SERAUNG DAYAK KENYAH SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN KARYA KRIYA KULIT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. Karya Tugas Akhir ini berjudul Anatomi manusia sebagai objek. melewati proses yang panjang, pengolahan ide, pengolahan bahan hingga

BAB I PENDAHULUAN. inspirasi untuk berkarya. Lahirnya suatu karya seni tidak hanya dilandasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO sejak tahun 1983 M. Taj Mahal terletak disalah satu kota di India yang

DESKRIPSI KARYA KRIYA PRODUK BASKOM KAYU

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Tengah. Pekalongan dikenal sebagai salah satu penghasil batik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB V PENUTUP. karyanya untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Suatu ide penciptaan karya keramik seni dengan figur bentuk kepala Rusa

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xiv. A. Latar Belakang Masalah...

II. KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka. sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang. Kupu-kupu memiliki banyak jenis dan memiliki

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Tanpa memihak salah atau benar sebuah peperangan selalu membawa kisah

Kriya Hiasan Dinding Gorga Desa Naualu. Netty Juliana

BAB V PENUTUP. memahami, dan mendalami untuk sebuah tujuan menciptakan suatu karya. keramik seni. Terwujudnya karya keramik dengan bentuk figur babi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN PENCIPTAAN JAM LAMPU DINDING DENGAN MOTIF HIAS KLASIK JAWA DAN BALI

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dalam perancangan sebuah karya seni, apapun bentuknya

VISUALISASI RASA SAKIT BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI DALAM PENCIPTAAN KARYA KRIYA KULIT

BAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bhineka Tunggal Ika

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata kunci : Peony, bunga, sulam, Cina, feminin. Universitas Kristen Maranatha

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. Seniman menciptakan sebuah karya seni tidak hanya untuk kebutuhan

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V PENUTUP. berjudul Representasi Benda dalam Lukisan merupakan pengalaman sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Payung Geulis Nova Juwita, 2014 Analisis Estetik Payung Geulis Tasikmalaya

BAB V PENUTUP. berpengaruh pada produk yang dihasilkan. Eksperimen- eksperimen dialami

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V PENUTUP. fungsional memerlukan suatu proses tahapan kreatifitas dan membutuhkan proses

TEMPAT CD KULIT SEBAGAI BENDA FUNGSI EKSKLUSIF

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

PENERAPAN ORNAMEN PADA PRODUK AKSESORIS KULIT. Abstrak

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN DESAIN PRODUKSI KRIA KULIT. Standart Kompetensi Guru (SKG) Kompetensi

BAHAN KAJIAN (Materi Ajar)

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

SENI KRIYA. Oleh: B Muria Zuhdi

Kajian Perhiasan Tradisional

Salah satu dari 6M yang dapat dipahami sebagai pasar sasaran dari produk yang dihasilkan oleh suatu usaha adalah... a. Mooney b.

SESELET BALI. Oleh: I Ketut Sida Arsa, S.Sn., M.Si

BAB I PENDAHULUAN. rupa terdiri dari dua jenis yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan.

VESPA SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN MEBEL JURNAL KARYA SENI. Cahyo Wibowo JURNAL ILMIAH PROGRAM STUDI S-1 KRIYA SENI JURUSAN KRIYA FAKULTAS SENI RUPA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III SURVEY LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

TRANSFORMASI BENTUK DAUN MONSTERA SEBAGAI MOTIF BATIK DALAM BUSANA KASUAL

V. ULASAN PERANCANGAN

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 Referensi karya. Penulis juga membuat studi banding dari beberapa buku Jakarta yang ada ditoko buku seperti :

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita berbicara tentang peradaban manusia, tidaklah akan lepas dari persoalan seni dan

Arsitektur Dayak Kenyah

BAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

diatas sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV Analisa Bentuk dan Makna Songket Palembang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali

Komposisi Warna Etnik Dayak Sebagai Pembentuk Image Budaya pada Olahan Desain Interior

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. Melalui uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, dapat

BAB 1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1

Kajian Estetika Corak Batik Tegal di Kelurahan Bandung Kecamatan Tegal Selatan. Nur Hayati 1 Sarah Rum Handayani 2 Theresia Widiastuti 3

BAB III METODE PENCIPTAAN

I. PENDAHULUAN. jenderal kebudayaan, Direktorat Permuseuman : 1998)Hal 1

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

BAB III METODE PENCIPTAAN

sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lainlain.


