Hendra Sirait 1*, Lisa Mawarni 2, Sabar Ginting 2 ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN PENANAMAN KEDELAI DI BAWAH KELAPA SAWIT UMUR EMPAT TAHUN DI PTPN III KEBUN RAMBUTAN

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBELAHAN UMBI BIBIT PADA BEBERAPA JARAK TANAM

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

Pengaruh BAP ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

Respons Pertumbuhan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Aplikasi Mulsa dan Perbedaan Jarak Tanam

Respons Dua Varietas Kedelai (Glycine max (L.) Merrill.) pada Pemberian Pupuk Hayati dan NPK Majemuk

III. BAHAN DAN METODE

Respons Pemberian Pupuk Hayati pada Beberapa Jarak Tanam Pertumbuhan dan Produksi Kailan (Brassica oleraceae var. acephala)

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine Max L. (MERILL)) DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS UBI JALAR (Ipomoea batatas L. Lam) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS JERAMI PADI SKRIPSI OLEH:

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (7): 47-54

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (578) :

327. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

RESPONS BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK GUANO ABSRACT

The Early Study of Shading Tolerance of Soybean Varieties for Oil Palm Plantation

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Terhadap Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair dan Aplikasi Pupuk NPK

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA AKSESI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) LOKAL HUMBANG HASUNDUTAN PADA BERBAGAI DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L ) TERHADAP PEMBERIAN URINE KELINCI DAN PUPUK GUANO

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

UJI KEEFEKTIFAN PERENDAMAN BENIH DAN PEMBERIAN KOMPOS PANGKASAN MUCUNA TERHADAP PERTUMBUHAN Mucuna bracteata

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI(Glycine max.l Merill) KANDANG AYAM SKRIPSI

EVALUASI KERAGAMAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) MUTAN ARGOMULYO PADA GENERASI M 4 MELALUI SELEKSI CEKAMAN KEMASAMAN SKRIPSI OLEH :

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BENGKUANG (Pachyrhizus erosus (L.) URBAN) TERHADAP WAKTU PEMANGKASAN DAN JARAK TANAM

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

PENGARUH VARIETAS KACANG TANAH DAN WAKTU TANAM JAGUNG MANIS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADA SISTEM TUMPANGSARI

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Pada Dosis Pupuk Kalium dan Frekwensi Pembumbunan

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max L.) TERHADAP PEMBERIAN KASCING DAN PUPUK POSFAT

LAJU PERTUMBUHAN TANAMAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KACANG HIJAU (Phaseolus radiatusl.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK GUANO SKRIPSI OLEH:

PENGARUH DOSIS DAN LAMA PEMBENAMAN PUPUK HIJAU OROK-OROK (Crotalaria juncea L.) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG SABRANG (Eleutherine americana Merr) TERHADAP PEMBELAHAN UMBI DAN PERBANDINGAN MEDIA TANAM ABSTRACT

Respons Pertumbuhan dan Hasil Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Jarak Tanam dan Waktu Penyiangan Gulma

Respons Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Pemberian Kompos TKKS dan Jarak Tanam di Dataran Rendah

Tanggap Tiga Varietas Kedelai Sebagai Tanaman Sela di Perkebunan Karet Tbm 1 Terhadap Pemberian Rhizobium

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatasl.)terhadap Pemberian Berbagai Dosis Bokashi Jerami Padi

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Hibrida Terhadap Pemberian Kompos Limbah Jagung dan Pupuk KCl

JurnalAgroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.6.No.1, Januari 2018 (3): 14-19

Coressponding author : ABSTRACT

PENGARUH KADAR GARAM NaCl TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) GENERASI KEDUA (M 2 ) HASIL RADIASI SINAR GAMMA

UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA PEMBERIAN HIDROGEL DAN FREKUENSI PENYIRAMAN DENGAN SISTEM VERTIKULTUR SKRIPSI

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

Jurnal Online Agroekoteaknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) pada Pemberian Pupuk Cair

Respons Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap Pemberian Paclobutrazol Dan Pupuk Kalium

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG HIBRIDA PADA BERBAGAI CAMPURAN PUPUK KANDANG SAPI DAN NPKMg SKRIPSI OLEH YOZIE DHARMAWAN

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI PAKHCOY (Brassica rapa. L) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KASCING SKRIPSI OLEH:

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP DOSIS PUPUK KALIUM DAN FREKUENSI PEMBUMBUNAN SKRIPSI OLEH :

PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill)

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DAN PUPUK UREA PADA MEDIA PEMBIBITAN SKRIPSI OLEH :

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH DENGAN PEMBERIAN KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT PADA FREKUENSI PEMBUMBUNAN YANG BERBEDA

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS TOMAT (Lycopersicum esculentum L.) DATARAN RENDAH TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK SKRIPSI.

