2016 HUBUNGAN ANTARA KESEIMBANGAN DAN REACTION TIME DENGAN KECEPATAN AWAL TENDANGAN BELAKANG PADA CABANG OLAHRAGA TARUNG DERAJAT

dokumen-dokumen yang mirip
2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

2016 PERBANDINGAN WHOLE BODY REACTION TIME DAN ANTICIPATION REACTION TIME ANTARA ATLET KATA DAN KUMITE CABANG OLAHRAGA KARATE

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL TERHADAP HASIL TENDANGAN USHIRO GERI DALAM KARATE

BAB I A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat

2015 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN DINAMIS DAN FLEKSIBILITAS PANGGUL TERHADAP PENAMPILAN POOMSAE (KORYO) PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shella Abdillah Sunjaya, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pandu Fauzi Fahmi, 2014 Profil Kualitas Interaksi Sosial Atlet Cabang Olahraga Beladiri

I. PENDAHULUAN. Taekwondo merupakan olahraga beladiri yang berakar pada tradisi dan

BAB I PENDAHULUAN. olahraga prestasi yang dipertandingkan baik di tingkat nasional maupun

PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sepak Takraw merupakan cabang olahraga permainan asli dari Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu. Olahraga

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, KOORDINASI MATA DAN TANGAN DENGAN KETEPATAN JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

2015 DAMPAK LATIHAN KELINCAHAN TERHADAP PENINGKATKAN SERANGAN TENDANGAN TEKNIK MAWASHI GERI PADA CABANG OLAHRAGA KARATE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

untuk mempelajari dan menyem-purnakan PENDAHULUAN teknik dan taktik. Sehingga koordinasi mata A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang olahraga yang berpotensi menyumbangkan medali di setiap

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

HUBUNGAN ANTARA REACTION TIME DAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN PUKULAN PADA CABANG OLAHRAGA TINJU

2015 PERBANDINGAN FOREHAND DRIVE ANTARA SKILLED DAN UNSKILLED DALAM CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terarah dan berkesinambungan. Karate adalah satu dari sekian banyak olahraga

2016 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMAMPUAN REAKSI DENGAN HASIL SERANGAN LANGSUNG PADA OLAHRAGA ANGGAR JENIS SENJATA FIORET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PENGARUH LATIHAN STABILISASI TERHADAP PENAMPILAN POOMSAE (KEUMGANG) PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO

BAB I PENDAHULUAN. beladiri yang beragam. Beladiri asli dan yang paling tua di Indonesia adalah

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan suatu rangkaian yang utuh, tidak dapat dipisah-pisahkan,

PROBABILITAS TENDANGAN KE ARAH BADAN DAN MUKA TERHADAP PELUANG POIN PADA PERTANDINGAN TAEKWONDO SIMULASI PRA KUALIFIKASI PORDA XI 2010

I. PENDAHULUAN. Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan

BAB I PENDAHULUAN. apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan

BAB III METODE PENELITIAN (X) O 1 O 2 (Y 1, Y 2 ) C O 1 O 2 (Y 1, Y 2 )

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan diri dari serangan luar. Oleh karena itu manusia perlu beladiri

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI DENGAN KECEPATAN DAN KETEPATAN SMASH DALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi salah satu pertandingan olahraga prestasi di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (IPSI) didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, yang di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Permana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. kualitas fisik dan bertujuan untuk meningkatkan penampilan olahraga. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. waktu, dan tempat dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara

BAB II KAJIAN TEORETIK. Taekwondo terdiri dari tiga kata dasar, yaitu: tae yang berarti kaki, kwon

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Lapangan

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu tentu juga didukung oleh kecepatan, kekuatan gerakan dan kemampuan. sencak silat dilakukan dengan cepat dan kuat.

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

2016 PERBANDINGAN HASIL TENDANGAN PENJAGA GAWANG ANTARA TEKNIK HALF VOLLEY, DROP KICK, DAN FORWARD KICK DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KELENTUKAN PINGGUL DAN KESEIMBANGAN TERHADAP DAYA LEDAK TENDANGAN JODAN MAWASHI GERI.