II. METODOLOGI. Metodologi. Fenomena. A. Kerangka Berfikir Studi

BAB IV KONSEP DESAIN. Ide dasar pedesain ialah mencoba untuk menjadikan suatu trend yang baru bagi dunia

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR BAGAN... x DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015

VISUALISASI SARANG LEBAH DENGAN TEKNIK BORDIR DAN BATIK PADA BUSANA PENGANTIN

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal hiasan yang berfungsi

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)

SENI KRIYA MERANCANG DAN MEMBUAT KARYA. Drs. Hery Santosa, M. Sn. Drs. Tapip Bahtiar, M.Ds.

PENGEMBANGAN MOTIF GURDHA DALAM KEBAYA MODIFIKASI

DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BERJUDUL: KELUARGA NELAYAN

Pengertian Seni Rupa. Prinsip - prinsip Seni

ORNAMEN Pengertian ornamen secara umum Istilah ornamen berasal dari kata Ornare (bahasa Latin) yang berarti menghiasisedang dalam bahasa Inggris

BAB I PENDAHULUAN. pendukung karya ( Van De Ven, 1995:102 ) seperti figure manusia, tokoh

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias

B. Kontemplasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013, hlm. 728) kontemplasi

IKAN KOI SUMBER INSPIRASI KARYA SENI KRIYA LOGAM

pribadi pada masa remaja, tentang kebiasaan berkumpul di kamar tidur salah seorang teman

BAB II METODE PERANCANGAN

Transkripsi:

SERAUNG DAYAK KENYAH SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN KARYA KRIYA KULIT PENCIPTAAN Elvia Juliana 1310022422 TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI S-1 KRIYA SENI JURUSAN KRIYA FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2018

SERAUNG DAYAK KENYAH SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN KARYA KRIYA KULIT Oleh: Elvia Juliana INTISARI Salah satu produk budaya di Kalimantan khususnya Dayak Kenyah adalah seraung yang memiliki ukuran lebar dan sekilas mirip dengan topi caping. Seraung terbuat dari daun sang atau daun biru yang dianyam kemudian dilapisi dengan kain berwarna terang dan cerah. Hiasan manik-manik atau sulaman yang Proses penciptaan karya ini, penulis menggunakan metode pendekatan estetik, antropologi dan metode penciptaan tiga tahap enam langkah yang ditulis oleh SP Gustami. Dalam prosesnya penulis dengan sabar dan teliti mengerjakan dengan sepenuh hati dari memilah kulit, memotong kulit sesuai pola ornamen dan menerapkan teknik jahit, solder (pyrography) dan tatah timbul untuk menciptakan sebuah ornamen khas Kalimantan pada karya yang diciptakan. Karya seni yang dihasilkan merupakan karya dekoratif dengan berbahan dasar kulit kambing samak krom, kulit domba samak krom dan kulit sapi samak nabati. Tujuan pembuatan karya ini diharapkan mampu menjadi sebuah inovasi untuk kerajinan seraung serta meningkatkan kembali minat masyarakat Kalimantan untuk membuat anyaman khas ini agar tidak terancam punah. Kata kunci: Seraung, Dayak Kenyah, Teknik Jahit, Pyrography, Tatah Timbul ABSTRACT One especially Dayak Kenyah of culture in Kalimantan, seraung is a wide and that has a gauge similar caping. Seraung made of leaves sang or leaves the blue plaited then coated with a light colored and bright an ornament or a manikmanik forming ornament typical dayak were often used as a motive. The forging of this work uses the writer, estetik approach anthropology and methods of three stages six paces written by. Gustami SP. The process of patient and scrupulous work intensely of sort out the cut the skin as the ornament and apply, sewing technique, solder ( pyrography ) and tatah timbul to create an ornament typical Kalimantan on works created. Works of art produced a decorative work with leather based goat skin tannic chrome, the skin of a sheep tannic chrome and cowhide vegetable tannic. Generation purposes this work is expected to become an innovation for handicrafts and increase public interest back Seraung Borneo to make wickerwork and be not typical endangered. Keywords : Seraung, Dayak Kenyah, Sewing Technique, Pyrography, Tatah Timbul

