Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap Penurunan Nyeri pada Pasien Fraktur

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN FRAKTUR TENTANG TEHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI TAHUN 2014

Resa Nirmala Jona *), Sri Widodo **), Shobirun ***)

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN FRAKTUR DI RUANGAN BEDAH RSUD PROF.

Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang banyak dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGINARY TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMY DI RS DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

PENGARUH MENDENGAR MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PASIEN PASCA OPERASI APENDISITIS

PENGARUH PEMBERIAN GUIDED IMAGERY TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta

PERBEDAAN TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN DENGAN MENDENGARKAN MUSIK KERONCONG TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST

SKRIPSI SULASTRI J

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG

Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Nyeri Pasien Post Seksio Sesaria Di Rsi Sunan Kudus Kabupaten Kudus Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB 1 PENDAHULUAN. Citra diri merupakan sebuah keadaan dalam pikiran tentang diri. Anda, kehilangan citra dirinya dan merasa buruk tentang diri mereka

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012).

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 1, Februari 2011

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

PENATALAKSANAAN NYERI NON FARMAKOLOGIS OLEH PERAWAT PADA PASIEN POST OPERATIF DI RUANG DAHLIA RUMAHSAKIT UMUM DAERAH (RSUD)

BAB I PENDAHULUAN. sementara di tahun 2011 terdapat korban. Korban luka ringan pada

PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI PERNAFASAN PADA TERAPI LATIHAN PASIF MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN LUKA BAKAR DERAJAT II DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode Quasy

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

PENGARUH PELATIHAN PATIENT HANDLING TERHADAP PENURUNAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG AKIBAT KERJA

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

EFEKTIFITAS RELAKSASI NAFAS DALAM DAN DISTRAKSI BACA MENURUNKAN NYERI PASCA OPERASI PASIEN FRAKTUR FEMUR

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. kasus yang belum terselesaikan. Disisi lain juga telah terjadi peningkatan

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG

Abstrak. Kata kunci: nyeri pinggang bawah, kompres hangat, lansia. Abstract

The 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan Sectio Caesaria (SC) adalah sekitar 10 % sampai 15 %, dari semua

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).

PENGARUH CYTRUS (ORANGE) AROMATHERAPY TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RSUD KOTA MADIUN

PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF TERHADAP KEKUATAN OTOT PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR HUMERUS DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

PENGARUH PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION (PMR) TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA PASIEN TENSION TYPE HEADACHE (TTH) Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh, dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

BAB V PEMBAHASAN. perineum pada ibu postpartum di RSUD Surakarta. A. Tingkat Nyeri Jahitan Perineum Sebelum Diberi Aromaterapi Lavender

PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSI EKSTREMITAS SENDI LUTUT PADA PASIEN POST OPERASI (ORIF) FRAKTUR FEMUR

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI ESENSIAL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

Pengaruh Kompres Dingin Terhadap Pengurangan Nyeri Luka Perineum Pada Ibu Nifas di BPS Siti Alfirdaus Kingking Kabupaten Tuban

CHARISA CHAQ ( S) RIZKA YUNI FARCHATI ( S)

Kata Kunci : Intensitas nyeri, Transcutan Electric Neurogenic Stimulator (TENS), Terapi es

PENGARUH TEHNIK RELAKSASI TERHADAP RESPON ADAPTASI NYERI PADA PASIEN APENDEKTOMI

BAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.

Efek Kecemasan terhadap Peningkatan Tekanan Darah Penderita Pre OP ORIF. The Effect Anxiety to Increased Blood Pressure in Patients with Pre Op ORIF

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan kehidupan masyarakat sekarang telah mengalami perubahan dalam

TESIS PENGARUH PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA PASIEN TENSION TYPE HEADACHE (TTH)

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. untuk membandingkan adakah perbedaan Visual Analog Scale (VAS)

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

BAB I PENDAHULUAN. reversible di mana trakea dan bronkus berespon secara hiperaktif terhadap stimuli

KOMPRES HANGAT ATASI NYERI PADA PETANI PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH DI KELURAHAN CANDI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI

EFEKTIFITAS KOMPRES HANGAT PADA AREA LUMBAL TERHADAP PENURUNAN NYERI PASCA BEDAH FRAKTUR EKSTREMITAS BAWAH DI RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas sel tubuh melalui impuls-impuls elektrik. Perjalanan impuls-impuls

