BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 38 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMAKAIAN RUMAH DINAS DAERAH

dokumen-dokumen yang mirip
6 mempunyai wewenang untuk menetapkan kebijakan

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR TAHUN TENTANG (spasi) PENGELOLAAN RUMAH NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PERMENTAN/PL.020/3/2017 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH NEGARA LINGKUP KEMENTERIAN PERTANIAN

2017, No Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan da

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGHUNIAN RUMAH DINAS DAERAH KABUPATEN SINJAI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG RUMAH DINAS DAERAH MILIK PEMERINTAH KABUPATEN MUARA ENIM

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR: 03/M/PER/III/2007 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 24 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG PEMANFAATAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGHUNIAN RUMAH DINAS MILIK PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : KEP- 914 /K/SU/2006

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 15

-1- BUPATI MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANDAILING NATAL NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGHUNIAN RUMAH DINAS DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG PENGHUNIAN RUMAH NEGARA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI MENTERI DALAM NEGERI,

WALIKOTA PALANGKA RAYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG IJIN MEMAKAI TANAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

No.1145, 2014 BATAN. Rumah Negara. Penghunian. Pencabutan.

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 36 TAHUN 2006 TENTANG PERSYARATAN PENGHUNIAN RUMAH DINAS PEMERINTAH PROVINSI BALI

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 03 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENGGUNAAN JALAN SELAIN UNTUK KEGIATAN LALU LINTAS

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2005 T E N T A N G PERIZINAN USAHA OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM DI KABUPATEN BANTUL

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG

TENTANG PELEPASAN TANAH ASET PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG NOMOR : 3 TAHUN : 2006 SERI : C NO.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGANRANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN TENTANG PELEPASAN TANAH ASET PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.7/Menhut-II/2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG PEMAKAIAN PERTOKOAN MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN DI BIDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DI KOTA TASIKMALAYA

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN PASAR RAKYAT

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PENJUALAN RUMAH DINAS DAERAH GOLONGAN III MILIK PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN

LEMBARAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU. Nomor 5 Tahun 2006 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA SEWA MENYEWA KIOS 4 X 6

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 25 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2007

PENYELENGGARAAN IZIN LOKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 24 TAHUN 2011 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 29

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR: 5 TAHUN 2003 SERI: E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG

PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM LINGKUNGAN KABUPATEN LAMPUNG BARAT

DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG TEMPAT PEMAKAMAN UMUM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 2

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DESA

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2007

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BUPATI BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TASIKMALAYA

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG IZIN USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG

IJIN LOKASI DAN PENETAPAN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 43 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN PEMBORAN AIR BAWAH TANAH DAN IZIN PEMAKAIAN AIR BAWAH TANAH

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 38 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

- 1 - PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G. Nomor : 2 TAHUN 2002 Seri : C

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2016 T E N T A N G PENGELOLAAN PASAR INDUK KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 30 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL PENUMPANG DI KABUPATEN CILACAP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 38 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMAKAIAN RUMAH DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjamin terlaksananya tertib administrasi pengelolaan barang milik daerah diperlukan adanya pengaturan yang integratif dan menyeluruh khususnya ketentuan pemakaian rumah dinas jabatan, rumah dinas instansi dan rumah dinas pegawai milik Pemerintah Kabupaten Bangka Barat; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Pemakaian Rumah Dinas Daerah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat, Dan Kabupaten Belitung Timur di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4268); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4356); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533); 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 547); 8. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Barat Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2016 Nomor 7 Seri E); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PEMAKAIAN RUMAH DINAS DAERAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Bangka Barat.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Barat. 3. Bupati adalah Bupati Bangka Barat. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bangka Barat sebagai Badan Legislatif Daerah. 5. Ketua DPRD adalah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bangka Barat. 6. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Bangka Barat. 7. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Bangka Barat. 8. Camat adalah Camat di Kabupaten Bangka Barat. 9. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang selanjutnya disingkat BPKAD adalah Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bangka Barat. 10. Pengelola Barang Milik Daerah selanjutnya disebut Pengelola adalah Pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab melakukan koordinasi pengelola barang milik daerah. 11. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya OPD adalah unsur pembantu Bupati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. 12. Rumah Dinas Daerah adalah Rumah Negara berupa bangunan yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Bangka Barat dan berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga serta menunjang pelaksanaan tugas pejabat dan/atau pegawai negeri sipil yang bersangkutan. 13. Rumah Dinas Jabatan adalah Rumah Negara golongan I Milik Pemerintah Daerah yang digunakan bagi pemegang jabatan tertentu dan karena sifat jabatannya harus bertempat tinggal dirumah tersebut, serta hak penghuniannya terbatas selama pejabat yang bersangkutan masih memegang jabatan tertentu tersebut.

