BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

BAB IV METODE PENELITIAN A.

PEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB V HASIL PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN Pemeriksaan J 10 UJI BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT ( PB ) ( AASHTO T ) ( ASTM D )

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTACT. iii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN. xii DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL. xvi DAFTAR GRAFIK I-1

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

Lampiran A Berat Jenis Pasir. Berat pasir kondisi SSD = B = 500 gram. Berat piknometer + Contoh + Air = C = 974 gram

BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

BAB IV ANALISIS DATA LABORATORIUM DAN DATA HASIL PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200)

material lokal kecuali semen dan baja tulangan. Pembuatan benda uji, pengujian

BAB IV PENGUJIAN MATERIAL DAN KUAT TEKAN BETON

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI. Bagan alir ini menjelaskan langkah apa saja yang dilakukan untuk membuat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

dengan menggunakan metode ACI ( American Concrete Institute ) sebagai dasar

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT HALUS

3.4 PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB IV METODE ANALISIS

PEMERIKSAAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK PADA PASIR. Volume (cc) 1 Pasir Nomor 2. 2 Larutan NaOH 3% Secukupnya Orange

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton PT. Pionir Beton

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Laboratorium Bahan PT.Ahimix Precast Indonesia Plant Kebon Jeruk.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH VARIASI SUHU TERHADAP KUAT TEKAN BETON

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini adalah semen PCC merk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Struktrur Dan Bahan Kontruksi

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN LABORATORIUM BAHAN KONSTRUKSI

PENGARUH PERSENTASE BAHAN RETARDER TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PENGERASAN CAMPURAN BETON

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

PENGARUH PEMANFAATAN ARANG KAYU SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK CAMPURAN BETON

BAB III METODE PENELITIAN MULAI PERSIAPAN ALAT & BAHAN PENYUSUN BETON ANALISA BAHAN PENYUSUN BETON

Penentuan faktor air semen ini menggunakan metode Inggris

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. 3.1.Ruang Lingkup

BAB 3 METODE PENELITIAN

dan pengujian kinerja statis beton berpori.

Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon Lampiran

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

: Pengujian Bahan Perekat Hidrolis. Materi : Uji Berat Jenis SSD dan Penyerapan Air Agregat Halus dan Kasar REFERENSI

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Studi Pustaka Tahap ini merupakan kegiatan untuk memperoleh data-data dan informasi mengenai pengujian yang akan dilakukan, hal ini dilakukan supaya pengujian yang dilakukan benar-benar mempunyai dasar yang kuat dengan adanya data-data, teori-teori yang didapat dari buku-buku refrensi, buku petunjuk praktikum, jurnal dan pencarian di internet serta penelitian terdahulu dan masih banyak lagi literatur lainnya yang berhubungan dengan penelitian skripsi ini. Studi pustaka akan dipakai sebagai landasan atau dasar penelitian. 3.2 Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium beton jurusan Teknik Sipil Fakultas Muhammadiyah Malang. 3.3 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan rencana terhadap pembuatan benda uji dengan perbandingan antara berat semen dengan fly-ash. Penelitian ini membuat beton normal dengan bahan limbah beton serta penambahan fly-ash sebesar 0%, 5%, 10%, 15%, 20% dari berat semen. Benda uji beton yang digunakan ada 2 yaitu silinder kecil ukuran diameter 7,5 cm dan tinggi 15 cm untuk pengujian kuat tekan, dan silinder besar ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm untuk pengujian modulus elastisitas. 30

