BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Analisis Sistem EFI Sepeda Motor Suzuki Nex FI. pada sepeda motor suzuki Nex Fi sebagai berikut :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memperbaiki kerusakan pada Honda Beat PGM-FI. Adapun diperoleh hasil

Teknologi Injeksi Pada Sepeda Motor (Konstruksi Dasar Injection Suzuki Fl 125 FI)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Proses Analisis Sistem EFI Yamaha Vixion.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Teknologi Motor Injeksi YMJET-FI

BAB III PROSES ANALISIS SISTEM EFI YAMAHA VIXION. Mulai. Pembuatan Engine Stand. Proses Perbaikan. Pengujian Engine Stand.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Engine Managemenet System mobil Toyota Great Corolla

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor. 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Dalam tugas akhir yang berjudul troubleshooting sistem EPI (Electronic

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Sistem PGM-FI A. Latar Belakang

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI)

Letak sensor EFI pada toyota Avanza dan Daihatsu Xenia tak sensor pada Avanza/ Xenia tak Sensor dan Injektor Mesin Avanza/xenia

ELECTRONIC CONTROL SYSTEM AGUS DWI PPUTRA ARI YUGA ASWARA ASTRI DAMAYANTI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Lab Pratikum Teknik Mesin Vokasi, Universitas Muhammadiyah. Tempat Pengambilan Data dan Pengujian :

BAB III METODE PELAKSANAAN. Yamaha Mio di Laboratorium, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

DuFI (Durux Fuel Injection)

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3

PEMANFAATAN ON BOARD DIAGNOSTIC (OBD) PADA KENDARAAN BERBASIS ENGINE MANAGEMENT SYSTEM. Oleh : Sutiman Otomotif, FT UNY

BAB II KAJIAN TEORI. Ali Imron (2013) dalam tugas akhir yang berjudul troubleshooting sistem

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN. HALAMAN PENGESAHAN. HALAMAN PERSEMBAHAN. KATA PENGANTAR. DAFTAR GAMBAR. BAB I PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dunia otomotif saat ini, menunjukan bahwa

PERANGKAT UJI KOMPETENSI ENGINE MANAGEMENT SYSTEM dan gdi Disiapkan Oleh : Eko Winarso,S.Pd.M.M

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SISTEM BAHAN BAKAR. Injektor membuat injeksi bahan bakar ke dalam intake manifold sesuai dengan sinyal yang diberikan oleh komputer.

JRM. Volume 01 Nomor 03 Tahun Hal 64-73

ANALISIS ELEKTRONIK FUEL INJECTION ( EFI ) PADA TOYOTA GREAT COROLLA TIPE 4A-FE

TUGAS AKHIR SISTEM BAHAN BAKAR PADA YAMAHA MIO J YMJET-FI. Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Informasi Pendiagnosaan Sendiri Sistem EFI atau PGM-FI

DISCLAIMER. Rosyid W. Zatmiko rosyidwz.wordpress.com Tahun 2014 tidak dipublikasikan.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

CASE BY CASE DIAGNOSTIC & OUTPUT ERROR CODE PROBLEM PADA SCANNER ELECTRONIC CONTROL UNIT KENDARAAN

TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM EFI (ELECTRONIC FUEL INJECTION) PADA SEPEDA MOTOR HONDA BEAT PGM-FI. Diploma III Program Vokasi Program Studi Teknik Mesin

SISTEM ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) SMK MUH 2 AJIBARANG 2009/2010

Engine Tune Up Engine Conventional

Mesin Diesel. Mesin Diesel

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi di bidang otomotif mendorong

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI (EFI)

MODIFIKASI SISTEM BAHAN BAKAR KARBURATOR MENJADI SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA HONDA LEGENDA (TINJAUAN SISTEM PENGAPIAN) PROYEK AKHIR

MODIFIKASI SISTEM BAHAN BAKAR KARBURATOR MENJADI SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SUZUKI SMASH AD 2663 ZG (TINJAUAN SISTEM BAHAN BAKAR) PROYEK AKHIR

BAB II LANDASAN TEORI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.2. PERUMUSAN MASALAH

Rancang Bangun Trainer EFI (Electronic Fuel Injection) Yamaha V-ixion Sebagai Media Pembelajaran Praktik Sepeda Motor dan Motor Kecil

Sistem Pengapian CDI AC pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun 1997 ABSTRAK

