BAB I PENDAHULUAN. 1 Zakia Darajat,Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2000, hlm 86 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Pondok Pesantren bertugas untuk mencetak manusia yang benarbenar

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PEDAHULUAN. Pendidikan juga mengarahkan pada penyempurnaan potensi-potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 85.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. (beribadah) kepada penciptanya. Oleh karena itu Islam memandang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pendidikan Islam baik MI, MTs, MA, maupun PTAI sering

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dilatih dan diarahkan agar menjadi manusia yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam bentuk pendidikan sekolah dan luar sekolah.

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB I PENDAHULUAN. mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai kehidupan guna membekali siswa menuju kedewasaan dan. kematangan pribadinya. (Solichin, 2001:1) Menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya pendidikan di negara itu. Pendidikan dalam pengertiannya yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Munir, 2009, Metode Dakwah, Kencana, Jakarta, hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. Hasil observasi proses pembelajaran mata pelajaran Fiqih kelas VIII MTs Rohmaniyyah Menur, Kamis, 16 Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memiliki peran penting pada era sekarang ini. Karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. * Seluruh Teks dan terjemah Al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari Microsoft Word Menu Add-Ins

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Kholiq, dkk. Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

BAB I PENDAHULUAN. Anwar Hafid dkk, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm. 56.

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN BERAGAMA REMAJA MUSLIM DENGAN MOTIVASI MENUNTUT ILMU DI PONDOK PESANTREN

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. prasyarat bagi kelangsungan hidup (survive) masyarakat dan peradaban.2

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pendidikan. Dalam ajaran Islam, pendidikan adalah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karakter manusia pada dasarnya sudah dijamin oleh Allah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan. berkualitas dan mempunyai kelebihan dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam mewujudkan pembangunan yang berkualitas baik jasmaniah

BAB I PENDAHULUAN. Metode pembelajaran ialah setiap upaya sistematik yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. prosespembentukan karakter manusia. Pendidikan juga bisa dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis dan bercita-cita ingin meraih

BAB I PENDAHULUAN. dan kontrol dalam kehidupan. Hal inilah yang membedakan manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 31 ayat 1 dan 3 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. 1. sangat penting artinya dalam proses pendidikan, karena dia yang bertanggung

الل ه ك ث ير ا BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anwar Hafid Dkk, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia pertama, sebagaimana al-qur an menyatakan. berkembang sesuai dengan kondisi dan konteks lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. Satuan Pendidikan ( KTSP ) tahun 2006 dinyatakan sebagai upaya membina

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia sebagai makhluk Tuhan lainnya.sebagaimana firman Allah dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Agama Islam Menurut Zakiyah Darajat adalah usaha berupa bimbingan dan acuan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran Islam serta dapat menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life). 1 Dalam hal ini Pendidikan Agama Islam tidak hanya mentransfer ilmu saja tetapi harus mengamalkan semua pelajaran yang baik, setelah mengamalkan pelajaran yang didapat siswa juga bisa menjadikan pandangan hidup yang sesuai dengan ajaran syar i jika di lingkungan sekolah siswa bisa menghormati orang yang lebih tua, menyayangi yang lebih kecil dan juga siswa mengerti bagaimana cara bergaul kepada guru, kepada teman, dan kepada orang tua, ketika sudah mengetahui adabnya, maka tidak mungkin akan terjadi permusuhan antara teman sepermainan dan kebencian kepada guru apabila siswa tersebut di tegur oleh gurunya. Sedangkan Menurut Muhaiman, mengemukakan bahwa pendidikan Agama Islam adalah sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak di capai. 2 Dalam hal ini tujuan dari Pendidikan Agama Islam adalah tujuan pendidikan pesantren tidak semata-mata untuk memperkaya pikiran murid-murid dengan penjelasan-penjelasan, tetapi untuk meninggikan moral, melatih dan mempertinggi semangat, menghargai nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan, mengerjakan sikap dan tingkah laku yang bermoral, dan menyiapkan para murid untuk hidup sederhana dan bersih hati, sehingga dapat diartikan tujuan pendidikan agama Islam bukanlah untuk mengejar kepentingan kekuasaan, uang, atau keagungan duniawi, tetapi semata-mata kewajiban pengabdian kepada 1 Zakia Darajat,Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2000, hlm 86 2 Muhaimin dkk, Paradigma Pendidikan Agma Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam Di Sekolah, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2012, hlm 75 1

