BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ekologi dan Biologi Tanah Fakultas Pertanian dan dilanjutkan dengan analisis parameter kimia di Laboratorium PT. Socfindo pada bulan Maret hingga juli 2016. Bahan dan Alat Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah P. corethrurus sebagai spesies cacing yang diuji, tanah dari daerah Kec, Kwala Bekala, Marendal, dan Percut Sei Tuan sebagai media kultur cacing, kotoran sapi, kotoran kambing, dan serasah daun karet segar sebagai bahan organik pada media kultur, air digunakan untuk menjaga kelembaban media dan bahan kimia lainnya untuk keperluan analisis. Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah wadah plastik (dengan diameter 17 cm dan panjang 22 cm) sebagai tempat kultur cacing, timbangan analitik digunakan untuk menimbang bobot cacing, ph meter untuk mengukur ph media, hydrometer untuk menentukan tekstur tanah, oven digunakan untuk menentukan kadar air media, dan alat-alat lainnya yang diperlukan untuk keperluan analisis. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor dan tiga ulangan yaitu :
Faktor 1 : Tekstur Tanah (T), yaitu : T1 = Lempung Berpasir (60% pasir; 24% debu; 16% liat) T2 = Liat (28% pasir; 20% debu; 52% liat) T3 = Lempung Berliat (36% pasir; 28% debu; 36% liat) Faktor 2 : Bahan Organik (B), yaitu : B0 = Tanpa Bahan Organik B1 = Kotoran Sapi B2 = Kotoran Kambing B3 = Serasah Daun Karet Dengan demikian diperoleh 36 unit percobaan (12 x 3) Model Linier Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial adalah : YYiiiiii = µ + ρρii + ααjj + ββkk + (αααα)jjjj + iiiiii i = 1,2,3 j = 1,2,3,4 k = 1,2,3 Dimana: Yijk = hasil pengamatan pada blok ke-i dengan bahan organik pada jenis ke -j, dan tekstur tanah pada jenis ke -k μ ρρii ααjj ββkk = nilai tengah umum = pengaruh blok ke-i = pengaruh bahan organik pada jenis ke-j = pengaruh tekstur tanah pada jenis ke-k (αααα)jjjj = pengaruh interaksi bahan organik pada jenis ke-j dan tekstur tanah pada jenis ke-k ijk = pengaruh galat percobaan pada blok ke-i akibat perlakuan bahan organik pada jenis ke -j, dan tekstur tanah pada jenis ke -k
Selanjutnya parameter persentase hidup, perubahan biomassa, dan jumlah kokun dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA), untuk setiap parameter yang nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (Duncan s Multiple Range Test) pada taraf 5 %. Kemudian dilakukan analisis korelasi antara persentase hidup, jumlah kokun, dan perubahan biomassa terhadap sifat kimia dari media biakan untuk mengetahui hubungan diantaranya. Pelaksanaan Penelitian Persiapan P. corethrurus Cacing P. corethrurus dikoleksi langsung dari lahan perkebunan karet rakyat. Spesies P. corethrurus ditentukan dengan identifikasi terhadap morfologi cacing dan disesuaikan dengan literatur Shen dan Yeo (2005). P. corethrurus yang didapatkan, diaklimatisasi dalam laboratorium dengan menggunakan media campuran antara tanah, kotoran sapi, kotoran kambing, dan serasah daun karet dengan perbandingan (2; 0,25; 0,25; 0,25 kg). Wadah yang berisi media dan cacing P.corethrurus ditempatkan pada keadaan lembab dan gelap selama 3 hari. Persiapan Tanah dan Bahan Organik Tanah dari daerah yang telah ditentukan (Kec. Kwala Bekala, Marendal, Percut Sei Tuan) dikering udarakan selama beberapa hari. Top soil yang telah kering disaring menggunakan ayakan 10 mesh guna menghilangkan kotoran pada tanah yang dapat mengganggu pengamatan selama penelitian dilakukan. Ditentukan jenis tekstur masing masing tanah dengan menggunakan metode Analisis Mekanis. Kotoran segar sapi dan kambing diperoleh langsung dari peternakan sapi dan kambing kemudian dikering udarakan. Serasah daun karet
