Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM

BAB I PENDAHULUAN. Inverter merupakan suatu rangkaian elektronik yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN V = IR P = IV = I (2) R

Pengaruh Bentuk Gelombang Pembawa Terhadap Harmonisa pada Inverter Satu Fasa

INVERTER MODULASI LEBAR PULSA SINUSOIDA. BERBASIS dspic 30F4012

1 BAB I PENDAHULUAN. terbarukan hanya sebesar 5.03% dari total penggunaan sumber energi nasional.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter

MEMORI TERPROGRAM BERBASIS V/Hz UNTUK PENGENDALIAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB III METODE PENELITIAN

INVERTER SATU FASA GELOMBANG PENUH SEBAGAI PENGGERAK POMPA AIR DENGAN KENDALI DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN. resistor, kapasitor ataupun op-amp untuk menghasilkan rangkaian filter. Filter analog

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PEMANFAATAN INVERTER SATU FASA SEBAGAI PENGINJEKSI DAYA BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA8535

Pelatihan Sistem PLTS Maret 2015 PELATIHAN SISTEM PLTS INVERTER DAN JARINGAN DISTRIBUSI. Rabu, 25 Maret Oleh: Nelly Malik Lande

APLIKASI PEMBANGKIT PWM SINUSOIDA 1 FASA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 SEBAGAI PENGGERAK MOTOR INDUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Harmonisa Arus Di Gedung Direktorat TIK UPI Sebelum Dipasang Filter

Perancangan dan Simulasi Full Bridge Inverter Lima Tingkat dengan Dual Buck Converter Terhubung Jaringan Satu Fasa

Perancangan dan Simulasi Full Bridge Inverter Lima Tingkat dengan Dual Buck Converter Terhubung Jaringan Satu Fasa

KONVERTER TEGANGAN JALA-JALA SATU FASA KE TIGA FASA (Aplikasi Untuk Alat Pengajaran SMK di Rural Area)

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi konverter elektronika daya telah banyak digunakan pada. kehidupan sehari-hari. Salah satunya yaitu dc dc konverter.

Rancang Bangun Inverter Tiga Phasa Back to Back Converter Pada Sistem Konversi Energi Angin

BAB III METODE PENELITIAN

2015 PERANCANGAN SIMULASI FILTER AKTIF 3 FASA UNTUK MEREDUKSI HARMONISA AKIBAT PENGGUNAAN BEBAN NON LINIER

peralatan-peralatan industri maupun rumah tangga seperti pada fan, blower, pumps,

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3157

BAB I PENDAHULUAN. inverter, sementara daya keluaran mekanik motor dipertahankan konstan.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Contohnya yaitu beban beban nonlinier, terutama peralatan listrik berbasis

1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN INVERTER PWM 3 LEVEL. oleh Roy Kristanto NIM :

Perancangan Inverter Sinusoida 1 Fasa dengan Aplikasi Pemrograman Rumus Parabola dan Segitiga Sebagai Pembangkit Pulsa PWM

DESAIN DAN IMPLEMENTASI INVERTER TYPE KONSTAN TEGANGAN FREKUENSI BERUBAH UNTUK SISTEM 3 FASA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga listrik memegang peranan yang penting dalam industri. Pada aplikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

INVERTER TIPE VOLT/HERTZ TIGA FASA DENGAN INJEKSI HARMONISA ORDE KE TIGA

Pemanfaatan Harmonisa pada Beban Non Linier Sebagai Sumber Energi Menggunakan Full Bridge DC-DC Converter dan Inverter

Materi 5: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

BAB II LANDASAN TEORI

Pemanfaatan Harmonisa pada Beban Non Linier Sebagai Sumber Energi Menggunakan Full Bridge DC-DC Converter dan Inverter

DAFTAR ISI PROSEDUR PERCOBAAN PERCOBAAN PENDAHULUAN PERCOBAAN Kontrol Motor Induksi dengan metode Vf...