2 tuhan, bagaiman cara beribadah kepada Allah, bagaimana menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah. Manusia merupakan makhluk yang ditugaskan untuk beribadah kepada sang pencipta. Dalam ibadah, manusia membutuhkan cara untuk menjalankan segala syariat- syariatnya, maka dibutuhkan suatu pengetahuan yang membantunya untuk mengaplikasikan dan mewujudkan tugasnya sebagai makhluk. Manusia yang cerdas adalah manusia yang mampu menyeimbangkan posisinya secara vertical kepada Sang Khaliq dan horizontal terhadap sesamanya. Untuk mewujudkan semua yang dibutuhkan maka diperlukan wahana sekaligus wadah yang menyediakan berbagai media yang mendukung. Pesantren merupakan tempat yang menyediakan berbagai disiplin ilmu yang meliputi ilmu- ilmu syariat dan ilmu- ilmu sosial. Sedangkan menurut Heri gunawan pendidikan agama Islam adalah sebagai upaya sadar dan terencana dalam menyiapakan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber ajaran utamanya Al-Qur an dan Hadis, melalui kegiatan bimbingan pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman 3. Untuk menciptakan peserta didik yang bertaqwa dan berakhlak mulia SMK Islamic boarding School selain mengajar pelajar pendidikan agama Islam di sekolah, juga sebagian siswa SMK Islamic boarding School dibina di pondok pesantren Al-Ittihad, hal ini bertujuan agar siswa mampu mempelajari tentang Agama Islam secara mendalam sehingga nantinya siswa tidak setengah- setengah dalam mempelajari agama Islam, dengan adanya integrasi pesantren dan SMK Islamic Boarding School ini diharapkan siswa-siswi SMK Islamic Boarding Scholl, bisa menjadi anak didik yang mengerti pengetahuan umum dan agama sehinga terjadi keseimbangan di dalam dunia dan akhirat. 3 Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Alfabeta, Bandung, 2012 hlm 201

3 Dari berbagai definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang dilakukan secara sadar oleh pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life). Mengenai pendidikan islam ada beberapa ayat yang mendasari tentang pendidikan Agama Islam, namun menurut penulis, permasalahan tersebut sudah termaktub dalam Surat Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi : (١ ١ : ة ل د ا ج م ل ا ة ر و س ) Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. (Q.S. Al- Mujadalah : 11) Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa Allah akan mengakat derajat orang yang mempunyai ilmu pengetahuan, di bandingkan dengan orang yang tidak mempunyai ilmu pengetahuan, derajat yang di maksud disini adalah orang yang mempunyai tempat yang dekat dengan Allah, dengan ilmu pengetahuan agama yang tinggi tentu akan menjadikannya selalu dekat dengan Allah, selalu takut kepada Allah sehingga dengan sendirinya orang tersebut akan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Pendidikan Agama Islam yang diterapkan dalam sistem pendidikan Islam, bukan hanya bertujuan untuk mentransfer ilmu-ilmu agama, tetapi juga bertujuan agar penghayatan dan pengamalan ajaran agama berjalan dengan baik ditengah-tengah masyarakat. 4 Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam dapat memberikan andil dalam pembentukan jiwa dan kepribadian untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan, salah satu contoh kegiatan yang ada di pesantren Al-Ittihad adalah kegiatan khitobahan, dalam kegiatan ini siswa-siswi SMK Islamic Boarding School,agar siswa bisa menyampaikan ilmu yang telah didapatkan di pesantren untuk mentrasfer ilmunya di hadapan masyarakat luas sehingga siswa ketika di masyarakat mampu berbicara ditengah-tengah masyarakat tanpa ada rasa minder. 4 Abd. Aziz, Filsafat Pendidikan Islam, Sukses Offset, Yogyakarta, 2009, hlm 148

