PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH KAPUR TERHADAP KARAKTERISTIK MEKANIK TANAH LEMPUNG LUNAK

dokumen-dokumen yang mirip
PEMAKAIAN KAPUR GYPSUM LIMBAH PT.PETROKIMIA GRESIK SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG LUNAK UNTUK TANAH DASR

PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

PEMAKAIAN KAPUR GYPSUM LIMBAH PT. PETROKIMIA GRESIK SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG LUNAK UNTUK TANAH DASAR

Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membangun suatu jalan, tanah dasar merupakan bagian yang sangat

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Semen Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

I. PENDAHULUAN. Dalam perencanaan dan pekerjaan suatu konstruksi bangunan sipil tanah

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan konstruksi dengan sifat-sifat yang ada di dalamnya seperti. plastisitas serta kekuatan geser dari tanah tersebut.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap pengujian tanah tanpa bahan tambah. limbah cair pabrik susu 35%

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU

Anas Puri, dan Yolly Adriati Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru-28284

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

Pengaruh Variasi Jarak dan Panjang Kolom Stabilisasi Tanah Ekspansif Di Bojonegoro dengan Metode Deep Soil Mix Tipe Single Square

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda

I. PENDAHULUAN. bangunan, jalan (subgrade), tanggul maupun bendungan. dihindarinya pembangunan di atas tanah lempung. Pembangunan konstruksi di

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN ABU VULKANIK DITINJAU DARI NILAI UNCONFINED COMPRESSION TEST. Ronny Hutauruk 1 dan Roesyanto 2

Yanuar Eko Widagdo, Yulvi Zaika, Eko Andi Suryo ABSTRAK Kata-kata kunci: Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Pembentukkan dan Sifat-Sifat Dasar Tanah Lunak, 2002). kerusakan. Sehingga tanah dasar haruslah bersifat keras agar sesuai dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM DENGAN LAMANYA WAKTU PENGERAMAN (CURING) TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

Time Variation Effect on Unconfined Compressive Strength Value on Clay and Silt Stabilized using Cement on Soaking Condition

PENGARUH CAMPURAN KAPUR DAN ABU JERAMI GUNA MENINGKATKAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

PENGARUH LAMA WAKTU CURING TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO DENGAN CAMPURAN 6% ABU SEKAM PADI DAN 4% KAPUR

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH GEDE BAGE BANDUNG DENGAN ENZIM DARI MOLASE TERFERMENTASI

Oleh : FATZY HERDYANTO TUTUP HARIYADI PONCO.W

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI TERHADAP NILAI KUAT DUKUNG TANAH DI BAYAT KLATEN

TINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR ABSTRAKSI

KORELASI CBR DENGAN INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN

air tanah (drainase tanah), mengganti tanah yang buruk.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum Dalam pengertian teknik secara umum, Tanah merupakan material yang

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN (DENGAN SLAG BAJA DAN FLY ASH) PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

PENGGUNAAN LIMBAH BATU BATA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG DITINJAU DARI NILAI CBR. Hairulla

PERBAIKAN SUBGRADE DENGAN SERBUK BATA MERAH DAN KAPUR (STUDI KASUS TANAH LEMPUNG TANON SRAGEN )

PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS (UNCONFINED COMPRESSION TEST) PADA STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN SEMEN DAN ABU CANGKANG SAWIT

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)

STUDI PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN

distabihsasi dan pengujian sifat mekanis contoh tanah yang telah distabilisasi dengan

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR TERHADAP NILAI PLASTISITAS TANAH LEMPUNG DI KABUPATEN FAKFAK PROVINSI PAPUA BARAT

STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK FISIK, MEKANIK DAN DINAMIK TERHADAP SIKLUS PEMBASAHAN PADA TANAH LERENG DENGAN KEDALAMAN 5-20M DI NGANTANG MALANG

Oleh: Dewinta Maharani P. ( ) Agusti Nilasari ( ) Bebby Idhiani Nikita ( )