Pemodelan Konverter AC DC Tiga Fasa Dua Arah Pada Sepeda Listrik Menggunakan Metode SPWM

PEMANFAATAN IC MEMORI TERPROGRAM UNTUK MENGENDALIKAN INVERTER 3 FASA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

OPERASI PWM INVERTER SEBAGAI CURRENT. INJECTOR DENGAN KENDALI dspic33fj16gs502

Oleh : ARI YUANTI Nrp

Studi Pengaruh Pemilihan Frekuensi Carrier dan Komponen Filter Terhadap Bentuk Gelombang Keluaran pada Inverter Satu Fasa

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH BENTUK GELOMBANG SINUS TERMODIFIKASI (MODIFIED SINE WAVE) TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI SATU FASA

Desain dan Analisis Inverter Satu Fasa dengan Menggunakan Metode SPWM Berbasis Arduino

PENGARUH ARUS HARMONISA PADA UNJUK KERJA SISTEM OPEN- LOOP VARIABLE SPEED DRIVE MOTOR INDUKSI MENGGUNAKAN INVERTER

PEMANFAATAN MIKROKONTROL ATMEGA 8535 SEBAGAI PENGENDALI INVERTER SATU FASA JEMBATAN PENUH TERPROGRAM ¼ λ

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. rendah banyak dibahas dalam forum-forum kelistrikan. Permasalahan kualitas daya

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan rangkaian elektronika yang terdiri dari komponen-komponen seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah rectifier, converter, inverter, tanur busur listrik, motor-motor listrik,

BAB I PENDAHULUAN. modern saat ini. Setiap tempat, seperti perkantoran, sekolah, pabrik, dan rumah

Sistem Perbaikan Faktor Daya Pada Penyearah Diode Tiga Phasa Menggunakan Hysteresis Current Control

BAB II DASAR TEORI 2.1. Teori Catu Daya Tak Terputus

BAB 5 SIMULASI INVERTER PWM LIMA-FASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan

Inverter Satu Fase dengan Pola Penyaklaran SPWM

PERANCANGAN INVERTER SATU FASA LIMA LEVEL MODIFIKASI PULSE WIDTH MODULATION

DAFTAR GAMBAR. Magnet Eksternal µt Gambar Grafik Respon Daya Output Buck Converter dengan Gangguan Medan

ELIMINASI HARMONIK GUNA PERBAIKAN BENTUK GELOMBANG KELUARAN TEGANGAN INVERTER

TUGAS AKHIR PERBAIKAN UNJUK KERJA INVERTER SATU PHASA DENGAN MENGGUNAKAN KONTROL SINYAL MODULASI LEBAR PULSA

PENGATURAN TEGANGAN DAN FREKUENSI GENERATOR INDUKSI MENGGUNAKAN VSI UNTUK SISTEM TIGA FASA EMPAT KAWAT

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian daya listrik dengan beban tidak linier banyak digunakan pada

ANALISIS HARMONISA YANG DIHASILKAN CYCLOCONVERTER DENGAN BERBAGAI PARAMETER

BAB 1 PENDAHULUAN. ini terlihat dengan semakin banyaknya penggunaan peralatan elektronik baik pada

BAB II LANDASAN TEORI. Harmonisa adalah satu komponen sinusoidal dari satu perioda gelombang

Pemanfaatan Harmonisa pada Beban Non Linier Sebagai Sumber Energi Menggunakan Full Bridge DC-DC Converter dan Inverter

BAB I PENDAHULUAN. tombak pemikulan beban pada konsumen. Gangguan-gangguan tersebut akan

ANALISIS DAN PERANCANGAN FILTER PASIF UNTUK MEREDUKSI PENGARUH HARMONISA PADA INVERTER 3-FASA MENGGUNAKAN MATLAB/SIMULINK

PERBAIKAN FAKTOR KERJA PADA PENYEARAH SCR PWM (PULSEWIDTH MODULATION) TIGA FASA MENGGUNAKAN METODE PEMADAMAN AKTIF

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan Filter Hybrid untuk Mengurangi Dampak Harmonisa pada PT. Semen Indonesia Pabrik Rembang

meningkatkan faktor daya masukan. Teknik komutasi

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

DESAIN SISTEM INVERTER DAN SWITCHING PADA UPS (UNINTERUPTABLE POWER SUPPLY) BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51

Simulasi dan Analisis Inverter 3-Fasa dengan Sumber Referensi Tegangan pada Jala-jala PLN

IMPLEMENTASI SINUSOIDAL PULSE WIDTH MODULATION PADA INVERTER SATU FASE BERBASIS LOOKUP TABLE MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER 16-BIT