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penciptaan Kesenian merupakan produk budaya suatu bangsa, semakin tinggi nilai budaya suatu bangsa maka semakin tinggi nilai kesenian yang terkandung di dalamnya. Kesenian salah satu bagian yang penting dari kebudayaan tidak pernah lepas dari masyarakat, sebab kesenian juga merupakan salah satu sarana untuk mewujudkan segala bentuk ungkapan cipta, rasa dan karya manusia. Menurut Soedarso Sp (dalam Susanto, 2002:102) Seni adalah karya manusia yang mengkomunikasikan pengalaman batin disajikan secara indah atau menarik hingga merangsang timbulnya pengalaman batin pula pada manusia lain yang menikmati. Salah satu produk budaya di Kalimantan khususnya Dayak Kenyah adalah seraung yang memiliki ukuran lebar dan sekilas mirip dengan topi caping. Seraung terbuat dari daun sang atau daun biru yang dianyam kemudian di lapisi dengan kain berwarna terang dan cerah. Hiasan manik-manik atau sulaman yang membentuk ornamen khas Dayak sering digunakan sebagai motif hiasannya. Seraung Dayak biasa dipakai masyarakat ketika pergi keluar rumah, terutama melakukan aktivitas di hutan. Selain itu, seraung juga sering dikenakan dalam ritual upacara adat di sana. Warnanya yang cantik dan memanjakan mata menjadikan seraung saat ini sering dipakai menjadi hiasan dinding dan souvenir khas Kalimantan yang diburu para wisatawan baik asing maupun dosmetik. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis berusaha mencoba membuat karya kriya kulit dengan sumber ide seraung. Penulis tertarik dengan sumber ide tersebut karena seraung bagi penulis merupakan kerajinan yang unik dan memiliki hiasan khas Dayak yang menarik. Penulis ingin membuat suatu karya seni yang berbeda dari biasanya atau inovasi baru untuk kerajinan seraung dengan motif ragam hias Dayak Kenyah dan meningkatkan kembali minat masyarakat Kalimantan untuk membuat kerajinan khas ini agar tidak terancam punah. Karya kriya kulit ini akan dibuat berupa karya seni dekoratif. Karya kriya kulit ini menggunakan teknik jahit manual, teknik solder (pyrography) dan teknik tatah timbul. 2. Rumusan Penciptaan Berdasarkan latar berlakang tersebut, maka dalam penciptaan karya seni ini rumusan penciptaan adalah: a. Bagaimana proses penciptaan karya kriya kulit dari hasil inovasi seraung tradisional Kalimantan? b. Karya apa yang dapat diciptakan untuk menginovasi seraung tradisional Kalimantan?

