BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam konteks sosial. Secara lisan, wacana merupakan proses. penyapa dalam hal ini adalah penulis itu sendiri.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1987 : 27), Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

Oleh Rezki Agus Pandai Yani Tanjung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tulisan. Bahasa juga memegang peranan penting dalam kehidupan sosial

BAB I PENDAHULUAN. Teks khotbah Idul Adha yang disampaikan di masjid Agung Surakarta pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. baru tersebut, maka badan bahasa bertindak menjadi agen perubahan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

BAB I PENDAHULUAN. memahami wacana dengan baik dan tepat diperlukan bekal pengetahuan

PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan berkomunikasi. Dalam kegiatan berkomunikasi, manusia. perasaan, mengungkapakan kejadian yang dialami, bahkan mengungkapkan

PENANDA KOHESI SUBTITUSI PADA WACANA KOLOM JATI DIRI JAWA POS EDISI BULAN JANUARI 2008

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Bahasa digunakan untuk menyampaikan informasi yang berupa pesan, ide,

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan manusia sehari-hari tidak pernah terlepas dari proses interaksi

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah

PRATIWI AMALLIYAH A

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan ide, gagasan dan pesan yang hendak disampaikan oleh penutur

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA CERITA ANAK DI SKRIPSI

ANALISIS WACANA MONOLOG TAJUK RENCANA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. panjang daripada sebuah kalimat yang saling berhubungan satu sama lain. Selain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

KAJIAN REPETISI PADA CERPEN PERJAMUAN MALAIKAT KARYA AFIFAH AFRA. SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dan akibat untuk menjelaskan suatu kesatuan gagasan atau tema. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyatu dengan pemiliknya. Sebagai salah satu milik, bahasa selalu muncul dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Peluang: Pengembangan Pengajaran Tata Bahasa dalam Wacana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam berinteraksi, manusia memerlukan bahasa. Bahasa memegang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. informasi dengan menggunakan perantara. Komunikasi bahasa tulis

ARTIKEL ILMIAH KEKOHESIFAN WACANA DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII TERBITAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013

KEUTUHAN WACANA LEMBAR KERJA SISWA (LKS): ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI (JURNAL INI MASIH MELALUI PROSES PENYUNTINGAN)

BAB I PENDAHULUAN. novel, buku, surat, dan dokumen tertulis, yang dilihat dari struktur lahirnya (dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:9) yang. Kegiatan komunikasi yang baik didukung oleh salah satu komponen

BAB I PENDAHULUAN. saatnya menyesuaikan diri dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa tulis seoarang penulis tidak hanya mewujudkan apa yang dipikirkan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan bahasa untuk berkomunikasi. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan. manusia untuk saling menyampaikan pesan dan maksud yang akan

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO

BAB I PENDAHULUAN. karangan pidato. Sebuah kalimat memerlukan adanya diksi atau pilihan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mampu merujuk objek ke dalam dunia nyata, misalnya mampu menyebut nama,

PROGRAM PPISMP GWP 1092 WACANA PENULISAN Topik 1: Pengenalan kepada Wacana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18)

I. PENDAHULUAN. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi (Pateda, 1990: 4). Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan. jenis tulisan baik tulisan fiksi maupun nonfiksi.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana adalah satuan bahasa baik secara lisan maupun tertulis yang memiliki keterkaitan atau keruntutan antarbagian (kohesi) serta keterpaduan (koheren) sehingga membentuk sebuah kesatuan makna yang digunakan untuk berkomunikasi dalam konteks sosial. Secara lisan, wacana merupakan proses komunikasi antara penyapa dan pesapa, sedangkan dalam komunikasi secara tertulis, wacana terlihat sebagai hasil dari pengungkapan ide atau gagasan penyapa dalam hal ini adalah penulis itu sendiri. Menurut Darma (2009: 1) Wacana dibentuk oleh paragraf-paragraf sedangkan paragraf dibentuk oleh kalimat kalimat. Yang membentuk paragraf itu harus merangkai kalimat satu dengan kalimat berikutnya dan harus berkaitan sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh atau membentuk satu gagasan selanjutnya, paragraf paragraf pun merangkai secara utuh membentuk sebuah wacana yang memiliki tema utuh. Halliday dan Hasan (1992: 14) menyatakan bahwa Teks itu pada dasarnya adalah satuan makna. Ia bukan sesuatu yang dapat diberi batasan seperti sejenis kalimat, melainkan lebih besar. Jadi, teks adalah satuan bahasa yang berupa bahasa tulis maupun berupa bahasa lisan yang dihasilkan dari interaksi atau komunikasi manusia. Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi untuk menyatakan pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang suatu hal. Pidato biasanya dibawakan oleh seseorang yang memberikan orasi-orasi, dan pernyataan tentang suatu hal/peristiwa yang penting dan patut 1

2 diperbincangkan. Pidato merupakan suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan dengan orang banyak. Contoh pidato seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya. Teks pidato merupakan salah satu bentuk wacana, sebab teks pidato termasuk media untuk menyampaikan informasi. Teks pidato termasuk ke dalam jenis wacana monolog. Menurut Darma (2009: 32) Wacana monolog adalah wacana yang tidak melibatkan suatu bentuk tutur percakapan atau pembicaraan dua pihak yang berkepentingan, yang termasuk ke dalam wacana monolog adalah semua bentuk teks, surat, bacaan, dan sebagainya. Penulisan wacana teks pidato harus disajikan secara efektif agar maksud dan tujuan isi teks pidato dapat tersampaikan dengan jelas. Wacana yang efektif merupakan wacana yang mengandung pengertian mudah untuk dipahami maknanya. Salah satu faktor pendukung untuk membentuk wacana yang efektif adalah penggunaan sarana kohesi. Menurut Tarigan (1987: 96) menyatakan bahwa Kohesi merupakan organisasi sintaktik, merupakan wadah kalimat-kalimat disusun secara padu dan padat untuk menghsilkan tuturan. Konsep kohesi mengacu kepada hubungan bentuk. Artinya unsur-unsur wacana (kata atau kalimat) yang digunakan untuk menyusun suatu wacana memiliki keterkaitan secara padu dan utuh. Suatu teks atau wacana dapat dikatakan kohesif apabila terdapat kesesuaian secara bentuk bahasa terhadap konteks (Tarigan, 2009: 93). Kohesi wacana terbagi dalam dua aspek yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal artinya kepaduan

