1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka;

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 225 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN MAJELIS PEMBIMBING GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 178 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

KWARTIR NASIONAL. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 166 TAHUN 2002 TENTANG. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 055 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 002 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 230 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PRAMUKA PEDULI

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 53 TAHUN 1985 PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA BAKTI HUSADA

KEPUTUSAN KWARTIR DAERAH 11 JAWA TENGAH NOMOR : 089 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL PRAMUKA PEDULI KWARTIR DAERAH 11 JAWA TENGAH

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 005 TAHUN 1989 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA SATUAN GERAKAN PRAMUKA

RENCANA KERJA GUGUSDEPAN GERAKAN PRAMUKA KABUPATEN MALANG AIRLANGGA GAYATRI PANGKALAN SMP NEGERI 1 TUMPANG TAHUN ANGGARAN

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 43 TAHUN 1997 PETUNJUK PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA

KWARTIR CABANG GERAKAN PRAMUKA KOTA PAYAKUMBUH

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 170.A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA

PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KWARTIR RANTING GERAKAN PRAMUKA (SK Kwarnas Nomor: 224 Tahun 2007) BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 104 Tahun 2004 TANGGAL : 18 Oktober 2004 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PELANTIKAN PENGURUS GERAKAN PRAMUKA KWARTIR CABANG SEMARANG MASA BAKTI

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 056 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN KARANG PAMITRAN

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

BUKU PANDUAN 2 ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA

BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN)

PETUNJUK PELAKSANAAN GUGUS DEPAN GERAKAN PRAMUKA YANG BERPANGKALAN DI KAMPUS PEGURUAN TINGGI

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 053 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA WIDYA BUDAYA BAKTI

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

Gerakan Pramuka Gugusdepan Surabaya Berpangkalan Pada UIN Sunan

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

AD/ART GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2009 Hlm. 13 dari 13

BAB II TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TANGGUNGJAWAB

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 029/KN/77 TAHUN 1977 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN GELADIAN PIMPINAN REGU PENGGALANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2004 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 031/KN/78 TAHUN 1978 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN GLADIAN PIMPINAN SATUAN PENEGAK

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG

IKATAN KELUARGA ALUMNI PENDIDIKAN KESEHATAN PANTI RAPIH (IKADIKTIRA) Sekretaris Akper Panti Rapih Jl. Kaliurang KM 14 Yogyakarta (0274)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Dasar Kegiatan

PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA DIRGANTARA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 180.A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN PRAMUKA GARUDA

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN. Pasal 2 Kode Kehormatan

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BATANG. Tahun 2010 Nomor : 9 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 9 TAHUN 2010 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BATANG TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 058 TAHUN 1982 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA KECAKAPAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pramuka Sebagai Wadah Pendidikan Berkarakter Bagi Generasi Muda Bangsa ABSTRAK

PROGRAM ORGANISASI DAN MANAJEMEN

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

WALIKOTA SURABAYA TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DI KABUPATEN KENDAL

PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA TARUNABUMI

2. Maksud dan Tujuan 3. Dasar 4. Ruang Lingkup KOMISI B

PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

GUGUSDEPAN KOTA CIREBON PANGKALAN IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

PETUNJUK PELAKSANAAN GALANG PRAMUKA BERPRESTASI 2018 KREASI MEMBANGUN GENERASI

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

KWARTIR DAERAH GERAKAN PRAMUKA LAMPUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN ORGANISASI FEDERASI SERIKAT PEKERJA NIAGA, BANK, JASA DAN ASURANSI NOMOR PO-09/PP/X/2012

PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA BAKTI HUSADA

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1994 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI TRANSAKSI PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH

BAB III GERAKAN PRAMUKA DAN TANDA JABATAN PRAMUKA

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

PETUNJUK PENYELENGGARAAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KWARTIR CABANG GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 223 TAHUN 2007

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DESA WATUGAJAH, KECAMATAN GEDANGSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMPERDAYAAN MASYARAKAT

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 6 SERI E

GERAKAN PRAMUKA IKIP BANDUNG HINGGA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN

WALIKOTA TASIKMALAYA

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2006

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi

PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA BAHARI

LAMPIRAN I KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 137 TAHUN 1987 PENYEMPURNAAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN GUGUS DEPAN GERAKAN PRAMUKA

Transkripsi:

rgs-mitra 1 of 6 KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 034 TAHUN 1999 TENTANG IURAN DAN UANG PANGKAL ANGGOTA GERAKAN PRAMUKA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka; Menimbang : 1. Bahwa Musyawarah Nasional VI Gerakan Pramuka Tahun 1998 telah memutuskan memberlakukan iuran anggota dan uang pangkal yang berlaku bagi semua anggota Gerakan Pramuka sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Musyawarah Nasional VI Gerakan Pramuka Tahun 1998 Nomor: 14/MUNAS/98; 2. Bahwa Kwartir Nasional Gerakan Pramuka diberi limpahan oleh Musyawarah Nasional VI Gerakan Pramuka Tahun 1998 untuk mengkaji lebih dalam tentang teknis pelaksanaan iuran tersebut dengan mengkaitkan aspirasi Kwartir Daerah, antara lain : a. besarnya iuran b. alokasi hasil iuran c. pertimbangan sistem iuran anggota Gerakan Pramuka dengan asuransi. 3. Bahwa melaksanakan amanat Musyawarah Nasional VI Gerakan Pramuka Tahun 1998 tersebut perlu segera menetapkan petunjuk tentang iuran dan uang pangkal anggota Gerakan Pramuka; Mengingat : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka; 2. Keputusan Musyawarah Nasional VI Gerakan Pramuka Tahun 1998 Nomor: 06/MUNAS/98 tentang Rencana Strategik Gerakan Pramuka 1999-2004; 3. Keputusan Musyawarah Nasional VI Gerakan Pramuka Tahun 1998 Nomor: 14/MUNAS/98; Memperhatikan :Arahan Pimpinan dan Andalan Nasional Gerakan Pramuka; Menetapkan : Pertama : Kedua : M E M U T U S K A N : Petunjuk tentang iuran dan uang pangkal Anggota Gerakan Pramuka sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

rgs-mitra 2 of 6 Ketiga : Untuk melaksanakan petunjuk ini akan diadakan uji coba di wilayah Pulau Jawa. Masa transisi selama 1 (satu) tahun sejak ditetapkannya keputusan ini. Dengan catatan apabila terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 23 Maret 1999 Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ttd H.A. Rivai Harahap LAMPIRAN KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 034 TAHUN 1999 IURAN DAN UANG PANGKAL ANGGOTA GERAKAN PRAMUKA BAB I PENDAHULUAN 1. Umum a. Gerakan Pramuka yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, yang sanggup bertanggungjawab dan mampu membina serta mengisi kemerdekaan nasional, yang pelaksanaannya senantiasa diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia serta perkembangan jaman. b. Untuk mempertahankan keutuhan dan kelangsungan organisasi Gerakan Pramuka memerlukan partisipasi, baik yang datangnya dari anggota sendiri maupun yang datangnya dari masyarakat serta dukungan dari pemerintah. c. Untuk itu perlu diusahakan agar setiap anggota merasa bahwa Gerakan Pramuka adalah miliknya dan berkewajiban serta bertanggungjawab mempertahankan kelangsungan hidupnya. d. Salah satu kewajiban anggota terhadap organisasi adalah membayar uang