yang diperoleh di potong dengan menggunakan mesin chopper hingga berukuran 1 3 cm sebelum dicampurkan dengan tanah. Persiapan Media Kultur Top soil yang telah di saring dengan ayakan 10 mesh dikompositkan dengan bahan organik sesuai dengan perlakuan dengan perbandingan tanah - bahan organik 15 : 1. (dilakukan pengukuran kadar air pada media yang telah dikompositkan guna menentukan kelembaban media). Media komposit tersebut ditempatkan pada wadah plastik sebanyak 2000 g. Media kultur diatur kelembabannya (25-30%) dengan cara penambahan air. Sebelum dilakukan pengkulturan P. corethrurus masing masing media di inkubasi selama seminggu, dimana setiap harinya dilakukan perhitungan pengurangan kadar air pada setiap media guna mengetahui dosis penyiraman untuk mencapai kelembaban 25-30%. Pengkulturan P. corethrurus Pengkulturan P.corethrurus dilakukan sebanyak 2 tahap: Pada tahap 1, empat ekor individu muda cacing P. corethrurus (tanpa klitellum) dengan bobot individu yang hampir sama dipilih dan dimasukkan pada wadah berisi media sesuai dengan perlakuan. Pada bawah dan tutup wadah plastik tersebut dibuat lubang ventilasi. Pengkulturan P. corethrurus tahap 1 dilakukan selama 45 hari. Setelah 45 hari, semua cacing P.corethrurus dikumpulkan kembali dan disimpan selama seminggu pada satu media campuran antara tanah, kotoran sapi, kotoran kambing, dan serasah daun karet dengan perbandingan (2; 0,25; 0,25; 0,25 kg). Setelah satu minggu, dengan menggunakan cacing dari pengkulturan tahap 1, dilakukan pengkulturan P.corethrurus tahap 2. Masing masing empat ekor
individu cacing dipilih secara acak dan dimasukkan pada media sebelumnya sesuai dengan perlakuan. Pengkulturan P. corethrurus tahap 2 juga dilakukan selama 45 hari. Pemeliharaan Pemeliharaan P. corethrurus meliputi pengaturan kelembaban media. Kelembaban media diatur dengan cara penambahan air secukupnya pada masing masing media Parameter Pengamatan 1. Persentase hidup P. corethrurus (%) 2. Perubahan Biomassa P. corethrurus (g) 3. Jumlah Kokun 4. ph Media 5. Rasio C/N media 6. Persentase Bahan Organik (%) Analisis Parameter Persentase Hidup P. corethrurus Penentuan persentase hidup P. corethrurus dilakukan pada kedua tahapan penelitian. Dimana ditentukan pada tiap akhir tahapan penelitian, dengan cara membandingkan populasi akhir dengan populasi awal P. corethrurus. Perubahan Biomassa P. corethrurus Pengukuran perubahan biomassa P. corethrurus dilakukan pada kedua tahapan penelitian. Perubahan biomassa diukur dengan cara menimbang bobot P.corethrurus pada awal dan akhir tiap tahapan penelitian dengan menggunakan timbangan analitik, kemudian dihitung selisih antara bobot akhir dan awal. Biomassa P.corethrurus dinyatakan dalam satuan gram.
Jumlah Kokun Untuk menghitung jumlah kokun yang dihasilkan, dilakukan pengamatan pada akhir di kedua tahapan penelitian dengan cara pembongkaran pada media. Kokun yang diproduksi oleh P. corethrurus dipisahkan dari media. ph Media ph media diukur di akhir tiap tahapan penelitian dengan menggunakan metode elektrometri. Rasio C/N Media Perhitungan rasio C/N media dilakukan di dua tahapan penelitian, yaitu pada saat dilakukan pembongkaran media. Rasio C/N media didapatkan dari perbandingan antara C-organik dan N total. C-organik dianalisis menggunakan metode Walkley and Black. Analisis N total dilakukan dengan menggunakan metode Kjedahl. Persentase Bahan Organik Persentase bahan organik pada media P.corethrurus penelitian tahap 1 dan 2 diperoleh dengan mengkonversikan nilai C-organik sebagai berikut : Persentase bahan organik = 1,72 x % C-organik