3 bentuk sesuai dengan tata bahasa. Sedangkan kohesi leksikal artinya kepaduan bentuk sesuai dengan kata. Untuk menciptakan keserasian hubungan antar unsur dalam wacana, maka hal yang perlu diperhatikan adalah kekohesifannya. Kohesi adalah salah satu unsur pendukung untuk membentuk wacana yang baik. Sebuah wacana mengandung ide yang ingin disampaikan oleh penulisnya kepada pembaca. Dalam menyampaikan idenya, penulis menggunakan wacana yang utuh dan koheren, sehingga penyampaian ide tampak tertata, menyatu dan mudah diserap oleh pembaca. Sesuai dengan pendapat Moeliono (1993: 26) Kohesi adalah keserasian hubungan antar unsur yang satu dengan yang lain dalam wacana sehingga terciptalah pengertian yang apik atau koheren. Maka dari itu penulis lebih menitikberatkan penelitian ini pada penggunaan sarana kohesinya. Wacana teks pidato memiliki kekohesifan dan kekoherensian sehingga dapat mempermudah pembaca memahami isi pesan yang disampaikan. Dari hasil pengamatan penulis, diketahui wacana dalam teks pidato terdapat berbagai macam sarana kohesi untuk menghubungkan kata, frasa, klausa, dan kalimat. Namun, selama ini belum diketahui secara jelas tentang sarana kohesi apa saja yang terdapat dalam wacana teks pidato. Penelitian mengenai kekohesifan wacana juga telah dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu Epa Yanti (2010), dengan skripsi berjudul Kekohesifan Wacana Opini Terbitan Harian Jambi Ekspres Edisi Mei Tahun 2014. Dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa wacana opini terbitan Jambi Ekspres edisi Mei tahun 2014 menggunakan 8 jenis sarana kohesi. Selain itu, Mainingsih (2011)

4 juga pernah melakukan penelitian tentang Kekohesifan Wacana Surat Dinas yang Dikeluarkan Oleh Kantor Camat VII Koto Ilir Kabupaten Tebo Provinsi Jambi. Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang penggunaan sarana kohesi wacana teks pidato pemerintah daerah Provinsi Jambi pada paripurna 6 Januari 2016. Alasan penulis memilih tempat di kantor pemerintahan daerah Provinsi Jambi karena penulis ingin memberikan masukan dan kontribusi terhadap kantor pemerintahan daerah Provinsi Jambi. Penulis memilih teks pidato pemerintah daerah Provinsi Jambi pada paripurna 6 Januari 2016 sebagai objek penelitian karena salain teks pidato pemerintah daerah sebagai salah satu bentuk wacana, teks pidato pemerintah daerah merupakan sarana untuk memberikan informasi (instruktif) menyangkut tentang kepentingan tugas dan kegiatan-kegiatan di pemerintahan daerah tersebut. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan maka penulis tertarik untuk mengetahui penggunaan sarana kohesi dan kekohesifan yang terdapat dalam wacana teks pidato pemerintah daerah Provinsi Jambi. Dan mengambil judul Analisis Penggunaan Sarana Kohesi Wacana Teks Pidato Pemerintah Daerah Provinsi Jambi Pada Paripurna 6 Januari 2016. 1.2 Batasan Masalah Agar penelitian lebih terarah dan tidak meluas maka penelitian ini dibatasi pada pembahasan penggunaan sarana kohesi yang terdapat dalam wacana teks pidato. Wacana teks pidato yang diteliti adalah teks pidato pada peringatan hari ulang tahun ke-59 Provinsi Jambi yang disampaikan dalam Sidang Paripurna DPRD Provinsi Jambi 6 Januari 2016.

5 1.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut 1) Sarana kohesi apa saja yang terdapat dalam wacana teks pidato pemerintah daerah Provinsi Jambi pada Paripurna 6 Januari 2016? 2) Bagaimana penggunaan sarana kohesi dalam wacana teks pidato pemerintah daerah Provinsi Jambi pada Paripurna 6 Januari 2016? 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, diantaranya adalah sebagai berikut. 1) Mendeskripsikan sarana kohesi wacana yang terdapat dalam wacana teks pidato pemerintah daerah Provinsi Jambi pada Paripurna 6 Januari 2016. 2) Mendeskripsikan penggunaan sarana kohesi dalam wacana teks pidato pemerintah daerah Provinsi Jambi pada Paripurna 6 Januari 2016. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini dibagi dua, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1.5.1 Manfaat Teoretis Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan teori tentang wacana, khususnya tentang penggunaan sarana kohesi dalam wacana teks pidato.

6 1.5.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat: 1) Memberikan informasi kepada pembaca mengenai sarana kohesi dalam teks pidato. 2) Sebagai bahan rujukan bagi peneliti lain yang tertarik pada penelitian mengenai penggunaan sarana kohesi pada wacana.