4 Kepribadian disini adalah hasil dari suatu proses sepanjang hidup, kepribadian tidak terbentuk secara mendadak, tetapi terbentuk melalui proses kehidupan yang panjang 5. Oleh karena itu, banyak faktor yang ikut ambil bagian dalam pembentukan kepribadian manusia salah satunya adalah guru, teman sejawat, maupun orang tua, Dengan demikian, seseorang bisa memiliki kepribadian yang baik atau buruk, kuat atau lemah, beradab atau biadab, sepenuhnya ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi dalam perjalanan hidup seseorang tersebut. Melihat dari sinilah banyak orang tua yang menitipkan anaknya di pondok pesantren Al-Ittihad hal ini bertujuan agar anak-anak mereka mempunyai kepribadian yang baik. Keberadaan pesantren Al-Ittihad sangat membantu untuk menciptakan peserta didik yang taat beragama maka kebanyakan siswa SMK Islamic boarding School yang ingin mondok di pesantren tersebut, selain karena biayanya yang murah. Pesantren juga memberikan pembelajaran-pembelajaran yang dapat mengenalkan siswa SMK Islamic boarding School dengan Agama Islam lebih mendalam. Pesantren juga mempunyai metode yang sangat relevan dan dapat dijadikan acuan untuk para santri dalam mewujudkan target yang mereka rancang sebelum memasuki pondok pesantren. Pondok PesantrenAl-Ittihad menyuguhkan ilmu-ilmu alat yang dijadikan pedoman untuk memahami segala literatur dalam memahami kitab kuning, misalnya nahwu, sharaf dan sebagainya, dalam pondok pesantren ilmu nahwu dan shorof sangat diperhatikan karena apabila santri bisa menguasai pelajaran itu, sudah dipastikan siswa itu bisa membaca kitab kuning. Metode yang dianggap dapat menghasilkan out-put yang bernilai tinggi adalah metode musyawarah. Dalam metode ini, santri dituntut untuk kritis dan tanggap dengan segala permasalahan yang muncul di masyarakat. Adapun problematika yang sering muncul adalah masalah Fiqih, oleh karena itu sangat diperlukan metode yang relevan dalam pembelajaran fiqih. Peranannya sebagai para cendekiawan Islam sangat dinanti oleh para 5 Ibid, hlm 143

5 masyarakat. Metode musyawarah atau yang sering disebut dengan Bahstul Masail sangatlah popular di kalangan masyarakat Islam. Segala persoalan yang terjadi dapat dikeluarkan dalam forum tersebut, sebagai latihan para santri untuk memainkan logikanya akan tetapi, didasarkan pada sumber rujukan utamanya. Dalam metode musyawarah yang berjalan di pondok pesantren Al-Ittihad menggunakan referensi dari karya- karya para Salafussalih yang dicetak dalam bahasa Arab. Para santri tidak khawatir dalam memahami kitab-kitab tersebut karena pondok pesantren telah membekalinya ilmu- ilmu alat yang dapat membantunya dalam memahami teks- teks Arab. Sehingga dalam proses kegiatan musyawarah dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan hasil yang sesuai dan berdasarkan sumber rujukan. Pesantren Sebagai lembaga yang mempunyai peran yang strategis dalam mencerdaskan bangsa. Bagi pesantren, menjalankan Agama Islam dan mengeksplorasi ilmu pengetahuan adalah tugas sekaligus kewajiban yang harus diemban manusia untuk menjalankan kekhalifahannya di dunia untuk mencari Ridho-Nya. Dengan demikian pesantren memerankan dirinya sebagai model pendidikan yang alim dan cerdas secara spiritual, membentuk manusia yang berkualitas (insan kamil) dengan interaksi moral sebagai basis penyokong utamanya, pesantren hingga kini masih bisa eksis sampai sekarang, maka tak jarang para orang tua yang menitipkan para anaknya di pesantren. Hal ini, tidak terkecuali kepada anak-anak yang bersekolah di sekolah umum atau kalau sekarang sering disebut dengan sekolah SMK, banyak sekali orang yang beranggapan bahwa anak SMK pasti tidak mau belajar Agama namun kenyataan siswa-siswa yang berasal dari siswa SMK Islamic Boarding School banyak yang ikut mondok di pondok pesantren. Hal ini menjadi menarik bagi penulis, karena jarang sekali anak- anak SMK yang mau mengikuti semua program kegiatan pondok pesantren, yang kebanyakan dari program pondok pesantren tidak pernah dilakukan oleh anak- anak dari SMK itu sendiri, di antara kegiatan

