Disusun Oleh: Susi Febrina

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Pertumbuhan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang tahun 2008

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN DAN REALISASI PADA APBD KOTA TANGERANG TAHUN ANGGARAN

DAFTAR ISI. Halaman Sampul Depan Halaman Judul... Halaman Pengesahan Skripsi... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran...

BAB V PENUTUP. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: tertinggi adalah Kabupaten Sleman yaitu sebesar Rp ,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diambil adalah Kabupaten/ Kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil lokasi di Kabupaten Brebes dan Pemalang dengan data yang

ANALISIS KEMANDIRIAN DAN EFEKTIVITAS KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BIREUEN. Haryani 1*)

BAB III METODE PENELITIAN. berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang.

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA DEPOK

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian dan analisis yang telah dilakukan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. 22 Tahun 1999 yang diubah dalam Undang-Undang No. 32 Tahun tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 yang

BAB V PENUTUP. dengan rencana yang telah dibuat dan melakukan pengoptimalan potensi yang ada di

ANALISIS ANGGARAN DAN REALISASI PADA APBD PEMERINTAH PROVINSI JAMBI TAHUN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA 2016

ANALISIS PERKEMBANGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH (Studi Kasus pada Kota di Jawa Tengah)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Rasio Kemandirian Pendapatan Asli Daerah Rasio Kemandirian = x 100 Bantuan Pemerintah Pusat dan Pinjaman

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Desentralisasi merupakan salah satu perwujudan dari pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 tahun 2004 dan Undang-Undang No. 33 tahun 2004

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU. Afriyanto 1, Weni Astuti 2 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang (UU) No. 32 Tahun 2004 tentang. Pemerintah Daerah (Pemda) dan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang

BAB IV METODA PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. angka rasio rata-ratanya adalah 8.79 % masih berada diantara 0 %-25 %

ANALISIS PERKEMBANGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN OTODA DI KABUPATEN NGANJUK

Disusun Oleh B PROGRAM

ANALISIS REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Undang (UU) Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAHAN KOTA DEPOK TAHUN ANGGARAN 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dan komparatif. Dalam penelitian ini langkah pertama yang akan

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan revisi dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. No.22 tahun 1999 dan Undang-undang No.25 tahun 1999 yang. No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah termasuk didalamnya sumber penerimaan asli pada penerimaan PAD

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KLATEN DILIHAT DARI PENDAPATAN DAERAH PADA APBD

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten/Kota SUBOSUKAWONOSRATEN dengan menggunakan data. Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kota SUBOSUKAWONOSRATEN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan Otonomi Daerah membuat Pemerintah menggantungkan sumber

ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR. Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada awal tahun 1996 dan

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam era globalisasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dapat menetepkan berbagai jenis sumber penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah direvisi menjadi Undang-

ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH (APBD) DI KOTA AMBON

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menyikapi berbagai permasalahan di daerah akhir-akhir ini,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 1999 dan

BAB 1 PENDAHULUAN. No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara. Pemerintah Pusat dan Daerah yang menyebabkan perubahan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. dan kemandirian. Berdasarkan UU No 32 Tahun 2004 Pasal 1 Angka 5 memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era reformasi memberikan kesempatan untuk melakukan perubahan pada

ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH DALAM MEMBIAYAI BELANJA DAERAH DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus DPPKAD Kota Gorontalo)

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan wujud partisipasi dari masyarakat dalam. pembangunan nasional. Pajak merupakan salah satu pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, melalui pengeluaran-pengeluaran rutin dan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi fiskal dan otonomi daerah telah membawa konsekuensi pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

: Shella Vida Aprilianty NPM : Fakultas /Jurusan : Ekonomi /Akuntansi Dosen Pembimbing : Dr. Masodah Wibisono SE.,MMSI

I. PENDAHULUAN. kepedulian terhadap potensi dan keanekaragaman daerah. daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. sentralisasi menjadi sistem desentralisasi merupakan konsekuensi logis dari

I. PENDAHULUAN. diandalkan. Kebutuhan ini semakin dirasakan oleh daerah terutama sejak

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan peluang dan sekaligus juga sebagai tantangan.

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan sesuatu melalui sebuah penelitian (Ulum dan Juanda, 2016).