STUDI PERBANDINGAN STABILISASI TANAH DASAR SECARA KIMIA DAN MEKANIS ( STUDI KASUS TANAH DASAR UNTUK KECAMATAN KENJERAN SURABAYA )

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

PERBAIKAN PENGEMBANGAN TANAH MENGGUNAKAN ZAT ADDITIVE KAPUR DENGAN PEMODELAN ALAT KONSOLIDASI

PENGARUH SIKLUS PENGERINGAN DAN PEMBASAHAN TERHADAP SIFAT FISIK, MEKANIK DAN DINAMIK PADA TANAH TANGGUL SUNGAI BENGAWAN SOLO CROSS SECTION

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

DAFTAR ISI. Agus Saputra,2014 PENGARUH ABU SEKAM PADI TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LUNAK

KORELASI ANTARA HASIL UJI DYNAMIC CONE PENETROMETER DENGAN NILAI CBR

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Kapur Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

Dosen pembimbing : Disusun Oleh : Dr. Ir. Ria Asih Aryani Soemitro,M.Eng. Aburizal Fathoni Trihanyndio Rendy Satrya, ST.

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

STABILISASI TANAH DASAR DENGAN PENAMBAHAN SEMEN DAN RENOLITH

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

I. PENDAHULUAN. Tanah memiliki peranan yang penting yaitu sebagai pondasi pendukung pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR Ca(OH)₂ PADA TANAH LEMPUNG (CLAY) TERHADAP PLASTISITAS DAN NILAI CBR TANAH DASAR (SUBGRADE) PERKERASAN JALAN

POTENSI PENAMBAHAN DOLOMIT DAN BOTTOM ASH TERHADAP PENINGKATAN NILAI CBR TANAH EKSPANSIF

PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM

PENGARUH TANAH GADONG TERHADAP NILAI KONSOLIDASI DAN KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG TANON YANG DI STABILISASI DENGAN SEMEN

2 Sifat Fisis dan Kuat Geser Tanah Lempung yang Distabilisasi Dengan Kapur dan Abu Ampas Tebu

PEMANFAATAN LIMBAH PUPUK KIMIA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH (Studi Kasus Tanah Lempung Tanon, Sragen)

2.8.5 Penurunan Kualitas Udara Penurunan Kualitas Air Kerusakan Permukaan Tanah Sumber dan Macam Bahan Pencemar

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...

ABSTRAK

KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG YANG DITAMBAHKAN SEMEN DAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI SUBGRADE JALAN. (Studi Kasus: Desa Carangsari - Petang - Badung)

STABILISASI TANAH EKSPANSIF DENGAN PENAMBAHAN KAPUR (LIME): APLIKASI PADA PEKERJAAN TIMBUNAN

KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : GIOVANNI RAMADHANY GINTING

I. PENDAHULUAN. satunya pada konstruksi jalan raya. Stabilitas konstruksi perkerasan secara. baik yang mampu berfungsi sebagai daya dukung.

Puspita Anggraeni )1, Machfud Ridwan )2. Abstrak

BAB III LANDASAN TEORI

Transkripsi:

PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH KAPUR TERHADAP KARAKTERISTIK MEKANIK TANAH LEMPUNG LUNAK MOHAMMAD MUNTAHA 1, TRIHANYNDIO RENDY S. 2 1,2 Department of Civil Engineering, ITS Surabaya, email: mohamadmuntaha@yahoo.com Abstrak Kerusakan pada konstruksi perkerasan jalan disebabkan oleh banyak faktor. Selain beban-beban kendaraan yang melebihi persyaratan, tanah dasar juga mempunyai peranan yang cukup penting terhadap kerusakan yang terjadi. Beberapa metode perbaikan tanah telah diteliti untuk memperbaiki sifat-sifat fisik dan mekanis dari tanah dasar tersebut, salah satunya adalah dengan metode stabilisasi. Banyak penelitian yang sudah dilakukan untuk memperbaiki sifat tanah lempung lunak dengan kapur atau semen. Jenis kapur yang umum digunakan adalah kapur hidup CaO (quick lime atau kalsium oksida) dan kapur mati Ca(OH) 2 (slake lime atau kalsium hidrosikda). Selain dua jenis kapur diatas, sebetulnya ada jenis kapur yang lain, yaitu kapur gypsum yang merupakan hasil limbah perusahaan pupuk, selama ini kapur gypsum hanya digunakan sebagai pengisi (filler) saja. Padahal jumlah material kapur gypsum yang tersedia sangat banyak, yaitu sekitar 250.000 ton/tahun. Sehingga menarik untuk dilakukan penelitian pengaruh penambahan kapur gypsum terhadap perubahan parameter mekanis tanah lempung lunak. Pada penelitian ini desain prosentase penambahan kapur gypsum yang direncanakan adalah sebesar 10 %, 20 %, 30 %, dan 40% terhadap berat kering tanah lempung lunak. Pengujian yang dilakukan pada tanah lempung lunak yang distabilisasi adalah sifat mekanis tanah yang meliputi kuat tekan bebas (Unconfined Compression Test), dan percobaan CBR (California Bearing Ratio). Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa penambahan kapur gypsum sebesar 10%, 20%, 30% dan 40% terhadap tanah lempung lunak tidak memberikan pengaruh terhadap sifat mekanis dari tanah. Penambahan kapur gypsum menyebabkan harga kuat tekan bebas tanah (nilai q u ) mengalami penurunan dari 1,326 kg/cm2 (kondisi asli) turun menjadi 1,283 kg/cm 2 (tanah + gypsum 10%); 1,254 kg/cm 2 (tanah + gypsum 20%); 1,233 kg/cm 2 (tanah + gypsum 30%); dan 1,190 kg/cm 2 (tanah + gypsum 40%), begitu pula daya dukung tanah (CBR) tersebut mengalami penurunan dari 5,67% (kondisi asli) turun menjadi 5,34% (kondisi tanah + gypsum 10%) ; 4,76% (gypsum 20%); 3,89% (gypsum 30%); dan 3,21% (gypsum 40%). Kata kunci tanah lempung lunak, limbah kapur, kuat tekan bebas, cbr 1. Pendahuluan Kondisi tanah tanah dasar sepanjang pantai utara dan sepanjang sungai Bengawan Solo serta kali Brantas didominasi oleh tanah lempung lunak (soft clay) [1]. Masalah yang dijumpai apabila harus membangun konstruksi sipil diatas tanah lempung lunak adalah adalah daya dukung (kemampuan mendukung beban) yang rendah dan kemampuan mampatan yang tinggi [2]. Untuk menanggulangi masalah tersebut, metode yang umum digunakan adalah perbaikan tanah. Metode perbaikan tanah yang telah banyak dikenal dapat dikelompokkan dalam 2 (dua) grup, yaitu perbaikan cara mekanis dan cara kimia. Metode perbaikan tanah cara mekanis telah banyak dikembangkan adalah pemberian beban awal (preloading) dan pemasangan Manajemen dan Rekayasa Geoteknik D-57