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L,) VARIETAS KUNING TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS KASCING DAN PUPUK NPK

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SEMANGKA (Citrullus vulgaris Schard.) TERHADAP KONSENTRASI PACLOBUTRAZOL DAN DOSIS PUPUK NPK

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK CAIR SKRIPSI MUHAMMAD RIZKY ANDRY AGROEKOTEKNOLOGI - BPP

PENGARUH POPULASI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADA SISTEM POLA TUMPANG SARI SKRIPSI

Gusti Handayani, Jonatan Ginting, Haryati Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan Corresponding author:

RESPONS TANAMAN TOMAT TERHADAP PEMBERIAN PUPUK BOKASHI DAN PENGATURAN JARAK TANAM

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. Var. TUKTUK) ASAL BIJI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KALIUM DAN JARAK TANAM

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH TERHADAP BAHAN ORGANIK Tithonia diversifolia DAN PUPUK SP-36 ABSTRACT

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG VARIETAS P-23 TERHADAP BERBAGAI KOMPOSISI VERMIKOMPOS DENGAN PUPUK ANORGANIK

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan ketinggian tempat

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

PENGARUH CAMPURAN MEDIA TUMBUH DAN DOSIS PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PEMBIBITAN

KARAKTER MORFOLOGIS, PRODUKSI, DAN KANDUNGAN LEMAK KEDELAI (Glycine Max L.Merrill) HASIL RADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M6 SKRIPSI OLEH :

PENDAHULUAN. telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah

UJI EFEKTIVITAS PEMBERIAN PACLOBUTRAZOL TERHADAP KESEIMBANGAN PERTUMBUHAN TIGA VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

EFEKTIFITAS JARAK TANAM DAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI GOGO

Vol 1 No. 3 Juli September 2012 ISSN:

Periode Kritis Pengendalian Gulma Pada Tanaman jagung (Zea mays L.) Critical periode of weed control in Zea mays L

SKRIPSI OLEH : MARIA MASELA S. SITANGGANG/ AGROEKOTEKNOLOGI

UJI KETAHANAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) HASIL RADIASI SINAR GAMMA (M 2 ) PADA CEKAMAN ALUMINIUM SECARA IN VITRO SKRIPSI OLEH:

Pengaruh Lama Penyimpanan dan Diameter Stum Mata Tidur terhadap Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.)

PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) VARIETAS TOSAKAN DAN DORA

EVALUASI KARAKTERISTIK BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L.) HASIL MUTASI KOLKISIN PADA KONDISI NAUNGAN

The Growth and Production of Hybrid Corn at Various Manure Cow Mixture and N, P, K, Mg

Nerty Soverda dan Yulia Alia Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi Jalan Raya Mendalo Darat.

SKRIPSI. KOMPONEN HASIL DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merrill) DENGAN PEMBERIAN NAUNGAN DI LAHAN GAMBUT

BAHAN METODE PENELITIAN

RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG SABRANG (Eleutherine americana Merr.) PADA BEBERAPA JARAK TANAM DAN BERBAGAI TINGKAT PEMOTONGAN UMBI BIBIT

PENGARUH MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PEMBIBITAN EDI HANDOKO

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar Berdasarkan Dosis Pupuk Organik Padat

227. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Lama Perendaman Auksin pada Bibit Tebu Teknik Bud Chip

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Terhadap Pemberian Pupuk Bokashi dan Frekuensi Pembumbunan

PERIODE KRITIS PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) SKRIPSI OLEH : WILTER JANUARDI PADANG

SELEKSI GALUR KEDELAI (Glycine max(l.) Merill ) GENERASI F3 PADA TANAH SALIN DENGAN METODE PEDIGREE SKRIPSI. Oleh: BILLY CHRISTIAN /

Growth Response and Production of Soybean (Glycine max (L. Merril) on application of Rice Husk Biochar and P Fertilizer

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK PHOSPAT DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BENGKUANG (Pachyrhizus erosus (L.) Urban.

