BAB I PENDAHULUAN. luas. Harapan bagi setiap pemilik perusahaan adalah ingin memperoleh modal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah yang rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya perusahaan didirikan dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan melakukan kegiatan operasional bertujuan untuk. memaksimalkan laba serta dapat mempertahankan kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk tetap berjalan dengan baik suatu

ANALISIS HUBUNGAN RASIO AKTIVITAS TERHADAP RETURN ON INVESTMENT (ROI) PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Pemenuhan dana sebuah perusahaan dapat berasal dari sumber dana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rasio profitabilitas yang berhubungan dengan struktur modal salah satunya adalah

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk dapat menghasilkan suatu penelitian yang baik, maka diperlukan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat

BAB II URAIAN TEORITIS. aktiva dengan Return on Investment (ROI) pada PT. Sumbetri Megah. Hasil

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

BAB III METODE PENELITIAN. tertentu yaitu untuk mencari pemecahan dari permasalahan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi menghasilkan produk akhir berupa bangunan atau bentuk fisik lainnya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Return On Asset (ROA) keuntungan. ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan perekonomian dewasa ini mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama berdirinya sebuah perusahaan adalah untuk. dipastikan perusahaan beroperasi secara maksimal. Profitabilitas dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

ANALISIS PENGARUH PENGELOLAAN MODAL KERJA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan

Alex Bundiono Sanada STIE WIDYA DHARMA

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pertumbuhan yang terus menerus (going concern) dan tanggung jawab sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang kompetitif. Menghadapi persaingan tersebut, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mulai pada tahun Pada awal bulan tahun 1998, Indonesia dilanda krisis

BAB I PENDAHULUAN. dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bahayangkara Jaya

BAB III METODE PENELITIAN. suatu desain penelitian. MenurutNazir (2005:84) Desain penelitian adalah semua

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan. Aktivitas-aktivitas tersebut

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan pemimpin dalam sebuah perusashaan atau manajemen untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang menjadi fokus penulis dalam penelitian ini adalah

BAB II LANDASAN TEORI. luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. PT. PINDAD (persero) merupakan perusahaan industri manufaktur dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin kompetitif. menyebabkan semua perusahaan yang bergerak di bidang produk dan jasa harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan- perusahaan milik negara maupun perusahaan- perusahaan milik

BAB I PENDAHULUAN. berkembang serta mampu menghadapi persaingan. penjualan, total aktiva maupun modal sendiri disebut profitabilitas (Sartono,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. media bagi manajer dalam sebuah perusahaan untuk mengkomunikasikan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap pendiri perusahaan atau pemilik perusahaan pasti mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Gitosudarmo (2002:81), piutang merupakan aktiva atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB 1 PENDAHULUAN. sejenis. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki kelemahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wibowo dan Wartini (2012) sebelum melakukan investasi dalam suatu

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, banyak sekali persaingan yang terjadi. Dalam hal ini suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. telah ditetapkan. Tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan ada tujuan jangka pendek dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai sekarang belum bisa terselesaikan. Hal ini membuat banyak perusahaan

BAB II URAIAN TEORETIS. Berdasarkan penelitian dengan metode analisis regresi linier berganda

BAB I PENDAHULUAN. mendapat pasar yang tetap di masyarakat (Verawati,2014). Untuk itu manajemen

BAB III METODE PENELITIAN. dijawab dan diuji secara akurat. Metode penelitian menurut Sugiyono (2008:5)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada dasarnya harus dilakukan secara sistematis, berencana dan

BAB I PENDAHULUAN. maka tujuan pokok perusahaan adalah memperoleh keuntungan yang maksimal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Strategi dan keputusan yang tepat dapat menunjang tingkat laba yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN TOTAL ASET TERHADAP RETURN ON INVESTMENT PADA PT GOODYEAR INDONESIA, Tbk

ANALISIS KINERJA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama berdirinya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bagi setiap perusahaan modal kerja sangat penting karena berhubungan

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti secara valid, objekif, akurat, dan ekonomis, dan M Nasir

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan atau laba. Keuntungan yang dicapai perusahaan dibatasi

