BAB I PENDAHULUAN. Abad ke-21 disebut-sebut oleh pakar, termasuk futurology, sebagai abad



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peranan pendidikan telah dicantumkan oleh pemerintah secara

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No. 20 pasal ke-3 (2003)

BAB I PEDAHULUAN. pendidikan nasional di Indonesia menyatakan bahwa: Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa: kecerdasan peserta didik semata, tetapi juga untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai tempat penelitin sehingga perlu utuk diadakannya penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi secara terpadu (Qomar, 2012:21). UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi dalam segala bidang,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

BAB I PENDAHULUAN. yang sudah menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. dan keberhasilan pendidikan akan dicapai suatu bangsa apabila ada usaha untuk. meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal dan dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. 1. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena interaksi pembelajaran merupakan kegiatan inti

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MATEMATIKOMIK SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilham Taufik Effendi, 2015 PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita adalah negara yang memperhatikan pendidikan bangsanya,

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

2015 PENGARUH FASILITAS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEBIASAAN BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. semua orang untuk memiliki pengetahuan agar tidak tertinggal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

I. PENDAHULUAN. lembaga pendidikan di negara kita. Tujuan pendidikan nasional sebagaimana. mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Abad ke-21 disebut-sebut oleh pakar, termasuk futurology, sebagai abad informasi dan pengetahuan. Karena informasi dan pengetahuan akan menjadi landasan utama segala aspek kehidupan atau knowledge based society (Trilling dan Hood, 1999 : 5). Informasi dan pengetahuan terus mengalami kemajuan dan itu merupakan faktor yang membawa manusia tumbuh berkembang. Perkembangan kedua hal tersebut merupakan suatu tantangan pula bagi manusia dalam mengembangkan metode dan teknik penyampaian informasi yang baik sehingga ilmu pengetahuan menuntut adanya strategi pembelajaran yang tepat untuk penyampaian dan penerimaan informasi. Salah satu bidang yang mendapatkan dampak yang cukup berarti dengan perkembangan ini yaitu bidang pendidikan. Pada dasarnya pendidikan merupakan hal penting dalam kemajuan suatu bangsa, hal tersebut dapat dicapai apabila kualitas pendidikan baik dan sumber daya manusia pun berkualitas. Oleh karena itu pemerintah mencanangkan program Wajib Belajar 12 tahun untuk mencapai hal tersebut. Untuk mencapai sumber daya manusia yang berkualitas tidak cukup hanya dengan mengenyam pendidikan dasar, tetapi dengan meneruskan ke jenjang selanjutnya yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA). Berdasarkan hal tersebut pemerintah berusaha keras untuk meningkatkan mutu pendidikan dan

2 salah satu langkahnya yaitu dengan disusunnya UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Dalam Bab II pasal 3 dinyatakan bahwa : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab. Salah satu tujuan pendidikan dapat dicapai dengan jalur pendidikan formal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang berjenjang yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan perguruan tinggi. Melalui pendidikan formal tersebut diharapkan tujuan pendidikan nasional itu dapat tercapai sehingga akan tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, berbagai lembaga pendidikan formal dibangun dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik secara kognitif, afektif dan psikomotor. Dengan begitu, pendidikan akan menghasilkan siswa dengan hasil belajar yang baik. Agar hasil belajar yang baik dapat dicapai oleh siswa, dibutuhkan keseriusan dari berbagai pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan, tidak terkecuali siswa itu sendiri. Menurut Sardiman (2011 : 84) bahwa Motivation is an condition of learning. Hasi belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Motivasi belajar siswa sangat penting dalam usaha pencapaian hasil belajar, namun tidak semua siswa memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar, termasuk dalam mempelajari akuntansi.