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT DISMENORE PADA KARYAWATI BIMBINGAN BELAJAR QUANTUM KIDS PONTIANAK

Vivi Oktasari a, Atih Rahayuningsih a, Mira Susanti b a Fakultas Keperawatan Universitas Andalas b RSUP Dr. M. Djamil Padang

Volume 3 / Nomor 3 / November 2016 ISSN : EFEKTIVITAS RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA I DI BPM FAJAR ENDROWATI BOYOLALI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 52 Jombang. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Jombang. dalam layanan pilihan utama masyarakat di Kabupaten Jombang

Pengaruh ROM Aktif Asistif Terhadap Peristaltik Usus Pada Pasien Post Operasi Dengan General Anestesi Di RSUD Ambarawa

Transkripsi:

Jurnal Kesehatan Volume 9, Nomor 2, Agustus 2018 ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online) http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/jk Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap Penurunan Nyeri pada Pasien Fraktur Lela Aini 1, Reza Reskita 2 1,2 Program Studi Ners, STIK Siti Khadijah Palembang, Indonesia Email: lela.aini15@gmail.com Abstract: The Effects of Deep Breathing Relaxation Techniques of Pain Reduction Fracture Patient. Fracture is a crack on bones that is caused by trauma, or other physical energy so that the medical fracture patient will experience start from light until a heavy level of pain. According to data RSI Siti Khadijah Palembang, the number one of patients fractures tend to increase in 2016 as many 423 people. The aim of this study is to see whether there is or is not any breath relaxation technique in case of relieving the pain of fracture patients. This study is using the pre-experimental design in an involving a subject group, with One group Pretest-Posttest project. Sample taking technique is performed with Purposive Sampling method that consumes 30 respondents. This study is performed on 15th of June- 14th of July 2017 in RSI Siti Khadijah Palembang. The summary of the research shows that before the internal breath relaxation technique is done from 30 respondents, 10 of them experience the pain on scale of 4 as equal as (35,7%), either experience the reduction after the breath relaxation technique is done on scale of 2 and 3 each 8 respondents or as equal as (28,6%). The statistics test result that is using the Wilcoxon check (p-value=0.001) < α (0,05) is obtained which that means there is an effect of breath relaxation technique according to the pain revelation of medical fracture patients in RSI Siti Khadijah Palembang on 2017. With this study, it is expected that health workers can implement deep breathing relaxation techniques to reduce pain in fracture patients. Keywords: Deep breathing relaxation technique, Fracture pain Abstrak: Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap Penurunan Nyeri pada Pasien Fraktur. Fraktur adalah retak atau patah tulang yang disebabkan oleh trauma, atau tenaga fisik lainnya sehingga pasien fraktur akan mengalami nyeri dari ringan hingga berat. Di RSI Siti Khadijah Palembang jumlah pasien fraktur pada tahun 2016 mencapai 423 orang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh teknik relaksasi nafas terhadap penurunan nyeri pada pasien fraktur. Penelitian ini menggunakan desain Pra-eksperimental dengan cara melibatkan satu kelompok subjek, dengan rancangan One Group pretest-posttest. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling yang berjumlah 30 responden. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017 di RSI Siti Khadijah Palembang. Analisis data penelitian ini menggunakan uji wilcoxon didapatkan (p-value=0.001) yang artinya ada pengaruh teknik relaksasi nafas dalan terhadap penurunan nyeri pada pasien fraktur di RSI Siti Khadijah Palembang. Dengan adanya penelitian ini diharapkan petugas kesehatan dapat mengimplementasikan teknik relaksasi nafas terhadap penurunan nyeri pada pasien fraktur. Kata kunci: Nyeri fraktur, Teknik relaksasi nafas Fraktur adalah setiap retak atau patah tulang yang disebabkan oleh trauma, tenaga fisik, kekuatan, sudut, keadaan tulang dan jaringan lunak disekitar tulang yang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi disebut lengkap atau tidak lengkap. Gangguan kesehatan yang banyak dijumpai dan menjadi salah satu masalah dipusatpusat pelayanan kesehatan di seluruh dunia salah satunya adalah fraktur (Budhiartha, 2013). Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat pada tahun 2011-2012 terdapat 5,6 juta orang meninggal dunia dan 1,3 juta orang menderita fraktur akibat kecelakaan lalu lintas. Tingkat kecelakaan transportasi jalan di kawasan Asia Pasifik memberikan kontribusi sebesar 44% dari total kecelakaan di dunia, yang dinya termasuk Indonesia. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Depkes RI (2013) di Indonesia terjadi kasus fraktur yang disebabkan oleh cedera antara lain karena jatuh, kecelakaan lalulintas dan trauma benda tajam/tumpul. Dari 45.987 peristiwa terjatuh yang mengalami fraktur 262

