PENGARUH VIDEO PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PEMBERIAN ASI TERHADAP TEKNIK MENYUSUI DI KABUPATEN BOYOLALI The Effect of Health Education Video about Breastfeeding to Mother Breastfeeding Technique in Boyolali District, Central Java Kanthi Suratih 1), Endah Sri Wahyuni 2), Farida Zakia 3) *) STIKES Aisyiyah Surakarta Email: misskant@rocketmail.com ABSTRAK Latar Belakang: Fenomena sekarang banyak yang kurang mengetahui teknik menyusui dengan benar dan menyebabkan puting lecet sedhingga ibu malas untuk menyusui.hal tersebut membuat payudara bengkak dan mengakibatkan ibu kurang maksimal dalam menyusui bayi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian video pendidikan kesehatan tentang pemberian ASI terhadap teknik menyusui ibu di Kabupaten Boyolali. Metode Penelitian: penelitian quasy experimental design, desain penelitian nonequivalen control grup design. Populasi yang digunakan 30 intervensi dan 30 kontrol. Pengambilan sempel menggunakan sampling purposive. Intrumen penelitian menggunakan lembar observasi. Uji normalitas mengguanakan Shapiro-wilk, analisa univariat hasil rata-rata dalam langkah-langkah teknik menyusui dan analisa bivariat untuk membandingkan pretest-posttest antara menggunakan Wilcoxon, membandingkan pengaruh video dan leaflet menggunakan Mann-Whitney. Hasil Penelitian: Uji Univariat yang belum dilakukan di langkah menyusui tentang tidak dibersihkan payudara menggunakan air hangat dan tidak menyedawakan bayi. Uji Normalitas data tidak normal. Hasil Mann-Whitney pretest leaflet dan video dengan dengan p value 0.00>0.05 dan post-test leaflet dan video adalah p value 0.552>0,05. Simpulan Penelitian: Pengaruh pemberian video pendidikan kesehatan tentang pemberian ASI terhadap teknik menyusui ibu dengan hasil tidak ada pengaruh pemberian video pendidikan kesehatan tentang teknik menyusui ibu. Kata Kunci : teknik menyusui, promosi pemberian ASI, langkah teknik menyusui
ABSTRACT Background: The phenomenon that occurs most mothers are less aware of proper breastfeeding techniques and cause nipples and swollen breasts that will result in the mother less than the maximum in breastfeeding the baby. The aim of this research is to know the effect of giving health education video about breastfeeding to mother breast feeding technique in Ketoyan Village, Wonosegoro Sub-district, Boyolali District. Methods: quasy experimental design research, design research nonequivalen control group design. The population used 30 interventions and 30 controls. Sempel picking using purposive sampling. Research instruments use observation sheets. Normality tests used Shapiro-wilk, univariate analysis of average results in breastfeeding techniques and bivariate analysis to compare pretest-posttest between using Wilcoxon, comparing the effect of video and leaflet using Mann-Whitney. Results: Univariate tests that have not been done in the breastfeeding step about not being cleaned breast using warm water and not laughing at the baby. Normality test data is not normal. Results Mann-Whitney pretest leaflets and videos with p value 0.00> 0.05 and post-test leaflets and videos are p value 0.552> 0.05. Conclusion: The effect of giving health education video about breastfeeding to mother breastfeeding technique with result of no effect of giving health education video about breastfeeding technique. Keywords: breastfeeding techniques, the promotion of breast feeding, breastfeeding technique step. PENDAHULUAN Video banyak dikenal masyarakat, lebih mudah dipahami, lebih menarik perhatian yang melihatnya karena ada suara dan gambar bergerak, penyajiannya dapat dikendalikan, dapat berulang kali dalam