PENGUJIAN TRAINER SISTEM PGM-FI HONDA BEAT FI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PRAKTIK SEPEDA MOTOR DAN MOTOR KECIL

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

WAITING FOR CONNECTING. MODE STANDAR Pada mode ini nyalakan kunci kontak, kemudian di layar akan muncuk sbb : 0 RPM 105 F

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tegangan dari Batteray, kemudian ECU memberi tegangan kepada sesmor sesuai

BAB IV PENGUJIAN ALAT

A. SKEMA RANGKAIAN DAN INSTALASI. A.1. Blok Diagram Alarm - 3 -

TROUBLE SHOOTING PADA SISTEM PENGAPIAN CDI - AC SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND TAHUN Abstrak

Gambar 3. Posisi katup ISC pada engine

RANCANG BANGUN TRAINER SISTEM KELISTRIKAN HONDA SUPRA X 125 PGM FI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PRAKTIK SEPEDA MOTOR

ANALISIS SENSOR DAN AKTUATOR PADA SIMULATOR ENGINE MANAGEMENT SYSTEM TOYOTA GREAT COROLLA 4A -FE TUGAS AKHIR. Muhammadiyah Yogyakarta

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

KONTROL SISTEM BAHAN BAKAR PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) Oleh Sutiman, M.T

ELECTRONIC FUEL INJECTION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IDENTIFIKASI SYSTEM EFI. Electronic Fuel Injection. M. Azam Sakhson SMKN3 Jombang

ELEKTRONIC FUEL INJECTION

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada.

SISTEM ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI)

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3

TUGAS AKHIR SISTEM KONTROL ELEKTRONIK PADA HONDA SUPRA X 125 PGM-FI

ELECTRONIC FUEL INJECTION

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR AC PADA TOYOTA FORTUNER

BAB II. Landasan Teori. dibagi menjadi dua golongan, yaitu motor pembakaran luar dan motor

BAB I PENDAHULUAN...1

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

LAYOUT ENGINE DAN KOMPONENNYA

VARIABLE VALVE TIMING inteligent ( VVT i ) OLEH TC DAIHATSU - WILAYAH JAWA BARAT

SISTEM INDUKSI UDARA (AIR INDUCTION SYSTEM) DAN TROUBLESHOOTING PADA MESIN TOYOTA VIOS 1NZ-FE TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. stand dari pengapian ac dan pengisian dc yang akan di buat. Dalam metode

DASAR-DASAR MESIN & SISTEM BAHAN BAKAR

No. Nama Komponen Fungsi

PEMBUATAN ALAT PRAKTEK MESIN KIJANG 7KE EFI (STUDI KASUS SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR) TUGAS AKHIR

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PELAKSANAAN. stater sepeda motor Yamaha Mio di kampus Universitas Muhammadiyah. 15 Februari 2016 sampai dengan tanggal 15 Agustus 2016.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM PENGAPIAN DIRECT IGNITION SYSTEM PADA MESIN 1 TR-FE TOYOTA KIJANG INNOVA

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS)

Berikut adalah istilah-istilah pada mesin dan bagian-bagian mesin yang dirasa perlu kita ketahui :

DIGITAL FUEL FLOW CONSUMPTION METER BERBASIS µc AT89C4051

PEMBUATAN ALAT PERAGA PRAKTIKUM SISTEM KELISTRIKAN, CHASSIS DAN TRANSMISI TOYOTA GREAT COROLLA EFI PADA CHASSIS MOBIL HONDA ACCORD

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Sistem EFI Sepeda Motor Suzuki Nex FI Setelah melakukan proses analisis dan pembongkaran pada komponen sepeda motor suzuki Nex Fi sebuah kerusakan dapat di identifikasi dan bisa dilakukan perbaikan, adapun diperoleh hasil analisis pada sepeda motor suzuki Nex Fi sebagai berikut : 4.1.1. Hasil Dari Analisis FuelSystem 1. Pemeriksaan tekanan pompa bahan bakar didapatkan hasil sebagai berikut : a. Standar :265 kpa - 294 kpa b. Hasil : 290 kpa c. Kesimpulan : dari hasil tekanan bahan bakar yang dilakukan menggunakan Fuel pressure gauge, tekanan pompa bahan bakar masih mendekati standar dan masih layak untuk digunakan. 48