Aini, Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap Penurunan Nyeri pada Pasien Fraktur 263 sebanyak 1.775 orang (3,8%), dari 20.829 kasus kecelakaan lalulintas, yang mengalami fraktur sebanyak 1.770 orang (8,5%) dari 14.127 trauma benda tajam/tumpul, yang mengalami fraktur sebanyak 236 orang (1,7%) (Kemenkes RI, 2013). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2015 didapatkan sekitar 2.900 orang yang mengalami insiden fraktur, 56% diantaranya mengalami kecacatan fisik, 24% mengalami kematian, 15% mengalami kesembuhan dan 5% mengalami gangguan psikologis atau depresi. Menurut data RSI Siti Khadijah Palembang jumlah pasien fraktur cenderung meningkat berturut-turut dari tahun 2014 mencapai 338 orang, pada tahun 2015 397 orang, dan pada tahun 2016 mencapai 423 orang. Fraktur lebih dominan terjadi pada laki-laki dengan persentase 75%. Menurut Helmi (2012), manifestasi klinik dari fraktur ini berupa nyeri. Nyeri pada penderita fraktur bersifat tajam dan menusuk (Brunner & Suddarth, 2011). Seseorang dapat belajar menghadapi nyeri melalui aktivitas kognitif dan perilaku, seperti distraksi, guided imagery dan banyak tidur. Individu dapat berespons terhadap nyeri dan mencari intervensi fisik untuk mengatasi nyeri, seperti analgesik, masase, dan olahraga (Kozier, et al., 2009). Gerakan tubuh dan ekspresi wajah dapat mengindikasikan adanya nyeri, seperti gigi mengatup, menutup mata dengan rapat, wajah meringis, merengek, menjerit dan imobilisasi tubuh (Kozier, et al., 2009). Penanganan nyeri dengan melakukan teknik relaksasi merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengurangi nyeri. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa relaksasi nafas sangat efektif menurunkan nyeri pasca operasi (Sehono, 2010). Teknik relaksasi dapat menurunkan nyeri dengan merilekskan ketegangan otot yang menunjang nyeri. Teknik relaksasi terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat, berirama. Pasien dapat memejamkan matanya dan bernafas dengan perlahan dan nyaman (Smeltzer et al., 2010). Menurut Ayudianingsih (2009) hasil penelitiannya menginterpretasikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan teknik relaksasi nafas terhadap penurunan nyeri pada pasien pasca operasi fraktur femur di Rumah Sakit Karima Utama Surakarta. Nilai p- value sebesar (0,006) dengan taraf signifikan (0.05). Hasil observasi awal di RSI Siti Khadijah Palembang, pemberian tindakan non farmakologi untuk mengatasi nyeri fraktur misalnya relaksasi nafas masih jarang dilakukan.berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian berjudul Pengaruh teknik relaksasi nafas terhadap penurunan nyeri pada pasien fraktur di RSI Siti Khadijah Palembang Tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi nafas terhadap penurunan nyeri pada pasien fraktur di RSI Siti Khadijah Palembang. METODE Penelitian ini menggunakan desain Praeksperimental dengan cara melibatkan satu kelompok subjek, dengan rancangan One Group pretest-posttest. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Juni-14 Juli 2017 di RSI Siti Khadijah Palembang.Populasi pada penelitian ini semua pasien fraktur yang mendapat perawatan di RSI Siti Khadijah Palembang. Sampel penelitian ini didapat menggunakan rumus sampel rerata menurut Nursalam (2016) dengan perkiraan besar populasi 30 (Nursalam Agung, 2013) dan proporsi kasus sebesar 50 persen sehingga didapatkan jumlah sampel sebanyak 30 responden diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi usia 16-55 tahun, grade fraktur 1-3, pengukuran skala nyeri menggunakan Numeric Rating Scale dengan skala 0 (tidak nyeri), 1-3 (nyeri ringan) dan 4-6 (nyeri sedang), responden diberikan analgetik yang sama dan telah lebih dari 8 jam. Data dianalisa secara 2 tahapan yaitu: analisa univariat untuk melihat distribusi frekuensi dan analisa bivariat dengan statistik nonparametrik menggunakan uji wilcoxon untuk mengetahui skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi napas. HASIL Tabel 1. Rerata Skala Nyeri Responden berdasarkan Skala Nyeri Sebelum Dilakukan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Variabel Mean Median± SD Min-Max Sebelum dilakukan Teknik Relaksasi Nafas Dalam 4,21 4±1,074 2-6