Transkripsi:

STUDI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SISTEM TANAM DAN VARIETAS KEDELAI (Glycine max Merrill) DI ANTARA BARISAN TANAM KELAPA SAWIT UMUR 16 TAHUN Hendra Sirait 1*, Lisa Mawarni 2, Sabar Ginting 2 1 Alumnus Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan 2 Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan * Corresponding author : Email:dra_sirait@yahoo.com ABSTRACT The objective of this research was to study growth and yield of soybean varieties on different plant spacing. This research was done in PTPN 3 Afdeling VII Kebun Rambutan, Sumatera Utara. Using randomized block design of two factor were plant spacing (squared and penta) and varieties of soybean (Anjasmoro, Nanti). The result showed that plant spacing was significantly effect to plant height at 3 and 4 WAP (week after planting). Varieties significantly effect to plant height at 4 and 6 WAP (week after planting), productivity/plot and weight of 100 seeds. The interaction of plant spacing and varieties significantly effect to leaf number. Key words : intercropping, plant spacing, soy bean, variety ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi varietas kedelai pada berbagai sistem tanam. Penelitian ini dilakukan pada lahan perkebunan PTPN 3 Afdeling VII Kebun Rambutan, Sumatera Utara. Menggunakan metode rancangan acak kelompok dengan 2 faktor yaitu sistem tanam (mata empat dan mata lima) dan varietas (Anjasmoro, Nanti) Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sistem tanam berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman umur 3 dan 4 minggu setelah tanam (MST). berbeda nyata terhadap panjang tanaman 5 dan 6 minggu setelah tanam (MST), produksi per plot dan bobot 100 biji. Interaksi antara Sistem tanam dan berpengaruh nyata terhadap jumlah daun. Kata kunci : kedelai, tanaman sela,sistem tanam, varietas 152

PENDAHULUAN dan juga tanaman dapat menyerap unsur hara dengan baik. Kedelai merupakan komoditas pangan ketiga setelah padi dan jagung, Indonesia BAHAN DAN METODE merupakan pengkonsumsi kedelai terbesar di dunia namun produksi kedelai masih rendah Penelitian di lakukan di PTPN 3 Kebun sehingga Indonesia selalu mengimpor kedelai Rambutan Afdeling VII, Kabupaten Serdang dari luar negeri. Rata-rata produksi kedelai Bedagai dimulai pada bulan Februari sampai nasional tahun 2011 baru mencapai 851,29 ribu Juni 2012. Bahan bahan yang diperlukan ton. Maka perlu upaya kontinu untuk menjamin dalam pernelitian ini meliputi benih dua ketahanan pangan kedelai ini, salah satunya varietas kedelai yaitu Anjasmoro dan Nanti dengan cara memanfaatkan lahan di antara (deskripsi pada lampiran 3 dan 4), pupuk NPK, pertanaman kelapa sawit. insektisida Decis 25 EC, dan fungisida Dithane Indonesia mempunyai perkebunan 45 WP. Alat yang digunakan (cangkul, tugal), kelapa sawit lebih dari 6,8 juta hektar. meteran, timbangan analitik, chlorophyl meter Sumatera Utara memiliki areal kelapa sawit (pengukur jumlah klorofil), gunting tanaman, terluas di Indonesia (363.095 ha) tetapi tali rafia, papan lat, pacak sampel, kamera umumnya ada lahan yang tidak digunakan digital, dan alat alat lain sebagainya. secara efisien pada antar barisannya. Sebagai Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak upaya optimalisasi lahan dan mengatasi Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor penyediaan pangan, kedelai dapat menjadi perlakuan, yaitu: Faktor I = Sistem tanam = tanaman sela pada perkebunan kelapa sawit. mata empat (J1) dan mata lima (J2). Faktor II = Menanam kedelai diantara barisan dapat = Anjasmoro () dan Nanti (). menyediakan nitrogen alami yang diikat oleh Terhadap analisis ragam yang nyata, rhizobiumnya, dapat meningkatkan nilai dilanjutkan dengan menggunakan Uji Jarak ekonomis dari petani dan mencegah erosi. Berganda Duncant (DMRT) dengan taraf 5 %. Pada usaha pertanaman yang terpenting Parameter yang diamati adalah panjang adalah memaksimalkan produksi pada tanaman tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, umur yang diusahakan, salah satu usaha adalah berbunga, jumlah klorofil, produksi per plot, dengan mengatur sistem atau jarak tanam yang bobot 100 biji, kandungan protein. terbaik sehingga optimum untuk mendapatkan cahaya. Penggunaan sistem tanam mata 4 dan mata 5 dapat memaksimalkan intensitas cahaya 153