VOLT / HERTZ CONTROL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan

Analisis Kinerja Motor Arus Searah Dengan Menggunakan Sistem Kendali Modulasi Lebar Pulsa. Sudirman S.*

BAB I PENDAHULUAN. ini, kebutuhan akan energi listrik meningkat dan memegang peranan penting

Click to edit Master text styles

DESAIN DAN IMPLEMENTASI POLA SWITCHING BERBASIS SPACE VECTOR MODULATION (SVM) PADA INVERTER TIGA FASA MENGGUNAKAN dspic LAPORAN TUGAS AKHIR

Andriani Parastiwi. Kata-kata kunci : Buck converter, Boost converter, Photovoltaic, Fuzzy Logic

ANALISIS INVERTER SATU FASA PADA KONFIGURASI MASTER-SLAVE

Analisa dan Pemodelan PWM AC-AC Konverter Satu Fasa Simetri

PARALEL INVERTER 1 FASA UNTUK MEMPERBAIKI KUALITAS KELUARAN

PENGATURAN DAYA AKTIF PADA UNIFIED POWER FLOW CONTROLLER (UPFC) BERBASIS DUA KONVERTER SHUNT DAN SEBUAH KAPASITOR SERI

PV-Grid Connected System Dengan Inverter Sebagai Sumber Arus. Pada Beban Resistif

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya

Transkripsi:

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan energi yang sangat diperlukan dalam kehidupan manusia. Hampir disemua aspek kehidupan manusia membutuhkan energi listrik. Pesatnya kemajuan teknologi mendorong naiknya kebutuhan energi listrik. Sehingga saat ini banyak berkembang sumber energi alternatif yang dikonversi menjadi energi listrik. Sumber energi alternatif seperti matahari, angin, air, dan panas bumi yang di konversi menjadi energi listrik, masih berupa sumber tegangan dan arus searah. Sehingga untuk dapat dimanfaatkan berbagai macam kebutuhan, perlu dikonversi menjadi sumber tegangan dan arus bolak-balik. Untuk mengkonversi sumber tegangan dan arus searah menjadi sumber tegangan dan arus bolak-balik diperlukan sebuah alat yang dinamakan inverter. Inverter dapat mengubah direct current (DC) menjadi Alternate Current (AC) dengan metode penyaklaran tertentu. Secara umum metode penyaklaran yang digunakan adalah sinusoidal pulse width modulation (SPWM). Ada dua jenis fasa output pada inverter yaitu inverter output satu fasa dan inverter output tiga fasa. Berdasarkan dari jenis bentuk gelombang output sebuah inverter ada tiga yaitu gelombang sinus murni (pure sine wave), gelombang sinus modifikasi (sine wave modified), dan gelombang kotak (square wave)[1]. Dalam proses konversi DC menjadi AC sering kali terjadi gangguan sehingga keluaran dari inverter tidak optimal. Salah satu gangguan penyebab tidak optimalnya keluaran dari inverter yaitu harmonisa yang merupakan gejala pembentukan gelombang sinusoida yang merupakan perkalian bilangan bulat dengan frekuensi fundamentalnya [2]. Definisi harmonisa dapat dijelaskan sebagai gelombang terdistorsi secara periodik pada keadaan steady-state yang disebabkan oleh interaksi antara bentuk