264 Jurnal Kesehatan, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2018, hlm 262-266 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa rerata skala nyeri pasien fraktur sebelum dilakukan teknik relaksasi nafas adalah 4,21 median 4 dengan standar deviasi 1,074 dan skala nyeri terendah 2 (nyeri ringan) dan tertinggi 6 (nyeri sedang). Tabel 2. Rerata Skala Nyeri Responden berdasarkan Skala Nyeri Sesudah Dilakukan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Variabel Mean Median±SD Minmax Sesudah dilakukan teknik 2,80 3±1,218 1-5 relaksasi nafas Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa rerata nyeri sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas adalah 2.80 median 3 dengan standar deviasi 1,218 dan nilai terendah skala nyeri 1 (nyeri ringan) dan tertinggi skala nyeri 5 (nyeri sedang). Tabel 3. Pengaruh Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah Dilakukan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Variabel Sebelum Teknik Relaksasi nafas Sesudah Teknik Relaksasi Nafas Median (min-max) 4 (2-6) 3 (1-5) p-value 0,001 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat ratarata skala nyeri pasien frakur sebelum dilakukan teknik relaksasi nafas adalah skala 4 (nyeri sedang) dan untuk skor tingkat skala nyeri tertinggi dan terendah yaitu 2 (nyeri ringan) dan 6 (nyeri sedang). Sedangkan rata-rata skala nyeri setelah dilakukan teknik relaksasi nafas adalah 2,80 atau dengan skala 3 (nyeri ringan) dan untuk skor tertinggi dan terendah yaitu 1 (nyeri ringan) dan 5 (nyeri sedang). Hasil uji statistik didapatkan nilai p-value=0,001, maka dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan tingkat skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas pada pasien fraktur di RSI Siti Khadijah Palembang Tahun 2017. PEMBAHASAN Skala Nyeri Sebelum Dilakukan Teknik Relaksasi Berdasarkan hasil analisis univariat pada nyeri fraktur sebelum dilakukan teknik relaksasi nafas dari 30 responden yang mengalami nyeri fraktur rata-rata mengalami nyeri pada skala nyeri 4 (sedang). Menurut LeMone dkk (2016) Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan actual atau potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Berdasarkan teori dan penelitian terkait peneliti berasumsi bahwa nyeri fraktur disebabkan terputusnya kontinuitas jaringan sehingga mengirimkan impuls ke hipothalamus. Nyeri yang dirasakan sebelum dilakukan teknik relaksasi nafas yang sering muncul adalah rata-rata pada skala sedang disebabkan fraktur yang dialami cukup komplels, dengan ciri-ciri responden meringis, menyeringai, dapat mendeskripsikan nyeri nya dan menunjukkan lokasi nyeri serta dapat mengikuti perintah dengan baik. Skala Nyeri Sesudah Dilakukan Teknik Relaksasi. Berdasarkan hasil analisis univariat pada nyeri fraktur sebelum dilakukan teknik relaksasi nafas dari 30 responden yang mengalami nyeri fraktur rata-rata mengalami nyeri pada skala nyeri 3 atau tingkat nyeri ringan. Teknik relaksasi dapat menurunkan nyeri dengan merilekskan ketegangan otot yang menunjang nyeri. Teknik relaksasi terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat, berirama.pasien dapat memejamkan matanya dan bernafas dengan perlahan dan nyaman (Smeltzer et al., 2010). Hasil penelitian Agung dkk (2013) dengan judul Terdapat pengaruh pemberian teknik relaksasi nafas terhadap tingkat nyeri pada pasien post operasi Dengan anestesi umum di rsud dr. Moewardi Surakarta menunjukan bahwa teknik relaksasi nafas menunjukkan sebagian besar tingkat nyeri yang dirasakan responden sebelum diberikan teknik relaksasi nafas adalah skala 6 atau nyeri sedang dan setelah diberikan teknik relaksasi nafas menjadi skala 3 atau nyeri ringan. Berdasarkan teori dan penelitian terkait peneliti berasumsi bahwa nyeri yang dirasakan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas

Aini, Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap Penurunan Nyeri pada Pasien Fraktur 265 yang sering muncul pada pasien fraktur adalah nyeri ringan dengan ciri-ciri yang tidak menimbulkan gelisah dan secara objektif dapat berkomunikasi dengan baik. Hal ini disebabkan melalui pemberin teknik relaksasi nafas menciptakan kenyamanan, pasien merasa rileks dengan kegiatan tersebut mampu meningkatkan suplai oksigen sel tubuh yang akhirnya dapat mengurangi nyeri yang dialami responden Pengaruh Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah Dilakukan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Dari hasil penelitian variabel peneliti pengaruh teknik relaksasi nafas terhadap penurunan skala nyeri pada pasien fraktur di RSI Siti Khadijah Palembang (p-value=0,001). Hal ini berarti terjadi penurunan skala nyeri sesudah mendapatkan perlakuan teknik relaksasi nafas pada pasien fraktur, yaitu rata-rata skala nyeri sebelum dilakukan teknik relaksasi nafas adalah 4 dan setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalan adalah 2,80. Keadaan ini menggambarkan bahwa teknik relaksasi nafas dalan mempengaruhi skaka nyeri pada pasien fraktur. Respon nyeri yang dirasakan oleh setiap pasien berbeda-beda sehingga perlu dilakukan eksplorasi untuk menentukan nilai nyeri tersebut. Menurut Syahriyani (2010, Cahyaningrum, 2016), perbedaan tingkat nyeri yang dipersepsikan oleh pasien disebabkan oleh kemampuan sikap individu merespon dan mempersepsikan nyeri yang dialami. Kemampuan mempersepsikan nyeri dipengaruhi oleh beberapa faktor dan berbeda diantara individu. Tidak semua orang terpajan terhadap stimulus yang sama mengalami intensitas nyeri yang sama. Sensasi yang sangat nyeri bagi seseorang mungkin hampir tidak terasa bagi orang lain. Salah satu upaya untuk menurunkan nyeri adalah dengan menggunakan teknik farmakologis dan teknik non-farmakologis. Teknik farmakologis yaitu dengan menggunakan obat-obatan sedangkan teknik nonfarmakologis salah satunya yaitu dengan relaksasi nafas. Terapi nyeri non farmakologi seperti teknik relaksasi nafas mempunyai resiko yang sangat rendah. Penanganan nyeri dengan melakukan teknik relaksasi merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengurangi nyeri. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa relaksasi nafas sangat efektif menurunkan nyeri pasca operasi (Sehono, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Syahriyani (2010, Cahyaningrum, 2016), tentang pengaruh teknik relaksasi terhadap perubahan intensitas nyeri pada pasien post operasi apendiktomi di ruang perawatan bedah RSU TK II Pelamonia Makassar, menunjukkan bahwa intensitas nyeri responden sebelum dan sesudah pemberian teknik relaksasi mengalami peningkatan penurunan nyeri dari nyeri ringan 20,00% ke 66,67%, nyeri sedang 53,33% ke 20,00%, dan nyeri berat 26,67% ke 13,33%. Uji lebih lanjut membuktikan ada pengaruh pemberian teknik relaksasi terhadap perubahan intensitas nyeri pada pasien post operasi apendiktomi di ruang perawatan bedah RSU TK II Pelamonia Makassar. Priliana and Kardiyudiani (2016) hasil pengujian menunjukkan hasil uji statistik menunjukkan nilai p<0.05 pada kelompok perlakuan p-value=0.000 yang berarti terdapat pengaruh teknik relaksasi nafas terhadap penurunan nyeri secara bermakna sebelum dan setelah diberikan perlakan pada pasien fraktur di bangsal bedah RSPAU dr. S. Hardjo Lukito Yogyakarta. Hasil penelitian Agung (2013) menyatakan bahwa teknik relaksasi napas dapat dilakukan oleh semua responden. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh signifikan teknik relaksasi napas terhadap penurunan nyeri pasien post operasi anastesi umum di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta. Menurut asumsi peneliti bahwa pada pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas mengalami penurunan, dimana diperoleh tingkat nyeri sedang menjadi ringan, tingkat nyeri sedang dengan sikap responden yang meringis, menyeringai dapat menujukkan lokasi nyeri, dapat medeskripsikannya, dan dapat mengikuti perintah dengan baik, sedangkan intensitas nyeri ringan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas secara objektif dapat berkomunikasi dengan baik, aktif, tersenyum, bercanda dan ceria serta pasien terlihat tampak lebih rileks dari sebeumnya. Hal ini disebabkan dengan teknik relaksasi nafas mampu merangsang tubuh untuk melepaskan opoid endogen yaitu endorphin dan enkafalin. Hormon endorphin merupakan substansi sejenis morfin yang berfungsi sebagai penghambat transmisi impuls nyeri ke otak. Sehingga pada saat neuron nyeri mengirimkan sinyal ke otak, terjadi sinapsis antara neuron perifer dan neuron yang menuju otak tempat seharusnya subtansi p akan menghasilkan impuls. Pada saat tersebut endorphin akan memblokir lepasnya substansi p dari neuron sensorik, sehingga sensasi nyeri menjadi berkurang.