rgs-mitra 3 of 6 pangkal dan iuran. Iuran anggota ini selain merupakan salah satu sumber keuangan Gerakan Pramuka sesuai Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, juga merupakan alat pendidikan yang sangat penting dalam menumbuhkan rasa tanggungjawab berorganisasi kepada para anggotannya. 2. Maksud dan Tujuan a. Maksud petunjuk ini adalah memberi pedoman kepada Kwartir-Kwartir, Gugusdepan, para anggota Gerakan Pramuka dan mitra kerja dalam memenuhi kewajiban anggota Gerakan Pramuka membayar uang pangkal dan iuran. b. Tujuan penyusunan petunjuk ini adalah untuk mengatur pelaksanaan pembayaran uang pangkal dan iuran anggota Gerakan Pramuka. 3. Dasar a. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka. b. Keputusan Musyawarah Nasional VI Gerakan Pramuka nomor : 06/MUNAS/98 tentang Rencana Strategik Gerakan Pramuka 1999-2004. c. Keputusan Musyawarah Nasional VI Gerakan Pramuka nomor : 14/MUNAS/98 tentang Iuran dan Uang Pangkal Anggota GerakanPramuka. d. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. e. Keputusan Rapat Kerja Nasional Gerakan Pramuka tahun 1997. 4. Ruang Lingkup Sistimatika petunjuk ini disusun dengan tata urut : a. Pendahuluan. b. Pengertian dan Ketentuan Pokok. c. Tata Laksana. d. Ketentuan-ketentuan lain. e. Penutup. BAB II PENGERTIAN DAN KETENTUAN POKOK 5. Uang Pangkal dan Iuran Dalam Gerakan Pramuka a. Untuk mempertahankan keutuhan dan kelangsungan hidup organisasi maka salah satu kewajiban anggota Gerakan Pramuka adalah membayar uang pangkal dan iuran. Kewajiban membayar uang pangkal dan iuran ini merupakan salah satu sumber keuangan Gerakan Pramuka dan sebagai alat pendidikan yang sangat penting dalam menumbuhkan disiplin, rasa memiliki dan tanggungjawab berorganisasi. b. Setiap anggota Gerakan Pramuka diwajibkan membayar uang pangkal dan iuran. Uang pangkal dibayar satu kali, saat masuk menjadi anggota Gerakan Pramuka sedangkan uang iuran dibayar untuk mendapatkan tanda anggota

rgs-mitra 4 of 6 untuk itu dibayar secara berkala. c. Uang pangkal dan iuran anggota dari Gugusdepan (Gudep) hingga Kwartir diperuntukkan bagi keperluan kegiatan anggota, dengan ketentuan : i. Membayar uang pangkal melalui Kantor Pos dan Giro. ii. Membayar iuran anggota melalui Kantor Pos dan Giro. iii. Besarnya uang pangkal dan iuran anggota ditetapkan oleh Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka (Munas). 6. Iuran Anggota Gerakan Pramuka a. Iuran anggota Gerakan Pramuka adalah iuran wajib dibayar oleh setiap anggota Gerakan Pramuka, yaitu : peserta didik dan anggota dewasa (mabi, tenaga staf Kwartir dan sebagainya) yang terdaftar di satuannya. b. Dengan membayar iuran tersebut anggota akan merasa bahwa Gerakan Pramuka adalah miliknya dan ikut bertanggungjawab atas perkembangan serta kemajuan organisasi Gerakan Pramuka. c. Untuk memperlancar, mengamankan, memudahkan pemungutan dan pengirimannya maka pelaksanaan pembayaran iuran dilakukan melalui Kantor Pos dan Giro dalam suatu sistem yang dikelola oleh Badan Khusus yang mengatur lalu lintas keuangan hasil iuran. d. Anggota dewasa yang mempunyai tugas rangkap (misalnya sebagai Pembina Gudep dan Pb. Andalan) membayar iuran hanya kepada satuan terendah dimana yang bersangkutan bergabung. e. Seseorang yang juga menjadi anggota/pimpinan Satuan Karya Pramuka (Saka) selain membayar iuran kepada satuannya juga membayar sumbangan kepada Sakanya sesuai ketentuan yang disepakati. f. Iuran Gerakan Pramuka kepada WOSM dan WAGGGS diatur menurut ketentuan yang ditetapkan dalam konperensi kepramukaan sedunia dan dibayar melalui Kwarnas Gerakan Pramuka. 7. Badan Khusus Badan Khusus adalah badan yang dibentuk oleh Kwartir Nasional yang ditugaskan untuk mengelola iuran anggota Gerakan Pramuka. BAB III TATA LAKSANA 8. Besarnya Uang Pangkal dan Iuran Gugusdepan dan Kwartir Besarnya uang pangkal dan iuran anggota Gudep dan Kwartir ditentukan adalah sebagai berikut : a. Uang pangkal dibayar sekali.

