BAB III MATERI DAN METODE. pada tanggal 5 Agustus sampai dengan 30 September 2015.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada 4 Juli sampai dengan 21 Agustus 2016.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian berlangsung mulai tanggal 23 Juli 2011 sampai dengan 23 Agustus

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 6

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian pengaruh penambahan kolin klorida pada pakan terhadap kadar

TAMPILAN GLUKOSA DARAH DAN LAKTOSA SUSU AKIBAT SUPLEMENTASI UREA DAN IMBANGAN HIJAUAN DENGAN KONSENTRAT YANG BERBEDA PADA SAPI FRIESIAN HOLSTEIN

PENGARUH IMBANGAN HIJAUAN DENGAN KONSENTRAT DAN SUPLEMENTASI UREA TERHADAP TRUE PROTEIN DARAH DAN KASEIN SUSU SAPI PERAH FRIESIAN HOLSTEIN SKRIPSI

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

MATERI DAN METODE. Metode

BAB III MATERI DAN METODE. Diponegoro, Semarang. Kegiatan penelitian berlangsung dari bulan Mei hingga

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

PENGARUH SUPLEMENTASI UREA DAN IMBANGAN HIJAUAN DENGAN KONSENTRAT YANG BERBEDA TERHADAP TOTAL PROTEIN DARAH, UREA DARAH, DAN MILK UREA NITROGEN

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai tingkah laku makan sapi Madura jantan yang diberi

BAB III MATERI DAN METODE. Kacang jantan muda dan dewasa akibat taraf pemberian pakan yang berbeda

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang dan Peralatan Ransum

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Agustus 2016 di kandang domba

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul keluaran kreatinin lewat urin pada domba lokal

PENGARUH IMBANGAN HIJAUAN DENGAN KONSENTRAT DAN SUPLEMENTASI UREA TERHADAP KECERNAAN SERAT KASAR, ASETAT DARAH DAN LEMAK SUSU SAPI Friesian Holstein

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh Frekuensi dan Awal Pemberian Pakan terhadap

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

KONSUMSI DAN KECERNAAN BAHAN KERING RANSUM SERTA TOTAL SOLID SUSU SAPI FH AKIBAT IMBANGAN HIJAUAN DENGAN KONSENTRAT DAN SUPLEMENTASI UREA SKRIPSI

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 ekor sapi perah Fries

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda terhadap tingkah laku burung puyuh petelur, dilaksanakan pada bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah sapi perah FH pada periode

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul performans darah kambing peranakan ettawa dara

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober sampai dengan 26

KECERNAAN PROTEIN RANSUM DAN KANDUNGAN PROTEIN SUSU SAPI PERAH AKIBAT PEMBERIAN RANSUM DENGAN IMBANGAN KONSENTRAT DAN HIJAUAN YANG BERBEDA SKRIPSI

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di

MATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Januari

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak percobaan dalam penelitian ini adalah sapi perah bangsa Fries

BAB III MATERI DAN METODE. Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama 45 hari mulai pada Desember 2014 hingga

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN DENGAN IMBANGAN KONSENTRAT DAN HIJAUAN YANG BERBEDA TERHADAP KANDUNGAN LAKTOSA DAN AIR PADA SUSU SAPI PERAH SKRIPSI.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016 di

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kandang Peternakan Koperasi PT Gunung

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. pollard) terhadap respon fisiologi kelinci NZW betina dilaksanakan pada bulan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Maret Juni Lokasi penelitian di kandang

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Ternak Kerbau yang Digunakan Dalam Penelitian

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

METODE. Materi. Gambar 2. Contoh Domba yang Digunakan dalam Penelitian Foto: Nur adhadinia (2011)

BAB III. METODE PENELITIAN. Desa Pesanggrahan, Kota Batu.Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan

BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

KANDUNGAN LEMAK, TOTAL BAHAN KERING DAN BAHAN KERING TANPA LEMAK SUSU SAPI PERAH AKIBAT INTERVAL PEMERAHAN BERBEDA

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Gathot (Ketela

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai Hubungan Konsumsi Bahan Kering dan Protein Pakan

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2016 di Kandang Domba

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Universitas Diponegoro pada tanggal 22 Oktober 31 Desember 2013.

METODE. Materi. Metode

Keterangan: * = berbeda nyata (P<0,05)

BAHAN DAN METODE. Tabel 7 Karakteristik sapi dara No Kode ternak Umur (bulan) Lingkar dada (cm) Bobot Badan (kg) 1.