3 Dalam kehidupan sehari-hari sering terlihat keadaan yang menujukkan bahwa motivasi siswa dalam belajar kurang. Misalnya saja siswa yang bolos dari sekolah dan lebih memilih bermain game online. Seperti berita di Tribunnews.com, bahwa Satuan Sabhara Polres Pelabuhan Tanjung Perak, melakukan razia pelajar yang membolos sekolah. Para polisi merazia warung internet, green yang terletak di tanjung sadari surabaya. Dari razia tersebut polisi membawa lima pelajar dari berbagai sekolah. Dari keadaan tersebut membuktikan motivasi siswa dalam belajar masih kurang. Berdasarkan wawancara dengan pihak terkait di SMA BPI 1 Bandung dinyatakan bahwa motivasi belajar di lingkungan sekolah kurang, dapat dilihat dari siswa yang bolos di beberapa jam pelajaran dan memilih pergi ke kantin dan bergerombol di tempat tertentu. Berdasarkan wawancara guru mata pelajaran akuntansi dinyatakan bahwa mata pelajaran akuntansi selama ini dianggap sulit dan membosankan oleh para siswa, itu sebagian alasan siswa memiliki motivasi rendah dalam mempelajarinya.. Seperti fenomena yang ditemukan penulis pada data presensi siswa kelas XI-7, XI-8 dan XI-9 SMA BPI 1 Bandung pada mata pelajaran akuntansi yang kemudian diolah menjadi data absensi (ketidak-hadiran), baik dengan alasan sakit (S), ijin (I), alfa/tidak hadir tanpa keterangan (A) maupun dispensasi (D). Data absensi ini dapat digunakan untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa karena sesuai dengan salah satu indikator dalam mengidentifikasi motivasi belajar siswa yang dikemukakan oleh Makmun (2005 : 40), yaitu frekuensi dalam kegiatan dalam periode tertentu. Hal ini berarti, banyaknya frekuensi siswa

4 mempelajari akuntansi dalam suatu periode dimana periode tersebut adalah KBM mata pelajaran akuntansi. Adapun rangkuman data yang penulis peroleh adalah sebagai berikut : Kelas Tabel 1.2 Data Absensi Siswa Kelas XI-7, XI-8 dan XI-9 SMA BPI 1 Bandung Pada Mata Pelajaran Akuntansi Jumlah Siswa Jumlah Tatap Muka Keterangan Presentase (%) S I A D S I A D XI-7 32 7 8 0 14 0 3,57 0 6,25 0 XI-8 29 7 8 0 14 0 3,94 0 6,89 0 XI-9 31 4 5 1 8 0 4,1 0,8 6,45 0 (Sumber : Diolah dari data presensi siswa kelas XI-7, XI-8 dan XI-9 SMA BPI 1 Bandung) Keterangan : S = Sakit I = Ijin A = Alfa D = Dispensasi Berdasarkan data tabel 1.2 terlihat bahwa ada siswa yang menunjukkan keengganan dalam mengikuti proses pembelajaran akuntansi, terlihat dari besarnya presentase alfa siswa. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa dalam mengikuti pelajaran akuntansi rendah. Dari permasalahan diatas, perlu dilakukan analisis lebih lanjut mengenai penyebab rendahnya motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dari keengganan siswa mengikuti KBM mata pelajaran akuntansi yang berdampak pula pada hasil belajar siswa yang rendah. Sebab-sebab itu biasanya bermacam-macam, bisa karena siswa itu sedang sakit, siswa tidak senang, lapar, atau bahakan sedang memiliki masalah dan lain-lain. Hal ini berarti pada diri siswa karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Dari hal tersebut siswa perlu diberikan

5 rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya atau singkatnya perlu diberikan motivasi. Kemudian dalam hubungannya dengan kegiatan belajar, yang penting bagaimana menciptakan kondisi atau suatu proses yang mengarahkan siswa untuk belajar. Dalam hal ini peran guru sangat penting untuk melakukan usaha-usaha yang dapat menumbuhkan dan memberikan motivasi yang baik pula. Karena guru merupakan salah satu komponen yang sangat penting dan mempengaruhi proses pendidikan seperti dalam Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 yang menyatakan bahwa : Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sebagai pendidik profesional seorang guru harus memiliki kemampuan untuk menyampaikan materi dan memilih metode serta media pembelajaran yang akan digunakan, karena meskipun kurikulum, sarana dan prasarana sangat memadai tetapi kemampuan guru dalam mengimplementasikan kurang, maka hal itu tidak akan berarti. Seperti dikemukakan oleh Adams & Decey ( Usman, 2011 : 9) bahwa peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar-mengajar sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspediator, perencana, supervisor, motivator, dan konselor. Jika dilihat pada keadaan sekarang, guru dan siswa memiliki pengetahuan yang sama bahkan siswa pada saat ini dapat jauh lebih tahu ketimbang gurunya. Keadaan itu ditunjang karena murid dapat lebih dulu mendapat informasi dengan cara mengakses informasi dari media massa seperti : surat kabar, televisi, handphone, bahkan internet. Masalah yang sering ditemui di lapangan/ di sekolah