14. Rumah Dinas Instansi adalah Rumah Negara golongan II Milik Pemerintah Kabupaten Bangka Barat yang mempunyai hubungan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu instansi dan hanya disediakan untuk didiami oleh Pegawai Negeri Sipil dan apabila telah berhenti atau pensiun rumah dikembalikan ke daerah. 15. Rumah Dinas Pegawai adalah Rumah Negara golongan III Milik Pemerintah Kabupaten Bangka Barat dan hanya disediakan untuk dihuni oleh Pegawai Negeri Sipil yang berhak. 16. Surat Izin Penghunian yang selanjutnya disingkat SIP adalah Surat izin yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang sebagai bukti perolehan hak menempati rumah dinas. 17. Pejabat adalah pejabat yang diangkat untuk menduduki jabatan tertentu. 18. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. BAB II PENENTUAN STATUS GOLONGAN RUMAH DINAS DAERAH Pasal 2 (1) Penentuan Status golongan Rumah Dinas Daerah ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (2) Penggolongan rumah dinas daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: a. Rumah Dinas Jabatan; b. Rumah Dinas Instansi; dan c. Rumah Dinas Pegawai.

Pasal 3 (1) Rumah Dinas Jabatan yang sudah tidak sesuai dengan fungsinya sebagai akibat adanya perubahan struktur organisasi dan/atau sudah ada pengganti yang lain, dapat dirubah statusnya menjadi Rumah Dinas Instansi atau Rumah Dinas Pegawai. (2) Rumah Dinas Instansi dapat dirubah statusnya menjadi Rumah Dinas Pegawai, kecuali yang terletak disuatu kompleks perkantoran/sekolah. (3) Rumah Dinas Instansi dapat dirubah statusnya menjadi Rumah Dinas Jabatan untuk memenuhi kebutuhan rumah jabatan. (4) Bekas Kantor dan/atau lainnya yang tidak lagi dipergunakan sebagai penyelenggara Pemerintahan dapat dirubah statusnya menjadi Rumah Dinas Daerah. (5) Bekas Rumah Dinas Daerah yang tidak lagi dipergunakan maka dapat dirubah statusnya menjadi Kantor untuk penyelengaraan Pemerintahan. (6) Perubahan status golongan Rumah Dinas Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4) dan ayat (5) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB III RUMAH DINAS JABATAN, RUMAH DINAS INSTANSI, DAN RUMAH DINAS PEGAWAI Pasal 4 (1) Yang berhak menempati Rumah Dinas Jabatan adalah : a. Bupati untuk rumah jabatan Bupati; b. Wakil Bupati untuk rumah jabatan Wakil Bupati; c. Ketua DPRD untuk rumah jabatan Ketua DPRD; d. Wakil Ketua DPRD untuk rumah jabatan Wakil Ketua DPRD; e. Sekretaris Daerah untuk rumah jabatan Sekretaris Daerah; f. Camat untuk rumah jabatan Camat. (2) Rumah Dinas Jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib ditempati oleh Pejabat yang bersangkutan.