cerucuk (micropile), stone column, dan geotextile. Metode secara kimiawi adalah dengan kapur, semen, abu sekam, dan abu terbang (fly ash) [3]. Jenis kapur yang umum digunakan adalah kapur hidup CaO (quick lime atau kalsium oksida) dan kapur mati Ca(OH) 2 (slake lime atau kalsium hidrosikda). Kalsium oksida (CaO) lebih efektif pada kasus-kasus tertentu, hanya saja kapur jenis ini mempunyai kelemahan-kelemahan pada pelaksanaan yaitu alat-alat menjadi mudah berkarat dan berbahaya terhadap keselamatan pekerja. Oleh sebab itu, jenis kapur yang sering digunakan adalah kalsium hidrosikda (Ca(OH) 2 ). Ada jenis kapur gypsum yang merupakan hasil limbah perusahaan pupuk, selama ini jenis kapur gypsum ini masih sebatas digunakan sebagai pengisi (filler) saja. Padahal jumlah material kapur gypsum yang tersedia sangat banyak berkisar 250.000 ton/tahun. Sehingga apabila tidak termanfaatkan dengan baik, limbah ini berpotensi mencemari lingkungan sekitar pabrik. Berdasarkan hal tersebut direncanakan penelitian pemanfaatan kapur gypsum Limbah pabrik tersebut agar dapat digunakan untuk stabilisasi tanah lempung lunak sebagai alternatif dari kalsium hidrosikda (Ca(OH) 2 ), sehingga dari penelitian ini akan diperoleh 2 (dua) manfaat sekaligus yaitu menanggulangi limbah industri yang jumlahnya berlebih dan memperoleh bahan pengganti semen dan kapur untuk stabilisasi. 2. METHODOLOGI Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental yang dilakukan di lapangan dan laboratorium. Penelitian lapangan berupa pengambilan sampel tanah lempung lunak, sedangkan penelitian laboratorium berupa penambahan kapur gypsum pada tanah lempung lunak. Penelitan lapangan berupa pengambilan sampel tanah, yang diambil pada permukaan tanah (kedalaman ± 1 meter) berupa sampel tanah undisturbed dan disturbed. Penelitian laboratorium yang dilakukan adalah uji parameter fisik dan mekanis dari sampel tanah pada kondisi awal (initial condition) yang meliputi tes volumetri/ gravimetri, batas-bata Atterberg, CBR dan kuat tekan bebas (unconfined test). Melakukan proses pencampuran dengan kapur gypsum dengan tanah lempung lunak. Pencampuran sampel dilakukan dengan cara menambahkan kapur gypsum sebesar 10%, 20%, 30%, dan 40% terhadap berat kering tanah asli. Setelah mencapai waktu yang ditentukan tanah yang telah distabilisasi diuji parameternya berupa: volumetri/gravimetri, batas Atterberg, CBR dan kuat tekan bebas (unconfined test). Metode dan tata cara pengambilan sampel dan pengujian laboratorium yang dilakukan mengikuti mengikuti SNI 03-4148.1-2000, SNI 03-3637-1994, dan SNI 03-3422-1994 [4]. 3. HASIL Penelitian sifat fisik dan mekanik dilakukan pada sampel tanah tidak terganggu (undisturbed) yang diambil pada kedalaman 0,5 1 m. Hasil uji sifat fisik dan mekanik tanah pada kondisi awal seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Uji Sifat Fisik dan Mekanik Tanah kondisi awal Jenis Pengujian Surabaya Gravimetri dan Volumetri 1. Berat Spesifik 2,39 2. Kadar Air, w (%) 50,32 3. Berat Volume Tanah, γ t (gr/cm 3 ) 1,104 4. Plastisitas Indeks, IP (%) 26,64 Ayakan dan Hidrometer 1. Lanau dan lempung (%) 85 2. Pasir dan kerikil (%) 15 Kuat Tekan Bebas 1. Kuat tekan (q u ) (kg/cm 2 ) 1,326 2.CBR (%) 5,67 Sumber: hasil uji laboratorium Manajemen dan Rekayasa Geoteknik D-58

