BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN

BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI (POKJA SANITASI 2013) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PPSP BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI I Latar Belakang.

Strategi Sanitasi Kabupaten Purworejo BAB I PENDAHULUAN

Buku Putih Sanitasi Kota Bogor

BUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA BUKU PUTIH SANITASI. Tahun 2012 POKJA PPSP KOTA SALATIGA. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP)

Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014

Rangkuman visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah penahapan sesuai yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar

b. Kecamatan Padang Panjang Timur, terdiri dari : 1. Kelurahan Koto Panjang; Bagian C Lampiran

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 1

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR

1.1 Latar Belakang. 1.2 Wilayah cakupan SSK

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT Latar Belakang

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan

BAB I PENDAHULUAN I RPJMN Bidang Perumahan Permukiman, Bappenas

BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Landasan Gerak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Universal Access cakupan akses 100% untuk air minum dan sanitasi dalam rangka. 1.1 Latar Belakang

Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Gerak 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Metodologi 1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Strategi sanitasi kabupaten bintan Tahun anggaran Latar Belakang

1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Gerak 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Metodologi 1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain

POKJA PPSP KABUPATEN SAROLANGUN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Klungkung Bab 1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Bab 1 Pendahuluan PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KUDUS. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Gunungkidul Halaman I-1

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Utara, Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1-1

PENDAHULUAN Latar Belakang S. Bab I. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sukoharjo Tahun Pokja AMPL Kabupaten Sukoharjo 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

STRATEGI SANITASI KABUPATEN CIAMIS BAB I

Strategi Sanitasi Kabupaten Landak 2013 BAB I PENDAHULUAN

BAB PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KAB. SIDENRENG RAPPANG

STARTEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KELOMPOK KERJA AMPL KABUPATEN ENREKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Strategi Sanitasi Kabupaten Empat Lawang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Bab 1 Pendahuluan. Strategi Sanitasi Kabupaten Sleman 2015 I-1

Bab I : Pendahuluan Latar Belakang

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG. Pendahuluan 1

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Strategi Sanitasi Kabupaten Kerinci

BAB I PENDAHULUAN. pada 30 November 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

Bab I : Pendahuluan I Latar Belakang

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Aru 2014 BAB 1. PENDAHULUAN

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

PPSP BAB I PENDAHULUAN

BAB 1: BUKU PUTI SANITASI KOTA BANJARBARU 1.1 LATAR BELAKANG. Hal 1

Buku Putih Sanitasi 2013

PROGRAM PPSP KABUPATEN BATANG HARI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR I - 1

STRATEGI SANITASI KOTA KAB. SIDENRENG RAPPANG

BAB I PENDAHULUAN I - 1

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TASIKMALAYA PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) KABUPATEN TASIKMALAYA 2013

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Grobogan 1-1

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TOJO UNA-UNA

Pendahuluan 1. BAB I Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I - 1

KOTA TANGERANG SELATAN

NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan publik yang selama ini kurang mendapatkan perhatian, baik dari pemerintah, masyarakat maupun dari individuindividu. Sanitasi mempunyai kaitan erat dengan kepadatan dan kemiskinan. Kondisi sanitasi yang tidak memadai akan berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan dan lingkungan terutama di daerah permukiman padat dan miskin. Kondisi ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk mencapai target Millennium Development Goals (MDGs) Tahun 2015. Indonesia termasuk salah satu negara dengan tingkat kepemilikan sistem jaringan air limbah (sewerage) terendah di Asia. Kurang dari 10 (sepuluh) kota di Indonesia yang memiliki sistem jaringan air limbah dengan tingkat pelayanan sekitar 1,3% dari keseluruhan jumlah populasi. Hal tersebut mendorong Pemerintah Kabupaten Jepara untuk ikut serta dalam program Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP)- yang sejak akhir tahun 2009 berkembang menjadi program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Program ini mempunyai tujuan mensinergikan kerja semua instansi yang berkaitan dengan sanitasi dalam satu wadah untuk memperbaiki kinerja dan konsep sanitasi masyarakat. Keikutsertaan Kabupaten Jepara dalam PPSP didahului dengan adanya Surat Pernyataan Minat yang ditandatangani oleh Bupati Jepara Nomor 053/ 5285 tanggal 29 September 2009 perihal Pernyataan Minat Program PPSP kepada Direktur Permukiman dan Perencanaan Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/BAPPENAS. Dalam surat pernyataan minat tersebut Kabupaten Jepara bersedia untuk membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi atau memperkuat Pokja AMPL yang sudah ada, menyediakan dana pendamping yang digunakan untuk operasional pokja serta menyediakan sumber daya manusia yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan Program PPSP. Sesuai dengan kesepakatan semua instansi yang terlibat dalam Program PPSP, maka pelaksanaan PPSP di Kabupaten Jepara pada tahun 2010 akan difokuskan di Kota Jepara yang meliputi 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Jepara dan Kecamatan Tahunan di seluruh 31 kelurahan/desa yang ada. Buku Putih Kota Jepara I-1

