BAB I PENDAHULUAN. Sejak masa pur-ba pendidikan tak pernah hilang dalam dinamika kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. gerak-gerik badaniah yang nyata (Keraf, 1993: 2). Dengan bahasa, setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. periode jenjang pendidikan. Kurikulum tercatat sebagai perubahan ketiga selama

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis. penggunaan keempat keterampilan berbahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkembang. Kemudian proses pembelajaran dapat dilakukan karena adanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ruang yang tidak hanya mengantarkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

BAB I PENDAHULUAN. makna kata-kata secara individul akan dapat diketahui. diharapkan dapat melatih kreatifitas dan keterampilan siswa dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memahami pelajaran yang diberikan oleh guru. Pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam berkomunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Inti dari pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. tulisan. Keterampilan dan kemampuan berbahasa sangat berhubungan erat dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas utama seorang pendidik adalah menyelenggarakan kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih ketrampilan berpikir Tarigan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Saat ini sempat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, memproduksi yaitu menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. pembelajaran merupakan tercapainya perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. akhlak mulia, serta keterampilan. Salah satu aspek yang dibutuhkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. selalu memperhatikan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Mengingat pentingnya bahasa tersebut, maka dalam dunia pendidikan perlu. mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Selain itu, bahasa Indonesia pun

BAB I PENDAHULUAN. mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Namun pada kenyataannya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah perubahan yang bersifat evolutif, antisipatif, dan terus menerus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

tetapi tidak akan menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang dalam mengaktuslisasikan dirinya sepenuhnya dan selengkapnya

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis ini tidak semua orang menyukai, apalagi menguasai

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk membentuk kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses ketercapaian ilmu dari berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kegiatan pembelajaran yang terjadi. Seperti halnya seorang tenaga

BAB I PENDAHULUAN. dan ada juga yang saling menjatuhkan. Namun sebenarnya mereka saling belajar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. edu-katif tergambarkan dengan adanya interaksi yang terjadi antar guru dengan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk

garis awal atau start sampai dengan finish atau rencana dan pengaturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkomunikasi dengan baik. Salah satu cara untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan sehingga akan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul. pentingnya proses pembelajaran dalam kehidupan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi peserta didik. Guru harus mampu menjadi wadah dalam

dalam sebuah penelitian. Dari keempat keterampilan berbahasa membaca merupakan kegiatan penting dalam pembelajaran. Membaca merupakan seni atau art

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi pendidikan berfungsi membantu pengembangan seluruh potensi, kecakapan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah. Salah satu

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

latihan. Salah satu wujud pendidikan yang diterapkan di sekolah maupun di lingkungan keluarga sejak dini adalah pendidikan bahasa karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Melalui pendidikan, manusia mampu mengembangkan potensi kema-nusiaannya baik yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotor. Sejak masa pur-ba pendidikan tak pernah hilang dalam dinamika kehidupan manusia dari mulai pendidikan yang sederhana sampai pendidikan yang bersifat kompleks. Sebagai-mana dikatakan Tirtarahardja (2005: 82) bahwa pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus tak terputus dari generasi ke generasi di mana pun di dunia ini. Upaya memanusiakan manusia melalui pendidikan itu diselengga-rakan sesuai dengan pandangan hidup dan dalam latar sosial kebudayaan setiap masyarakat tertentu. Seiring dengan perkembangan zaman pendidikan semakin terspesialisasi disesuaikan dengan kebutuhan masyarakatnya. Pengajaran bahasa khususnya bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada siswa di sekolah. Tidak heran apabila mata pelajaran bahasa Indonesia diberikan sejak masih di bangku Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. Bahkan sampai di Perguruan Tinggi pun pengajaran bahasa Indonesia masih diberikan. Dalam sejarah kurikulum pendidikan di Indonesia telah berulang kali melakakun pergantian kurikulum. Pada tahun 2013 Indonesia menggati kurikulum yang telah disempurnakan dari KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) menajdi kurikulum 2013 (Kurtilas). Perubahan kurikulum pendidikan ini diharapkan dapat mengembangkan kompetensi siswa ke arah yang lebih baik lagi. Dalam 1