gelombang sinus sistem pada frekuensi fundamental dengan komponen gelombang lain yang merupakan frekuensi kelipatan integer dari frekuensi fundamental sumber. Untuk sistem tenaga dengan frekuensi 50 Hz, maka harmonisa pertama atau frekuensi fundamental dari sistem tenaga tersebut adalah 50 Hz, harmonisa kedua (100 Hz) merupakan kelipatan kedua dari harmonisa pertama, harmonisa ketiga (150 Hz) merupakan kelipatan ketiga dari harmonisa pertama, maka harmonisa ke-n merupakan kelipatan n dari frekuensi fundamental. Perubahan bentuk dari gelombang arus dan tegangan yang disebabkan harmonisa akan menganggu sistem distribusi listrik dan menurunkan kualitas daya sistem[3]. Metode untuk menunjukan besarnya kandungan harmonisa dari suatu gelombang adalah Total Harmonic Distortion (THD). THD adalah rasio nilai rms dari komponen harmonisa ke nilai rms dari komponen dasar yang biasanya dinyatakan dalam persen (%). Indeks tersebut digunakan untuk mengukur deviasi dari bentuk gelombang periodik yang mengandung harmonisa dari gelombang sinus sempurna[4]. Para peneliti telah melakukan beberapa perancangan untuk mendapatkan hasil terbaik melalui upaya menapis gangguan harmonik di antaranya dengan menggunakan metode Z-Source Inverter yaitu menggunakan susunan impedansi yang unik untuk menghubungkan rangkaian utama dan sumber[5]. Selain itu, metodemetode konvensional misalnya Algoritma Genetika juga dapat digunakan untuk meminimalisir gangguan harmonik[6]. Salah satu metode lain yang dapat digunakan adalah mengatur indeks modulasi amplitudo (M a ) dan indeks modulasi frekuensi (M f ). Nilai M a akan menentukan lebar pulsa tegangan rata-rata dalam satu periode. Semakin besar Ma, maka lebar pulsa tegangan rata-rata dalam satu periode akan semakin besar. Nilai M f menentukan kehalusan bentuk memori sinyal referensi yang dihasilkan[7][8]. Pada penelitian B.Saragih[9], nilai M a yang digunakan adalah 0.1 sampai 0.9 dengan kenaikan 0.1. Ketika nilai M a > 1 maka akan terjadi over modulasi karena tidak terjadinya persinggungan antara gelombang referensi dan gelombang pembawa. Nilai M f yang

digunakannya adalah 10 sampai 14 dengan kenaikan 2. Besar frekuensi gelombang pembawa sebaiknya kelipatan dari frekuensi gelombang keluarannya. Semakin besar nilai M a dan M f maka gangguan THD yang dihasilkan semakin kecil[10]. Pada penelitian Syafrudin[8], nilai THD akan menurun saat M a bernilai 0.1 sampai 0.9 kemudian nilai THD akan meningkat ketika M a bernilai 1 sampai 4. Namun peningkatannya tidak setajam penurunan pada rentang M a 0.1 sampai 0.9. M f yang digunakan bernilai tetap yaitu sebesar 200. Penelitian Syarifudin hanya sampai simulasi, sehingga rugi-rugi komponen tidak berpengaruh terhadap nilai THD. Pada penelitian sebelumnya membahas variasi nilai indeks modulasi amplitudo (M a ) dan indeks modulasi frekuensi (M f ) untuk mencari kombinasi nilai M a dan M f dengan minimum THD tegangan dan THD arus pada keluaran inverter satu fasa. Teknik penyaklaran yang akan digunakan adalah unipolar SPWM type 1 yang memiliki kandungan harmonik lebih rendah dibandingkan dengan bipolar SPWM dan unipolar SPWM type 2[11]. Pada penelitian ini akan membandingkan nilai THD keluaran dari inverter satu fasa sebelum menggunakan filter dan sesudah menggunakan filter. Maka penelitian ini memilih judul Rancang Bangun Inverter dan Analisis Total Harmonic Distortion Pada Inverter Satu Fasa Dengan Pengaruh Indeks Modulasi Amplitudo dan Frekuensi. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang yang sudah dikemukakan maka rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut: 1. Pengaruh nilai variasi indeks modulasi amplitudo dan frekuensi terhadap Total Harmonic Distortion (THD)? 2. Bagaimana perbandingan nilai THD keluaran inverter satu fasa yang tanpa menggunakan filter dan menggunakan filter? 3. Berapa nilai optimal dari indeks modulasi amplitudo dan indeks modulasi frekuensi agar dihasilkan THD lebih kecil dari 5%?

1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Analisis nilai indeks modulasi amplitudo dan frekuensi terhadap Total Harmonic Distortion (THD). 2. Analisis nilai THD keluaran inverter satu fasa tanpa menggunakan filter dan menggunakan filter. 3. Analisis nilai optimal dari indeks modulasi aplitudo dan indeks modulasi frekuensi yang menghasilkan THD lebih kecil dari 5%. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan pelaksanaan penelitian ini, diharapkan akan diperoleh manfaat baik dari sisi akademis dan juga dari sisi praktis. Manfaat dari penelitian ini adalah: 1.4.1 Manfaat Akademis Mampu mengaplikasikan salah satu bidang ilmu pengetahuan yang telah didapatkan dari proses perkuliahan dan dapat memberikan kontribusi akademik pada penelitian analisis inverter satu fasa. 1.4.2 Manfaat Praktis Mampu meminimalisir nilai THD keluaran dari inverter satu fasa dengan mencari nilai indeks modulasi amplitudo dan frekuensi optimum. Dengan meminimumkan nilai THD maka kualitas daya yang dihasilkan inverter semakin baik sehingga operasi beban effisien dan tidak merusak perangkat. 1.5 Batasan Masalah Mengingat banyaknya permasalahan yang dihadapi serta terbatasnya waktu dalam penelitian ini, maka penelitian harus dibatasi masalahnya agar target dapat tercapai tanpa mengesampikan ruang lingkup dari penelitian itu sendiri. Adapun batasan masalahnya sebagai berikut :