49 Gambar 4.1 Pemeriksaan Tekanan Bahan Bakar Menurut gambar 4.1 : Pemeriksaan tekanan bahan bakar dilakukan menggunakan alat Fuel Pressure Gauge yang dipasangkan pada saluran keluar menuju selang bahan bakar pada pompa, nantinya alat tersebut akan menunjukan tekanan bahan bakar saat kunci kontak ON 2. Pemeriksaan aliran bahan bakar didapatkan hasil sebagai berikut : a. Siapkan alat seperti gelas ukur, kabel jumper, dan stopwatch. b. Lepas konektor pada Fuel Pump c. Hubungkan kabel jumper dengan terminal yang ada pada soket Fuel Pump dengan baterai. d. Lakukan dengan menggunakan gelas ukur dan timer stopwatch. e. Standar : 100cc/10detik f. Hasil : 100cc/10detik

50 g. Kesimpulan : dari hasil aliran bahan bakar menggunakan Fuel pressure gauge, diperoleh hasil aliran bahan bakar masih sesuai standar, bisa disimpulkan bahwa pompa bahan bakar masih bagus. 3. Pemeriksaan komponen kelistrikan bahan bakar didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.1 Komponen Kelistrikan Bahan Bakar No Nama Komponen Standar Hasil Pengukuran 1 Baterai 12 V 13 V 2 Sekering /15A /15A 3 Kunci kontak saat posisi ON saat posisi ON 4 Pompa BBM Kesimpulan : dari pemeriksaan komponen kelistrikan bahan bakar diatas menunjukan bahwa komponen kelistrikan bahan bakar masih bagus dan layak pakai.

51 4. Pemeriksaan hubungan kabel rangkaian kelistrikan bahan bakar : Tabel 4.2 Hubungan Kabel Rangkaian Kelistrikan Bahan Bakar No Nama komponen Standar Hasil Warna kabel 1 Baterai - sekering Merah 2 Sekering - kunci Merah kontak 3 Kunci kontak - fuel Orange pump 4 Fuel pump - ECM Kuning 5 ECM - massa Hitam/putih Kesimpulan : dari hasil pemeriksaan diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan kabel rangkaian kelistrikan bahan bakar masih bagus. 5. pemeriksaan injektor didapatkan hasil sebagai berikut : a. Standar : 12,2 Ω pada suhu 25 b. Hasil : 12,6 Ω c. Injektor memiliki 4 buah lubang d. Kesimpulan : injektor masih bagus dan masih layak pakai

52 6. pemeriksaan hubungan kabel rangkaian kelistrikan injektor didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.3 Hubungan Kabel Rangkaian Kelistrikan Injektor No Nama komponen Standar Hasil Warna kabel 1 Baterai - sekering Merah 2 Sekering - kunci Merah kontak 3 Kunci kontak - Orange injektor 4 Injektor ECM Abuabu/putih 5 ECM massa Hitam/putih Kesimpulan : dari hasil pemeriksaan diatas dapat disimpulkan bahwa rangkaian kelistrikan hubungan kabel injektor masih bagus. 4.1.2 Hasil Dari Analisis Sistem Induksi Udara 1. Dari pemeriksaan saringan udara didapatkan hasil sebagai berikut : a. Standar : saringan tidak hitam dan harus bersih b. Hasil pengecekan : saringan udara sudah menghitam

53 c. Kesimpulan : saringan udara harus diganti karena sudah tidak bisa dibersihkan dan warnanya sudah menghitam. 2. Hasil dari pemeriksaan TPS ( Throttel Position Sensor )didapatkan hasil sebagai berikut : a. Putar kunci kontak OFF b. Lepas soket TPS c. Kunci kontak ON d. Ukur tegangan input pada kabel R (merah) dapat (+) multi dan kabel B/Br (hitam/coklat) dapat (-) multitester e. Tegangan input standar TPS: 4,5 V 5,5 V f. Hasil : 4,93 V g. Kesmpulan : sensor TPS masih bagus dan layak pakai, hasil masih mendekati standar 3. Pemeriksaan hubungan kabel rangkaian TPS dengan ECM didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.4 Hubungan Kabel Rangkaian TPS dengan ECM : Kabel di TPS Kabel di ECM standar Hasil Merah Merah Ungu Ungu Hitam/coklat Hitam/coklat