31 Tabel 3.1 Property benda uji Pengujian Kuat Tekan Modulus Elastisitas Penambahan fly ash 0% 5% 10% 15% 20% 0% 5% 10% 15% 20% Benda Uji Daur Ulang 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 Benda Uji Beton 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 Normal Jumlah 50 30 Total 80 3.4 Persiapan Alat & Bahan Persiapan dari pengujian ini yaitu mempersiapkan bahan-bahan dan alat yang akan digunakan sebagai bahan campuran beton yang akan dibuat. Persiapan alat yang digunakan merupakan alat dari Laboratorium Beton Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang. 3.4.1 Persiapan Alat Peralatan yang akan digunakan pada penelitian ini meliputi: 1. Saringan ASTM. Satu set saringan ASTM digunakan untuk mengukur distribusi/ gradasi, kerikil dan penyaringan fly ash. 2. Timbangan analitis 2600 gr. Timbangan analitis 2600 gr digunakan untuk menentukan berat bahan (semen, agregat halus, agregat kasar) pada saat pengujian material. 3. Alat getar (shieve shaker). Alat getar (shieve shaker) digunakan untuk menggetarkan agregat halus di dalam saringan ASTM. Alat ini memudahkan pekerjaan dibandingkan penggetaran secara manual. 4. Oven.

32 Oven digunakan untuk mengeringkan agregat halus dan agregat kasar yang digunakan pada pengujian material, sehingga diperoleh agregat halus dan agregat kasar yang sudah tidak mengandung air. Oven digunakan pada pengujian kelembaban, air resapan, dan kebersihan agregat terhadap lumpur dengan cara kering. 5. Picnometer 100 cc. Digunakan sebagai tempat takaran agregat halus dan semen saat pengujian material. Picnometer 100 cc digunakan pada saat pengujian berat jenis pasir dan berat jenis semen. 6. Loyang. Digunakan sebagai tempat agregat halus, agregat kasar, dan semen pada saat penimbangan dan pengovenan pada pengujian material. 7. Timbangan 10 kg dan 25 kg. Digunakan untuk menentukan berat semen, pasir, dan fly ash sebagai bahan pengisi pembentuk beton. Menentukan berat benda uji. 8. Keranjang sample. Digunakan sebagai wadah agregat kasar saat menentukan berat di dalam air pada pengujian berat jenis agregat kasar. 9. Mold volume 5 lt. Digunakan sebagai takaran pengujian berat volume untuk agregat. 10. Perojok besi. Digunakan untuk memadatkan agregat pada pengujian berat volume dengan rojokan, pengujian slump, dan pencetakan benda uji. 11. Mesin molen kapasitas ½ m³. Digunakan untuk mengaduk campuran bahan pengisi beton. 12. Gerobak dorong.

33 Digunakan untuk mengangkut material pengisi beton, dan benda uji. 13. Satu set alat slump test Digunakan untuk mengukur nilai slump adukan beton. 14. Cetakan silinder ( 15cm x 30cm dan 7,5cm x 15 cm ). Digunakan untuk mencetak benda uji. 15. Mesin uji kuat tekan hancur (compression strength). Digunakan untuk menentukan kuat tekan benda uji. 16. Alat uji modulus Digunakan untuk mengetahui nilai modulus elastisitas pada beton. 17. Scoop. Scoop digunakan sebagai alat untuk mengambil agregat halus dan agregat kasar. 18. Alat bantu lainnya. 3.4.2 Persiapan Bahan Persiapan bahan campuran yang digunakan dalam penelitian beton ini meliputi: 1. Semen. Semen yang digunakan adalah type semen PPC jenis IP-U PPT. Semen Gersik 40 kg. 2. Limbah beton. Limbah beton digunakan sebagai agregat kasar (kerikil) dan agregat halus (pasir). 3. Agregat halus alami (pasir) yang digunakan dalam penelitian adalah pasir Lumajang. 4. Agregat kasar (kerikil) Kerikil yang digunakan dalam penelitian adalah kerikil daerah malang. 5. Abu terbang batubara (fly-ash). Abu terbang batubara (fly-ash) yang digunakan dalam penelitian diambil dari toko bangunan.