penyampaian materi yang mau disampaikan, face to face dan memiliki jangkauan yang luas [1]. Pemberian pendidikan teknik menyusui melalui video diharapkan dapat memberikan keterampilan tentang menyusui yang bertujuan memberikan nutrisi bayi secara baik dengan mengetahui teknik menyusui yang baik dan benar. WHO (2009) terdapat 35,6% ibu gagal menyusui bayinya dan 20% diantaranya adalah ibu-ibu di Negara berkembang, sementara itu berdasarkan data dari riset kesehatan dasar tahun 2010 dijelaskan bahwa 67,5% ibu yang gagal memberikan ASI kepada bayinya adalah kurangnya pemahaman ibu tentang teknik menyusui yang benar, sehingga sering menderita puting lecet dan retak. Dari hasil penelitian terhadap 900 ibu di Indonesia diperoleh fakta bahwa yang dapat hanya 5% ibu-ibu yang menyusui [2]. Kegagalan dalam menyusui dapat dipengaruhi beberapa faktor internal, antara lain yaitu karena pengetahuan, pendidikan, dan pekerjaan ibu dan faktor eksternal yaitu gencarnya promosi susu formula [3]. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Ketoyan Kecamatan Wonosegoro kabupaten Boyolali, didapatkan data bahwa ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan
pada tanggal 2 Juli 2016 sampai Maret 2017 adalah sebanyak 10 orang, dan ibu yang mau memberikan air susu ibu secara eksklusif kepada bayinya hanya 55 orang (52,8%). Hasil pengamatan terhadap teknik saat menyusui adalah kebanyakan ibu jarang mencuci tangan terlebih dahulu saat menyusui, ibu tidak memberikan rangsangan pada bayi dengan menempelkan puting di pipi bayi, tangan ibu tidak menyangga payudara saat menyusui, air susu ibu hanya diberikan saat bayinya menangis dan ibu jarang menyendawakan pemberian video pendidikan bayinya setelah selesai menyusui. Salah satu kegagalan menyusui adalah disebabkan karena kesalahan ibu dalam memposisikan dan meletakkan bayi saat menyusui. Upaya yang dilakukan oleh tenaga kesehatan seperti bidan desa untuk meningkatkan pemberian air susu ibu dan teknik menyusui ibu adalah memberitahukan secara lisan (langsung) saat ibu berada di posyandu ataupun saat memeriksa diri ke bidan desa. Sebanyak 15 orang ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan,12 orang ibu mengatakan belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan tetang teknik menyusui yang baik dan benar, 3 orang ibu mengatakan sudah mendapatkan teknik menyusui secara lisan dan tidak dilakukan evaluasi tentang teknik menyusui yang baik dan benar. Pemberian pendidikan kesehatan tentang pemberian ASI dengan media video belum pernah dilakukan. Berdasarkan fenomena di Desa Ketoyan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali menunjukkan bahwa, teknik menyusui ibu belum tepat. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti tentang pengaruh pemberian video pendidikan kesehatan tentang pemberian ASI terhadap teknik menyusui di Desa Ketoyan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kesehatan tentang pemberian ASI terhadap teknik menyusui ibu di Desa Ketoyan Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali. SUBJEK DAN METODE Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif quasy experimental design. Desain penelitian ini menggunakan nonequivalent control group design. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Ketoyan Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali. Waktu penelitian bulan Januari sampai Agustus 2017. Sampel yang digunakan 30 kelompok kontrol dan 30 untuk kelompok Intervensi. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampling purposive. Intrumen yang digunakan lembar observasi sebanyak 16 langkah-langkah menyusui dengan benar. Menghitung skor langkah menyusui dengan benar apabila dilakukan mendapat nilai 1 jika tidak dilakukan mendapat nilai 0. Penelitian Skala Ukur penelitian ini interval. Teknik analisa penelitian ini menggunakan uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk dengan taraf signifikannya 5% atau 0,05, Analisa Univariat dengan rata-rata teknik menyusui, dan Analisa bivariat jika uji normalitasnya jika normal menggunakan sampel T Test jika tidak normal menggunakan Mann- Witney. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji normalitas data pada penelitian ini ditunjukkan pada tabel 1. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut normal atau tidak. Tabel 1. Uji normalitas pretest dan posttest video dan leaflet
Pretest ShapiroWilk Posttest Video.007.000 Leaflet.001.000 Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui p value pretest-postest dengan video hasil pretest.000 dan posttest dengan hasil.000. hingga p value < 0,05 yang menunjukkan distribusi tidak normal. Analisis uji setastistik yang digunakan Mann-Whitney karena data distribusinya tidak normal. Distribusi kelompok intervensi sebelum pemberian video pendidikan kesehatan tentang pemberian ASI terhadap teknik menyusui ibu disajikan dalam tabel 2. Tabel 2. Distribusi kelompok intervensi sebelum pemberian video pendidikan kesehatan tentang pemberian ASI terhadap teknik menyusui ibu Langkah Persencent (%) Rata-rata Dilakukan Tidak Dilakukan 1 16.7 83.3 0.017 2 0 100.0 0 3 3.3 96.7 0.03 100.0 0 1 5 96.7 3.3 0.97 6 70.0 30.0 0.7 7 100.0 0 1 8 100.0 0 1 9 96.7 3.3 0.97 10 10.0 90.0 0.1 11 100.0 0 1 12 80.0 20.0 0.8 13 93.3 6.7 0.93 1 86.7 13.3 0.87 15 3.3 96.7 0.03 16 0 100.0 0 Tabel 2 menunjukkan rata-rata sebelum pemberian video tentang pemberian ASI tentang langkah teknik menyusui yang tidak dilakukan yaitu langkah teknik menyusui ke 2 dan langkah teknik menyusui ke 16 dengan rata-rata 0, langkah teknik menyusui ke 3 dengan ratarata 0.03 dan langkah teknik menyusui 15 dengan rata-rata 0.03, langkah teknik menyusui 1 dengan rata-rata 0.017. Teknik menyusui ibu dari yang banyak tidak dilakukan di langkah teknik menyusui tentang payudara tidak dibersihkan dengan menggunakan air hangat, kemudian dilap menggunakan handuk. Menurut Penelitian Nofitasari dan Taviyanda (201) mengungkapkan bila ibu tidak melakukan perawatan payudara dengan baik maka dapat mengakibatkan ASI sulit keluar, puting susu tidak menonjol sehingga bayi sulit menghisap, produksi ASI sedikit sehingga tidak cukup dikomsusmsi bayi, infeksi payudara, payudara bengkak dan bernanah muncul benjolan pada payudara []. Langkah teknik menyusui tentang tidak menyendawakan bayi akan mengakibatkan bayi regurgitasi. Menurut penelitian Mellinda dan Ardani (2012) regurgitasi paling banyak terjadi bayi sehat umur 3 bulan [5]. Meskipun normal regurgitasi yang berlebihan dapat mengakibatkan berbagai komplikasi yang akan mengganggu pertumbuhan bayi apabila tidak dilakukan pencegahan dan penanganan dengan benar.
Tabel 3. Distribusi kelompok intervensi setelah pemberian video pendidikan kesehatan tentang pemberian ASI terhadap teknik menyusui ibu Langkah Percent (%) Dilakukan Tidak Dilakukan Rata-rata 1 96.7 3.3 0.97 2 70.0 30.0 0.7 3 100.0 0 1 100.0 0 1 5 100.0 0 1 6 100.0 0 1 7 100.0 0 1 8 100.0 0 1 9 100.0 0 1 10 86.7 13.3 0.87 11 100.0 0 1 12 100.0 0 1 13 100.0 0 1 1 100.0 0 1 15 93.3 6.7 0.93 16 56.7 3.3 0.57 Berdasarkan tabel 3 setelah diberikan video pendidikan kesehatan tentang teknik menyusui terdapat kenaikan. Langkah teknik menyusui ke 2 dengan rata-rata 0.7 dan langkah teknik menyusui ke 16 dengan rata-rata 0.57, langkah teknik menyusui ke 3 mengalami kenaikan dengan rata-rata 1, langkah teknik menyusui ke 15 dengan rata-rata 