54 4. Pemeriksaan output TPS dengan kabel Y didapat hasil sebagai berikut : a. Lepas soket TPS b. Pengecekan tegangan TPS Tabel 4.5 Tegangan Output TPS. Posisi Throttel valve Warna kabel TPS Standar Hasil Tertutup P(+) - hitam/coklat ± 0,7 V 0,6 V Terbuka P(+) hitam/coklat ± 3,9 V 3,84 V Kesimpulan : Dari hasil menunjukan bahwa sensor TPS masih bagus dan layak pakai karena hasil menunjukan masih sesuai dengan standar Gambar 4.2 Pemeriksaan TPS

55 Menurut gambar 4.2 : pemeriksaan tegangan sensor TPS dilakukan menggunakan kabel multitester dan kabel Y 5. Hasil dari pemeriksaan IAPS ( Intake Air Pressure Sensor ) a. Putar kunci kontak OFF b. Lepas soket IAPS c. Putar kunci kontak ON d. Ukur tegangan input IAPS pada kabel R ( merah ) dapat (+) multi dan kabel B/Br ( Hitam/coklat) dapat (-) multi e. Standar : 4,5 V 5,5 V f. Hasil : 4,93 6. Pemeriksaan hubungan kabel rangkaian IAPS dengan ECM : Tabel 4.6 Hubungan Kabel Rangkaian IAPS dengan ECM Kabel di IAPS Kabel di ECM Standar Hasil Merah Merah Hijau/hitam Hijau/hitam Hitam/coklat Hitam/coklat Kesimpulan : Dari hasil pengecekan komponen ECM/ECU, menunjukan bahwa ECU masih bagus

56 7. Pemeriksaan tegangan output IAPS dengan kabel Y a. Melepas soket IAPS b. Pengecekan tegangan output pada IAPS : Tabel 4.7 Tegangan Output IAPS Posisi putaran mesin Warna kabel IAPS Standar Hasil idle Hijau/hitam (+) hitam/coklat (-) ± 0,789 4,0 V 1,8 V Kesimpulan : dari hasil pemeriksaan dan komponen IAPS, IAPS masih bagus dan masih layak pakai hasil masih mendekati standar. Jika terjadi kerusakan pada IAPS harus mengganti Throttel Body 8. Hasil Pemeriksaan IATS ( Intake Air Temperature Sensor ): a. Putar kunci kontak OFF b. Lepas soket IATS c. Putar kunci kontak ON d. Ukur tegangan input IATS pada kabel Dg ( hijau tua ) dapat (+) multi dan kabel B/Br ( hitam/coklat ) dapat (-) multitester. e. Standar : 4,5 V 5,5 V f. Hasil : 4,93 V

57 9. Pemeriksaan hubungan kabel rangkaian IATS dengan ECM : Tabel 4.8 Hubungan Kabel Rangkaian IATS dengan ECM Kabel di IATS Kabel di ECM Standar Hasil Merah Merah Hijau tua Hijau tua Hitam/coklat Hitam/coklat 10. Pemeriksaan Tahanan IATS : Tabel 4.9 Tahanan IATS Warna kabel di IATS Suhu Standar Hasil Hijau tua (+) hitam/coklat (-) 20 ± 2,64 KΩ 2 KΩ Kesimpulan : dari hasil dan pemeriksaan komponen IATS, IATS masih bagus dan hasil masih mendekati standar, jika komponen ini rusak harus mengganti Throttel Body

58 11. Hasil Pemeriksaan ISC ( Idle Speed Control ): a. Mengukur tahanan ISC : Tabel 4.10 Tahanan ISC Terminal Standar Hasil A B ± 20 Ω 20,7 Ω C D ± 20 Ω 20,7 Ω 12. Pemeriksaan Hubungan Kabel Rangkaian ISC Dengan ECM : Tabel 4.11 Hubungan Kabel Rangkaian ISC Dengan ECM Kabel di ISC Kabel di ECM Standar Hasil Hitam/hijau Hitam/hijau Hitam/hijau terang Hitam/hijau terang Biru terang Biru terang Kuning/merah Kuning/merah Kesimpulan : dari hasil pemeriksaan dan komponen ISC, ISC masih bagus dan layak pakai karena hasil menunjukan komponen ISC masih sesuai standar, dan jika terjadi kerusakan pada komponen ISC, harus melakukan pergantian Throttel Body.