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan dalam penyelenggaraan suatu negara hal ini untuk

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan layanan tersebut di masa yang akan datang (Nabila 2014).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dengan tujuan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Analisis Varians Pemerintah Kota Bukittinggi

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut menggunakan rasio keuangan. Antara lain untuk kinerja keuangan

Kata kunci: Kemampuan Keuangan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. wadah negara kesatuan RI yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai. Upaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN TAHUN ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan regulasi dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut dilakukan

METODE PENELITIAN. (time series), yaitu tahun yang diperoleh dari Bag. Keuangan Pemda Lampung

Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur

BAB III METODE PENELITIAN. Buleleng (4) Kab. Gianyar (5) Kab. Jembrana (6) Kab. Karangasem (7) Kab. Klungkung (8) Kab. Tabanan (9) Kota Denpasar.

Lampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI DPPKAD KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. tetapi untuk menyediakan layanan dan kemampuan meningkatkan pelayanan

ANALISIS RASIO KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Bab I : Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. bertumpu pada penerimaan asli daerah. Kemandirian pembangunan baik di tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. otonomi daerah. Otonomi membuka kesempatan bagi daerah untuk mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. baik pusat maupun daerah, untuk menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. perimbangan keuangan pusat dan daerah (Suprapto, 2006). organisasi dan manajemennya (Christy dan Adi, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat, termasuk kewenangan untuk melakukan pengelolaan

I. PENDAHULUAN. berdasarkan pertimbangan kemampuan daerah. Tujuannya adalah memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. daerah. Otonomi daerah (otoda) adalah kewenangan daerah otonom untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Awal diterapkannya otonomi daerah di Indonesia ditandai dengan

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya kebijakan ekonomi daerah yang mengatur hubungan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jadi otonomi daerah merupakan sarana

`ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) DITINJAU DARI RASIO KEUANGAN PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan ekonomi. Adanya ketimpangan ekonomi tersebut membawa. pemerintahan merupakan salah satu aspek reformasi yang dominan.

Analisis kinerja keuangan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) kota depok tahun anggaran

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-

Transkripsi:

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TERKAIT PERATURAN DAERAH ATAS TINGKAT REALISASI PAJAK HOTEL KATEGORI RUMAH KOS TAHUN 2011-2015 (STUDI KASUS PEMERINTAH DAERAH DKI JAKARTA) Disusun Oleh: Susi Febrina 28213713

1. Perlakuan Era Otonomi Daerah Sejak Januari 21. 2. Peraturan Daerah Tentang Pemungutan Pajak Hotel di Provinsi DKI Jakarta. 3. Potensi Pajak Hotel Kategori Rumah Kos Di Provinsi DKI Jakarta.

RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana analisis kinerja keuangan pemerintah daerah dan realisasi pemungutan pajak hotel atas rumah kos pada tahun 2011-2015 setelah diberlakukannya kebijakan Peraturan Daerah Jakarta Nomor 11 Tahun 2010? 2. Berapa besar kontribusi penerimaan pajak hotel atas rumah kos terhadap penerimaan pajak daerah dan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) DKI Jakarta setelah diberlakukannya kebijakan tersebut? TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui bagaimana analisis kinerja keuangan pemerintah daerah dan realisasi pemungutan pajak hotel atas rumah kos setelah diberlakukannya kebijakan Peraturan Daerah Jakarta Nomor 11 Tahun 2010. 2. Untuk mengetahui berapa besar kontribusi penerimaan pajak hotel atas rumah kos terkait penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di DKI Jakarta setelah diberlakukannya kebijakan tersebut.