1. Penelitian ini terfokus pada penentuan nilai optimum untuk indeks modulasi amplitudo dan frekuensi agar gangguan harmonisa dapat diminimalisasi tanpa memperhitungkan rugi-rugi daya dan efisiensi inverter. 2. Pembangkitan gelombang Unipolar SPWM menggunakan mikrokontroller AtMega 16 dengan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel sebagai perangkat pengolah datanya. 3. Amplitudo gelombang sinusoidal dibuat tetap 1 dan frekuensi 50 Hz. 4. Tegangan input dibuat tetap 12 volt. 5. Indeks modulasi amplitudo dibuat bervariasi sebesar 0.2; 0.6; 0.8; dan 1.0. 6. Indeks modulasi frekuensi dibuat bervariasi sebesar 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100 dan 110. 7. Untuk inverter yang sudah di produksi masal dengan keluaran dibawah standar tidak perlu digunakan penelitian ini. 1.6 Posisi Penelitian (State of The Art) State of The Art adalah bentuk penegasan keaslian karya yang dibuat agar dapat dipertanggung jawabkan sehingga tidak terjadi tindakan plagiat sebagai bentuk pembajakan terhadap karya orang lain, selain itu State of The Art menunjukan sejauh mana tahapan penelitian yang sudah dicapai oleh para peneliti lain untuk sebuah topik penelitian tertentu. Penelitian tugas akhir ini berada pada ranah rancang bangun inverter dan analisis Total Harmonic Distortion (THD) pada inverter satu fasa. Adapun State of The Art rancang bangun dan analisis Total Harmonic Distortion (THD) pada inverter penelitian dijabarkan pada bagan berikut ini. Tabel 1.1. Referensi Utama Penelitian Analisis THD pada Inverter Satu Fasa JUDUL PENELITI KONSEP MODEL Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Lalu Riza Aliyan, Rini Metode yang digunakan adalah SPWM dengan M a 0,9 dan M f 50

JUDUL PENELITI KONSEP MODEL Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM Sinusoidal Pulse Width Modulation Berbasis Lookup Table untuk Inverter Satu Fasa Menggunakan 16-Bit Digital Signal Controller Perbaikan Unjuk Kerja Inverter Satu Phasa Dengan Menggunakan Kontrol Sinyal Modulasi Lebar Pulsa Grid Tie Photovoltaic Inverter for Residential Application Nur Hasanah, M.Aziz Muslim (2014) Yohan Fajar Sidik, F.Danang Wijaya, Eka Firmansyah (2013) Budiman Saragih (2008) Tan Kheng Kwang and Syarifudin Bin Masri (2011) dan penambahan buck-boost converter sebagai input dan filter, mampu meminimalisir THD sebesar 17,63% untuk THD tegangan dan 7,40% untuk THD arus Membangkitkan sinyal SPWM dengan menggunakan teknik penyaklaran unipolar SPWM dan IGBT sebagai saklar. Pola penyaklaran diperoleh melalui perangkat lunak PSIM yang diimplementasikan kedalam mikrokontroler dengan M a 0,8 dan M f 50. nilai M a yang digunakan adalah 0.1 sampai 0.9 dengan kenaikan 0.1. Nilai M f yang digunakannya adalah 10 sampai 14 dengan kenaikan 2 nilai THD akan menurun saat M a bernilai 0.1 sampai 0.9 kemudian nilai THD akan meningkat ketika M a bernilai 1 sampai 4. Namun peningkatannya tidak setajam penurunan pada rentang M a 0.1 sampai 0.9. M f yang digunakan