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk dapat mengetahui sejauh mana efektifitas perusahaan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. yang selalu unggul di dalam persaingan dunia usaha.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini telah berkembang dunia usaha yang semakin bermunculan serta

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR GAMBAR... xiv. DAFTAR LAMPIRAN... xvi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan dibentuk untuk menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. Suatu perusahaan haruslah menghasilkan keuntungan, sehingga diharapkan akan berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan dan kesejahteraan masyarakat luas. Harapan bagi setiap pemilik perusahaan adalah ingin memperoleh modal kembali dengan nominal yang lebih besar dari semula. Kebijakan yang dilakukan oleh manajemen keuangan dalam perusahaan sudah pasti mengharapkan keuntungan atau laba. Rasio Profitabilitas adalah rasio yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Salah satu alat yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja profitabilitas perusahaan adalah Return on Investment (ROI). Return on Investment (ROI) adalah rasio yang membandingkan antara keuntungan setelah pajak (Earning After Tax) dengan total aktiva. Rasio ini mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam aktiva yang menghasilkan neto selama satu periode tertentu. Return on Investment (ROI) yang semakin tinggi menunjukkan keadaan suatu perusahaan yang semakin baik (Sudjaja dan Barlian 2002:86). Perusahaan yang ingin mencapai keuntungan (laba) maksimal haruslah melakukan kegiatan secara efisien dan efektif. Efektif berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai dan efisien berkaitan dengan biaya yang tidak boros, sesuai aturan dan prosedur yang ada dalam usaha pencapaian tujuan.

Kebijakan keuangan perusahaan dan pemanfaatan sumber daya yang efisien dan efektif dapat menciptakan laba yang maksimal. Unsur-unsur aktiva seperti kas, piutang, persediaan, dan aktiva lainnya mempunyai hubungan yang erat dengan tingkat laba yang diperoleh perusahaan melalui kegiatan penjualannya. Pencerminan efektif tidaknya pemanfaatan sumber daya keuangan tersebut akan terlihat dari tingkat penjualan yang tinggi dan perputaran aktiva tentu saja akan mendukung pencapaian laba maksimal. Alat yang lazim digunakan untuk mengukur efektif tidaknya manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan adalah dengan menggunakan rasio-rasio seperti: rasio perputaran piutang (receivable turnover ratio), rasio perputaran persediaan (inventory turnover ratio), dan rasio perputaran total aktiva (total asset turnover ratio). Perputaran piutang memberikan kontribusi terhadap pencapaian laba perusahaan. Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan yang tertanam dalam piutang berputar dalam periode tertentu. Perputaran piutang yang berputar cepat menunjukkan semakin cepat piutang berubah menjadi kas, yang pada akhirnya dapat meningkatkan laba. Perputaran persediaan menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi. Perputaran persediaan yang semakin besar akan semakin baik karena dianggap kegiatan penjualan produksi berjalan lancar (Harahap 2007:308). Kegiatan penjualan yang cepat akan mendatangkan laba, sehingga perputaran persediaan yang cepat memberikan kontribusi terhadap pencapaian laba yang maksimal.

Perputaran total aktiva menentukan tingkat efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Perputaran total aktiva yang semakin besar mengidentifikasikan semakin efektif perusahaan mengelola aktivanya (Sutrisno, 2000:265). Efektifitas penggunaan aktiva dalam perusahaan ditunjukkan melalui perputaran Return on Investment (ROI), dimana semakin besar nilai perputarannya maka akan semakin efektif penggunaan dana sehingga akan memperbesar kemampuan perusahaan menghasilkan laba (Kuswadi, 2004:190). PTPN III (Persero) Medan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, yaitu pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha PTPN III (Persero) Medan mencakup usaha budi daya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Produk utama PTPN III (Persero) Medan adalah minyak sawit (CPO), inti sawit (kernel), dan produk hilir karet. Perusahaan berusaha untuk terus memperbaharui cara-cara pengolahan dan manajemennya sesuai dengan perkembangan teknologi. Kualitas yang unggul akan mempengaruhi peningkatan laba perusahaan, sehingga menuntut perusahaan untuk bisa mengelola aktivanya secara efektif untuk menghasilkan laba. Persediaan dan piutang merupakan komponen-komponen dari modal kerja. Untuk dapat mengelola modal kerjanya dengan baik agar meraih laba sesuai dengan target, PTPN III (Persero) Medan menjaga biaya persediaan agar tetap rendah dari harga pasar dengan memperlancar arus persediaan dan memaksimalkan rasio perputarannya. PTPN III (Persero) Medan melakukan penjualan apabila persediaan telah mencukupi tanpa harus menunggu persediaan