59 4.1.3 Hasil Dari Analisis Sistem Pengapian 1. Hasil dari pemeriksaan tahanan CKPS ( Crankshaft Position Sensor) : a. Melepas soket CKPS b. Menghubungkan kabel Bl/Y ( biru/kuning ) dapat (+) multitester dan B ( hitam ) dapat (-) multitester. c. Standar tahanan : 180 Ω - 230 Ω pada suhu 20 d. Hasil : 240 Ω 2. Hasil dari pemeriksaan tegangan CKP sensor : a. Melepas soket CKPS b. Kabel warna Bl/Y ( biru/kuning ) dapat (+) multitester dan kabel B ( hitam ) dapat (-) multitester. c. Putar magnet dengan motor stater d. Standar : 2 V e. Hasil : 1,8 V 3. Hasil dari pemeriksaan hubungan kabel rangkaian CKP sensor Dengan ECM :

60 Tabel 4.12 Hubungan Kabel Rangkaian CKP sensor Dengan ECM No Warna kabel Standar Hasil 1 Kuning terang di CKP dengan kuning terang di ECM 2 Hitam di CKP dengan hitam di ECM Kesimpulan : Dari hasil pemeriksaan sensor CKP, sensor ini masih bagus dan masih layak untuk digunakan, karena hasil menunjukan sensor CKP masih mendekati standar. 4. Hasil dari pemeriksaan tegangan input ET sensor ( Engine Temperature Sensor ) : a. Putar kunci kontak OFF b. Melepas soket sensor ET c. Putar kunci kontak ON d. Kabel warna O/B ( Oranye/hitam ) dapat (+) multi dan kabel B/Br ( hitam/coklat ) dapat (-) multi e. Standar : 4,5 V 5,5 V f. Hasil : 4,93 V

61 5. Hasil dari pemeriksaan tahanan sensor ET a. Melepas soket pada ET sensor b. Melepas sensor ET dari tempatnya c. Siapkan pemanas air, termometer, kabel penghubung, dan multitester d. Mengukur tahanan sensor seperti gambar berikut : Gambar 4.3 Pemeriksaan Sensor ET Menurut gambar 4.3 : pemeriksaan pada sensor ETS dilakukan menggunakan multitester, kabel jumper, termometer, dan pemanas air. Tabel 4.13 Tahanan Sensor ET No Suhu Standar Hasil 1 20 Kira kira 13 KΩ 10,4 KΩ 2 40 Kira kira 6,2 KΩ 6 KΩ 3 80 Kira kira 1,7 KΩ 1,58 KΩ

62 6. Hasil pemeriksaan hubungan kabel rangkaian sensor ET Dengan ECM : Tabel 4.14 Hubungan Kabel Rangkaian Sensor ET No Warna kabel Standar Hasil Oranye/hitam di ET 1 dengan oranye/hitam di ECM Oranye/hitam di ET 2 dengan oranye/hitam di ECM Kesimpulan : dari hasil pemeriksaan dan menunjukan sensor ET ( Engine Temperatur Sensor ) masih bagus. 7. Hasil dari pemeriksaan hubungan kabel rangkaian sensor TO ( Tip Over Sensor ) dengan ECM : Tabel 4.15 Hubungan Kabel Sensor TO dengan ECM No Warna Kabel Standar Hasil Pengukuran 1 Merah di TO dengan Merah di ECM Biru/putih di TO 2 dengan Biru/putih di ECM

63 Hitam/coklat di TO 3 dengan Hitam/coklat di ECM 8. Hasil dari pemeriksaan tahanan sensor TO : a. Melepas soket kabel sensor TO b. Mengukur tahanan pada terminal A dan B ( ujung dengan ujung soket ) c. Standar : 19,1 Ω 19,7 Ω d. Hasil : 19,3 Ω Kesimpulan : dari hasil dan analisa pada sensor TO menunjukan bahwa sensor TO masih bagus dan layak pakai karena hasil masih masuk dalam standar 9. Hasil dari pemeriksaan hubungan kabel O2 sensor dengan ECM : Tabel 4.16 Hubungan Kabel O2 sensor dengan ECM No Warna kabel Standar Hasil Putih/oranye di O2 1 dengan putih/oranye di ECM