BAB I PENDAHULUAN. jasmani setiap individu berhak secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN TENDANGAN SABIT PADA ATLET PENCAK SILAT UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu yang berasal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pencak silat akan menghadapi lawan dengan gerakan yang terpola dan terukur.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kihon (gerakan dasar) yang mencakup antara lain : a) Dachi (kudakuda) b) Uke (Tangkisan) c) Tsuki (pukulan) d) Geri (tendangan)

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan hasil kerja dengan kadar tertentu, dan untuk menampilkan hasil

I. PENDAHULUAN. sehingga dengan mempelajari taekwondo, pikiran, jiwa dan raga kita secara

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan bagi atlet yang menunjukkan prestasi dan pembinaan atlet, baik

2015 PERBANDINGAN LATIHAN KEKUATAN SISTEM SUPERSET DENGAN SISTEM SET TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI

BAB I PENDAHULUAN (Nakayama, 1966). Karate berasal dari dua huruf Kanji; kara berarti kosong,

JUJUR GUNAWAN MANULLANG

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola

2014 PROFIL KECEPATAN TENDANGAN IDAN DOLLYO CHAGI PADA ATLET TIM TAEKWONDO UPI

BAB I PENDAHULUAN. belum menunjukkan prestasi yang membanggakan. Akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah sebuah aktivitas olah tubuh yang memiliki banyak sisi

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dede Syamsul Ma Arif, 2015

PANGONDIAN HOTLIBER PURBA Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan ABSTRAK

2015 PERBAND INGAN KECEPATAN REAKSI D AN ANTISIPASI REAKSI PAD A PENJAGA GAWANG D ALAM OLAHRAGA SEPAKBOLA D AN FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang

KONTRIBUSI DAYA TAHAN OTOT, POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI, KELENTUKAN, KESEIMBANGAN DAN REAKSI TERHADAP TENDANGAN DOLLYO. Jurnal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Olahraga Karate Indonesia ) yang beranggotakan pengurus pengurus karate. FORKI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. kedalam kesadaran di seluruh dunia serta perkembangan kebudayaan manusia.

1. Futsal mengasah teknik pemain 2. Futsal mengasah fisik pemain 3. Futsal mengasah pengetahuan taktis pemain 4. Futsal mengasah mental pemain

BAB I PENDAHULUAN. SEA Games, Asian Games dan Olimpiade. Berdasarkan data dari KONI, PON terakhir

PENGARUH PELATIHAN DECLINE PUSH-UP TERHADAP KECEPATAN PUKULAN LURUS PADA SISWA EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT MADRASAH ALIYAH NEGERI BATUDAA

2015 PERBANDINGAN EFEKTIVITAS SHOOTING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV BELA DIRI. 108 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tarung Derajat atau yang lebih dikenal dengan sebutan Boxer merupakan salah satu seni beladiri praktis yang berasal dari Indonesia. Di dalam Tarung Derajat ini mempelajari berbagai macam teknik-teknik dasar menendang dan memukul. Teknik-teknik dasar tersebut harus dikuasai untuk menunjang pada keterampilan di tingkat selanjutnya. Selain untuk penunjang ditingkat selanjutnya, teknik-teknik tendangan maupun pukulan digunakan di dalam pertandingan untuk melakukan penyerangan terhadap lawan. Apabila telah menguasai teknik-teknik dasar dengan benar, maka pada tahap selanjutnya akan lebih mudah melakukan gerakan-gerakan tendangan maupun pukulan yang sudah dimodifikasi dengan gerakan-gerakan lainnya. Teknik-teknik tendangan dasar di beladiri Tarung Derajat terdapat lima jenis yang harus dipelajari dan dikuasai. Dari kelima jenis tendangan tersebut diantaranya yaitu tendangan belakang, tendangan depan, tendangan samping, tendangan lingkar dan tendangan kait. Pada dasarnya setiap jenis tendangan memiliki karakteristik yang berbeda, namun secara garis besar tahapantahapan untuk melakukan suatu tendangan yaitu, mengangkat lutut, lalu melakukan tendangan dengan cara meluruskan kaki (dengan cara dilecut maupun didorong), dan kembali ke posisi semula. Saat melakukan tendangan harus dilakukan dengan cepat dan tepat, agar lawan yang mendapat serangan tersebut sulit untuk menghindari maupun menangkis tendangan yang diberikan. Adapun menurut Subekti Nur (2011:22) yang dikutip dalam jurnal skripsi Tajilah, Siti Meilani (2015) Tendangan yang dilakukan dengan cepat dan kuat dapat membuat lawan kesulitan dalam menangkis dan menangkap. Tendangan dalam cabang olahraga Tarung Derajat yang telah diuraikan diatas, hanya ada beberapa jenis tendangan saja yang boleh digunakan pada saat pertandingan, salah satu tendangan yang boleh digunakan pada saat pertandingan adalah tendangan belakang. Tendangan belakang, merupakan