3. Teori dan Metode Penciptaan Landasan Teori Estetika Estetika adalah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan, mempelajari semua aspek dari apa yang kita sebut keindahan (Djelantik, 1999:7). Cara pandang Djelantik cenderung kepada estetika klasik yang memandang estetika menjadi dua golongan yaitu keindahan alami dan keindahan buatan (Sachari, 2002:59). Pada perkembangannya, estetika lebih memperhatikan karya seni ketimbang alam. Hal ini menunjukkan hubungan erat antara estetika dengan seni. Beberapa buku estetika, bentuk seni sering dibahas secara rinci misalnya Dharsono Sony Kartika dan Nanang Ganda Prawira dalam Pengantar Estetik mereka membahas struktur seni rupa yang dibagi unsur desain, prinsip desain dan asas desain. Unsur desain terdiri dari garis, bangun, tekstur, warna, intensitas, ruang dan waktu. Prinsip desain dibagi dalam harmoni, kontras, irama dan gradasi. Asas desain meliputi kesatuan, keseimbangan, kesederhanaan, aksentuasi dan proporsi. Antropologi Antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari umat manusia sebagai mahluk masyarakat. Manusia dapat ditinjau dari dua segi, yaitu manusia sebagai makhluk biologi dan manusia sebagai mahluk sosio-budaya. Tinjauan itu tidak melihat manusia biologi dan manusia sosio-budaya secara terpisah-pisah, melainkan tinjauan diadakan secara holistik sebagai satu kesatuan fenomena bio-sosial. Antropologi memperhatikan pula bentuk-bentuk yang lampau atau dalam waktu sekarang (Harsojo, 1999:1). Menurut ilmu antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 2009:144). Buku pelajaran antropologi J.J. Honigmann yang berjudul The World of Man (1959:11-12) dalam Koentjaraningrat (2009:150) berpendapat ada tiga gejala kebudayaan, yaitu ideas, activities dan artifacts. Kebudayaan ada tiga wujudnya, yaitu : a. Wujud kebudayaan sebagai suatu yang kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma, peraturan dan sebagainya. b. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. c. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Metode Penciptaan Pada proses penciptaan karya seni kriya kulit ini mengacu pada metode penciptaan menurut SP. Gustami dalam bukunya yang berjudul Butir-Butir Mutiara Estetika Timur. Menurut beliau secara metodologis, terdapat tiga tahap enam langkah penciptaan seni kriya. Tiga tahap tersebut terdiri dari Eksplorasi, Perencanaan, dan Perwujudan (Gustami, 2007:329-332). Tahap Eksplorasi meliputi aktivitas pencarian data referensi dan penggalian sumber ide berupa buku, artikel, pengamatan langsung dan tidak langsung melalui internet yang berkaitan tema tugas akhir, yaitu seraung dan motif ragam hias Dayak Kenyah. Hasil dari pencarian dan penggalian sumber ide ini akan dijadikan sebagai dasar rancangan karya. Tahap Perancangan merupakan metode menuangkan ide seraung dengan motif ragam hias Dayak Kenyah yang di dapat dari hasil analisis metode eksplorasi kedalam bentuk sketsa alternatif pada kertas A4 yang kemudian akan dilakukan pemilihan beberapa sketsa terbaik. Sketsa yang terpilih akan dijadikan desain dasar acuan gambar teknik dan gambar detail hiasan dan akan diwujudkan kedalam karya seni. Tahap Perwujudan meliputi langkah mewujudkan rancangan terpilih menjadi karya yang sebenarnya hingga tahap finishing dan langkah penilaian hasil perwujudan tentang kesesuaian ide dan wujud karya seni ditinjau dari segi tekstual maupun konstekstual. Tiga tahap penciptaan seni kriya tersebut kemudian diuraikan menjadi 6 langkah proses penciptaan seni kriya, yaitu: a. Pencarian, pengamatan dan penggalian sumber referensi dan informasi dalam menentukan tema dan rumusan masalah yang perlu pemecahan. b. Menganalisis sumber referensi serta acuan visual. Usaha ini untuk memperoleh data material, alat, teknik, bentuk dan unsur estetis. c. Perancangan untuk menuangkan ide atau gagasan dari hasil analisis ke dalam bentuk visual dalam rancangan dua dimensi, yaitu sketsa alternatif dan desain terpilih. d. Realisasi rancangan atau desain terpilih menjadi model prototipe, dibangun berdasarkan gambar teknik yang telah disiapkan. e. Perwujudan realisasi rancangan ke dalam karya nyata sampai finishing. f. Melakukan evaluasi terhadap hasil dari perwujudan, dari respon dari masyarakat dalam bentuk pameran.

B. HASIL DAN PEMBAHASAN Karya 1 Judul : Seraung 1 Ukuran : 35,5cm x 9,5cm 41,5cm x 12cm 53,5cm x 13,5cm Bahan : Anyaman daun sang, kulit kambing krom, kulit domba krom dan benang polyester waxed Teknik : Jahit tangan Tahun : 2018 Fotografer : Elvia Juliana Seraung ini memiliki 3 bentuk ukuran yang di susun dari besar ke kecil dan dihiasi dengan motif stilisasi empat wajah manusia khas Dayak Kenyah dari bahan kulit kambing samak krom berwarna kuning stabilo dan di kelilingi motif geometri dari bahan kulit kambing samak krom berwarna merah, hijau dan bahan kulit domba samak krom bewarna kuning, putih. Fungsi dari seraung ini adalah sebagai hiasan dinding tiga dimensi. Teknik yang digunakan dalam proses pembuatan karya ini ialah jahit tangan. Permasalahan yang dihadapi penulis dalam proses menciptakan karya ini adalah pada saat proses membuat pola hiasan motif geometri dan proses penjahitan motif geometri.