64 10. Hasil dari pemeriksaan tegangan output sensor O2 a. Menghidupkan mesin dan panaskan dengan waktu yang cukup b. Melepas soket sensor O2 c. Mengukur tegangan antara kabel Bl ( biru ) dengan massa body d. Standar : 0,3 V 1,2 V e. Hasil : 0,396 V Kesimpulan :sensor masih bagus dan layak digunakan karena hasil menunjukan bahwa komponen sensor masih masuk dalam kondisi standar. 11. Hasil dari pemeriksaan tegangan input ECM ( Electronic Control Module ) a. Melepas konektor dari ECM b. Memutar kunci kontak ON c. Mengukur tegangan pada konektor ECM pada sisi kabel dengan massa d. Menghubungkan Or ( oranye ) dapat (+) multi dan Bl/W ( biru/putih ) dapat (-) multi. e. Standar : 12 V f. Hasil : 12,04 V

65 Kesimpulan : dari hasil pemeriksaan dan ECM masih bagus dan masih berfungsi dengan baik. 12. Hasil dari pengecekan hubungan kabel rangkaian sistem pengapian : Tabel 4. 17 Hubungan Kabel Rangkaian Sistem Pengapian No Nama komponen Warna kabel Standar Hasil 1 Baterai sekering Merah 2 Sekering - kunci kontak Merah 3 Kunci kontak - ECM Oranye 4 Kunci kontak - koil Oranye 5 Koil - ECM Putih/biru 6 ECM - massa Hitam/putih 7 CKP 1 ECM Biru/kuning 8 CKP 2 ECM Hitam/coklat 13. Hasil dari komponen sistem pengapian Tabel 4.18 Pengukuran Komponen Sistem Pengapian No Nama komponen Standar Hasil 1 Baterai 12 V 13 V 2 Sekering 10 A 3 Kunci kontak saat

66 posisi ON 4 Tahanan CKP 180 280 Ω ( 20 ) 240 Ω 5 Tegangan CKP 2 V 1,8 V 6 Primer koil 2,1 3,1 Ω 2,5 Ω 7 Sekunder koil 7 15 KΩ tutup busi 15 KΩ Kesimpulan : dari hasil pemeriksaan hubungan kabel rangkaian sistem pengapian dan komponen sistem pengapian menunjukan bahwa sistem pengapian sepeda motor Suzuki Nex Fi masih bagus dan masih berfungsi dengan baik karena hasil pengkuran masih mendekati standar. 4.1.4 Hasil Analisa Troubleshooting Sistem Kontrol Elektronik pada Sepeda Motor Suzuki Nex Fi Tabel berikut menguraikan masalah sistem kontrol elektronik pada sepeda motor Suzuki Nex FI untuk diketahui penyebab dan cara mengatasinya

67 Tabel 4.19 Troubleshooting Pada Sepeda Motor Suzuki Nex FI Permasalahan Gejala dan kemungkinan penyebab Perbaikan Engine tidak dapat dihidupkan Tidak ada percikan api pada busi : 1. Busi kotor 2. Busi rusak 3. Ignition coil rusak 4. CKP sensor rusak 5. ECM rusak -bersihkan Tidak ada bahan bakar yang mencapai injektor : 1. Fuel pump tersumbat atau rusak 2. Fuel hose atau fuel filter tersumbat 3. Lubang fuel tank tersumbat -bersihkan atau ganti Mesin sering mati 1. Busi kotor 2. Fuel hose tersumbat 3. CKP sensor rusak -bersihkan -bersihkan Baterai tidak terisi Tidak ada percikan api atau api lemah Putaran mesin tidak sempurna saat kecepatan tinggi Engine idle tidak sempurna 1. Terjadi hubungan kabel pada generator 2. Regulator bocor atau terjadi hubungan pendek 1. Ignition coil rusak 2. Busi rusak 3. CKP sensor rusak 4. Generator rusak 1. ignition coil rusak 2. kerusakan CKP sensor 3. selang bahan bakar tersumbat, menyebabkan suplai bahan bakar tidak cukup 1. ignition coil rusak 2. CKP sensor rusak 3. Generator rusak -bersihkan dan sempurnakan