Sedangkan kecamatan lain akan dilaksanakan di tahun-tahun berikutnya secara bertahap sebagai replikasi program. Hal ini dilakukan mengingat keterbatasan anggaran yang tersedia. Dalam rangka melaksanakan program tersebut Pemerintah Kabupaten Jepara telah membentuk Kelompok Kerja Sanitasi dengan Surat Keputusan Bupati Jepara Nomor 110 Tahun 2010 tanggal 13 April 2010 tentang Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Jepara. Pokja Sanitasi Kabupaten Jepara adalah Pelaksana dan Tim Administrasi Kegiatan PPSP Kabupaten Jepara dengan personil dari berbagai dinas dan kantor di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jepara inilah yang menjadi garda depan operasional PPSP. Pokja sanitasi Kabupaten Jepara melakukan pertemuan untuk mengkaji, menganalisa, dan mengumpulkan data sekunder dan primer untuk memetakan sanitasi skala Kabupaten Jepara. Hasil-hasil tersebut disajikan dalam dokumen profil sanitasi skala kota yang disebut White Book atau Buku Putih. Buku Putih versi final tersedia setelah dilaksanakannya berbagai studi, dan kegiatan pengumpulan data tambahan sesuai dengan masukan dari lokakarya draft Buku Putih. Buku Putih versi final merupakan dasar yang kuat untuk pembahasan mengenai tahap, kebutuhan dan prioritas peningkatan sanitasi yang akan dituangkan dalam Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2010. Pada masa yang akan datang, laporan dalam buku ini akan diperbaharui sebelum suatu strategi sanitasi kota yang baru akan disusun. Artinya Buku Putih ini akan mengikuti kemajuan rencana-rencana dalam hal pengembangan sanitasi kota. 1.2 Pengertian Dasar Sanitasi Pengertian dasar Penanganan Sanitasi di Kabupaten Jepara adalah sebagai berikut : 1. Penanganan Air Limbah yaitu pengolahan Air Limbah Rumah Tangga (Domestik) terdiri dari : a. Pengolahan On Site menggunakan sistem septik-tank dengan peresapan ke tanah dalam penanganan limbah Rumah Tangga. b. Pengolahan Off Site adalah pengolahan limbah Rumah Tangga yang dilakukan secara terpusat. 2. Penanganan Persampahan atau Limbah Padat yaitu penanganan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat, baik yang berasal dari Rumah Buku Putih Kota Jepara I-2

Tangga, Pasar, Restoran dan lain sebagainya yang ditampung melalui TPS atau transfer depo ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). 3. Penanganan Drainase Lingkungan adalah memfungsikan saluran drainase dari permukiman (saluran tersier) sebagai penggelontor air dan mematuskan air permukaan ke saluran sekunder. 4. Penyediaan Air Bersih adalah upaya Pemerintah Kabupaten Jepara untuk menyediakan air bersih kepada masyarakat baik melalui air baku yang bersumber dari air permukaan maupun berasal dari air bawah tanah. 1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud Maksud utama dari penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Jepara adalah untuk memberikan informasi awal yang lengkap tentang situasi dan kondisi sanitasi Kabupaten Jepara saat ini sebagai dasar untuk membuat perencanaan pengembangan sanitasi di masa yang akan datang. 1.3.2 Tujuan Tujuan dari penyusunan Buku Putih Kota Jepara adalah untuk : 1. Memberikan informasi sarana sanitasi yang ada saat ini. 2. Berdasarkan data yang tersedia sebagai dasar melakukan analisis situasi dilihat dari segala aspek, sehingga zona sanitasi prioritas dapat ditetapkan berdasarkan urutan potensi resiko kesehatan lingkungan/area resiko sanitasi. 3. Merupakan bahan informasi bagi seluruh pihak kepentingan dalam bersinergi dan menjalankan perannya untuk berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi ke depan. 4. Memberikan bahan dasar penetapan kebijakan daerah dalam pengelolaan sanitasi di masa yang akan datang berdasarkan target prioritas yang disepakati bersama. 1.4 Pendekatan dan Metodologi Pendekatan dan metodologi yang digunakan dalam penyusunan Buku Putih ini berupa studi data sekunder dan primer. Data sekunder diperoleh dari berbagai instansi terkait (SKPD maupun non SKPD) untuk pengkajian kondisi aspek teknis dan keuangan sektor sanitasi Kabupaten Jepara. Data Sekunder ini meliputi data sanitasi kabupaten (data fisik antara lain jumlah jamban/mck, Buku Putih Kota Jepara I-3