6 adalah beberapa guru masih enggan menggunakan media pembelajaran. Sutjiono, (2005 : 80) menyatakan ada 7 alasan guru tidak menggunakan media pembelajaran yaitu : Pertama menggunakan media itu repot, kedua media itu canggih dan mahal, ketiga guru tidak terampil menggunakan media, keempat media itu hiburan sedangkan belajar itu serius, kelima tidak tersedia di sekolah, keenam kebiasaan menikmati ceramah/bicara, ketujuh kurangnya penghargaan dari atasan. Persepsi-persepsi itu harus dihilangkan karena tugas guru adalah menjadi fasilitator untuk siswa dan media pembelajaan itu sangat diperlukan oleh guru agar pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien dan media pembelajaran merupakan salah satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa sebagaimana dikemukakan oleh Riyana ( Asyhar, 2011 : 29) bahwa Melalui media suatu proses pembelajaran bisa lebih menarik dan menyenangkan (joyfull learning). Dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik maka motivasi siswa akan meningkat dan pembelajaran akan berjalan lebih kondusif seperti yang dikemukakan oleh Sudjana dan Rivai dan Rivai (2011 : 2) bahwa : pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Dan menurut Asyhar (2011 : 8) bahwa : Media dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efesien dan efektif Media pembelajaran yang membantu dan memiliki peranan penting dalam proses penerimaan materi bagi siswa salah satunya adalah media visual. Asyhar (2011 : 45) mengemukakan bahwa Media visual yaitu jenis media yang digunakan hanya mengandalkan indera penglihatan semata-mata dari peserta

7 didik.. Bagian dari media visual itu adalah grafis yang terdiri dari garfik, diagram, chart, bagan, kartun, dan komik. Thomsen ( Smith 2006 : 7) menyatakan bahwa : Komunikasi visual merupakan komunikasi yang lebih kaya, lebih mudah diingat, langsung, dan memperkecil kesalahpahaman yang ditimbulkan bahasa, ketika bahasa dan gambar digabung menjadi suatu media komunikasi, akan menghasilkan suatu komunikasi yang lebih baik dibandingkan bila keduanya berdiri masing-masing. Oleh karena itu penulis mencoba untuk melakukan penelitian dengan menggunakan salah satu media grafis yaitu media komik. Bonneff (1998 : 8) menyatakan bahwa komik mengandung aspek grafis. Gambar menggambarkan pemerian panjang, karena dapat mengantarkan pembaca pada berbagai realitas yang terkadang sulit dibayangkan. Sudjana dan Rivai (2011 : 63) menyatakan bahwa : Dilihat dari besarnya jumlah orang-orang yang merasa mebutuhkannya meliputi berjuta-juta orang dari semua umur untuk lelucon, kegembiraan serta hiburan. Baik pendidik atau bukan pendidik serta orang tua cenderung setuju dengan adanya komik sebagai media komunikasi. Dari pernyataan di atas dapat ditarik simpulan bahwa sebagian besar siswa SMA sangat tertarik untuk membaca komik sebagai media komunikasi dan seperti yang diutarakan oleh Sudjana dan Rivai (2011 : 68) bahwa, peranan pokok dari buku komik dalam pengajaran adalah kemampuannya dalam menciptakan minat para siswa. Hal itu akan mempermudah siswa untuk berkeinginan mempelajari mata pelajaran akuntansi karena menurut hasil wawancara dengan guru mata pelajaran akuntansi di SMA BPI 1 bandung dinyatakan bahwa mata pelajaran akuntansi

8 selama ini dianggap sulit dan membosankan oleh para siswa, itu sebagian alasan siswa memiliki motivasi rendah dalam mempelajarinya.. Penggunaan komik sebagai media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu memiliki kemampuan dalam menciptakan motivasi belajar para siswa serta membantu siswa dalam pemahaman konsep materi pelajaran yang dipelajarinya. Sesuai dengan ungkapan Goleman ( Mc Cloud, 2001 : 22) bahwa : tanpa keterlibatan emosi, kegiatan saraf otak itu kurang dari yang dibutuhkan untuk merekatkan pelajaran dalam ingatan. Sedangkan seseorang akan belajar dengan segenap kemampuan apabila dia menyukai apa yang dia pelajari dan dia akan merasa senang terlibat di dalamnya (Mc Cloud, 2001 : 23). Selain itu media komik sangat efektif membantu dalam proses pembelajaran dan sumber daya yang efektif karena komik menyediakan asosiasi yang diperlukan otak untuk memicu daya ingat yang timbul karena adanya gambar-gambar pada komik tersebut. Sebuah gambaran lebih berarti daripada seribu kata. Jika anda menggunakan media dalam pembelajaran maka akan terjadi sesuatu yang menakjubkan. Bukan hanya mengawali proses belajar dengan cara merangsang modalitas visual, media juga menyalakan jalur syaraf. Beribu-ribu asosiasi tiba-tiba dimunculkan kedalam kesadaran. Kaitan ini menyediakan konteks yang kaya untuk pembelajaran yang baru (Mc Cloud, 2001 : 67). Dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2011) dikemukakan bahwa Penggunaan Media komik dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pengajaran struktur atom di kelas X. Jadi dengan menggunakan media pembelajaran komik dapat membuat siswa lebih fokus dan tertarik dalam mempelajari materi pembelajaran, karena