(3) Yang berhak menempati Rumah Dinas Instansi adalah Pegawai Pemerintah Daerah yang menduduki jabatan struktural dan fungsional pada instansi yang bersangkutan. (4) Yang berhak menempati Rumah Dinas Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Bangka Barat. Pasal 5 (1) Persyaratan untuk menempati rumah dinas jabatan adalah pejabat yang menduduki jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1). (2) Persyaratan menempati Rumah Dinas Instansi dan Rumah Dinas Pegawai diutamakan pegawai yang menduduki jabatan struktural yang lebih tinggi dan/atau masa kerja lebih lama. (3) Penggunaan Rumah Dinas Jabatan, Rumah Dinas Instansi dan Rumah Dinas Pegawai disesuaikan dengan jumlah Rumah Jabatan, Rumah Dinas Instansi, dan Rumah Dinas Pegawai yang tersedia. BAB IV PROSEDUR MENEMPATI RUMAH DINAS INSTANSI DAN RUMAH DINAS PEGAWAI Pasal 6 (1) Untuk dapat menempati Rumah Dinas Instansi ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (2) Prosedur menempati Rumah Dinas Instansi dan Rumah Dinas Pegawai adalah sebagai berikut : a. Mengajukan surat permohonan kepada Bupati melalui BPKAD yang diketahui Kepala OPD; dan b. Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a, dilampiri foto copy : 1. Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil; 2. Surat Keputusan Pangkat Terakhir; 3. Surat Keputusan Pengangkatan Jabatan Struktural/ fungsional; 4. DP3 tahun terakhir;

5. Surat nikah; 6. Kartu Keluarga; 7. Pas photo 3x4 sebanyak 3 (tiga) lembar; dan (3) BPKAD meneliti kelengkapan dan kebenaran data yang disampaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Selanjutnya dibuatkan berita acara/ telaahan hasil penelitian berkas yang disampaikan ke Bupati untuk mendapatkan persetujuan dan penerbitan Surat Ijin Penghunian (SIP). BAB V PERIKATAN PENGHUNIAN Pasal 7 (1) Perikatan Penghunian Rumah Dinas diatur dalam Surat Ijin Penghunian (SIP) yang ditanda tangani oleh Bupati atau yang diberi kuasa sebagai Pengguna Barang, yang bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Daerah dan calon penghuni. (2) Surat Ijin Penghunian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berlaku selama 2 (dua) Tahun dan penghuni wajib memohon kembali perpanjangan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa berlakunya berakhir ke BPKAD, khusus Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan perpanjangan harus mendapat rekomendasi dari Kepala OPD bersangkutan. BAB VI BESARAN DAN PROSEDUR PEMUNGUTAN SEWA Pasal 8 (1) Setiap Penghuni Rumah Dinas Instansi dan Rumah Dinas Pegawai dapat dikenakan uang sewa setiap bulan sesuai dengan peraturan yang berlaku. (2) Pembayaran uang sewa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan oleh penghuni disetorkan ke kas daerah paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan. (3) Apabila pembayaran uang sewa melalui bendahara gaji maka uang sewa disetor oleh Bendahara gaji masingmasing instansi/ unit kerja pada Kas Daerah.