34 6. Air. Air yang digunakan dalam penelitian diambil dari jaringan air bersih dari Laboratorium Srtuktur Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang. 3.5 Pengujian Material Pengujian material bertujuan untuk mengetahui data-data bahan yang akan digunakan sebagai pembentuk beton. Pengujian material antara lain: 1. Berat jenis semen : 0,8xxxx2 BjSemen...(3.1) (WW1 WW2 WW3) dimana : 0,8 = berat jenis minyak tanah W1 = berat semen (gr) W2 = berat semen + minyak + picnometer (gr) W3 = berat minyak + picnometer (gr) Alat dan bahan yang digunakan di dalam pengujian berat jenis semen: a. Timbangan analitis 2600 gr. b. Picnometer 100 cc. c. Funnel dan pan. d. Semen. e. Minyak tanah. Prosedur pengujian: a. Timbang semen sebanyak 250 gr. b. Timbang picnometer 100 cc yang telah dibersihkan. c. Masukkan semen menggunakan funnel ke dalam picnometer dan beratnya ditimbang. d. Isi picnometer yang terisi semen dengan minyak tanah sampai batas picnometer kemudian beratnya ditimbang. e. Semen dan minyak dikeluarkan untuk dibersihkan.

35 f. Picnometer dalam keadaan kosong diisi minyak tanah hingga bataspicnometer kemudian beratnya ditimbang. g. Dilakukan tiga percobaan. 2. Berat jenis dan penyerapan agregat halus ( pasir daur ulang beton ) Langkah langkah percobaan : a. Siapkan kira-kira 1 kg agregat halus. b. Keringkan dalam wadah yang sesuai sampai beratnya tetap, pada temperatur (110±5) 0 C. Biarkan mendingin sampai temperatur yang dapat dikerjakan, basahi dengan air, baik dengan cara melembabkan sampai 6% atau merendamnya, biarkan (24±4) jam. c. Buang air perendam secara hati hati jangan ada butiran yang hilang, kemudian letak kedalam talam lalu keringkan di udara panas sampai tercapai keadaan kering permukaan jenuh. d. Periksa keadaan kering permukaan jenuh dengan kerucut terpancung, padatkan dengan penumbuk sebanyak 25 kemudian angkat. Keadaan kering permukaan jenuh tercapai bila benda uji runtuh, tetapi masih dalam keadaan tercetak. e. Bila sudah tercapai maukkan 500 gram benda uji kedalam picnometer lalu masukkan air suling kedalamnya, putar sampai gelembung udara tidak terlihat didalamnya. f. Tambahkan air sampai mencapai batas. g. Timbang picnometer berisi air dan benda uji sampai ketelitian 0,1 gram (Bt). h. Keluarkan benda uji kemudian keringkan dalam oven dengan suhu (110±5) C sampai berat tetap kemudian dinginkan. i. Setelah dingin kemudian timbang (Bk). j. Tentukan berat picnometer berisi air penuh dan ukur suhu air dengan suhu standart 25 C (B).

36 k. Perhitungan : a. Berat jenis (bulk specifi grafity) = BBBB BB+500 BBBB...(3.2) 500 b. Berat SSD =...(3.3) BB+500 BBBB c. Berat jenis semu =...(3.4) BB+BBBB BBBB BBBB d. Penyerapan = 500 BBBB BBBB Dimana : Bk B Bt (gram) = berat benda uji kering oven (gram) = berat picnometer berisi air (gram) xx 100%..(3.5) = berat benda uji kering permukaan jenuh didalam air 500 = berat benda uji dalam keadaan kering permukaan jenuh (gram) 3. Berat jenis dan penyerapan agregat kasar ( kerikil daur ulang beton ) Langkah langkah percobaan : 1. Siapakan benda uji kira kira 10 kg 2. Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain yang melekat pada permukaan. 3. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (110± 5)oC sampai berat tetap. 4. Dinginkan benda uji pada suhu kamar selama 1 sampai 3 jam, kemudian timbang dengan ketelitian 0,5 gram (Bk ). 5. Rendam benda uji dalam air pada suhu kamar selama (24 4) jam. 6. Keluarkan benda uji dari dalam air, lap dengan kain penyerap sampai selaput air pada permukaan agregat hilang. 7. Timbang berat benda uji kering permukaan jenuh (Bj ). 8. Timbang benda uji didalam pada temperatur 25oC, sambil menggoyang keranjang yang dalam keadaan tenggelam, untuk mengeluarkan udara yang terserap dan tentukan beratnya dalam air (Ba ).