HASIL DAN PEMBAHASAN perlakuan sistem tanam berpengaruh nyata sedangkan pada 5-6 MST perlakuan varietas Panjang Tanaman berpengaruh nyata. Interaksi antara perlakuan Data pengamatan panjang tanaman sistem tanam dan varietas 3-6 MST kedelai umur 3-6 minggu setelah tanam dapat berpengaruh tidak nyata. dilihat pada lampiran 6, 8, 10, 12 dan hasil panjang tanaman pada perlakuan analisis ragam dapat dilihat pada Lampiran 7, sistem tanam dan varietas yang diuji pada umur 9, 11, dan 13. Berdasarkan data pengamatan 3-6 MST dapat dilihat pada Tabel 1. dan hasil analisis ragam, pada 3-4 MST Tabel 1. panjang tanaman pada perlakuan sistem tanam dan varietas Panjang tanaman (cm) pada minggu ke - 3 (MST) 4 (MST) 5 (MST) 6 (MST) Perlakuan Sistem tanam (J) J1 ( mata empat) 33,7a 45,59a 51,76 58,43 J2 (mata lima) 22,80b 30,88b 41,78 56,44 (V) (Anjasmoro) 30,25 40,47 51,21a 62,26a (Nanti) 26,32 34,00 42,33b 52,61b Keterangan : Notasi huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 % menurut uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) Dari Tabel 1, dapat dilihat bahwa pada perlakuan sistem tanam, pada panjang tanaman tertinggi pada umur 6 MST. umumnya terpanjang pada J1 (58,43) dan terpendek pada J2 (56,44), yang mana J1 berbeda nyata dengan J2, Sedangkan pada varietas terpanjang pada (62,26) dan terendah (52,61). Pengaruh sistem tanam terhadap panjang tanaman adalah nyata. yaitu sistem tanam mata empat (J1) pada 3, 4 MST terlihat lebih panjang jika dibandingkan dengan sistem tanam mata lima (J2) pada 3, 4 MST, hal ini disebabkan oleh pada sistem tanam mata empat (J1) terjadi pertumbuhan panjang tanaman yang tidak normal karena jarak antara tanaman dan jarak antara barisan yang satu dengan yang lainnya semuanya sama, sehingga daun dan cabang tanaman kedelai kurang dapat memperoleh cahaya dari segala arah, Hal ini sesuai dengan Heddy (1996) yang menyatakan bahwa tunas yang kurang mendapatkan cahaya tumbuh lebih panjang dari pada tunas yang lebih banyak mendapatkan cahaya disebabkan oleh hormon auksin tidak rusak oleh cahaya sehingga akan lebih banyak jumlahnya. Pengaruh perlakuan varietas terhadap panjang tanaman 5-6 MST adalah berbeda nyata, dimana varietas Anjasmoro terlihat lebih panjang dari pada varietas Nanti. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya perbedaan 154

