BAB I PENDAHULUAN. 1992), hlm Rachmat Djatnika, Sistem Ethika Islami, (Jakarta : Pustaka Panjimas,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Nomor 20 Tahun 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), h

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, masyarakat Indonesia mengalami. perkembangan yang sangat cepat. Era ini memiliki potensi untuk ikut

BAB I PENDAHULUAN. dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. 1 Menurut Ki Hajar

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dalam menjalankan tugasnya dapat mencapai hasil dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Karya, Bandung, 2008, hlm Kamus Besar Bahasa Indonesia lengkap, CV Mini Jaya Abadi, Jakarta, 2000, hlm. 58.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. berkesimbungan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. 1 Karena dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. adanya perhatian pemerintah terhadap pendidikan, antara lain : disahkannya UU

BAB I PENDAHULUAN. mengaktualisasikan atau menggali segenap potensi yang dibawanya sejak lahir. Abu Ahmadi

BAB I PENDAHULUAN. E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007, hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan peranan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. cara yang dipilih untuk meraih kemajuan (made of getting forward).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. 1 Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN. secara adil dan makmur, maka diperlukan suatu pendidikan. Hal ini. ditegaskan pada pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA. Abidin, Zainal, Filsafat Manusia, Memahami Manusia Melalui Filsafat, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dilatih dan diarahkan agar menjadi manusia yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Arif Rohman, Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan, LaksBang Mediatama, Surabaya, 2009, hlm

2014 PENGARUH LAYANAN ADMINISTRASI TERHADAP PEMIMPIN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan pribadi dan masyarakat. Sesuai dengan UU Republik

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. potensi tumbuh dan berkembang serta kecenderungan bersifat ingin tahu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses pendewasaan berfikir. Nilai demi nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

PROFESIONALITAS KEPALA SEKOLAH DALAM KEBERHASILAN KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Dari segi kuantitas lembaga. sampai dengan Perguruan Tinggi (PT).

A. Latar Belakang Penelitian

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan akhlaq dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting sekali, baik secara individu maupun sebagai anggota masyarakat dan bangsa. Sebab jatuh dan bangunnya, jaya dan hancurnya, serta sejahtera dan rusaknya suatu bangsa dan masyarakat, tergantung kepada bagaimana akhlaq bangsa itu. Apabila akhlaqnya baik, akan sejahteralah suatu bangsa. Namun jika akhlaqnya buruk, maka rusaklah bangsa tersebut. Kejayaan seseorang, masyarakat dan bangsa disebabkan akhlaqnya yang baik. Jatuhnya nasib seseorang, masyarakat dan bangsa adalah karena hilangnya akhlaq yang baik. Akhlaq bukan hanya sekedar sopan santun, tata krama yang bersifat lahiriyah dari seseorang terhadap orang lain, melainkan lebih dari itu. 1 Pendidikan yang dibutuhkan dunia modern sekarang ini adalah pendidikan yang didasarkan pada konsepsi manusia sebagaimana yang telah diajarkan dalam al-qur an dan al-hadis\. Konsep manusia yang mempunyai daya fikir yang disebut akal dan daya rasa yang disebut qalbu. Akal yang dikembangkan 1992), hlm. 11. 1 Rachmat Djatnika, Sistem Ethika Islami, (Jakarta : Pustaka Panjimas, 1

agama. 2 Semakin merosotnya akhlaq warga negara telah menjadi 2 melalui pendidikan sains dan daya rasa melalui pendidikan salah satu keprihatinan bangsa. Hal ini juga menjadi keprihatinan para pemerhati pendidikan, terutama para pemerhati pendidikan Islam. Globalisasi kebudayaan sering dianggap sebagai salah satu penyebab kemerosotan akhlaq tersebut. Memang kemajuan filsafat, sains, dan teknologi telah menghasilkan kebudayaan yang semakin maju pula, proses itu disebut globalisasi kebudayaan. Namun kebudayaan yang semakin mengglobal itu ternyata sangat berdampak terhadap aspek akhlaq manusia. 3 Pendidikan agama Islam memiliki tujuan agar peserta didik memiliki dan menguasai ilmu pengetahuan agama dan kebudayaan Islam sehingga dapat membentuk dirinya menjadi hamba Allah untuk mencapai keridaan Allah SWT dalam kehidupan dunia dan akhirat. 4 Senada dengan semangat kemajuan pendidikan yang tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SPN). Pada bab 2 Harun Nasution, Islam Rasional Gagasan dan Pemikiran, (Bandung : Mizan, 1999), hlm. 42. 3 Ahmad Tafsir, Pendidikan Agama dalam Keluarga, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2000), hlm. 1. 4 Zakiah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 157.