37 9. Perhitungan : a. Berat jenis (bulk specifi grafity) =Bk/(Bj-Ba)...(3.6) b. Berat SSD =Bj/(Bj-Ba)...(3.7) c. Berat jenis semu =Bk/(Bk-Ba)...(3.8) d. Penyerapan =(Bj-Ba)/Bk x 100%...(3.9) Dimana : Bk = berat benda uji kering oven (gram). Bj = berat benda uji kering permuakaan jenuh (gram). Ba = berat benda uji kering permukaan jenuh didalam air (gram). 3.6 Mix Design Mix design dilakukan untuk mengetahui proporsi kebutuhan material (kerikil, pasir, semen dan air) dalam campuran beton. Metode rancangan adukan beton yang dipakai adalah metode yang biasa dipakai oleh Departemen Pekerjaan Umum yaitu metode DOE (Departemen of Environment) yang merupakan pengembangan dari metode rancangan adukan beton cara Inggris (The British Mix Design Method). Adapun langkah-langkah pembuatan Mix Design DOE sebagai berikut : 1. Menetapkan kuat tekan beton yang disyaratkan pada umur yang direncanakan (fc = 30 Mpa). 2. Menetapkan nilai standart deviasi (Sd). 3. Menghitung nilai tambah margin (M). M = K x Sd... (3.10) dimana : M = nilai tambah M = K x Sd K = 1,64 Sd = standart deviasi 4. Menetapkan kuat tekan rata-rata yang direncanakan. f'cr = f'c + M... (3.11) dengan : f'cr = kuat tekan rata-rata f'c = kuat tekan yang disyaratkan

38 M = nilai tambah 5. Menetapkan jenis semen. 6. Menetapkan jenis agregat (pasir dan kerikil). 7. Menetapkan faktor air semen (antara 0,4-0,6). 8. Menetapkan faktor air semen maksimum. 9. Menetapkan nilai slump. 10. Menetapkan ukuran besar butir agregat maksimum (kerikil). 11. Menetapkan kebutuhan air. 12. Jika agregat halus dan agregat kasar yang dipakai memiliki jenis yang berbeda (alami dan batu pecah), maka jumlah air yang diperkirakan diperbaiki dengan rumus : A = 0,67 Ah + 0,33 Ak... (3.12) dimana : A = jumlah air yang dibutuhkan, liter/ m³ Ah = jumlah air yang dibutuhkan menurut jenis agregat halusnya Ak = jumlah air yang dibutuhkan menurut jenis agregat kasarnya 13. Menetapkan kebutuhan semen. 14. Menetapkan kebutuhan semen minimum. 15. Menetapkan kebutuhan semen yang sesuai. 16. Penyesuaian jumlah air atau faktor air semen. 17. Menentukan golongan pasir. 18. Menentukan perbandingan pasir dan kerikil. 19. Menentukan berat jenis campuran pasir dan kerikil. Bj campuran = (P/100! x BJP )+( K/100! x BJK )...(3.13) dimana : K = persentase kerikil terhadap agregat campuran P = persentase pasir terhadap agregat campuran 20. Menentukan berat beton. 21. Menentukan kebutuhan pasir dan kerikil. Berat pasir + berat kerikil = berat beton kebutuhan air-kebutuhan semen