menumpuk. Memperlancar arus persediaan dilakukan dengan menghasilkan produk berkualitas bagi pelanggan. PTPN III (Persero) Medan mengikuti sebuah siklus dimana perusahaan menjual hasil perkebunannya secara kredit atau kontrak, dan kemudian menagihkan piutangnya. Kebijakan modal kerja PTPN III (Persero) Medan dapat dilihat dari analisis rasio keuangan perusahaan dan pembiayaan modal kerja dengan melihat sumber dana jangka pendek dan jangka panjangnya untuk membiayai aktiva lancar serta alokasi sumber dan penggunaan dana dalam perusahaan. Modal kerja digunakan untuk membiayai kegiatan produksi agar mengalami peningkatan khususnya untuk bahan bakar minyak, pupuk dan obat-obatan. Selain itu modal kerja juga digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk perawatan lahan dan tanaman agar dapat menghasilkan dengan baik, membayar gaji pegawai, membayar hutang, dan lain-lain. PTPN III (Persero) Medan melaksanakan kegiatan dan operasionalnya dengan mengandalkan modal yang diinvestasikan pemerintah sebagai sumber daya keuangannya. Pemerintah pasti mengharapkan laba yang maksimal dari modal yang diinvestasikan tersebut, namun pada kenyataannya sering terjadi perolehan pendapatan terhadap Return on Investment (ROI) yang tidak sebanding dengan yang diharapkan. Kurang efektifnya pengelolaan aktiva perusahaan tersebut ialah salah satu penyebab perolehan yang tidak sebanding dengan pendapatan, maka dalam hal ini manajer keuangan dituntut untuk mampu menerapkan kebijakan yang tepat dalam mengelola seluruh aktiva yang

dimilikinya sehingga setiap kegiatan perusahaan dapat berjalan secara efisien dan efektif. Tabel 1.1 Standard Rata-rata Receivable Turnover Ratio, Inventory Turnover Ratio, Total Asset Turnover Ratio, dan Return on Investment (ROI) Keputusan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pada Sektor Perkebunan Indikator Standard Rata-rata Receivable Turnover Ratio 5 Inventory Turnover Ratio 5 Total Asset Turnover Ratio 5 Return on Investment (ROI) 15 Sumber: Kep-100/MBU/2002 Tabel 1.2 Perkembangan Receivable Turnover Ratio, Inventory Turnover Ratio, Total Asset Turnover Ratio, dan Return on Investment (ROI) PTPN III (Persero) Medan Periode 2003-2008 Tahun Receivable Turnover Inventory Turnover Total Asset Turnover Ratio (x) Ratio (x) Ratio (x) ROI (%) 2003 25,857 7,396 0,988 8,007 2004 41,191 8,236 0,999 12,983 2005 51,741 11,449 0,967 13,509 2006 38,700 13,785 0,889 10,829 2007 50,575 15,705 1,001 17,711 2008 72,870 11,322 0,927 16,414 Sumber: Laporan Keuangan PTPN III (Persero) Medan (2009), diolah Tabel 1.3 Penilaian Receivable Turnover Ratio, Inventory Turnover Ratio, Total Asset Turnover Ratio, dan Return on Investment (ROI) Menurut Keputusan Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PTPN III (Persero) Medan Periode 2003-2008 Tahun Receivable Turnover Inventory Turnover Total Asset Turnover ROI Ratio Ratio Ratio 2003 2,4 0 4 6 2004 5 2,4 4 10,5 2005 4 2,4 4 12 2006 4 3 3,5 9 2007 5 4,5 4 15 2008 5 3,5 4 13,5 Sumber: Laporan Keuangan PTPN III (Persero) Medan (2009), diolah