2 tendangan yang dilakukan dengan cara membelakangi lawan lalu melancarkan tendangan pada target. Berikut uraian proses melakukan tendangan belakang, pertama-tama posisi awal salah satu kaki berada di depan dan kaki sebelahnya berada di belakang. Putar telapak kaki hingga posisi badan membelakangi lawan. Setelah posisi badan membelakangi lawan, angkat lutut yang akan digunakan untuk menendang dan dorongkan kaki kearah target hingga lurus setelah itu kembali ke posisi awal. Tendangan ini pun merupakan tendangan yang baik digunakan saat akan memberi serangan balasan kepada lawan, karena tendangan ini pun bisa dijadikan tendangan tipuan kepada lawan. Dalam jurnal skripsi Zein, Dian Mochamad (2014) Disebutkan Tendangan belakang sulit diantisipasi lawan dan mempunyai gerak tipuan dalam proses pelaksanaannya. Tendangan belakang merupakan tendangan yang sulit untuk dihindari oleh lawan, namun dibalik itu apabila melakukan tendangan belakang tidak sempurna maka akan menjadi boomerang bagi yang melakukan tendangan tersebut, karena dapat dianggap menjadi sebuah pelanggaran di dalam suatu pertandingan. Oleh karena itu untuk menghindari pelanggaran di dalam pertandingan, tendangan belakang tentunya harus dikuasai sebaik mungkin. Untuk menghasilkan tendangan belakang yang baik dan meminimalisir pelanggaran saat dipertandingan, perlu ditunjang dengan komponen-komponen kondisi fisik seperti keseimbangan dan reaction time. Komponen-komponen kondisi fisik merupakan salah satu faktor pendukung dalam melakukan tendangan belakang. Di dalam ilmu kepelatihan terdapat beberapa jenis komponen-komponen kondisi fisik, menurut Imanudin, Iman (2014:77) Ada beberapa jenis kondisi fisik, namun yang menjadi kondisi fisik dasar adalah: (1) fleksibilitas, (2) kecepatan, (3) kekuatan dan (4) daya tahan. Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam komponen-komponen kondisi fisik diantaranya keseimbangan dan reaction time. Apabila salah satu komponen fisik tidak terpenuhi, maka hasil tendangan belakang pun tidak akan maksimal. Keseimbangan merupakan keterampilan seseorang untuk mempertahankan kestabilan tubuhnya agar tidak terjatuh. Menurut Harsono (1988:223) yang dikutip dalam penelitian Fahrizal (2010:75) Terdapat dua macam keseimbangan diantaranya (1) Keseimbangan

3 statis, keseimbangan dengan ruang geraknya biasanya sangat kecil dan (2) Keseimbangan dinamis, kemampuan orang untuk bergerak dari satu titik atau ruang ke lain titik atau ruang dengan mempertahankan keseimbangannya. Melakukan tendangan belakang termasuk pada keseimbangan dinamis, karena pada saat melakukan tendangan bergerak dari titik satu ke titik selanjutnya. Keseimbangan ini dibutuhkan untuk menunjang tendangan belakang, karena saat melakukan tendangan tubuh berputar lalu bertumpu pada satu kaki, pada saat itu kestabilan tubuh diperlukan. Selain keseimbangan unsur komponen kondisi fisik lain yang menunjang yaitu reaction time. Adapun menurut Harsono (1988:217) yang dikutip dalam jurnal skripsi Saputra, Reza Pradipta (2014:16) Waktu reaksi adalah waktu antara pemberian rangsangan (stimulus) dengan gerakan pertama. Reaction time ini dibutuhkan pada cabang olahraga beladiri terutama pada saat dipertandingan. apabila lawan memberikan serangan, reaksi awal untuk menanggapi serangan tersebut adalah menghindari atau melawannya dengan cepat. Seperti saat akan melakukan penyerangan balasan kepada lawan dengan menggunakan tendangan belakang, gerakan awal yang dilakukan saat akan melakukan tendangan belakang membutuhkan reaksi yang baik. Oleh karena itu, keseimbangan dan reaction time dibutuhkan sebagai penunjang untuk melakukan tendangan belakang, namun disisi lain komponen-komponen kondisi fisik yang lainnya pun tetap memberikan pengaruh pada kelangsungan tendangan belakang. Peneliti ingin meneliti tentang komponen-komponen tersebut karena belum banyak yang meneliti tentang keseimbangan dan reaction time yang berhubungan dengan tendangan belakang khusunya pada cabang olahraga tarung derajat, sedangkan unsur tersebut menurut peneliti penting dalam melakukan tendangan belakang. Dalam melakukan tendangan, biasanya banyak yang berfokus hanya pada kecepatan dan kekuatan tendangannya saja. Maka dari itu timbulah suatu masalah yang perlu diteliti kembali kebenarannya dalam penelitian yang berjudul Hubungan antara keseimbangan dan reaction time dengan kecepatan awal tendangan belakang pada cabang olahraga Tarung Derajat. Dengan begitu unsur-unsur komponen