39 22. Menentukan kebutuhan pasir. Kebutuhan pasir = kebutuhan pasir dan kerikil x persentasr berat pasir = langkah 21 x langkah 18. 23. Menentukan kebutuhan kerikil Kebutuhan kerikil = kebutuhan pasir dan kerikil - kebutuhan pasir = langkah 21 - langkah 22. 3.7 Pembuatan Benda Uji Langkah-langkah pencetakan benda uji : 1. Menyiapkan peralatan (timbangan analitis 25 kg, molen, kerucut abrains, cetakan kubus, bak wadah material, gerobak dorong, dan alat bantu lainnya). 2. Menyiapkan bahan pengisi beton (semen, agregat daur ulang, pasir, kerikil, air, fly ash) sesuai dengan volume yang direncanakan. 3. Masukkan agregat daur ulang beton, semen dan pasta fly ash ke dalam molen. 4. Masukkan air yang telah ditentukan kedalam molen. 5. Lakukan Pemutaran molen sampai adukan beton merata secara homogen untuk menghindari terjadinya segregasi. 6. Melakukan pengujian slump dengan menggunakan kerucut abrams. 7. Mencetak benda uji. 3.8 Perawatan Perawatan benda uji yaitu dengan melakukan perendaman terhadap beton yang baru dikeluarkan dari cetakan dalam jangka waktu sesuai dengan umur beton yang akan diuji yaitu 28 hari. Perendaman ini dilakukan untuk menghindari pengaruh cuaca terhadap proses pengerasan beton yang dapat mempengaruhi kekuatan beton.

40 3.9 Pengujian Beton 3.9.1 Pengujian kuat tekan. Pengujian ini bertujuan untuk menguji dan mengetahui kuat tekan beton. Pengujian kuat tekan dihentikan setelah dial pembacaan pada alat compression test berhenti. Hal ini menunjukan bahwa kuat tekan dari benda uji tersebut sudah maksimal. Tekanan dikerjakan pada bidangbidang sisi yang rata. Langkah-langkah dalam pengujian benda uji adalah: a. Menyiapkan benda uji dan peralatan. b. Menimbang benda uji untuk mendapatkan data berat volume. c. Meratakan permukaan beton dengan alat yang tesedia apabila permukaan beton tidak rata. d. Menempatkan benda uji ke dalam mesin kuat tekan. e. Menyalakan mesin kuat tekan supaya benda uji mendapatkan beban. Pengujian kuat tekan dihentikan setelah dial pembacaan pada alat compression test berhenti (beton tidak kuat lagi menahan beban). f. Mencatat beban maximum yang dapat diterima benda uji. g. Mengeluarkan benda uji. 3.9.2 Pengujian modulus elastisitas. Pengujian ini bertujuan untuk menentukan modulus elastisitas dari benda uji beton kesar pada umur 28 hari. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Mesin Uji Tekan dan memasang alat ukur (dial gauge ) arah logitudinal. Langkah langkah pengjiannya seperti berikut : 1. Siapkan alat dan bahan yang akan dgunakan. 2. Ukur dimensi dari silinder kemudian timbang. 3. Letakan benda uji pada alat ukur modulus elastisitas, lalu gunakan water pass untuk melevelkan benda uji dengan alat ukur

41 modulus elastisitas kemudian ukur tingg alat ukur modulus elastisitas (Lo). 4. Hitung beban P elastisitas ( 40% dari P minimum kuat tekan ), lalu tentukan interval pembebanan berikutnya. Gambar 3.1 Pemasangan alat modulus elastisitas 5. Tekan benda uji dengan mesin tekan hidrolis dengan interval 50 Kn sampai batas yang telah ditentukan, lakukan pengujian sampai tiga kali. Pada pengujian ketiga lakukan pengujian sampai benda uji retak (hancur). Gambar 3.2 Pembacaan beban 6. Hitung dan gambarkan grafik modulus elastisitas.

42 3.10 Diagram Alir Mulai Studi Pustaka Persiapan Alat dan Bahan Pengujian Laboratorium Semen Agregat Kasar Agregat Halus Fly ash ( Alami dan Limbah Beton ) ( Alami dan Limbah Beton ) Analisa Saringan Pemeriksaan Keausan Berat jenis dan penyerapan Mix Design Pembuatan Benda Uji Perawan Beton 28 hari Pengujian Beton : Kuat tekan dan Modulus Elastisitas Analisa dan Pembahasan Kesimpulan Selesai