Hasil pengujian menunjukkan tanah dilokasi penelitian didominasi oleh lempung dan lanau (sekitar 85%) dengan sedikit tambahan pasir, sedangkan hasil pengujian volumetri-gravimetri menunjukkan nilai G s = 2,39 dan berat volume tanah basah γ t = 1,104 gr/cm 3. Untuk hasil uji kuat tekan bebas menunjukkan nilai q u 1,276 kg/cm 2 dan 1,378 kg/cm 2 dengan rata-rata 1,326 kg/cm 2. Untuk hasil pengujian sifat fisik, mekanik terhadap tanah lempung yang telah dicampur dengan gypsum dengan penambahan 10%, 20%, 30% dan 40% seperti terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Uji Sifat Fisik dan Mekanik Tanah setelah di stabilisasi Jenis Pengujian Surabaya Gravol 10% 20% 30% 40% 1. Gs 2,42 2,49 2,53 2,65 2. w (%) 51,45 52,32 53,77 54,67 3. γ t (gr/cm 3 ) 1,120 1,243 1,364 1,534 4. IP (%) 28,86 30,15 32,65 33,89 Kuat Tekan Bebas 1. q u (kg/cm 2 ) 1,283 1,254 1,233 1,190 2. CBR (%) 5,34 4,76 3,89 3,21 Sumber: hasil uji laboratorium Hasil uji pencampuran tanah lempung dengan gypsum dengan penambahan 10%, 20%, 30%, dan 40% menunjukkan nilai specific gravity tanah yang distabilisasi cenderung naik, yaitu 2,42; 2,49; 2,53; dan 2,65. Untuk kadar air tanah berkisar 51,45%; 52,32%; 53,77%; dan 54,67% sedangkan untuk nilai γ t 1,12; 1,243; 1,364; dan 1,534 gr/cm 3. Terlihat bahwa penambahan gypsum pada tanah menyebabkan peningkatan nilai berat spesifik dan kadar air diduga penambahan gypsum menyebabkan penyerapan air menjadi lebih besar (Gambar 1 sampai Gambar 3). Dari Tabel 2 terlihat kuat tekan bebas tanah yang distabilisasi cenderung turun dari 1,283 kg/cm 2 ; 1,254 kg/cm 2 ; 1,233 kg/cm 2 ; dan 1,190 kg/cm 2. Terlihat bahwa penambahan gypsum 10%, 20%, 30% dan 40% menyebabkan nilai q u cenderung turun setelah distabilisasi dengan gypsum. Hasil pengujian CBR juga menunjukkan hal yang sama yaitu nilai CBR cenderung turun dari 5,34%; 4,76%; 3,89%; dan 3,21%. 4. DISKUSI Kondisi awal Sistem klasifikasi USCS (Unified Soils Classification System) mendasarkan klasifikasi tanah pada hasil uji analisa saringan dan uji konsistensi, berdasarkan data hasil analisa saringan tanah > 50% lolos saringan no. 200, maka menurut system unified, tanah pada termasuk pada kelompok: ML, CL, OL, MH, CH atau OH. Dilihat dari nilai batas cair (LL > 50%), maka tanah masuk pada kelompok: CL, yaitu jenis tanah lempung non organik yang mempunyai plastisitas dan aktivitas yang sedang. Harga q u (kekuatan tekan batas) untuk tanah asli yang diperoleh dari hasil pengujian besarnya adalah 1,36 kg/cm 2. Dengan demikian didapat kekuatan geser tanah tersebut adalah 1,32 kg/cm 2 : 2 = 0,61 kg/cm 2. Harga tersebut bila dilihat pada Tabel 2, termasuk dalam kategori konsistensi tanah medium. Kondisi Setelah di Stabilisasi Berdasarkan hasil pengujian batas Atterberg terlihat adanya peningkatan nilai indeks plastisitasnya seiring dengan penambahan gypsum, gypsum diduga berperilaku seperti lempung, sehingga kehadiran gypsum menyebabkan ion-ion pada unsur lempung dan gypsum dapat mengikat lebih banyak air (H 2 O). Apabila dibandingkan dengan hasil penelitian Sudirham [3], terdapat perbedaan dengan hasil penelitian ini. Sudirham [3] menyatakan bahwa penambahan kapur sebesar 7% akan menurunkan nilai indek plastisitas tanah sekitar 5%. Manajemen dan Rekayasa Geoteknik D-59