panjang saluran drainase, jumlah sarana dan prasarana sampah, data non fisik antara lain data penyakit, jumlah tenaga dan sarana medis, data sekolah dan murid). Data sekunder juga meliputi data demografi, data sosial ekonomi, data institusi/kelembagaan dan data tata ruang. Sedangkan data primer diperoleh dari beberapa studi, yaitu ; Survei Resiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment atau EHRA) yang mengkaji penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan ketersediaan fasilitas sanitasi di beberapa sampel di suatu kelurahan. Survei Suplai Layanan Sanitasi (Sanitation Supply Assessment atau SSA) yang mengkaji partisipasi sektor non pemerintah dan masyarakat dalam penyediaan produk dan jasa layanan sanitasi Kabupaten Jepara. Studi Media, yang mengkaji sejauhmana ketersediaan informasi sanitasi yang disajikan oleh media massa dan instansi instansi terkait di Kabupaten Jepara. Studi Kelembagaan, untuk mengkaji kondisi dan potensi kelembagaan saat ini dalam pengelolaan sanitasi di Kabupaten Jepara. Kedua data ini saling melengkapi dan dapat memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai profil kondisi sanitasi Kota Jepara dari aspek teknis maupun non teknis serta bermanfaat sebagai alat bantu penyusunan perencanaan sanitasi Kota Jepara. Pengumpulan data dengan proses seleksi dan kompilasi untuk data sekunder berada dalam tahap ini, teknik kajian dokumen dipergunakan tim untuk mengkaji data. Banyak dokumen kegiatan program yang mampu memberikan informasi mengenai apa yang terjadi di masa lampau yang erat kaitannya dengan kondisi yang terjadi pada masa kini. 1.5 Kedudukan Buku Putih Buku Putih Sanitasi menyediakan data dasar yang esensial mengenai struktur, situasi, dan kebutuhan sanitasi di Kota Jepara. Buku Putih Sanitasi akan diposisikan sebagai acuan perencanaan strategis sanitasi tingkat kota. Rencana pembangunan sanitasi kota dikembangkan atas dasar permasalahan yang dipaparkan dalam Buku Putih Sanitasi. Buku Putih Kota Jepara I-4

1.6. Sumber Data Sumber data dalam penyusunan buku putih sanitasi Kabupaten Jepara meliputi : a. Data primer yaitu data yang bersumber dari survai atau observasi lapangan yang dilakukan pokja, data primer dapat berupa rekaman hasil wawancara maupun potret kondisi eksisting dilapangan. b. Data sekunder yang diperoleh dari dokumen yang dimiliki tiap dinas/ SKPD yang terlibat PPSP, buku-buku umum mengenai wajah dan karakter Kabupaten Jepara secara umum seperti : Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2003 tentang Rencana Strategis Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003-2008. Peraturan Daerah Kabupaten Jepara Nomor 10 Tahun 2006 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Jepara. Peraturan Daerah Kabupaten Jepara Nomor 2 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Jepara Tahun 2005-2025. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah. Laporan Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan, Pokja Kabupaten Jepara,Tahun 2010. Jepara Dalam Angka 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, BAPPEDA dan BPS Kabupaten Jepara. Panduan Survey Partisipasi Sektor Swasta Dan Lembaga Non Pemerintah Dalam Pengelolaan Sanitasi Perkotaan, ISSDP, Jakarta, Tahun 2008. Buku Putih Sanitasi Kota Surakarta 2007, Pokja Kota Surakarta, Kota Surakarta,Tahun 2007. Buku Putih Sanitasi Kota Kediri 2009, Pokja Kota Kediri, Kota Kediri,Tahun 2009. Buku Putih Sanitasi Kota Tegal 2009, Pokja Kota Tegal, Kota Tegal,Tahun 2009. Laporan Utama Kerangka Perencanaan Sanitasi Berbasis Kota, ISSDP, Jakarta,Tahun 2008. Buku Putih Kota Jepara I-5