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni September 2015 di Laboratorium

S. Sarah, T. H. Suprayogi dan Sudjatmogo* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam

BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan

MATERI. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 24 Juli 2014 di kandang

BAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang

Transkripsi:

10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan bertempat di PT. Naksatra Kejora, Peternakan Sapi Perah, Desa Rawaseneng, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung pada tanggal 5 Agustus sampai dengan 30 September 2015. 3.1. Materi Penelitian 3.1.1. Ternak Penelitian menggunakan sapi perah FH sebanyak 12 ekor periode laktasi III bulan 2 dan 3 dengan bobot badan 426,5 ± 24,14 kg (CV = 5,66%) dan produksi susu rata-rata 9,24 ± 0,78 (CV = 8,47%) liter. 3.1.2. Pakan Pakan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi konsentrat, tanaman jagung dan urea. Kandungan nutrisi dan komposisi ransum yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel1, Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 1. Kadar BK dan Nutrisi Bahan Pakan berdasarkan BK Bahan Ransum BK PK SK LK TDN ----------------------------%----------------------------- Konsentrat 90,24 9,84 24,14 2,66 68,00 Tanaman jagung 27,39 11,05 43,5 1,16 50,00

11 Tabel 2. Imbangan dan Suplementasi Urea pada Bahan Pakan Sapi Penelitian (dalam BK) Bahan Pakan T1 T2 ----------------------------- (%) ---------------------------------- Tanaman jagung Konsentrat 55 45 45 55 S1 (Urea) 0,8 0,8 S2 (Urea) 1,6 1,6 Tabel 3. Kandungan Nutrisi Ransum Perlakuan (100% BK) Pakan Tanpa Kandungan Nutrisi Urea Ransum Perlakuan T1 T2 T1 T2 S1 S2 S1 S2 ------------------------------ % ------------------------------- Bahan Kering (BK) 55,67 61,96 55,67 55,67 61,96 61,96 Protein Kasar (PK) 10,51 10,39 12,76 14,91 12,64 14,89 Serat Kasar (SK) 34,79 32,85 34,79 34,79 32,85 32,85 Lemak Kasar (LK) 1,84 1,94 1,84 1,84 1,99 1,99 Total Digestible Nutrients (TDN) 58,20 58,20 58,20 58,20 58,20 58,20 3.1.3. Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penelitian yaitu timbangan digital untuk menimbang pakan, dan pita Rondo untuk mengukur lingkar dada. Milk can digunakan untuk menampung susu, gelas ukur untuk mengukur produksi susu, botol kaca 100 ml dan plastik zip untuk tempat sampel susu, ice box untuk meyimpan sampel susu dan darah, lactoscan untuk mengetahui kualitas kimia susu. Pengambilan darah menggunakan syringe 10 cc, tabung vacutainer untuk menampung sampel darah, centrifuge untuk memisahkan serum darah, microtube untuk serum darah dan Gascromatografi Shimadzu 8A untuk menguji konsentrasi asetat darah.

12 3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Prosedur penelitian Metode penelitian dibagi ke dalam tiga tahap yaitu tahap pra percobaan, perlakuan dan pengmbilan data. Tahap pra percobaan selama 2 minggu digunakan untuk memilih sapi yang akan digunakan dan mengukur lingkar dada sapi dengan pita Rondo untuk mengestimasikan bobot badan, analisis proksimat bahan pakan, serta penyusunan ransum percobaan. Masa adaptasi ransum percobaan dilakukan selama 10 hari dengan cara memberikan ransum bercobaan secara bertahap. Tahap perlakuan dilakukan selama 4 minggu dengan memberi pakan sesuai dengan ransum percobaan serta menampung produksi susu setiap harinya. Pakan konsentrat diberikan pada pukul 08.00 dan 15.30 WIB, sedangkan untuk hijauan berupa tanaman jagung diberikan pada pukul 07.00, 11.00 dan 16.00 WIB. Air minum diberikan secara ad libitum. Pemerahan susu dilakukan pada pagi pukul 05.00 dan sore hari pukul 16.30 WIB. Tahap pengambilan data meliputi konsumsi pakan dengan menimbang pemberian dan sisa pakan, mengukur produksi susu masing-masing sapi. Pengujian kualitas susu dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada minggu pertama, akhir minggu kedua dan akhir minggu ketiga. Pengambilan sampel darah dilakukan pada akhir masa perlakuan.

13 3.2.2. Rancangan percobaan Rancangan Penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap pola faktorial 2 x 2 masing-masing terdapat 3 ulangan. 3.2.3. Perlakuan Kombinasi Perlakuan yang dicobakan adalah: T1 : Pemberian ransum imbangan hijauan 55% dengan konsentrat 45% T2 : Pemberian ransum imbangan hijauan 45% dengan konsentrat 55% S1 : suplementasi urea 0,8% S2 : suplementasi urea 1,6% Tabel 4. Layout Materi Penelitian Imbangan H:C Suplementasi Urea --------- % ---------- 0,8 1,6 T1 (55 : 45) T1S1U3 T1S1U1 T1S1U2 T1S2U2 T1S2U3 T1S2U1 T2 (45 : 55) T2S1U1 T2S1U3 T2S1U2 T2S2U2 T2S2U1 T2S2U3 Perlakuan yang dicobakan adalah: T1S1 : imbangan hijauan 55% dengan konsentrat 45% + suplementasi urea 0,8% T1S2 : imbangan hijauan 55% dengan konsentrat 45% + suplementasi urea 1,6% T2S1 : imbangan hijauan 45% dengan konsentrat 55% + suplementasi urea 0,8% T2S2 : imbangan hijauan 45% dengan konsentrat 55% + suplementasi urea 1,6%