JUDUL PENELITI KONSEP MODEL bernilai tetap yaitu sebesar 200. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lalu Riza Aliyan, Rini Nur Hasanah, M.Aziz Muslim dengan judul Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM pada penelitiannya membahas perancangan inverter tiga fasa dengan minimum THD dengan metode Sinusoidal Pulse Width Modulation (SPWM). Dimana dengan metode ini nilai THD dapat diturunkan hingga mencapai 7.40% untuk THD arus dan 17.63% untuk THD tegangan [2]. Untuk penelitian yang berjudul Sinusoidal Pulse Width Modulation Berbasis Lookup Table untuk Inverter Satu Fasa Menggunakan 16-Bit Digital Signal Controller dilakukan pembangkitkan sinyal SPWM dengan menggunakan teknik penyaklaran unipolar SPWM dan IGBT sebagai saklar. Pola penyaklaran diperoleh melalui perangkat lunak PSIM yang diimplementasikan kedalam mikrokontroler dengan M a 0.8 dan M f 50[12]. B.Saragih[9], nilai M a yang digunakan adalah 0.1 sampai 0.9 dengan kenaikan 0.1. Ketika nilai M a > 1 maka akan terjadi over modulasi karena tidak terjadinya persinggungan antara gelombang referensi dan gelombang pembawa. Nilai M f yang digunakannya adalah 10 sampai 14 dengan kenaikan 2. Besar frekuensi gelombang pembawa sebaiknya kelipatan dari frekuensi gelombang keluarannya. Semakin besar nilai M a dan M f maka gangguan THD yang dihasilkan semakin kecil[10]. Pada penelitian Syafrudin[8], nilai THD akan menurun saat M a bernilai 0.1 sampai 0.9 kemudian nilai THD akan meningkat ketika M a bernilai 1 sampai 4. Namun peningkatannya tidak setajam penurunan pada rentang M a 0.1 sampai 0.9. M f yang digunakan bernilai tetap yaitu sebesar 200. Penelitian Syarifudin hanya sampai simulasi, sehingga rugi-rugi komponen tidak berpengaruh terhadap nilai THD. Berdasarkan tinjauan terhadap beberapa literatur tersebut penelitian ini akan merancang bangun inverter satu fasa dan menganalisis THD dengan melakukan variasi nilai indeks modulasi amplitudo (M a ) dan indeks modulasi frekuensi (M f )

untuk mencari nilai minimum THD tegangan dan THD arus pada keluaran inverter satu fasa. Teknik penyaklaran yang akan digunakan adalah unipolar SPWM type 1 yang memiliki kandungan harmonik lebih rendah dibandingkan dengan bipolar SPWM dan unipolar SPWM type 2. Pada penelitian ini juga akan membandingkan nilai THD keluaran dari inverter satu fasa sebelum menggunakan filter dan sesudah menggunakan filter. Variasi indeks modulasi amplitudo dan indeks modulasi frekuensi diperoleh dengan perangkat lunak PSIM. Variasi nilai M a yang akan digunakan adalah 0.4 sampai 1 dengan kenaikan 0.2, sementara nilai M f yang digunakan dari 10 sampai 110 dengan kenaikan setiap kelipatan 10. 1.7 Kerangka Berpikir Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal yang penting. Jadi, dengan demikian maka kerangka berfikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan. Kerangka pemikiran pada penelitian ini terlihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 1.1. Kerangka Berfikir 1.8 Sistematika Penulisan berikut Laporan penelitian tugas akhir ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai BAB I Pendahuluan Menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, posisi penelitian, dan kerangka berpikir. BAB II Tinjauan Pustaka Menjelaskan mengenai konsep teori-teori pendukung tentang harmonisa,spwm dan Atmega 16.

BAB III Metodologi Penelitian Mejelaskan tentang objek penelitian, variabel, metode penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisi data yang digunakan pada penelitian ini menyelesaikan dan memaparkan hasil penelitian. BAB IV Perancangan dan Implementasi Menjelaskan tentang alur dan diagram blok dari asing-masing bagian sistem. BAB V Hasil dan Pembahasan Menjelaskan tentang hasil penelitian dan analisa dari hasil pengujian dan pengambilan data. BAB VI Kesimpulan dan Saran Menjelaskan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada BAB V dan saran untuk pembaca dalam melakukan perbaikan dan pengembangan Tugas Akhir yang telah dikerjakan.