3 I pasal 3 yang menyatakan: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. 5 Fungsi pendidikan dalam arti mikro (sempit) ialah membantu (secara sadar) perkembangan jasmani dan rohani peserta didik. Fungsi pendidikan secara makro (luas) ialah sebagai alat: a. Pengembangan diri b. Pengembangan warga Negara c. Pengembangan kebudayaan d. Pengembangan bangsa. 6 Sedangkan tujuan pendidikan Islam adalah mendidik peserta didik menuju akhlaq yang mulia. Oleh karenanya pendidikan akhlaq merupakan jiwa dari pendidikan Islam. Dapat mencapai akhlaq yang sempurna merupakan tujuan yang sesungguhnya dari sebuah proses pendidikan. Namun pemahaman ini tidak berarti bahwa pendidikan Islam tidak memperhatikan 5 UU RI No. 20 tahun 2003, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Fokusindo Mandiri, 2012), hlm. 6. 6 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan : Komponen MKDK, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 11.

4 aspek pendidikan yang lain. Fadhil Al-Djamali mengatakan, umat Islam harus mampu menciptakan sistem pendidikan yang didasari atas keimanan kepada Allah SWT. Karena hanya iman yang benarlah yang menjadi dasar pendidikan yang benar dan membimbing umat kepada usaha mendalami hakekat menuntut ilmu yang benar, dan ilmu yang benar membimbing umat kearah amal saleh. 7 Pada prinsipnya mendidik ialah memberi tuntunan, bantuan, pertolongan kepada peserta didik. Dalam pengertian memberi tuntunan telah tersimpul satu dasar pengakuan bahwa anak (pihak yang diberi tuntunan) memiliki daya-daya (potensi) untuk berkembang.8 Fitrah berarti asal kejadian secara naturnya. Istilah lainnya primordial natur. Juga berarti agama yang benar, kesucian, atau asal kejadian. Meskipun pada dasarnya fitrah manusia beriman, ia mempunyai dua potensi diri/jiwa; fujur (kejelekan) dan taqwa (kebaikan).9 (Q.S. al-syams/91:8). 7 Suwendi, Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004), hlm. 171. 8 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan : Komponen MKDK, hlm. 11. 9 A. Qodri A. Azizy, Pendidikan [Agama] untuk Membangun Etika Sosial, (Semarang: Aneka ilmu, 2003), hlm. 40.

5 Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. 10 Manusia diberi kebebasan untuk memilih baik atau buruk dan Allah akan menyediakan hasil (balasan) dari perbuatannya itu, sebagai konsekuensi pilihannya. 11 Menurut Ar-Razi dalam buku psikologi pendidikan menyatakan bahwa agar manusia dapat memperbaiki akhlaqnya yang buruk maka ia harus mengenalnya. Hanya saja, mengenal aib sendiri bukanlah perkara yang mudah bagi manusia. Sebab, manusia cenderung tidak mau mengenal aibnya sendiri. Padahal, selama ia tidak mengenal aibnya, ia tidak mungkin dapat melepaskannya. 12 Lingkungan memiliki daya pengaruh terhadap pembawaan bagi individu. Begitupun sebaliknya, lingkungan banyak bergantung pada bagaimana individu menginterpretasi dan mengartikannya. 13 Ilmu pendidikan sebagai dijumpai dalam berbagai literatur banyak berbicara mengenai berbagai aspek yang ada 10 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur an dan Terjemahannya, (Semarang: ALWAAH, 1993), hlm. 1064. Sosial, hlm. 40. hlm. 265. 2010), hlm. 72. 11 A. Qodri A. Azizy, Pendidikan [Agama] untuk Membangun Etika 12 Mahmud, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), 13 Baharuddin, Psikologi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