0.93 dan langkah teknik menyusui ke 1 dengan rata-rata 0.97. Tabel. Distribusi kelompok kontrol sebelum diberikan leaflet tentang pemberian ASI terhadap teknik menyusui ibu Prencent (%) Langkah Dilakukan Tidak Dilakukan Rata-rata Berdasarkan tabel kelompok kontrol sebelum diberikan leaflet tentang pemberian ASI terhadap langkah teknik 1 23.3 76.7 0.23 2 6.7 93.3 0.07 3 10.0 90.0 0.1 100.0 0 1 5 100.0 0 1 6 96.7 3.3 0.97 7 100.0 0 1 8 100.0 0 1 9 100.0 0 1 10 0 100.0 0 11 100.0 0 1 12 90.0 10.0 0.9 13 100.0 0 1 1 100.0 0 1 15 13.3 86.7 0.13 16 0 100.0 0 menyusui ibu di dapatkan langkah teknik menyusui ke 10 dan teknik menyusui ke 16 dengan rata-rata 0, langkah teknik
menyusui ke 2 dengan rata-rata 0.07, langkah teknik menyusui ke 1 dengan rata-rata 0.23, langkah teknik menyusui ke 6 dengan rata-rata 0.97. Tabel 5. Distribusi kelompok kontrol setelah diberikan leaflet tentang pemberian ASI terhadap teknik menyusui Langkah Prencent (%) Rata-rata Dilakukan Tidak Dilakukan 1 100.0 0 1 2 63.3 36.7 0.63 3 90.0 10.0 0.9 100.0 0 1 5 100.0 0 1 6 100.0 0 1 7 100.0 0 1 8 100.0 0 1 9 100.0 0 1 10 83.3 16.7 0.83 11 100.0 0 1 12 100.0 0 1 13 100.0 0 1 1 100.0 0 1 15 100.0 0 1 16 60.0 0.0 0.6 Tabel 6. Uji Beda Pre-Post video dengan mengunakan Wilcoxon Mean Asymp. Sig. (2 - tailed) Pre Video 9.57.000 PostVideo 15.03 Berdasarkan tabel 5 setelah diberikan leaflet tentang pemberian ASI terhadap teknik menyusui ibu mengalami peningkatan di langkah teknik menyusui 10 dengan rata-rata 0.83, langkah teknik menyusui ke 16 dengan rata-rata 0.6 dan langkah teknik menyusui ke 2 dengan rata-rata 0.63, langkah teknik menyusui ke 1 dengan rata-rata 1, langkah teknik menyusui ke 6 dengan rata-rata 1. Penyuluhan pendidikan kesehatan tentang pemberian ASI tentang teknik menyusui bisa dilakukan dengan berbagai media seperti metode simulasi dan poster. Priyono (2012 ) mengungkapkan seorang dokter dan tenaga kesehatan yang menggeluti bidang laktasi, seharusnya mengetahui bahwa menyusui itu merupakan suatu proses alamiah namun untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan tentang teknik menyusui yang benar [6]. Hasil uji analisis bivariat pengaruh video pendidikan kesehatan tentang pemberian ASI terhadap teknik menyusui disajikan pada tabel 6 dan tabel 7. Tabel 7. Uji beda Wilcoxon Pre-post Leaflet Pre leaflet Post leaflet Mean 10.0 1.97 Asym. Sig. (2- tailed).000 Berdasarkan Tabel 6 dan Tabel 7 output pre-post leflet dan video diatas, diketahui Asym. Sig. (2 -tailed) bernilai 0.000 karena nilai 0.000 > 0.05, maka di simpulkan bahwa H1 diterima. Artinya ada perbedaan antara pemberian video dan leaflet untuk pre dan post test. Hasil mean lebih dipengaruhi oleh video dapat di simpulkan ada pengaruh video pendi-
dikan kesehatan tentang video terhadap teknik menyusui. Tabel 8. Uji Beda Mann-Whitney leaflet dan Video Mean Asymp. Sig. (2- tailed) Leaflet 29.37.552 Video 31.63 Berdasarkan tabel 8 dengan hasil mean leaflet 29.37 dan video 31.63 dan nilai Asymp. Sig. (2 -tailed) 0.552 sehingga p value yaitu 0.552 > 0.05 sehingga dua kelompok intervensi dan kontrol tidak ada perbedaan, sehingga H0 diterima yang artinya tidak ada pengaruh pemberian video pendidikan kesehatan tentang pemberian ASI terhadap teknik menyusui. Notoatmodjo (2007) men g- ungkapkan tentang kerucut Edgar Dale Bahwa film atau video, video mempunyai intensitas tinggi untuk membantu mempersentasikan bahan pendidikan dibandingkan menggunakan kata-kata atau leaflet [7]. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian tentang yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut ini : 1. Sebelum di berikan pendidikan kesehatan menggunakan video yang belum dilakukan tentang membersihkan panyudara menggunakan air hangat sebelum menyusui dan menyendawakan bayinya setelah menyusui. 2. Sesudah diberikan pendidikan kesehatan menggunakan video sudah dilakukan dengan baik dalam membersihkan payudara menggunakan air hangat sebelum menyusui dan menyendawakan setelah menyusui. 3. Sebelum diberikan pendidikan kesehatan menggunakan leaflet yang belum dilakukan bayi tidak diberikan rangsangan untuk membuka mulut dengan cara menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sisi mulut bayi dan belum menyendawakan bayinya seteh menyusui.. Sesudah di berikan pendidikan leaflet tentang pendidikan kesehatan tentang pemberian ASI terhadap teknik menyusui ibu sebagian ibu sudah melakukan bayi di beri rangsangan untuk membuka mulut dengan cara membuka mulut dengan cara menyentuh pipi dengan puting dengan cara menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuhkan sisi mulut bayi dan sebagian ibu sudah menyendawakan bayinya setelah menyusui. 5. Teknik menyusui ibu dengan hasil tidak ada pengaruh yang signifikan, dengan hasil di bandingkan dengan kelompok kontrol menggunakan leaflet tidak ada perbedaan antara pendidikan kesehatan mengunakan leaflet dan video. B. Saran 1. Bagi Masyarakat Khususnya Ibu Menyusui Masyarakat khususnya ibu yang sedang menyusui diharapkan ibu lebih memperhatikan tentang pentingnya melakukan teknik menyusui yang benar supaya tidak mengalami puting lecet dan yang menghambat pemberian ASI pada bayi. 2. Bagi Institusi Kesehatan Mahasiswa kesehatan diharapkan lebih sering melakukan pendidikan kesehatan tentang teknik menyusui, mengingat akan pentingnya teknik menyusui dalam pemberian ASI. 3. Bagi Peneliti lain Peneliti selanjutnya sebaiknya dilakukan dengan penelitian menggunakan metode lain dalam menyampaikan pendidikan kesehatan tentang teknik menyusui untuk mengetahui me-
tode pendidikan kesehatan mana yang lebih baik untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang teknik menyusui. DAFTAR PUSTAKA 1. Notoatmojo S (2010). Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi. Jakarta: PT RINEKA CIPTA. 2. Anggaseng W, Tandipanjung T, Rumade R (2015). Hubungan pengetahuan dan sikap ibu primipara dengan teknik menyusui dalam pemberian asi di RSU budi mulia Bitung. Mahasiwa fak. Keperawatan, program studi Ilmu Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon. Buletin Sariputra Vol. 5 No. 3. Tersedia di http://jurnal.unsrittomohon.ac.id. Diakses 13 April 2017. 3. Mulati T, Susilowati D (2016). Pengaruh pelatihan teknik menyusui yang benar pada ibu bifas primapara terhadap ketrampilan dalam menyusui. Kementrian Kesehatan Polekteknik Kesehatan Surakarta Jurusan kebidanan. Jurnal terpadu ilmu kesehatan. Vol. 5 No. 1. Tersedia di http://jurnal.poltekkessolo.ac.id. Diakses 13 April 2017.. Nofitasari A, Taviyanvida D (201). Sakap positif ibu dalam perawatan payudara mendukung kelancaran produksi ASI. STIKES RS Baptis Kediri. Jurnal STIKES. Vol. 7, No. 2.Tersedia ejurnal.stikesbaptis.ac.id. Diakses 21 Agustus 2017. 5. Mellinda ED, Ardani MH ( 2012). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Regusgitasi terhadap Praktik Ibu dalam Mencegah dan Menangani Regurgitasi Pada Bayi (0-3 Bulan) di Kelurahan Pundakpuyung Kota Semarang, Jurnal Nursing Studies, Vol. 1 No. 1, tersedia di download.portalgaruda.org. Diakses 29 Agustus 2017. 6. Priyono PK (2012). Perbedaan penyuluhan kesehtan metode simulasi dengan metode poster tetang teknik menyusui terhadap perilaku ibu menyusui. Jurnal Ilmu kesehatan, Vol. IV No. 2. Tersedia download.portalgaruda.org. diakses 12 Maret 2017. 7. Notoatmodjo S (2007). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.