Jumlah daun (Helai) Jurnal Online Agroekoteknologi ISSN No. 2337-6597 gen yang mengatur karakter-karakter tersebut. Jumlah Daun Gen-gen yang beragam diantara masing-masing Data pengamatan jumlah daun dan hasil varietas diekspresikan dalam karakter-karakter analisis ragam dapat dilihat pada Lampiran 8 yang beragam pula. Hal ini sesuai dengan dan 9. Hasil analisis ragam tersebut Yatim (1991) yang menyatakan bahwa setiap menunjukkan bahawa interaksi kedua gen itu memiliki pekerjaan sendiri-sendiri perlakuan berpengaruh nyata terhadap jumlah untuk menumbuhkan dan mengatur berbagai daun sedangkan pada perlakuan sistem tanam karakter dalam tubuh. dan varietas berpengaruh tidak nyata dengan jumlah daun. jumlah daun pada perlakuan sistem tanam dan varietas dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. jumlah daun (helai) pada perlakuan sistem tanam dan varietas J1 12,53 13,47 13,00a J2 17,33 12,07 14,70b 14,93a 12,77b Keterangan : Notasi huruf yang berbeda pada kolom dan baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5% menurut Uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) Dari Tabel 2, dapat dilihat bahwa pada perlakuan sistem tanam pada parameter jumlah daun terbanyak pada J2 dengan rataan 14,70 dan yang paling sedikit pada J1 dengan rataan 13,00 yang mana pada perlakuan sistem tanam berbeda tidak nyata. Pada perlakuan varietas jumlah daun paling banyak pada dengan rataan 14,93 dan yang paling sedikit pada dengan rataan 12,77 yang mana pada perlakuan varietas berbeda tidak nyata. 16 14 12 10 8 6 4 2 0 J1 J2 Gambar 1. Histogram jumlah daun tanaman kedelai terhadap perlakuan sistem tanam 155

Jumlah daun (Helai) Jurnal Online Agroekoteknologi ISSN No. 2337-6597 Dari Gambar 1, terlihat bahwa J2 merupakan sedangkan yang paling sedikit adalah pada J1. sistem tanam dengan jumlah daun terbanyak 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Gambar 2. Histogram jumlah daun tanaman kedelai terhadap perlakuan varietas Dari Gambar 2, terlihat bahwa merupakan varietas dengan jumlah daun terbanyak sedangkan yang paling sedikit adalah pada. Hasil analisis data secara statistik terlihat bahwa interaksi perlakuan Sistem tanam dan berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun. Jumlah daun terbanyak terdapat pada J2 (14,93) dan paling sedikit pada J2 (12,77). Terjadi pengaruh antara perlakuan sistem tanam dan varietas, hal ini sesuai dengan Steel and Torrie (1993) yang menyatakan bila interaksi nyata, maka disimpulkan bahwa faktor-faktor saling mempengaruhi satu sama lain menyebabkan perbedaan dalam batas keragaman acak.. Jumlah Cabang Data pengamatan jumlah cabang dan hasil analisis ragam dapat dilihat pada Lampiran 10 dan 11. Hasil analisis ragam tersebut menunjukkan bahwa perlakuan sistem tanam dan varietas tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang dan interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata. jumlah cabang pada perlakuan sistem tanam dan varietas dapat dilihat pada Tabel 3. Dari Tabel 3, dapat dilihat bahwa pada perlakuan sistem tanam pada parameter jumlah cabang terbanyak pada pada J1 dengan rataan 3,15 dan paling sedikit pada J2 dengan rataan 3.10 yang mana pada perlakuan sistem tanam berbeda tidak nyata. Pada perlakuan varietas jumlah cabang terbanyak terdapat pada dengan rataan 3,23 dan paling sedikit pada dengan rataan 3,02 yang mana perlakuan varietas berbeda nyata. 156