14 3.2.4. Variabel penelitian Parameter penelitian yang diambil adalah konsumsi BK dan SK ransum, kecernaan SK, konsentrasi asetat darah dan kadar lemak susu. 3.2.4.1. Konsumsi BK dan SK ransum. Konsumsi ransum diperoleh dengan cara menjumlah pakan yang diberikan dikurangi sisa pakan. Konsusmsi SK dihitung dengan mengalikan konsumsi BK dengan persentase SK ransum. Berikut rumus perhitungan konsumsi BK dan SK ransum : a. Konsumsi BK (kg/ekor/hari) = Pemberian pakan BK sisa pakan BK b. Konsumsi SK (kg/ekor/hari) = Konsumsi BK (kg) x % SK ransum 3.2.4.2 Kecernaan serat kasar. Kecernaan merupakan suatu rangkaian proses yang terjadi dalam alat pencernaan sampai terjadinya penyerapan. Kecernaan pakan dapat diketahui dengan menghitung ransum yang dimakan ternak dan menghitung jumlah feses yang dikeluarkan setiap harinya selama 24 jam. Feses yang dikumpulkan harus terpisah dari urin. Kecernaan SK didapat dari konsumsi BK (dalam kg) dikali dengan persentase SK ransum dikurangi persentase SK feses dikali dengan total BK feses, dibagi dengan konsumsi SK. Rumus kecernaan SK sebagai berikut : Kecernaan SK : onsumsi ransum - eses eses onsumsi ransum 3.2.4.3. Asetat darah. Pengambilan darah untuk analisis asetat darah dilakukan pada akhir perlakuan. Darah diambil sebanyak 10 ml menggunakan syringe pada vena jugularis lalu dimasukan ke dalam tabung vacutainer dan didiamkan selama

15 6 jam. Pemisahan serum darah dilakukan dengan menggunakan sentrifuge dengan kecepatan 2500 rpm selama 15 menit. Serum darah diambil dengan pipet hisap, dimasukkan ke dalam tabung microtube yang kedap udara. Sampel dibawa ke Laboratorium Uji Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk dilakukan uji VFA parsial menggunakan Gascromatografi Shimadzu 8A. 3.2.4.4. Lemak susu. Susu hasil pemerahan pagi dan sore diambil sebanyak 50 ml dimasukan kedalam plastik zip. Uji lemak susu menggunakan lactoscan milik Koperasi Unit Desa Getasan. Pengujian lemak susu dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada minggu awal perlakuan, akhir minggu kedua dan akhir minggu ketiga. 3.2.5. Analisis data Model linier aditif untuk rancangan percobaan sebagai berikut : Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk Keterangan: Yijk : Kecernaan serat kasar, asetat darah dan lemak susu pada percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij (taraf ke-i dari pemberian ransum imbangan hijauan dan konsentrat dan taraf ke-j dari suplementasi urea) µ : Nilai tengah umum (rata-rata populasi) Kecernaan serat kasar, asetat darah dan lemak susu αi βj : Pengaruh aditif dari pemberian ransum imbangan hijauan dan konsentrat ke-i : Pengaruh aditif dari suplementasi urea ke-j αβ ij : Pengaruh interaksi antara pemberian ransum imbangan hijauan dan konsentrat ke-i dan suplementasi urea ke-j

16 Εijk : Pengaruh galat percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij i : Faktor pemberian ransum imbangan hijauan dan konsentrat (1,2) j : Faktor suplementasi urea (1,2) k : Ulangan (1,2,3) 3.2.6. Hipotesis statistik a. H : αβ ij = 0 (tidak ada pengaruh interaksi antara pemberian ransum imbangan hijauan dan konsentrat dengan suplementasi urea terhadap tingkat kecernaan serat kasar, asetat darah dan lemak susu). H : αβ ij ada pengaruh intera si antara pemberian ransum imbangan hijauan dan konsentrat dengan suplementasi urea terhadap tingkat kecernaan serat kasar, asetat darah dan lemak susu). b. H : αi = 0 (tidak ada pengaruh pemberian ransum imbangan hijauan dan konsentrat terhadap terhadap tingkat kecernaan serat kasar, asetat darah dan lemak susu). H : αi ada pengaruh pemberian ransum imbangan hijauan dan konsentrat terhadap tingkat kecernaan serat kasar, asetat darah dan lemak susu). c. H : βj = 0 (tidak ada pengaruh suplementasi urea terhadap tingkat kecernaan serat kasar, asetat darah dan lemak susu). H : βj ada pengaruh suplementasi urea terhadap ting at ecernaan serat kasar, asetat darah dan lemak susu).