3 untuk Anova Source of variation SS df MS F P-Value F-crit Bedween Groups 63726,03 1 63726,030 57,867 0,000 7,093 Within Groups 63872,25 58 1101,246 Total 127598,3 59 4. Simpulan Dari penelitian dan analisis sesuai dengan berbagai pengujian yang telah dilakukan, mulai dari pengujian bahanbahan penunjang dan pengadukan campuran material beton yang kemudian diperoleh nilai kuat optimum beton. Maka, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil pengujian kuat tekan pada umur 28 hari yang telah dilakukan, pencampuran butiran pasir zone I dan zone III yang menggunakan faktor air semen (FAS) 0,6 belum memenuhi kuat tekan rencana sebesar 300 kg/cm 2. Sedangkan campuran butiran pasir zone I pada FAS 0,5 kuat tekan umur 28 hari sebesar 402,57 kg/cm 2, pada zone III sebesar 351,56 kg/cm 2, memenuhi syarat kuat tekan beton rencana sebesar 300 kg/cm 2. Pada campuran butiran pasir zone I pada FAS 0,3 kuat tekan umur 28 hari sebesar 560,48 kg/cm 2, dan pada zone III sebesar 663,83 kg/cm 2, sehingga FAS 0,3 zone I dan zone III telah memenuhi syarat kuat tekan beton rencana sebesar 300 kg/cm 2. 2. Berdasarkan dari uji anova satu arah pada pasir zone I dan zone III Fhitung lebih besar dari Fcritis sehingga Ho di tolak jadi kuat tekan beton dengan pasir zone I tidak sama dengan beton pasir zone III. Daftar Pustaka Subakti, Aman, (1995), Teknologi Beton Dalam Praktek, Surabaya: ITS. Murdock, L.J., Stephanus Hindarko, (1986), Bahan dan Praktek Beton, edisi ke empat. Jakarta: Erlangga. Mulyono, (2004), Teknologi Beton, Yogyakarta: Penerbit Andi. Standar Industri Indonesia (SII) 0052-80, Mutu dan Cara Uji Agregat Beton, Jakarta: Departemen Perindustrian. Standar Industri Indonesia (SII) 0287-80, Mutu dan Cara Uji Pasir Standard, Jakarta: Departemen Perindustrian. Standar Nasional Indonesia (SNI) 0013-77, Mutu dan Lama Uji Semen Portland, Jakarta: Departemen Perindustrian. Standar Nasional Indonesia (SNI) 03 2847 2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, Jakarta: Departemen Perindustrian. Wangsadinata, Wiratman, dkk., (1979), Peraturan Beton Bertulang Indonesia. Halaman 68 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini