xii BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai September 2011 di greenhouse Kebun Percobaan Cikabayan, Dramaga, Institut Pertanian Bogor (Gambar 1). Aplikasi strangulasi (pengikatan kawat) dilakukan secara serentak pada 18 Mei 2011 dan pelepasan kawat dilakukan pada tanggal 11 Agustus 2011. Analisis hara dilakukan di Laboratorium BALITRO (Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik), Cimanggu Bogor. Analisis brangkasan dilakukan di Laboratorium Pasca Panen, IPB. Gambar 1. Letak Pertanaman pada 1 MSP di Greenhouse Cikabayan, IPB Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah 50 pohon bibit jeruk pamelo hasil okulasi kultivar Nambangan berumur 6 bulan yang merupakan hasil seleksi (bibit jeruk unggul bermutu bebas penyakit dan memiliki pertumbuhan yang baik). Bahan yang digunakan untuk perlakuan adalah kawat putih diameter 1 mm. Bahan media tumbuh yang digunakan adalah pasir, tanah, pupuk kandang (2:1:1) (V:V:V) menggunakan polybag ukuran 35 cm x 30 cm. Bagian atas media ditambahkan pupuk organik granul dengan bobot 0.5 kg tiap polybag. Bahan pemeliharaan tanaman yaitu pupuk NPK mutiara 15-15-15
12 (15 g/l air), pupuk ZA (15 g/l air), pupuk gandasil daun, insektisida Decis 2.5 EC (5 cc/l air) dan paranet 40 %. Peralatan yang digunakan untuk pembuatan media adalah sekop, cangkul dan timbangan. Peralatan untuk strangulasi yaitu tang untuk mengikat dan melepas kawat, gunting kawat untuk memotong kawat dan cutter untuk menghilangkan kalus saat pelepasan kawat. Alat untuk pemeliharaan antara lain, sprayer, knapsack 15 L untuk penyemprotan insektisida, gelas ukur dan gunting pangkas. Alat untuk pengamatan terdiri dari meteran, jangka sorong dan peralatan analisis laboratorium bobot brangkasan. Metode Penelitian Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor. Percobaan terdiri dari lima perlakuan (Gambar 2), yaitu : T0 : tanpa strangulasi T1 : aplikasi single dengan ketinggian 5 cm dari mata tempel T2 : aplikasi double dengan jarak 5 cm antar kawat dan ketinggian 5 cm dari mata tempel T3 : aplikasi double dengan jarak 10 cm antar kawat dan ketinggian 5 cm dari mata tempel T4 : aplikasi double dengan jarak 15 cm antar kawat dan ketinggian 5 cm dari mata tempel (a) (b) (c) (d) Gambar 2. (a). Aplikasi T1, (b). Aplikasi T2, (c). Aplikasi T3, (d). Aplikasi T4
13 Model aditif linier yang digunakan adalah : Yij = µ + τ i + ε ij Dengan i = 1, 2, 3, 4, 5 j = 1, 2, 3, 4, 5 Yij : Nilai pengamatan pengaruh perlakuan strangulasi ke-i dan ulangan ke-j µ : Nilai tengah umum τ i ε ij : Pengaruh perlakuan strangulasi ke-i : Pengaruh galat percobaan pengaruh perlakuan strangulasi ke-i dan ulangan ke-j Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis sidik ragam dan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test). Seluruh proses analisis data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Office Excel 2007 dan SAS System for Windows versi 9.13. Pelaksanaan Penelitian Persiapan Bahan Tanam Tahap awal dari penelitian ini adalah persiapan media tanaman dan pemilihan bibit. Bibit yang digunakan merupakan hasil seleksi perbanyakan okulasi yang memiliki pertumbuhan seragam dan sehat. a. Persiapan media tanam Media tanam yang digunakan terdiri dari campuran pasir, tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan (2:1:1) (V:V:V). Media tanam disiapkan dengan memasukkan campuran media ke dalam polybag ukuran 30 cm x 35 cm. b. Transplanting Bibit dipindah tanam ke polybag yang telah berisi media tanam. Bibit yang diambil memiliki pertumbuhan yang sehat dan seragam serta memiliki perakaran yang baik (Gambar 3). Perakaran tanaman yang dipilih harus lurus dan sehat. Selain itu, jika terdapat tunas di batang bawah maka dilakukan pewiwilan.
14 Gambar 3. Proses Transplanting Bibit Jeruk Pamelo Nambangan Aplikasi Strangulasi Strangulasi dilaksanakan dengan melilitkan kawat berdiameter 1 mm pada batang dengan menekan kawat ke batang sedalam diameter kawat tersebut (Gambar 4a). Pelepasan kawat dilakukan setelah batang distrangulasi selama tiga bulan dengan menghilangkan kalus terlebih dahulu (Gambar 4b). (a) (b) Gambar 4. (a). Pemasangan Kawat Berdiameter 1 mm, (b). Kondisi Tanaman Saat Setelah Pelepasan Kawat Pemeliharaan Pemeliharaan yang dilakukan meliputi pemupukan, penyiraman, pengendalian hama dan penyakit, pemangkasan dan pemberian naungan. 1. Pemupukan a. Pemupukan NPK mutiara (15-15-15) dan ZA Pemupukan ini dilakukan tiap dua minggu sekali. Konsentrasi yang digunakan tiap pupuk (NPK mutiara dan ZA) adalah 15 g/l. Setelah dilarutkan dalam air, tiap tanaman memperoleh 100 ml pupuk cair.
15 b. Pemupukan organik granul Pemupukan dilakukan pada saat satu minggu setelah pindah tanam media dan setelah pelepasan kawat strangulasi. Setiap tanaman memperoleh 500 g. Pupuk disebar di atas media tanam. Kandungan pupuk terdapat pada Lampiran 17. 2. Penyiraman Penyiraman dilakukan dua kali sehari, tiap pagi dan sore hari. Volume penyiraman untuk tiap tanaman adalah 1 L. 3. Pemangkasan Pemangkasan dilakukan beberapa kali. Pertama, pemangkasan sebelum aplikasi strangulasi, dilakukan pada tunas adventif dan tunas samping. Kedua, pemangkasan setelah pelaksanaan strangulasi, dilakukan serentak pada tunas pucuk untuk menyeragamkan semua tanaman. 4. Pengendalian OPT Pengendalian OPT dilakukan tiap minggu secara manual dengan mencuci bagian daun dan bagian yang terkena tungau karat dengan menggunakan air. Sedangkan pengendalian secara kimia dilakukan tiap satu bulan sekali dengan menyemprotkan insektisida secara teratur pada semua tanaman jeruk. Insektisida yang digunakan yaitu Decis 2.5 EC (5 cc/l air).
16 Pengamatan Pengamatan dilakukan satu minggu setelah perlakuan strangulasi dan dilanjutkan sampai dua bulan setelah strangulasi dilepas. Pengamatan dilakukan tiap dua minggu sekali dengan peubah yang diamati meliputi : 1. Diameter batang Diameter batang yang diukur adalah bagian batang atas yang berada di bawah perlakuan strangulasi di atas pangkal batang. 2. Waktu munculnya cabang baru (HSP) Waktu munculnya cabang baru dihitung berdasarkan keluarnya cabang primer pertama setelah aplikasi strangulasi. 3. Jumlah tunas dan panjang rata-rata tunas per tanaman Jumlah tunas dihitung berdasarkan banyaknya tunas yang membentuk cabang. Panjang rata-rata tunas per tanaman, dihitung dengan cara membagi panjang total tunas dengan jumlah tunas yang terdapat pada satu tanaman. 4. Jumlah dan luas daun Daun yang diukur adalah daun yang berkembang penuh dengan warna daun yang masih hijau. Luas daun diukur tiap bulan dengan menggunakan metode gravimetri (perbandingan berat). Contoh daun yang diamati sebanyak lima daun per tanaman. Daun terlebih dahulu digambar di kertas, yang menghasilkan tiruan (replika) daun. Selanjutnya dari kertas yang sama dibuat potongan dengan ukuran tertentu kemudian digunting dan ditimbang, sehingga diperoleh luas daun dengan perhitungan : Luas daun = Bobot kertas replika daun x luas kertas standar Bobot kertas Dari setiap satuan percobaan dihitung luas dari lima daun terpilih, kemudian hasilnya dirata-ratakan. Berdasarkan hal ini dapat dihitung luas daun per tanaman dengan mengalikan rata-rata luas daun dengan jumlah daun per tanamannya.
17 5. Ukuran tajuk Pengukuran tajuk dilakukan dengan mengukur diameter tajuk (panjang dan lebar) serta tinggi dari pangkal batangnya. 6. Kandungan karbohidrat dan nitrogen daun Analisis kandungan karbohidrat dalam bentuk gula total pada daun menggunakan metode Semogyi Nelson sedangkan kandungan nitrogen menggunakan metode semi-mikro Kjedahl (Yoshida et al., 1972). Metode analisis terlampir (Lampiran 2 dan 3). 7. Bobot basah dan kering akar dan tajuk Pengamatan bobot basah dan kering akar dan tajuk dilakukan secara destruktif pada akhir penelitian. Pengamatan tersebut dilakukan terhadap 10 tanaman contoh. Pengukuran bobot kering akar dan tajuk dilakukan dengan menimbang bobot basah, kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 70 o C selama 48 jam.