Alat Analisis Yang Digunakan: Teknik Pengumpulan Data: Metode Studi Pustaka Jenis Data: Data Sekunder a. 5 Rasio Untuk mengukur kemampuan Daerah b. 1 Rasio Efektifitas Pajak Daerah c. 1 Rasio Kontribusi Pajak Hotel METODOLOGI PENELITIAN Teknik Analisis Data: Analisis Deskriptif Sumber Data: data berupa laporan penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) atas pajak hotel DKI Jakarta yang diperoleh melalui www.jakarta.go.id dan www.pajak.go.id Penelitian Kuantitatif

Tabel 4.5 Rasio Kemandirian Provinsi DKI Jakarta Pendapatan Asli Sumber Pendapatan dari Daerah Pihak Ekstern Rasio No TA (PAD) Keman -dirian (%) (Rp) Perkembangabangan (Rp) Perkem- (%) (%) 1 2011 17.825.987.294.43 0,82 2 2012 22.040.801.447.92 4,03 3 2013 26.852.192.452.63 6 4 2014 39.544.214.990. 0 5 2015 40.355.853.087.97 8 Keterangan - 10.462.963.410.649-170,38 Delegatif 1,24 13.334.647.270.804, (dalam rupiah) 2,87 165,29 Delegatif 1,22 11.517.024.305.153-1,82 233,15 Delegatif 1,47 17.770.0.0.0 6,25 222,53 Delegatif 1,02 12.760.465.925.0-5,01 316,26 Delegatif Rata-Rata Keseluruhan 221,61 Delegatif

Tabel 4.6 Kontribusi PAD terhadap TPD Provinsi DKI Jakarta (dalam rupiah) Tahun Pendapatan Asli Daerah (PAD) Total Penerimaan Daerah (TPD) Hasil Kemampuan (%) Keuangan 2011 17.825.987.294.430,82 28.297.361.482.869,82 63, Sangat Baik 2012 22.040.801.447.924,03 35.379.180.051.989,03 62,30 Sangat Baik 2013 26.852.192.452.636 39.517.544.011.690 67,95 Sangat Baik 2014 39.544.214.990.0 64.7.534.940.0 61,12 Sangat Baik 2015 40.355.853.087.978 60.442.738.783.978 66,77 Sangat Baik Rata-rata Keseluruhan Tahun 64,23 Sangat Baik

Tahun Tabel 4.7 PAD Terhadap Total Pengeluaran Rutin Provinsi DKI Jakarta Pendapatan Asli Daerah (PAD) Total Pengeluaran Rutin Hasil (%) (dalam rupiah) Kemampuan Keuangan 2011 17.825.987.294.430,82 9.627.347.326.824, 185,16 Sangat Baik 2012 22.040.801.447.924,03 11.673.114.293.318, 188,81 Sangat Baik 2013 26.852.192.452.636 13.148.602.085.826, 204,23 Sangat Baik 2014 39.544.214.990.0 15.876.621.734.882, 249,08 Sangat Baik 2015 40.355.853.087.978 24.780.911.188.368, 162,85 Sangat Baik Rata-Rata Keseluruhan Tahun 198,03 Sangat Baik

Realisasi Tahun Total Belanja Belanja Pembangunan 2011 26.423.599.893.297, 16.796.252.566.473, Tabel 4.8 Belanja Rutin, Pembangunan dan Total APBD Provinsi DKI Jakarta Perkembangan Realiasi Belanja Rutin Perkem bangan Rasio Belanja Pembangunan (dalam rupiah) Rasio Belanja Rutin (%) (%) (%) (%) - 9.627.347.326.824, - 63,57 36,43 2012 31.558.706.898.925, 2013 38.301.502.396.759, 19.885.592.605.607, 25.152.9.310.933, 1,18 11.673.114.293.318, 1,21 63,01 36,99 1,26 13.148.602.085.826, 1,13 65,67 34,33 2014 64.982.747.143.0, 49.6.125.408.118,0 0 1,95 15.876.621.734.882, 1,21 75,41 24,43 2015 63.670.105.1.8, 38.889.183.813.632, -0,79 24.780.911.189.368, 1,56 61,08 38,92 Rata-Rata Keseluruhan Tahun 1,04 1,02 65,75 34,25