Tabel 3. jumlah cabang (cabang) pada perlakuan sistem tanam dan varietas J1 3,13 2,67 3,15 J2 3,40 3,40 3,10 3,23 3,02 Umur Berbunga Data pengamatan umur berbunga dan varietas dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata pada parameter umur berbunga. hasil analisis ragam dapat dilihat pada umur berbunga pada perlakuan sistem lampiran 12 dan 13. Hasil analisis ragam tanam dan varietas dapat dilihat pada Tabel 4. tersebut menunjukkan bahawa sistem tanam, Tabel 4. umur berbunga (hari) pada perlakuan sistem tanam dan varietas J1 37,47 37,53 37,50 J2 37,33 37,40 37,37 37,40 37,47 Dari Tabel 4, dapat dilihat bahwa pada perlakuan sistem tanam pada parameter umur berbunga relatif sama tidak berbeda sampai satu hari, paling cepat pada pada J1 dengan rataan 37.57 dan paling lama pada J2 dengan rataan 37.37 yang mana pada perlakuan sistem tanam berbeda tidak nyata. Pada perlakuan varietas umur berbunga tercepat terdapat pada dengan rataan 37.40 dan paling lama terdapat pada dengan rataan 37.47 yang mana perlakuan varietas berbeda tidak nyata. Jumlah Klorofil Data pengamatan jumlah klorofil dan hasil analisis ragam dapat dilihat pada lampiran 14 dan 15. Hasil analisis ragam tersebut menunjukkan bahwa perlakuan sistem tanam, varietas dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata pada parameter jumlah klorofil. jumlah klorofil pada perlakuan sistem tanam dan varietas dapat dilihat pada Tabel 5. Dari Tabel 5, dapat dilihat bahwa pada perlakuan sistem tanam pada parameter jumlah klorofil paling banyak terdapat pada pada J1 dengan rataan 34,10 dan paling sedikit terdapat pada J2 dengan rataan 32,53 yang mana pada perlakuan sistem tanam berbeda tidak nyata. Pada perlakuan varietas jumlah klorofil terbanyak terdapat pada dengan rataan 33,38 dan paling sedikit terdapat pada 157

dengan rataan 33,26 yang mana perlakuan varietas berbeda tidak nyata. Tabel 5. jumlah klorofil (Butir) pada perlakuan sistem tanam dan varietas J1 33,80 34,40 34,10 J2 32,95 32,11 32,53 33,38 33,26 Produksi Per Plot Data pengamatan produksi per plot dan hasil analisis ragam dapat dilihat pada Lampiran 16 dan 17. Hasil analisis ragam tersebut menunjukkan bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap produksi per plot sedangkan perlakuan sistem tanam dan interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata. produksi per plot pada perlakuan sistem tanam dan varietas dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. produksi per plot (g) pada perlakuan sistem tanam dan varietas J1 37,01 36,10 36,55 J2 36,80 31,13 33,96 36,90a 33,61b Keterangan : Notasi huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5% menurut Uji DMRT (Duncan Multiple Range Test). Dari Tabel 6, dapat dilihat bahwa pada perlakuan sistem tanam pada parameter produksi per plot terbanyak pada J1 dengan rataan 36,55 dan paling sedikit pada J2 dengan rataan 33,96 yang mana pada perlakuan sistem tanam berbeda nyata. Pada perlakuan varietas produksi per plot terbanyak pada dengan rataan 36,90 dan paling sedikit pada dengan rataan 33,61 yang mana perlakuan varietas berbeda nyata. Dari hasil pengamatan yang dianalisis secara statistik terlihat bahwa perlakuan varietas berbeda nyata terhadap produksi per plot, dimana produksi per plot terbanyak pada varietas Anjasmoro () sekitar 36,90 dan paling sedikit pada varietas Nanti (). Dari data tersebut bahwa varietas Anjasmoro () mempunyai produksi per plot yang lebih banyak. Hal ini sesuai dengan Sutopo, (1989) yang menyebutkan Penggunaan varietas unggul yang mempunyai adaptasi luas terhadap pola 158