2 kurikulum 2013 pembelajaran memproduksi disejajarkan dengan menulis, karena keduanya sama-sama menghasilkan suatu produk yaitu berupa tulisan atau teks. Dalam pembelajaran bahasa ada aspek keterampilan berbahasa yang mencakup empat keterampilan, yaitu keterampilan membaca (reading skills), keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills) dan keterampilan menulis (writing skills). Keempat keterampilan tersebut sangat berhubungan erat dan merupakan satu kesatuan sehingga disebut catur tunggal (Tarigan, 2008:1). Sebagaimana dikatakan Zainurrahman (2013:2) menyatakan, bahwa di antara keterampilan berbahasa yang lain, menulis merupakan salah satu keterampilan yang tidak dikuasai oleh setiap orang, apalagi menulis dalam konteks akademik (academic writing), seperti menulis esai, karya ilmiah, laporan penelitian, dan sebagainya. Senada dengan pendapat tersebut, Akhadiah (2003: 2) menyatakan, bahwa menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling rumit. Hal ini disebabkan karena menulis melibatkan berbagai keterampilan lainnya, diantaranya kemampuan menyusun pikiran dan perasaan dengan menggunakan kata-kata dalam bentuk kalimat yang tepat sesuai dengan struktur dan kaidah tata bahasa. Sejalan dengan kedua pendapat tersebut, Abdurrahman (1999: 223) menyatakan, bahwa banyak orang yang lebih menyukai membaca daripada menulis karena menulis dirasakan lebih lambat dan lebih sulit. Menurut Tarigan (2008: 3) mengatakan, bahwa keterampilan menulis ini tidak datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.

3 Keterampilan menulis yang terus dilatih akan mampu membentuk cara berpikir sistematis dan terorganisir. Kemampuan cara berpikir seperti ini merupakan kematangan intelektual yang berguna bagi perkembangan kehidupan peserta didik kelak. Semakin sering seseorang berlatih dalam menulis maka semakin baik pula gagasan yang disampaikan dalam tulisannya. Melalui kegiatan menulis secara teratur seseorang dapat memperluas wawasan baik secara teoretis maupuan mengenai fakta-fakta. Selama ini, pembelajaran menulis masih banyak disajikan dalam bentuk teori. Salah satu fakta bahwa siswa kurang terampil dalam menulis karena kurangnya praktik menulis. Hal ini menyebabkan kurangnya kebiasaan siswa untuk menulis sehingga menyebabkan mereka sulit untuk menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Sebagai calon guru bahasa Indonesia keterampilan menulis siswa perlu diperhatikan oleh para pendidik dan harus dimotivasi sejak dini, agar siswa terdorong untuk terampil dalam menulis. Hal terpenting dalam kemampuan menulis yaitu untuk menyampaikan gagasan-gagasan yang tumbuh dari potensi yang dimiliki oleh peserta didik sehingga berguna untuk pengembangan dirinya. Menurut William dalam Usman (2005: 27) mengatakan, bahwa minat siswa merupakan faktor yang menentukan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar. Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran dituntut kreatif untuk menumbuhkan minat siswanya. Salah satu upaya menumbuhkan minat siswa dalam kegiatan pembelajaran adalah dengan memanfaatkan metode pembelajaran yang menarik, khususnya dalam pembelajaran memproduksi dalam pelajaran bahasa Indonesia.

4 Menurut Suryosubroto (2009: 140) mengatakan, bahwa para pendidik (guru) selalu berusaha memilih metode pengajaran yang setepat-tepatnya, yang dipandang lebih efektif daripada metode-metode lainnya sehingga kecakapan dan pengetahuan yang diberikan oleh guru itu benar-benar menjadi milik siswa. Dapat penulis simpulkan agar menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, guru harus dapat menggunakan metode yang bervariasi dan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran berlangsung. Guru harus mampu memilih metode yang tepat dalam proses pembelajaran dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Dalam penelitian ini penulis bermaksud untuk dapat mengetahui kemampuan siswa dalam memproduksi teks prosedur kompleks berdasarkan kaidah kebahasaan dengan menggunakan metode picture and picture. Menurut Suprijono dalam Huda (2013: 236) picture and picture merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Gambar yang diberikan pada siswa harus dipasangkan atau diurutkan secara logis. Gambar-gambar ini menjadi perangkat utama dalam proses pembelajaran berlangsung, guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta berukuran besar. Berdasarkan pernyataan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pembelajaran Memproduksi Teks Prosedur Kompleks Berdasarkan Kaidah Kebahasaan dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Pada Siswa Kelas X SMK Pasundan 3 Bandung Tahun Pelajaran 2015/2016.