rgs-mitra 5 of 6 b. Bagian dari iuran anggota yang harus diserahkan kepada Gudep/Kwartir sebesar + 50 %. c. Iuran anggota Kwartir (Andalan, Pembantu Andalan dan seterusnya) dibayar sesuai daftar dalam satuannya melalui Kantor Pos dan Giro. d. Bagian dari iuran anggota + 50 % diserahkan kepada Badan Khusus melalui Kantor Pos dan Giro dan dipergunakan untuk kepentingan anggota. e. Anggota yang telah membayar uang pangkal dan iuran anggota menerima Kartu Tanda Anggota (KTA)/Kartu Asuransi, Buku Iuran dan Karyabakti Pramuka (BIKB) dan Bintang Tahunan melalui Kwarcab. 9. Cara Pembayaran a. Uang pangkal dibayar secara tunai kepada Gudep dan Satuan dalam bentuk rekening tabungan di Kantor Pos dan Giro atas nama Gudep dan Satuan. Sebagian uang pangkal, sebesar + 50% dipergunakan untuk pengadaan buku BIKB, + 50 % untuk asuransi. b. Iuran anggota peserta didik di Gudep. Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega melunasi iuran dengan : i. Membayar iuran anggota melalui Kantor Pos dan Giro terdekat. ii. Menempelkan leges di buku iuran dan dilegalisasi oleh Bendahara Gudep. c. Iuran anggota dewasa Gudep Dibayarkan ke Kantor Pos dan Giro melalui : i. Bendahara Gudep. ii. Menempelkan leges pada buku iuran dan melegalisasinya. d. Iuran anggota dewasa di Kwartir. Dibayarkan ke Kantor Pos dan Giro melalui : i. Bendahara Kwartir. ii. Menempelkan leges pada buku iuran dan melegalisasinya. 10. Administrasi a. Untuk mutasi keuangan setiap jajaran Gerakan Pramuka wajib membuka rekening berupa Tabanas Batara di Kantor Pos dan Giro. b. Uang pangkal dan iuran anggota dan satuan Gerakan Pramuka wajib diadministrasikan secara tertib dan teratur oleh Badan Khusus yang dibentuk oleh Kwartir Nasional. c. Bendahara Gudep, Satuan dan Kwartir Gerakan Pramuka wajib membukukan uang pangkal dan iuran, serta perlu melaksanakan tertib administrasi yang baik. BAB IV KETENTUAN-KETENTUAN LAIN

rgs-mitra 6 of 6 11. Untuk menanamkan disiplin berorganisasi dan disiplin dalam pembayaran iuran, perlu diadakan ketentuan-ketentuan yang mengikat bagi para pembayar iuran anggota dan satuan Gerakan Pramuka yang : a. Bersifat mendidik. b. Luwes serta sederhana. 12. Pemberian penghargaan diberikan kepada peserta didik anggota Gudep atau Satuan yang setia membayar iuran berupa Bintang Tahunan. Bentuk penghargaan lain untuk anggota dewasa berupa angka kredit. 13. Bagi anggota yang melalaikan kewajiban membayar iuran selama 1 tahun mendapat sanksi administratif dan bila tidak diindahkan tidak diperkenankan mengikuti kegiatan. 14. Anggota Kehormatan tidak diwajibkan membayar iuran, diharapkan mereka memberikan donasi secara sukarela. 15. Untuk menggalakkan iuran anggota perlu adanya sosialisasi dan publikasi secara berkala melalui mass media, baik media cetak, elektronika atau media lainnya. BAB V PENUTUP 16. Hal-hal yang belum tercantum dalam petunjuk ini akan diatur dengan keputusan tersendiri oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Jakarta 23 Maret 1999 Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ttd H.A. Rivai Harahap