Tabel 4.9 Rasio Pertumbuhan APBD Provinsi DKI Jakarta No. Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 Rata- Rata 1 PAD 17.825.987.294.430, 22.040.801.447.924, 26.852.192.452.6 39.544.214.990.0 40.355.853.087.978-82 03 36 2 Pertumbuhan - 1,24 1,22 1,47 1,02 1,24 PAD (%) 3 Total Pendapatan 4 Pertumbuhan Pendapatan (%) 5 Belanja Pembangunan 28.297.361.482.869, 35.379.180.051.989, 39.517.544.011.6 64.7.534.940.0 60.442.738.783.978-82 03 90-1,25 1,17 1,63-0,93 1,25 16.796.252.566.473, 19.885.592.605.607, 25.152.9.310.9 33, 49.6.125.408.118, 38.889.183.813.632, 6 Pertumbuhan Pembangunan (%) - 1,17 1,26 1,95-0,79 1,29 7 Belanja Rutin 9.627.347.326.824,0 11.673.114.293.318, 13.148.602.085.8 15.876.621.734.882, 24.780.911.189.368, - 8 Pertumbuhan Belanja Rutin (%) 0 26, - 1,21 1,13 1,21 1,56 1,27 -

Tabel 4.10 Realisasi Pajak Terhadap Target Pajak Daerah Provinsi DKI Jakarta (dalam rupiah) Tahun Realisasi Pajak Target Pajak Hasil Kriteria Daerah Daerah (%) 2011 15.221.249.152.689,46 13.965.0.0.0 108,99 Sangat Efektif 2012 17.721.493.016.509,23 16.525.0.0.0 107,23 Sangat Efektif 2013 23.370.213.237.450 22.618.0.0.0 103,32 Sangat Efektif 2014 26.852.202.223.881 32.5.0.0.0 82,62 Cukup Efektif 2015 29.174.246.725.527 32.581.650.0.0 89,54 Cukup Efektif Rata-rata Keseluruhan Tahun 98,34 Efektif

Tabel 4.12 Kontribusi Pajak Hotel Terhadap PAD Provinsi DKI Jakarta Tahun Realisasi Pajak Pendapatan Asli Kontribusi Hotel Daerah (%) (dalam rupiah) Kriteria 2011 858.337.282.672,60 28.297.361.482.869,82 3,03 Kecil 2012 1.028.521.564.463 35.379.180.051.989,03 2,91 Kecil 2013 1.173.799.319.199 39.517.544.011.690 2,97 Kecil 2014 1.367.205.394.338 64.7.534.940.0 2,11 Kecil 2015 1.411.498.368.523 60.442.738.783.978 2,33 Kecil Rata-rata Keseluruhan Tahun 2,67 Kecil

No. Rasio 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-Rata Keterangan 1 Rasio Kemandirian 170,38 165,29 233,15 222,53 316,26 221,61 Delegatif Keuangan Daerah 2 Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal 63, 62,30 67,95 61,12 66,77 64,23 Sangat Baik 3 Rasio Indeks 185,16 188,81 204,23 249,08 162,85 198,03 Sangat Baik Kemampuan Rutin 4 Rasio Keserasian a. Belanja Rutin 36,43 36,99 34,33 24,43 38,92 34,25 - b. Belanja Pembangunan 63,57 63,01 65,67 75,41 61,08 65,75 Lebih Di Prioritaskan 5 Rasio Pertumbuhan Negatif a. PAD - 1,24 1,22 1,47 1,02 1,24 - b. TPD - 1,25 1,17 1,63 0,93 1,25 - c. Belanja - 1,17 1,26 1,95 0,79 1,29 - Pembangunan d. Belanja Rutin - 1,21 1,13 1,21 1,56 1,27-6 Rasio Efektifitas Pajak 108,99 107,23 103,32 82,62 89,54 98,34 Efektif Daerah 7 Kontribusi Pajak Hotel 3,03 2,91 2,97 2,11 2,33 2,67 Kecil

KESIMPULAN 1. Analisis kinerja keuangan pemerintah daerah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2011-2015 adalah sangat baik, dan realisasi pemungutan pajak daerah berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 29 terhadap APBD, dapat dibuktikan pada Pendapatan Asli Daerah yang diterima selama tahun 2011 sampai dengan 2015 yang terus mengalami peningkatan. 2. Pelaksanaan pemungutan pajak hotel di Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah telah sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku yaitu Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakara Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pajak Hotel. SARAN 1. Pemerintah daerah Provinsi DKI Jakarta perlu meningkatkan pengawasan. 2. Perlu adanya penyederhanaan prosedur administrasi dan peningkatan prosedur pengendalian. 3. Melakukan perbaikan sistem perpajakan daerah.