9 komik dalam penyampaiannya ringan, mudah dimengerti dan menarik minat para siswa. Sehingga akan berpengaruh pula pada motivasi siswa itu sendiri untuk mempelajari mata pelajaran akuntansi yang selama ini mereka anggap sulit dan membosankan. Berikut adalah data rata-rata nilai kelas XI-8 dan XI-9 dalam beberapa materi berdasarkan latihan yang diberikan oleh guru mata pelajaran akuntansi : Kelas Tabel 1.3 Data Rata-rata Nilai Latihan Kelas XI-8 dan XI-9 SMA BPI 1 Bandung Pada Mata Pelajaran Akuntansi akuntansi sebagai sistem informasi Persamaan dasar akuntansi Rata-rata nilai Jurnal posting ke buku besar Neraca XI-8 75,7 75,2 76,1 92,4 76,2 XI-9 85,2 73,4 96,6 82,1 79,2 (Sumber : Diolah dari data nilai siswa kelas XI-8 dan XI-9 SMA BPI 1 Bandung) Berdasarkan data nilai di tabel 1.3 terlihat bahwa rata-rata nilai yang diperoleh siswa kelas XI-8 dan XI-9 pada materi persamaan dasar akuntansi lebih rendah dibandingkan pada materi yang lain. Itu memperlihatkan bahwa pemahaman siswa pada materi persamaan dasar akuntansi masih rendah daripada pada materi yang lain seperti akuntansi sebagai sistem informasi, jurnal umum, posting ke buku besar, dan neraca. Kurangnya pemahaman siswa pada materi tersebut bisa terjadi karena motivasi siswa dalam mempelajarinya kurang bahkan rendah. Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui apakah media pembelajaran komik akan berpengaruh pada motivasi siswa

10 mempelajari mata pelajaran akuntansi. Maka penelitian yang akan dilakukan berjudul Pengaruh Penggunaan Media Komik Akuntansi Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada (Pre-Eksperimental Pada Mata Pelajaran Akuntansi Di Kelas XI-7 SMA BPI 1 Bandung). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan tersebut, maka permasalahan yang terkait dengan penelitian ini dapat disajikan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah peningkatan motivasi belajar siswa dengan penggunaan media pembelajaran komik akuntansi gdi SMA BPI 1 Bandung. 2. Bagaimana pengaruh penerapan media pembelajaran komik akuntansi terhadap motivasi belajar siswa. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan Media Pembelajaran Komik Terhadap Motivasi Belajar Siswa. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan pada tujuan penelitian diatas, maka kegunaan penelitian yang peneliti sampaikan sebagai berikut :

11 1. Manfaat Teoritis a. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti mengenai aplikasi teori motivasi belajar dan penggunaan media pembelajaran komik. b. Memberikan kontribusi pemikiran bagi para pembaca sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya, khususnya yang akan meneliti mengenai Media Pembelajaran Komik. 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dan wawasan serta memudahkan siswa dalam mempelajari mata pelajaran akuntansi dengan penggunaan Media Pembelajaran Komik. b. Bagi guru Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang penggunaan Media Pembelajaran Komik sehingga dapat dijadikan salah satu alternatif dalam meningkatkan proses pembelajaran akuntansi di sekolah. c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang banyak dalam rangka perbaikan pembelajaran di dalam kelas, peningkatan kualitas sekolah yang diteliti, dan bagi sekolah-sekolah lain. d. Bagi peneliti Sebagai calon guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam proses pembelajaran di sekolah dan dapat

12 dijadikan acuan untuk peneliti lain dalam melakukan penelitian yang sejenis tapi berbeda topik.