Karya 2 Judul : Seraung 2 Ukuran : 16cm x 4cm 18,5cm x 4,5cm 35,5cm x 9,5cm 41,5cm x 12cm Bahan : Anyaman daun sang, kulit sapi samak nabati, kulit domba krom dan benang polyester waxed Teknik : Jahit tangan, solder (pyrography) dan warna dengan spidol Tahun : 2018 Fotografer : Elvia Juliana seraung ini memiliki 4 bentuk ukuran yang di susun seperti bentuk tank bagi penulis dan dihiasi dengan motif stilisasi daun khas Dayak Kenyah dari bahan kulit sapi samak nabati yang diberi warna hijau. Pinggiran seraung perkokoh dengan pitrit yang dilapisi kulit domba sama krom bewarna putih. Fungsi dari seraung ini adalah sebagai hiasan dinding tiga dimensi. Teknik yang digunakan dalam proses pembuatan karya ini ialah jahit tangan, solder (pyrography) dan pewarnaan dengan spidol. Permasalahan yang dihadapi penulis dalam proses menciptakan karya ini adalah pada saat proses penjahitan pinggiran seraung untuk memperkokoh.

Karya 3 Judul : Seraung 3 Ukuran : 35,5cm x 9,5cm Bahan : Anyaman daun sang, kulit kambing krom, kulit domba krom dan benang polyester waxed, tiang bambu, kabel dan lampu Teknik : Jahit tangan Tahun : 2018 Fotografer : Elvia Juliana Seraung ini menggunakan 1 bentuk ukuran yang dihiasi dengan motif stilisasi sulur khas Dayak Kenyah dari bahan kulit kambing samak krom berwarna merah dan motif geometri dari bahan kulit domba samak krom berwarna kuning. Bagian pinggir seraung diperkokoh dengan pitrit yang dilapisi kulit domba samak krom berwarna hitam. Fungsi dari seraung ini adalah sebagai lampu hias. Teknik yang digunakan dalam proses pembuatan karya ini ialah jahit tangan. Permasalahan yang dihadapi penulis dalam proses menciptakan karya ini adalah pada saat proses penjahitan pinggiran seraung untuk memperkokoh.

Karya 4 Judul : Seraung 4 Ukuran : 18,5cm x 4,5cm 35,5cm x 9,5cm 41,5cm x 12cm Bahan : Anyaman daun sang, kulit kambing krom, kulit domba krom dan benang polyester waxed,rantai besi, tiang bambu, kabel dan lampu Teknik : Jahit tangan Tahun : 2018 Fotografer : Elvia Juliana Seraung ini menggunakan 3 bentuk ukuran yang disusun dari kecil ke besar, dihiasi dengan motif stilisasi wajah manusia khas Dayak Kenyah dari bahan kulit domba samak krom berwarna kuning dan motif geometri dari bahan kulit kambing samak krom berwarna merah dan hijau. Bagian pinggiran seraung diperkokoh dengan pitrit dilapisi kulit domba samak krom bewarna hitam. Fungsi dari seraung ini adalah sebagai lampu hias. Teknik yang digunakan dalam proses pembuatan karya ini ialah jahit tangan. Permasalahan yang dihadapi penulis dalam proses menciptakan karya ini adalah pada saat proses penjahitan pinggiran seraung untuk memperkokoh dan proses perakitan lampu.

Karya 5 Judul : Seraung 5 Ukuran : 16cm x 4cm Bahan : Anyaman daun sang, kulit domba dan benang polyester waxed Teknik : Jahit tangan Tahun : 2018 Fotografer : Elvia Juliana Seraung ini memiliki 1 bentuk ukuran yang di susun membentuk segitiga dan dihiasi dengan motif stilisasi burung enggang khas Dayak Kenyah dari bahan kulit domba samak krom berwarna kuning dan putih. Fungsi dari seraung ini adalah sebagai hiasan dinding tiga dimensi. Teknik yang digunakan dalam proses pembuatan karya ini ialah jahit tangan. Permasalahan yang dihadapi penulis dalam proses menciptakan karya ini adalah pada saat proses penjahitan motif hiasan karena bentuknya kecil.