5 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah dipaparkan, penulis mengidentifikasi masalah dalam pembelajaran memproduksi teks prosedur kompleks berdasarkan kaidah kebahasaan dengan menggunakan metode picture and picture adalah sebagai berikut. 1) Kurangnya minat siswa dalam belajar. 2) Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan yang sulit dikuasai dan memerlukan latihan. 3) Pemilihan metode pembelajaran yang efektif dapat memudahkan pemahaman siswa. Ketiga identifikasi masalah di atas merupakan masalah yang ditemukan peneliti, sehingga peneliti menemukan judul penelitian. Identifikasi masalah ini akan menjadi acuan dalam penelitian yang akan dilaksanakan. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut. 1) Apakah penulis mampu melaksanakan pembelajaran memproduksi teks prosedur kompleks berdasarkan kaidah kebahasaan dengan menggunakan metode picture and picture pada siswa kelas X SMK Pasundan 3 Bandung?

6 2) Apakah siswa kelas X SMK Pasundan 3 Bandung mampu memproduksi teks prosedur kompleks berdasarkan kaidah kebahasaan dengan menggunakan metode picture and picture? 3) Efektifkah metode picture and picture diterapkan dalam pembelajaran memproduksi teks prosedur kompleks berdasarkan kaidah kebahasaan pada siswa kelas X SMK Pasundan 3 Bandung? 1.4 Batasan Masalah Dalam penelitian ini penulis membuat pembatasan masalah sebagai berikut. 1) Kemampuan penulis yang diukur terbatas pada penyusunan perangkat pembelajaran (RPP, silabus, dan bahan ajar) penulis dapat merencanakan, melaksanakan dan menilai pembelajaran memproduksi teks prosedur kompleks berdasarkan kaidah kebahasaan dengan menggunakan metode picture and picture pada siswa kelas X SMK Pasundan 3 Bandung. 2) Kemampuan siswa kelas X SMK Pasundan 3 Bandung yang diukur adalah menulis teks prosedur kompleks berdasarkan kaidah kebahasaan yang berfokus pada menentukan kalimat perintah yang sesuai, menentukan konjungsi temporal yang sesuai, dan menentukan urutan langkah kegiatan yang sesuai. 3) Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode picture and picture. 1.5 Tujuan Penelitian

7 Peneliti menyampaikan tujuan yang akan menjadi pencapaian yang harus dicapai oleh peneliti setelah melaksanakan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut: 1) untuk mengetahui kemampuan penulis dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran memproduksi teks prosedur kompleks berdasarkan kaidah kebahasaan dengan menggunakan metode picture and picture pada siswa kelas X SMK Pasundan 3 Bandung; 2) untuk mengetahui kemampuan siswa kelas X SMK Pasundan 3 Bandung dalam memproduksi teks prosedur kompleks berdasarkan kaidah kebahasaan dengan menggunakan metode picture and picture; 3) untuk mengetahui keefektifan metode picture and picture digunakan dalam pembelajaran memproduksi teks prosedur kompleks berdasarkan kaidah kebahasaan pada siswa kelas X SMK Pasundan 3 Bandung; 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait. Adapun manfaat yang diharapkan sebagai berikut. 1) Bagi Guru Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dalam memproduksi teks prosedur kompleks berdasarkan kaidah kebahasaan. Peneliti-an ini dapat dijadikan pertimbangan bagi guru untuk memilih metode atau tek-nik pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran agar

8 mampu menarik minat siswa dalam belajar serta menjadi masukan bagi guru dalam pembelajaran yang lebih bervariasi. 2) Bagi Siswa Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur kemampuan siswa serta memberikan pengalaman, pengetahuan, dan solusi untuk menggali dan mening-katkan kemampuan siswa dalam memproduksi teks prosedur kompleks berda-sarkan kaidah kebahasaan dengan menggunakan metode picture and picture. 3) Bagi Penulis Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah dan memperluas wawasan penulis mengenai pembelajaran memproduksi teks prosedur kompleks berdasarkan kaidah kebahasaan dengan menggunakan metode picture and picture. 4) Bagi Peneliti Lanjutan Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya ke arah yang lebih baik lagi.

9 1.7 Kerangka Pemikiran Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka pemikiran yang penulis rumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Kondisi Awal Guru menggunakan metode pembelajaran konvensional (belum bervariasi dalam kegiatan pembelajaran) Kemampuan siswa dalam memproduksi teks prosedur kompleks rendah Tindakan Melalui penelitian, guru menggunakan metode picture and picture dalam pembelajaran memproduksi teks prosedur kompleks berdasarkan kaidah kebahasaan Pembelajaran menyenangkan dan siswa menjadi aktif. Kondisi Akhir Melalui pembelajaran pembelajaran memproduksi teks prosedur kompleks berdasarkan kaidah kebahasaan dengan menggunakan metode picture and picture meningkatkan kemampuan dan hasil belajar