4 kondisi fisik seperti keseimbangan dan reaction time lebih diperhatikan juga untuk menunjang tendangan belakang ini. B. Rumusan Masalah Penelitian Paparan dari latar belakang penelitian tentang Hubungan antara keseimbangan dan reaction time dengan kecepatan awal tendangan belakang pada cabang olahraga Tarung Derajat yang telah diuraikan diatas, maka timbul rumusan masalah yang mengidentifikasi spesifik mengenai masalah yang akan diteliti, yaitu: 1. Hubungan antara keseimbangan dengan kecepatan awal tendangan belakang pada cabang olahraga Tarung Derajat? 2. Hubungan antara Reaction Time dengan kecepatan awal tendangan belakang pada cabang olahraga Tarung Derajat? 3. Hubungan antara keseimbangan dan reaction time dengan kecepatan awal tendangan belakang pada cabang olahraga Tarung Derajat? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, tujuan dilaksanakannya penelititan ini untuk: 1. Mengetahui hubungan antara keseimbangan dengan kecepatan awal tendangan belakang pada cabang olahraga Tarung Derajat. 2. Mengetahui hubungan antara reaction time dengan kecepatan awal tendangan belakang pada cabang olahraga tarung Derajat. 3. Mengetahui antara hubungan keseimbangan dan reaction time dengan kecepatan awal tendangan belakang pada cabang olahraga Tarung Derajat. D. Manfaat/Signifikansi Penelitian Hasil penelitian yang berjudul Hubungan antara Keseimbangan dan Reaction Time dengan kecepatan awal tendangan belakang pada cabang olahraga Tarung Derajat, peneliti berharap dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi mahasiswa Ilmu keolahragaan pada umumnya. Harapan penulis dari manfaat penelitian ini adalah:

5 1. Secara teoritis: a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang hubungan keseimbangan dan reaction time dengan kecepatan awal tendangan belakang pada cabang olahraga Tarung Derajat. b. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan informasi atau referensi bagi pelatih maupun mahasiswa Ilmu Keolahragaan yang hendak meneliti tentang keseimbangan dan reaction time. 2. Secara Praktis: a. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas atlet Tarung Derajat dalam segi keseimbangan dan reaction time untuk mendukung dalam melakukan tendangan belakang. E. Struktur Organisasi Skripsi 1. BAB I : Pendahuluan BAB I ini menjelaskan secara singkat mengenai topik atau isu yang akan diangkat dalam penelitian dengan judul Hubungan antara keseimbangan dan reaction time dengan kecepatan awal tendangan belakang pada cabang olahraga Tarung Derajat dengan struktur BAB I Pendahuluan : a. Latar Belakang Penelitian b. Rumusan masalah penelitian, c. Tujuan penelitian, d. Manfaat signifikansi penelitian, dan e. Struktur organisasi skripsi. 2. BAB II : Kajian Pustaka Landasan Teoritis BAB II ini di jelaskan secara mendalam mengenai topik dan permasalahan yang diangkat dalam judul Hubungan antara keseimbangan dan reaction time dengan kecepatan awal tendangan belakang pada cabang olahraga Tarung Derajat

6 3. BAB III : Metode Penelitian BAB III ini menjelaskan alur penelitian dari mulai pendekatan penelitian yang diterapkan, instrumen yang digunakan, tahapan pengumpulan data yang dilakukan, hingga langkah langkah analisis data yang di jalankan. Adapun struktur BAB III sebagai berikut: a. Desain penelitian, b. Partisipan, c. Populasi dan sampel, d. Instrument penelitian, e. Prosedur penelitian, f. Analisis data. 4. BAB IV : Temuan dan Pembahasan BAB IV ini menjelaskan mengenai temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian, dan pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. 5. BAB V : Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi. BAB V ini memaparkan kesimpulan hasil analisis temuan dari penelitian dan memberitahukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian ini. Simpulan ini menjawab pertanyaan dari rumusan masalah penelitian. Dalam BAB V ini juga menujukan implikasi dan rekomendasi untuk para pembuat kebijakan, para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan, kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya, dan kepada pemecah masalah dilapangan.