tanam dan kondisi setempat merupakan faktor tersebut menunjukkan bahwa perlakuan penting. varietas kedelai mempunyai sifat varietas berpengaruh nyata terhadap bobot 100 khusus baik terhadap daerah maupun biji sedangkan pada perlakuan sistem tanam lingkungan lain. berpengaruh tidak nyata dan interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata. Bobot 100 Biji bobot 100 biji pada perlakuan Data pengamatan bobot 100 biji dan sistem tanam dan varietas dapat dilihat pada hasil analisis ragam dapat dilihat pada Tabel 7. Lampiran 18 dan 19. Hasil analisis ragam Tabel 7. bobot 100 biji (g) pada perlakuan sistem tanam dan varietas J1 9,18 7,51 8,34 J2 7,98 7,52 7,75 8,57a 7,52b Keterangan : Notasi huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5% menurut Uji DMRT (Duncan Multiple Range Test). Dari Tabel 7, dapat dilihat bahwa pada perlakuan sistem tanam pada parameter bobot 100 biji terberat pada J1 dengan rataan 8,34 dan paling ringan pada J2 dengan rataan 7,75 yang mana pada perlakuan sistem tanam berbeda tidak nyata. Pada perlakuan varietas bobot 100 biji terberat pada dengan rataan 8,57 dan paling sedikit pada dengan rataan 7,52 yang mana perlakuan varietas berbeda nyata. Dari hasil analisis data bahwa bobot 100 biji berbeda nyata terhadap varietas kedelai Anjamoro dan Nanti. Bobot 100 biji terberat pada varietas Anjasmoro (8.,7 g) dan paling ringan pada varietas nanti (7,52 g). Hal ini karena jumlah biji yang sedikit mengakibatkan hasil fotosintesis terkonsentrasi kepada biji yang sedikit mengakibatkan berat biji pada akan lebih berat dari pada. Jumlah biji yang sedikit dipengaruhi oleh fotosintesis oleh kurangnya cahaya akibat naungan. Hal ini sesuai dengan Trikoesoemaningtyas (2008) menyatakan intensitas cahaya yang rendah dapat menghambat fotosintesis yang mana hasil foto sintat berkurang sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan hasil kedelai. Kandungan Protein Data pengamatan kandungan protein dan hasil analisis ragam dapat dilihat pada lampiran 20 dan 21. Hasil analisis ragam tersebut menunjukkan bahwa Sistem tanam, dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata pada parameter kandungan protein. 159

Tabel 8. kandungan protein (%) pada perlakuan sistem tanam dan varietas J1 33,86 34,10 33,98 J2 33,96 33,73 33,84 33,91 33,91 Dari Tabel 8, dapat dilihat bahwa pada perlakuan sistem tanam pada parameter kandungan protein terbanyak pada J1 dengan rataan 33,98 dan paling sedikit pada J2 dengan rataan 33,84 yang mana pada perlakuan sistem tanam berbeda tidak nyata. Pada perlakuan varietas kandungan protein dan adalah sama yaitu dengan rataan 33,91. SIMPULAN Pertumbuhan tanaman kedelai dengan dua sistem tanam yaitu mata empat (J1) dan mata lima (J2) menunjukkan berpengaruh nyata terhadap parameter panjang tanaman 3, 4 MST. Pertumbuhan tanaman kedelai dengan dua varietas yaitu Anjasmoro () dan Nanti () menunjukkan berbeda nyata terhadap parameter panjang tanaman 5 dan 6 MST, produksi per plot dan bobot 100 biji. Interaksi antara sistem tanam dan varietas menunjukkan berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun. Tanaman kedelai mengalami penurunan hasil dan panampilan dari J1 ke J2 pada parameter panjang tanaman sebesar 3%, produksi per plot 7%, bobot 100 biji 7%. Tanaman kedelai mengalami kenaikan hasil dan penampilan dari J1 ke J2 pada parameter jumlah daun sebesar 11%. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik, 2011. Produksi Tanaman Padi dan Palawija di Indonesia. Jakarta. Halaman 21. Heddy S. 1996. Hormon Tumbuhan. Grafindo Persada. Jakarta. Halaman 12. Maryani & Gusmawartati. 2009. Uji Beberapa dosis N,P,K dan Jarak Tanam terhadap produksi kedelai yang ditanam di antara kelapa sawit. Universitas Jambi. PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) Marihat Indonesia. 2008. Imam Yani Harahap et.al. Tanaman Pangan Sebagai Cover Crop Pada Pertanaman Kelapa Sawit Belum Mengahasilkan (TBM), Medan. Sitompul SM & B Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Hal 37-38. 160

Steel RG.D; Torrie J H. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Halaman 408-410. Sutopo L. 1989. Teknologi Benih. Rineka Cipta, Jakarta. Trikoesoemaningtyas. 2008. Uji Daya Hasil Galur-galur Kedelai Toleran Naungan hasil Seleksi Marka Morfologi dan Monokuler. Laporan Akhir Hibah Penelitian LPPM. IPB Press. Bogor. 45 Halaman. Yatim W. 1991. Genetika. Penerbit Tarsito. Bandung. 161