6 hubungannya dengan tercapainya tujuan pendidikan. Dalam ilmu ini antara lain dibahas tentang rumusan tujuan pendidikan, materi pelajaran (kurikulum), guru, metode, sarana dan prasarana, lingkungan, bimbingan, proses belajar mengajar dan lain sebagainya. Semua aspek pendidikan tersebut ditujukan pada tercapainya tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan ini dalam pandangan Islam banyak berhubungan dengan kualitas manusia yang berakhlaq. Ahmad D. Marimba misalnya mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah identik dengan tujuan hidup seorang Muslim, yaitu menjadi hamba Allah yang mengandung implikasi kepercayaan dan penyerahan diri kepada-nya. 14 Jadi dapat diketahui bahwa tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya seorang hamba Allah yang patuh dan tunduk melaksanakan segala perintah-nya dan menjauhi larangan-nya serta memiliki sifat-sifat dan akhlaq yang mulia. Rumusan ini dengan jelas menggambarkan bahwa antara Pendidikan Islam dengan Ilmu Akhlaq ternyata sangat berkaitan erat. Pendidikan Islam merupakan sarana yang mengantarkan anak didik agar menjadi orang yang berakhlaq. 14 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma rif, 1981), hlm 48-49.

7 Oleh karena itu, peneliti sangat tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang prestasi belajar dan akhlaq peserta didik kaitannya dengan prestasi belajar PAI, dalam sebuah skripsi yang berjudul KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN AKHLAQ PESERTA DIDIK KELAS IV SD NEGERI SRIWULAN 3 KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2012/2013. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian disini adalah: Apakah ada hubungan yang positif antara prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan akhlaq peserta didik kelas IV SD Negeri Sriwulan 3 Kecamatan Sayung Kabupaten Demak tahun pelajaran 2012/2013? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan pokok dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: Ada atau tidak adanya hubungan yang positif antara prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan akhlaq peserta didik kelas IV SD Negeri Sriwulan 3

8 Kecamatan Sayung Kabupaten Demak tahun pelajaran 2012/2013. 2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dapat dilihat dari dua segi sebagai berikut: a. Segi teoritis Secara teoritis (keilmuan), penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan pendidikan Islam. Sebab hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam menentukan kebijakan dalam melaksanakan pendidikan. Sehingga pendidik akan lebih memperhatikan bagaimana memberikan pemahaman agar peserta didik memahami ajaran Agama Islam yang tercermin dalam akhlaq mereka. b. Segi praktis Adapun manfaat penelitian ini sehubungan dengan korelasi antara prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) antara lain mempunyai manfaat bagi orang tua, pendidik (guru), sekolah, peserta didik, dan peneliti pada khususnya. 1) Bagi peneliti Penelitian ini berguna untuk mengetahui tentang hubungan anatara prestasi belajar mata

9 pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan akhlaq peserta didik. 2) Bagi orang tua Agar orang tua sadar bahwa pendidikan agama itu penting, karena dari pendidikan agama dapat menciptakan anak yang memikili akhlaq yang mulia. 3) Bagi peserta didik Dengan penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peserta didik untuk dapat belajar lebih baik lagi sehingga dapat mencapai nilai prestasi belajar pendidikan Agama Islam dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. 4) Bagi pendidik Dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan dan instrokpeksi dirinya, dan juga menambah pengetahuan guru tentang keberhasilan pembelajaran yang dilakukan. 5) Bagi sekolah Sebagai landasan bagi sekolah dalam menentukan kebijaksanaan untuk meningkatkan mutu dan prestasi pendidikan, memberikan masukan bagi sekolah akan pentingnya peserta didik memiliki

10 perilaku yang baik, dan dalam penelitian ini bermanfaat sebagai bahan jawaban bagi peneliti yang lain dalam membahas permasalahan yang sama.