266 Jurnal Kesehatan, Volume 9, Nomor 2, Agustus 2018, hlm 262-266 SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di RSI Siti Khadijah Palembang pada tanggal 15 Juni-14 Juli didapatkan bahwa: 1. Nilai rata-rata intensitas nyeri pada pasien fraktur sebelum dilakukan teknik relaksasi nafas adalah 4,21 dan median 4 dengan standar deviasi 1,074 2. Nilai rata-rata intensitas nyeri pada pasien fraktur sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas adalah 2,80 dan median 3 dengan standar deviasi 1,218 3. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon menunjukkan (p-value=0,001, α=0,05), maka didapatkan perbedaan yang signifikan antara pengukuran intensitas nyeri sebelum SARAN dan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tindakan teknik relaksasi nafas yang dilakukan sesuai dengan aturan dapat menurunkan intensitas nyeri pada pasien fraktur. Peran petugas kesehatan sangat dibutuhkan untuk mengajarkan teknik relaksasi kepada pasien yang mengalami nyeri. Dengan teknik relaksasi nyeri dapat membuat sesorang lebih rileks, sehingga dapat mengurangi kuantintas nyeri. DAFTAR PUSTAKA Agung, S., Andriyani, A., & Sari, D. K. 2013. Terdapat Pengaruh Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Tingkat Nyeri pada Pasien Post Operasi dengan Anestesi Umum di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Jurnal Infokes Apikes Citra Medika Surakarta, 3(1). Ayudianingsih. G. 2014. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap Penurunan Nyeri pada Pasien Pasca Operasi Fraktur Femur di RS Karima Utama Surakarta. Berita ilmu Keperawatan, Volume 02 No. 4. Brunner & Suddarth. 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8, Volume 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Budhiarta, Arif. 2013. Buku Saku Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Cahyaningrum, D. A., & SN, M. S. A. 2016. Pengaruh Slow Deep Breathing terhadap Intensitas Nyeri Pasien Post Orif di RS Telogorejo Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, 1(1). Departemen Kesehatan Repoblik Indonesia. 2010. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta: Depertemen Kesehatan Republik Indnesia Helmi, Z. N 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika. Kementrian Kesehatan, R. I. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kozier B, Erb G. 2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. LeMone, dkk. 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Vol.1, Edisi.5. Jakarta: EGC. Priliana, W. K., & Kardiyudiani, N. K. 2016. Pengaruh Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Nyeri pada Pasien Post OP Fraktur Femur. Jurnal Keperawatan Sehono, Endrayani. 2010. Pengaruh Teknik Relaksasi Guided Imagery terhadap Penurunan Nyeri pada Pasien Pasca Operasi Fraktur di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. [Skripsi]. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Smetltzer, S dan Brenda Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume 1, Edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Smeltzer, S. C., Bare. G., Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. 2008. Brunner and Suddarth textbook of medical surgical nursing. (11thed). Philadelphia: Lippincot Williams.