68 4. Air cleaner tersumbat 5. Busi gap terlalu lebar 6. ISC rusak atau kotor -bersihkan -bersihkan atau ganti 4.1.5 Hasil Pemeriksaan DTC Menggunakan Alat Khusus atau ( Kabel jumper ) Tabel berikut menguraikan kerusakan fungsi dan gejala sistem kontrol elektronik pada sepeda motor Suzuki Nex FI. Tabel 4.20 Indeks Kode DTC. Kedipan MIL Kerusakan fungsi Gejala 12 13 14 Sensor CKP tidak berfungsi : Konektornya kendur atau konektornya sudah tidak bagus Sensor CKP atau rangkaianya tidak berfungsi Sensor IAPS ( Intake Air Pressure Sensor )tidak berfungsi : Konektornya kendur atau konektornya sudah tidak bagus Sensor IAPS atau rangkaianya tidak berfungsi Sensor TPS ( Throttle Position Sensor )tidak berfungsi : Mesin tidak bisa hidup Mesin masih bisa hidup tapi lampu MIL hidup terus dan akselerasi mesin kurang bagus Akselerasi mesin kurang bagus

69 15 21 23 24 Konektornya kendur atau konektornya sudah tidak bagus Sensor TPS atau rangkainya sudah rusak SensorETS ( Engine Temperatur Sensor )tidak berfungsi : Konektornya kendur atau konektornya sudah tidak bagus Sensor ETS atau rangkainya sudah rusak Sensor IATS ( Intake Air Temperature Sensor )tidak berfungsi : Konektornya kendur atau konektornya sudah tidak bagus Sensor IATS atau rangkainya sudah rusak Sensor TO ( Tip Over Sensor )tidak berfungsi : Konektornya kendur atau konektornya sudah tidak bagus Sensor TO atau rangkainya sudah rusak Ignition coil tidak berfungsi : Coil atau rangkaianya sudah rusak Ada yang kendur pada terminal koil Mesin sulit dihidupkan saat temperature rendah ISC ( Idle Speed Control ) tidak bisa bekerja Mesin masih bisa hidup tapi lampu MIL hidup terus dan akselerasi mesin kurang bagus Mesin tidak bisa hidup Mesin tidak bisa hidup Tidak dapat memercikan bunga api

70 32 40 41 Injektor tidak berfunsgi : Injektor atau rangkaianya sudah rusak Konektornya kendur atau konektornya sudah tidak bagus ISC ( Idle Speed Control) tidak berfungsi : ISC atau rangkaianya sudah rusak Konektornya kendur atau konektornya sudah tidak bagus Pompa bahan bakar atau (Fuel pump) tidak berfungsi : Pompa bahan bakar atau rangkaianya sudah rusak Konektornya kendur atau konektornya sudah tidak bagus Mesin tidak bisa hidup Pompa bahan bakar tidak bisa berfungsi Putaran idle tidak stabil atau naik turun Motor mudah mati saat mesin dingin Mesin tidak bisa hidup 4.2 Pembahasan Didalam engine EFI terdapat salah satu mode yang bagus yaitu mode Fail Safe. Definisi dari mode ini adalah sebuah mode apabila terjadi gangguan atau kerusakan yang terjadi pada sensor sensor yang sudah ditetapkan pada mode Fail Safe, seperti sensor : (IAPS, TPS, IATS, ETS, O2, dan ISC ) maka ECU akan mengaktifkan mode Fail Safe dan lampu MIL akan aktif, tetapi mesin EFI akan tetap hidup dengan menggunakan data nilai standar yang diberikan pada ECU dan

71 motor masih dapat berjalan, tetapi pengoperasian mesin menjadi tidak sempurna. Intinya mode ini hanya memberikan bantuan darurat saja halam hal ini. Jika motor tetap dibiarkan dalam mode seperti ini maka mesin motor akan rusak parah, jadi motor tetap harus diperbaiki secepatnya agar pengoperasian pada mesin EFI bisa berjalan dengan baik. Tabel 4.21 Fail Safe ITEM IAPS TPS IATS ETS O2 ISC MODE FAIL SAFE Intake air pressure dibuat tetap ke xxx.x kpa Sudut katup bukaan tetap xx dan ignition timing juga dibuat tetap Nilai intake air temperature dibuat tetap ke xx Nilai temperature mesin dibuat tetap ke xx Kompensasi feedback akan dicegah. (air/fuel rasio dibuat tetap ke normal.) Pengoperasian ISC akan dihentikan STARTING ABILITY YES YES YES YES YES YES RUNNING ABILITY YES YES YES YES YES YES