Laporan Akhir Buku Putih Sanitasi, Pokja Banjarmasin, Kota Banjarmasin, Tahun 2007. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah, Pemerintah Kabupaten Jepara, Tahun 2009. Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah, Pemerintah Kabupaten Jepara Tahun 2009. Rencana Strategis (Renstra) Bappeda Kabupaten Jepara, Tahun 2008. Rencana Strategis (Renstra) Bappeda Kabupaten Jepara, Tahun 2008. Rencana Strategis (Renstra) DPU& ESDM Kabupaten Jepara, Tahun 2008. Rencana Strategis (Renstra) BLH Kabupaten Jepara, Tahun 2008. Rencana Strategis (Renstra) BPPKAB Kabupaten Jepara, Tahun 2008. Rencana Strategis (Renstra) DKK Kabupaten Jepara, Tahun 2008. Rencana Strategis (Renstra) DPTRK Kabupaten Jepara, Tahun 2008. 1.7. Peraturan Perundangan 1.7.1. Kebijakan Umum Bidang Sanitasi dan Air Minum Kegiatan program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) di Kabupaten Jepara didasarkan pada aturan-aturan dan produk hukum yang meliputi : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alami Hayati dan Ekosistemnya; 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung; 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antar Pemerintah Pusat dan Daerah; 5. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air; 6. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan; 7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2006 tentang Penataan Ruang; 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Pengaturan Air; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan; Buku Putih Kota Jepara I-6

11. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985 Tentang Perlindungan Hutan; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air; 16. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional 17. Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1989 tentang Kawasan Industri; 18. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung; 19. Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1990 tentang Penggunaan Tanah bagi Kawasan Industri; 20. Peraturan Daerah Kabupaten Jepara Nomor 1 Tahun 1995 tentang Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban; 21. Peraturan Daerah Kabupaten Jepara Nomor 6 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 1999 Tentang Retribusi Penyedotan Kakus; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Jepara Nomor 7 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Jepara Nomor 2 Tahun 1999 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/ Kebersihan; 23. Peraturan Daerah Kabupaten Jepara Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Jepara; 24. Peraturan Daerah Kabupaten Jepara Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Jepara; 25. Peraturan Daerah Kabupaten Jepara Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Sampah di Kabupaten Jepara. 1.7.2. Kebijakan Daerah Dalam Peran Pemangku Kepentingan Kebijakan daerah dalam peran pemangku kepentingan sektor sanitasi di Kabupaten Jepara sudah sangat jelas dan mempunyai komitmen yang sangat besar, hal ini dapat dibuktikan dengan telah diterbitkannya perda-perda dalam Buku Putih Kota Jepara I-7

upaya pengaturan dan pengelolaan sektor sanitasi. Untuk menunjang pelaksanaan tersebut Pemkab Jepara telah melakukan usaha-usaha seperti sosialisasi kepada masyarakat dengan menginformasikan dan memberikan penjelasan tentang adanya perda, kerjasama dengan swasta dan masyarakat untuk pengumpulan dan pengangkutan sampah, mengadakan lomba-lomba kebersihan di lingkungan sekolah dan instansi, kerjasama pembuatan kompos dari sampah dan sebagainya. Keberhasilan Pemkab dalam usaha penanganan sektor sanitasi telah tercitrakan dengan perolehan piala Adipura secara berturutturut selama 5 tahun terakhir ini. Perhatian terhadap sektor sanitasi juga tercermin dari adanya anggaran/dana yang rutin didalam APBD Kabupaten Jepara walaupun jumlahnya masih perlu ditingkatkan lagi. 1.7.3. Penegakan Hukum Walaupun sudah ada perda yang mengatur dengan jelas tentang penanganan dan pengelolaan sektor sanitasi, namun dalam pelaksanaannya aturan-aturan dan sanksi yang terdapat dalam perda belum dapat ditegakan sebagaimana mestinya. Hal ini terjadi karena kurangnyaa sumber daya yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Jepara, namun penyampaian informasi atau anjuran selalu disampaikan melalui perangkat yang ada seperti Camat, kepala desa/petinggi maupun media-media informasi. Buku Putih Kota Jepara I-8