(4) Besaran uang sewa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB VII PEMBATALAN SURAT IZIN PENGHUNIAN (SIP) DAN SURAT PERJANJIAN Pasal 9 (1) SIP dinyatakan batal dan tidak berlaku apabila pemegang : a. Pindah ke instansi diluar Daerah lingkungan Pemerintah Kabupaten Bangka Barat; b. Tidak memenuhi kewajiban yang telah ditentukan dalam surat perjanjian; dan c. Mengundurkan diri dan/atau diketahui menggadaikan, menyewakan, dan menjual belikan. (2) Berdasarkan hal-hal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka pengelola atas nama Bupati berhak menerbitkan Surat Pembatalan SIP. (3) Dengan batalnya SIP, maka Penghuni Rumah Dinas atau keluarga/ ahli warisnya segera menyerahkan kembali rumah dinas yang ditempati kepada Pemerintah Daerah melalui BPKAD paling lambat 3 (tiga) bulan sejak diterbitkannya surat pembatalan SIP. (4) Terhadap pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tidak disediakan kompensasi dalam bentuk apapun. (5) Pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tidak mengurangi kewajiban-kewajiban yang masih harus dipenuhi oleh penghuni. BAB VIII HAK, KEWAJIBAN, LARANGAN DAN SANKSI Pasal 10 Pemegang SIP Rumah Dinas berhak menempati Rumah Dinas Daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 11 Pemegang SIP Rumah Dinas wajib : a. menempati Rumah Dinas sebagaimana tersebut dalam SIP; b. merawat dan memelihara Rumah Dinas, menjaga keamanan dan kebersihan lingkungan; c. membayar Pajak Bumi Bangunan (PBB), Biaya Listrik, Telepon, Air dan pungutan lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah; d. membayar uang sewa sesuai dengan ketentuan yang berlaku; e. menyerahkan kembali Rumah Dinas kepada Pemerintah Daerah dalam keadaan baik apabila SIP batal atau dibatalkan. Pasal 12 Pemegang SIP Rumah Dinas dilarang : a. mengubah sebagian atau seluruh bentuk rumah dinas atau menambah bangunan di lingkungan rumah dinas; b. menggunakan rumah dinas tidak sesuai dengan fungsi dan peruntukkannya; c. meminjamkan atau menyewakan rumah dinas, baik sebagian maupun keseluruhannya, kepada pihak lain; d. menyerahkan rumah dinas, baik sebagian maupun keseluruhannya, kepada pihak lain; dan e. menjaminkan rumah dinas atau menjadikan rumah dinas sebagai agunan atau bagian dari pertanggungan utang dalam bentuk apapun. Pasal 13 (1) Apabila pemegang SIP melanggar ketentuan sebagaimana tersebut dalam Pasal 11 dan Pasal 12 Keputusan ini maka SIP dinyatakan batal.

(2) Pembatalan SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan setelah mendapat peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali secara berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing peringatan paling lama 14 (empat belas) hari. BAB IX PENYERAHAN KEMBALI RUMAH DINAS Pasal 14 (1) Penyerahan kembali Rumah Dinas kepada Pemerintah Daerah dibuatkan dalam Berita Acara. (2) Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh pemegang SIP atau keluarga/ahli waris, dan selanjutnya diserahkan ke pengelola. (3) Penarikan kembali Rumah Dinas tanpa Berita Acara dapat dilakukan oleh pengelola apabila pemegang SIP tidak memperpanjang dan tidak membayar kewajiban selama 6 (enam) bulan. BAB X KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 15 (1) Bagi pegawai atau orang yang tidak berhak menempati Rumah Dinas dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, wajib mengosongkan dan menyerahkan Rumah Dinas kepada Pemerintah Daerah melalui BPKAD paling lambat 3 (tiga) bulan setelah Peraturan Bupati ini diundangkan. (2) Apabila dalam jangka waktu tersebut belum dilaksanakan, maka Pemerintah Daerah akan mengosongkan dengan cara mengambil tindakan tegas oleh aparat yang berwenang.

(3) Untuk pengosongan dan penyerahan Rumah Dinas tersebut, Pemerintah Daerah tidak menyediakan kompensasi dalam bentuk apapun. Pasal 16 (1) Apabila Pemerintah Daerah membutuhkan Rumah Dinas, baik yang dihuni maupun yang belum dihuni untuk kepentingan penyelenggaraan Pemerintahan, maka Pemerintah Daerah berhak membatalkan SIP yang telah diterbitkan. (2) Pembatalan SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan surat pemberitahuan paling singkat 3 (tiga) bulan sebelumnya. BAB XI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 17 Pada saat Peraturan Bupati ini diundangkan : a. Pejabat atau pegawai yang mempunyai hak dan telah menempati Rumah Dinas sebelum Peraturan Bupati ini diundangkan, paling lama 3 (tiga) bulan harus menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Bupati ini; b. Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan, pegawai sebagaimana dimaksud pada huruf a, tidak menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Bupati ini, maka haknya menjadi gugur. BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bangka Barat. Ditetapkan di Muntok pada tanggal 21 Agustus 2017 BUPATI BANGKA BARAT, ttd. Diundangkan di Muntok pada tanggal 21 Agustus 2017 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT, H. PARHAN ALI ttd. H. YUNAN HELMI BERITA DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT TAHUN 2017 NOMOR 20 SERI E