6 pondok pesantren Al- Ittihad adalah sekolah diniah, musyawaroh, ngaji kitab, dan lain-lain sebagainya. Berdasarkan hal-hal tersebut peneliti tertarik untuk meneliti sejauh mana anak-anak SMK dapat menguasai semua kegiatan yang ada di pesantrenal-ittihad dengan judul Implementasi Pendidikan Agama Islam bagi siswa SMK Islamic Boarding School melalui Program Kegiatan Pondok Pesantren Al-ittihadJungpasir Wedung Demak. B. Fokus Peneletian Hal yang menjadi fokus penelitian dalam masalah ini adalah pelaksanaan pendidikan agama Islam yang ada di SMK Islamic boarding school melalui Program kegiatan Pondok Pesantren Al Ittihad Jungpasir Wedung Demak. C. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang pemilihan judul di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Mengapa SMK Islamic Boarding School didirikan dengan mengintegrasikan sistem pesantren? 2. Bagaimana proses Pendidikan Agama Islam di SMK Islamic Boarding School melalui program kegiatan pondok Pesantren Al- Ittihad? D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan penulisan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui argumentasi Berdirinya SMK Islamic Boarding School dengan mengintegrasikan sistem pesantren. 2. Untuk mengetahui proses Pendidikan Agama Islam di SMK Islamic Boarding School melalui program kegiatan pesantren Al- ittihad.

7 E. Manfaat penelitian Bila tujuan penelitian dapat tercapai, maka hasil penelitian akan memiliki manfaat teoritis dan praktis. 1. Manfaat Teoritis Manfaat Teoritis adalah menjelaskan bahwa hasil penelitian bermanfaat memberikan sumbangan pemikiran atau memperkaya konsep-konsep, teori-teori terhadap ilmu pengetahuan dari penelitian yang sesuai dengan bidang ilmu dalam suatu penelitian. 6 Dalam penelitian ini. Hasil Penelitian ini secara teoritis, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang Pendidikan Agama Islam dalam memperkaya wawasan tentang sistem pengajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Islamic Boarding School melalui program kegiatan pondok Pesantren Al- Ittihad. 2. Manfaat Praktis Manfaat Praktis menjelaskan bahwa hasil penelitian bermanfaat memberikan sumbangan pemikiran bagi pemecahan masalah yang berhubungan dengan topik atau tema sentral dari suatu penelitian 7 Hasil Penelitian ini secara praktis diharapkan dapat membantu guru dalam meningkatkan keaktifan dalam pembelajaran PAI terkait memecahkan masalah-masalah yang belum dipahami oleh siswa melalui kegiatan pondok pesantren yang sesuai dengan referensi yang dapat dipertanggung jawabkan. 6 http/kurniawan ramsen, penulisan-latar-belakang-tujuan, di akses pada tgl 8-agustus- 2015 pukul:4:22 7 http/ Kurniawan ramsen, penulisan-latar-belakang-tujuan, di akses pada tgl 8-agustus- 2015 pukul:4:22