Berdasarkan hasil uji volumetri-gravimetri, terlihat adanya peningkatan nilai G s dan γ t seiring dengan penambahan gypsum, penambahan 10% sampai 40% menyebabkan peningkatan 8% berat spesifik (G s ) sedangkan nilai meningkat sebesar 22%. Peningkatan nilai berat spesifik dan berat volume menunjukkan peningkatan volume solid pada tanah, diduga gypsum berfungsi sebagai butiran halus yang akan mengisi rongga pada tanah, disamping itu peningkatan berat volume juga diduga disebabkan oleh tanah semakin mudah menyerap air. Peningkatan nilai berat spesifik dan berat volume sesuai dengan yang disampaikan Adha dan Hasanah [5], dimana penambahan kapur sebesar 7% meningkatkan nilai G s sekitar 2,92. Berdasarkan hasil uji kuat tekan bebas, terlihat bahwa terjadi penurunan nilai q u pada tanah yang distabilisasi dibandingkan dengan kondisi awal, penambahan 10% sampai dengan 40% gypsum menyebabkan penurunan 12,5% nilai kuat tekan bebas. Penurunan nilai q u akibat penambahan gypsum diduga disebabkan oleh bertambahnya prosentase butiran halus pada tanah (lempung), seperti pada pembahasan sebelumnya, gypsum yang mempunyai butiran halus akan mengisi rongga pada tanah, demikian juga bertambahnya kadar air pada tanah juga akan menyumbang penurunan kekuatan tekan tanah. Apabila dibandingkan dengan hasil penelitian lain dalam hal ini penelitian Sudirham [3] dan Adha dan Hasanah [5] terlihat hasil yang berbeda. Sudirham dan Adha menyatakan bahwa penambahan semen sebesar 11% dan renolith 7% menyebkan peningkatan nilai q u pada tanah. Perbedaan hasil diduga disebabkan oleh perbedaan reaksi kimia pada kedua pengujian. Pada penambahan gypsum, diduga tidak ada reaksi kimia yang terjadi antara gypsum dan lempung, gypsum lebih berfungsi sebagai pengisi (filler), sedangkan kapur dan semen akan bereaksi dengan lempug membentuk butiran soilid yang baru. Berdasarkan hasil Uji CBR pada Tabel 2 terlihat penurunan nilai CBR pada tanah yang distabilisasi dibandingkan dengan tanah pada kondisi awal. Penambahan 10%, 20%, 30%, dan 40% gypsum menyebabkan tanah kehilangan daya dukung atau menurunnya kekuatan tanah. Seperti halnya kuat tekan bebas, diduga penambahan gypsum menyebabkan prosentase butiran halus (berukuran lempung) dalam campuran tanah bertambah hal inilah yang diduga menyebabkan semakin turunnya nilai CBR pada tanah yang distabilisasi. 5. Kesimpulan Penambahan gypsum pada tanah lempung lunak menyebabkan peningkatan nilai batasbatas Atterberg dan berat volume tanah. Gypsum yang mempunyai butiran halus berfungsi sebagai pengisi rongga diantara butiran lempung dan lanau pada tanah. Penambahan gypsum tidak menyebabkan rekasi kimia dengan lempung. Hal ini juga terlihat pada penurunan nilai kuat tekan bebas q dan CBR pada tanah. u Daftar Pustaka [1] Saroso, B.S. 2002. Geologi dan Longsoran di Indonesia, Seminar Nasional Slope Bandung Tahun 2002, pp 1-13. [2] Bowles, J.E. 1991. Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah, Erlangga, Jakarta. [3] Sudirham, Sudjanarko. 2010. Penelitian perbandinagn penggunaan semen Pc dan kapur sebagai bahan additive untuk stabilisasi tanah lempung. Seminar Nasional Sipil VII 2010. [4] SNI 03-4148.1-2000. Tata cara pengambilan contoh tanah dengan tabung dinding tipis. Balitbang PU 2000. [5] Adha, M, dan Hasanah, G. 2008. Pengaruh penambahan Reolit pada tanah lempung lunak, Seminar Nasional Sipil VII 2008, Surabaya. Manajemen dan Rekayasa Geoteknik D-60

Gambar 1. Grafik IP dan variasi gypsum Gambar 3. Grafik IP dan kuat tekan Gambar 2. Grafik Volgraf dan variasi gypsum Manajemen dan Rekayasa Geoteknik D-61

Manajemen dan Rekayasa Geoteknik D-62