10 Diagram 1.1 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut. Pada kondisi awal pembelajaran memproduksi teks prosedur kompleks siswa merasa bosan dan tidak tertarik pada materi yang disajikan karena pemilihan metode pembelajaran yang kurang kreatif dan efektif. Setelah diberi tindakan dengan menggunakan metode yang menarik sehingga siswa menjadi aktif dan kreatif di dalam kelas karena guru menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Pada kondisi akhir terlihat hasil akhirnya yaitu, siswa mampu memproduksi teks prosedur kompleks berdasarkan kaidah kebahasaan dengan menggunakan metode picture and picture. 1.8 Asumsi dan Hipotesis 1.8.1 Asumsi Menurut Winarno dalam Arikunto (2010: 65) asumsi adalah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh peneliti. Setiap peneliti dapat merumuskan anggapan dasar yang berbeda. Adapun yang menjadi asumsi dalam penelitian ini sebagai berikut. 1) Penulis telah lulus Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK), diantaranya: Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Kewarganegaraan; Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB), diantaranya: Pengantar Pendidikan, Psikologi Pendidikan, Belajar dan Pembelajaran, Profesi Pendidikan; Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK), diantaranya: Sintaksis Bahasa Indonesia, Telaah Kurikulum dan Baha Ajar Bahasa

11 Indonesia, Analisis Kesulitan Menulis, Perncanaan Penulisan Skripsi; Mata Kuliah Berkarya (MKB), diantaranya: Strategi Belajar Mengajar, Perencanaan Pengajaran Bahasa Indonesia, Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia; Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB), diantaranya: Micro Teaching (PPL 1), dan (PPL 2). 2) Pembelajaran memproduksi teks prosedur kompleks adalah salah satu pembelajaran bahasa Indonesia kelas X yang terdapat dalam kurikulum 2013 KI 4 KD. 4.2 (Tim Depdiknas) 3) Metode picture and picture cocok digunakan dalam pembelajaran memproduksi teks prosedur kompleks berdasarkan kaidah kebahasaan. 1.8.2 Hipotesis Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya masih belum meyakinkan. Berdasar-kan penjelasan tersebut, penulis merumuskan beberapa hipotesis sebagai berikut. 1) Penulis mampu melaksanakan pembelajaran memproduksi teks prosedur kompleks berdasarkan kaidah kebahasaan dengan menggunakan metode picture and picture pada siswa kelas X SMK Pasundan 3 Bandung tahun pelajaran 2015/2016. 2) Siswa kelas X SMK Pasundan 3 Bandung mampu memproduksi teks prosedur kompleks berdasarkan kaidah kebahasaan dengan menggunakan metode picture and picture.

12 3) Metode picture and picture efektif digunakan dalam pembelajaran memproduksi teks prosedur kompleks berdasarkan kaidah kebahasaan pada siswa kelas X SMK Pasundan 3 Bandung. 1.9 Definisi Operasional Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah-istilah yang penulis gunakan dalam judul penelitian secara operasional, istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut. 1) Pembelajaran adalah suatu cara, proses untuk perubahan dan memperoleh kecakapan sesuatu agar mencapai hasil belajar yang diharapkan. 2) Memproduksi teks adalah menghasilkan suatu karya berupa tulisan yang memaparkan suatu informasi. 3) Teks prosedur kompleks adalah teks yang menjelaskan tentang langkahlangkah membuat sesuatu dengan urutan yang lengkap dan jelas. 4) Kaidah kebahasaan adalah suatu yang menjadi ciri khas dalam kebahasaan yang dimiliki pada suatu teks. 5) Metode picture and picture merupakan suatu metode dengan menggunakan gambar yang diurutkan dengan benar dan logis. Berdasarkan definisi operasional di atas, penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran memproduksi teks prosedur kompleks berdasarkan kaidah kebahasaan dengan menggunakan metode picture and picture adalah suatu cara

13 untuk memperoleh kecakapan sesuatu agar menghasilkan teks yang menjelaskan tentang langkah-langkah membuat sesuatu sesuai dengan ciri pada suatu teks dengan menggunakan metode gambar yang diurutkan secara logis. 1.10 Struktur Organisasi Skripsi Dalam penyusunan skripsi yang berjudul pembelajaran memproduksi teks prosedur kompleks berdasarkan kaidah kebahasaan dengan menggunakan metode picture and picture ini, penulis memaparkan dalam 5 bab. Gambaran mengenai keeluruhan skripsi dan pembahasanya dapat di jelaskan dalam sistematika penulisan sebagai berikut. BAB I Dalam bab ini penulis memaparkan pendahuluan yang didalamnya berisi tentang latar belakang pelaksanaan penelitian. Selain itu penulis memaparkan identifikasi masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, kerangka pemikiran sampai dengan definisi operasional yang menyampaikan definisi setiap variabel yang digunakan oleh penulis. Selain itu, dalam bab ini terdapat kerangka pemikiran, asumsi dan hipotesis. Dalam bab ini diharapkan pembaca dapat tergambarkan mengenai penelitian yang akan dilaksanakan oleh penulis. Dengan tersusunnya bab ini menjadi awalan dari langkah berikutnya yang akan dilaksanakan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Penulis