Karya 6 Judul : Seraung 6 Ukuran : 38,5cm x 11cm Bahan : Anyaman daun sang, kulit sapi samak nabati, spidol dan benang polyester waxed Teknik : Jahit tangan, tatah timbul dan pewarnaan spidol Tahun : 2018 Fotografer : Elvia Juliana Seraung ini memiliki 1 bentuk ukuran yang dihiasi dengan bentuk bunga yang diberi motif stilisasi naga dan anjing khas Dayak Kenyah dari bahan kulit sapi samak nabati diberi warna kuning dan putih. Fungsi dari seraung ini adalah sebagai hiasan dinding tiga dimensi. Teknik yang digunakan dalam proses pembuatan karya ini ialah jahit tangan, tatah timbul dan pewarnaan dengan spidol. Permasalahan yang dihadapi penulis dalam proses menciptakan karya ini adalah pada saat proses pembuatan bentuk dasar motif hiasan yang seperti bunga. C. KESIMPULAN Karya seni diciptakan untuk mendapatkan kepuasan batin dan sebagai media untuk berekspresi. Karya-karya dalam Tugas Akhir ini merupakan media hasil dari pengolahan ide dalam konsep yang telah dipadukan dengan tema serta ekpresi yang penulis tuangkan. Berawal dari ketertarikan pada seraung dan motif ragam hias Dayak Kenyah yang unik, penulis ingin membuat suatu karya seni yang berbeda dari biasanya atau inovasi baru untuk kerajinan seraung dengan stilisasi motif ragam hias Dayak Kenyah, yaitu berupa karya kriya kulit dekoratif (hiasan dinding 3 dimensi dan lampu hias) serta penulis berharap karya ini dapat meningkatkan kembali

minat masyarakat Kalimantan untuk membuat kerajinan khas ini agar tidak terancam punah. Karya ini memakai konsep seraung dengan stilisasi motif ragam hias Dayak Kenyah sebagai hiasan dengan media bahan kulit kambing krom, kulit domba krom dan kulit sapi samak nabati. Tahap perwujudan pada karya ini dilakukan malalui proses jahit tangan dengan berbagai macam teknik untuk menyatukan media kulit dengan anyaman daun sang, teknik solder (pyrography) membakar permukaan kulit, teknik tatah timbul dan pewarnaan menggunakan spidol untuk membuat hiasan pada bahan kulit sapi samak nabati. Kegiatan pembuatan karya banyak terjadi hal yang tidak terduga dan hambatan yang di alami, seperti pola hiasan tidak sesuai ukuran saat di tempatkan ke atas seraung jadi harus membuat pola hiasan dari awal kembali, kesalahan pada proses penjahitan hiasan maupun pinggiran seraung, kesalahan pada proses pyrography dan kesulitan saat proses perakitan lampu.

DAFTAR PUSTAKA Anis, Zainal Arifin dkk, Warisan Teknologi Kampung Masyarakat Dayak Kalimantan Timur, PT Kaltim Pasifik Amoniak, 2013 Bobin, AB, Ramelan MS dan Atjep Djamaludin, Album Sejarah Seni Budaya Kalimantan Timur III, Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI Direktorat Jenderal Kebudayaan, 1981 Djelantik, A. A. M., Estetika Sebuah Pengantar. Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, Bandung, 1999 Harsojo, Pengantar Antropologi, Putra A Bardin, 1999 Kartika, Dharsono Sony dan Nanang Ganda Perwira, Pengantar Estetika, Bandung: Rekayasa Sains, 2004 King, Victor T, Ethnicity in Borneo: An Anthropological Problem, Southeast Asian Journal of Social Science, 1982 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Rineka Cipra, 2009 Sachari, Agus, Pengantar Metodologi Penelitian Budaya Rupa: Desain, Arsitektur, Seni Rupa dan Kriya, Erlangga, 2005 Sedyawati, Edi dkk, Konsep Tata Ruang Suku Bangsa Dayak Kenyah Di Kalimantan Timur, Jakarta: Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya Pusat Derektorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jendral Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995 Susanto, Mikke, Diksi Rupa: Kumpulan Istilah Seni Rupa, Yogyakarta: Kanisius, 2002