14 menyampaikan secara terperinci alasan dan sebab dilakukannya penelitian yang berjudul pembelajaran memproduksi teks prosedur kompleks berdasarkan kaidah kebahasaan dengan menggunakan metode picture and picture. Dalam bab ini penulis hanya memperkenalkan masalah yang muncul dalam penelitian. BAB II Pada bab II berisikan tentang kajian teori dari berbagai sumber yang meyakinkan serta analisis pengembangan materi pelajaran yang diteliti. Di dalam bab ini penulis mengemukakan pendapat para ahli serta memberikan kutipan dari berbagai sumber terpercaya untuk menguatkan teorinya. Penulis menyusun dan merancang penyampaian teori dengan efektif agar tersampaikan dengan baik kepada pembaca. Dalam bab ini penulis melakukan studi pustaka terhadap setiap variabel yang disajikan. Penulis berharap dengan berbagai sumber yang digunakan dari para ahli akan membantu penulis dalam menyampaikan materi dengan baik. Selain itu, dalam bab ini penulis mendapatkan banyak informasi dan wawasan akan objek penelitian yang sedang dilaksanakan. BAB III Bab III didalamnya berisi penjabaran secara rinci mengenai metode penelitian. Dalam komponen-komponen yang disajikan penulis menyampaikan persiapan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian di lapangan. Komponen-komponen yang dimaksud adalah sebagai berikut.

15 1) Metode penelitian 2) Desain Penelitian 3) Partisipan 4) Instrumen penelitian 5) Prosedur penelitian 6) Rancangan analisis data Berdasarkan komponen di atas, penulis menggambarkan rencana dan persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan penelitian di lapangan. Sehingga data akan diperoleh dan dapat diolah pada bab selanjutnya. Dalam bab ini instrumen penelitian menjadi hal yang penting dalam pengumpulan data (data collection). Selain untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam instrumen penelitian terdapat penilaian terhadap pelaksanaan penelitian oleh penulis yang dilakukan oleh guru mata pelajaran di tempat penelitian. BAB IV Pada bab IV penulis menyampaikan hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari dua hal utama yaitu. 1) Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pernyataan penelitian, hipotesis tujuan penelitian, dan 2) Pembahasan atau analisis temuan. Dalam pengolahan atau analisis data penulis melakukan perhitungan secara statistika. Penulis mengolah data agar mendapatkan hasil yang kongkrit

16 dari penelitian yang dilakukan. Setelah hasil didapatkan maka penulis dapat menyimpulkan keberhasilan penelitian yang dilakukan. BAB V Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Penulis menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Dalam bab ini penulis berharap pembaca dapat memaknai serta memanfaatkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan penulis. Selain itu, penulis memberikan saran terkait penelitian yang dilakukan. Saran yang diberikan diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca, pengajar, peserta didik maupun kemajuan dunia pendidikan di Indonesia.

17 Sehubungan dengan menulis, dalam kurikulum terdapat materi tentang memproduksi teks prosedur kompleks. Menurut Kosasih (2014: 67) teks prosedur kompleks merupakan teks yang menjelaskan langkah-langkah secara lengkap, jelas dan terperinci tentang cara melakukan sesuatu. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat penulis simpulkan bahwa teks prosedur kompleks merupakan teks yang menjelaskan teks tentang langkah-langkah membuat sesuatu dengan urutan yang lengkap dan jelas. Dalam kurikulum 2013 terdapat memproduksi beberapa teks. Salah satu teks yang harus dibuat siswa adalah teks prosedur kompleks. Kosasih (2014: 71) mengatakan, bahwa kaidah kebahasaan dalam teks prosedur kompleks ditandai dengan kalimat perintah, konjungsi temporal, kata-kata yang menyatakan urutan langkah kegiatan (urutan bilangan), dll. Mengacu pada hal yang diungkapkan oleh Kosasih maka dapat disimpulkan bahwa kaidah kebahasaan yang terdiri dari beberapa jenis kalimat tersebut haruslah mengacu pada kaidah struktur klimat