Tabel 1.3 menunjukkan bahwa receivable turnover ratio PTPN III (Persero) Medan rata-rata berada di bawah standard yang ditetapkan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditunjukkan pada tabel 1.1, kecuali pada tahun 2004, tahun 2007, dan tahun 2008. Inventory turnover ratio dan total asset turnover ratio PTPN III (Persero) Medan tahun 2003 sampai tahun 2008 berada di bawah standard yang ditetapkan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditunjukkan pada tabel 1.1. Return on Investment (ROI) PTPN III (Persero) Medan tahun 2003 sampai tahun 2008 berada dibawah standard yang ditetapkan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Namun pada tahun 2007, Return on Investment (ROI) PTPN III (Persero) Medan berada pada standard yang ditetapkan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditunjukkan pada tabel 1.1. Hal ini menunjukkan bahwa receivable turnover ratio, inventory turnover ratio, total asset turnover ratio, dan Return on Investment (ROI) PTPN III (Persero) Medan tahun 2003 sampai tahun 2008 adalah rata-rata kurang sehat karena berada di bawah standard yang ditetapkan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Grafik 1.1 Fluktuasi Receivable Turnover Ratio, Inventory Turnover Ratio, Total Asset Turnover Ratio dan Return on Investment (ROI) PTPN III (Persero) Medan Periode 2003-2008 80.000 70.000 60.000 50.000 40.000 30.000 20.000 10.000 0.000 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Receivable Turnover Ratio Inventory Turnover Ratio Total Asset Turnover Ratio Return on Investment (ROI) Sumber: Laporan Keuangan PTPN III (Persero) Medan (2009), diolah Grafik 1.1 menunjukkan bahwa nilai receivable turnover ratio mengalami peningkatan dari tahun 2003 sampai tahun 2005. Tahun 2005 ke tahun 2006, nilai receivable turnover ratio mengalami penurunan. Tahun 2006 ke tahun 2007 receivable turnover ratio mengalami peningkatan. Fluktuasi nilai rasio ini sejalan dengan fluktuasi nilai Return on Investment (ROI), dimana nilai Return on Investment (ROI) mengalami peningkatan dari tahun 2003 ke tahun 2005, tahun 2005 ke tahun 2006 nilai Return on Investment (ROI) mengalami penurunan, dan tahun 2007 nilai Return on Investment (ROI) mengalami peningkatan. Namun dari tahun 2007 ke tahun 2008 Fluktuasi nilai receivable turnover ratio tidak sejalan dengan fluktuasi nilai Return on Investment (ROI), dimana receivable turnover ratio mengalami peningkatan, sedangkan Return on Investment (ROI) mengalami penurunan.

Nilai inventory turnover ratio mengalami peningkatan dari tahun 2003 sampai tahun 2007. Fluktuasi nilai rasio ini tidak sejalan dengan fluktuasi nilai Return on Investment (ROI), dimana nilai Return on Investment (ROI) mengalami penurunan dari tahun 2005 ke tahun 2006. Namun dari tahun 2007 ke tahun 2008 fluktuasi nilai inventory turnover ratio sejalan dengan fluktuasi nilai Return on Investment (ROI), dimana nilai inventory turnover ratio dan nilai Return on Investment (ROI) sama-sama mengalami penurunan. Fluktuasi nilai total asset turnover ratio sejalan dengan fluktuasi nilai Return on Investment (ROI) dari tahun 2003 sampai tahun 2004, dimana nilai total asset turnover ratio dan nilai Return on Investment (ROI) dari tahun 2003 ke tahun 2004 sama-sama mengalami peningkatan. Namun dari tahun 2004 ke tahun 2005 fluktuasi nilai total asset turnover ratio tidak sejalan dengan fluktuasi nilai Return on Investment (ROI), dimana nilai total asset turnover ratio mengalami penurunan sementara nilai Return on Investment (ROI) mengalami peningkatan. Tahun 2005 sampai tahun 2008 fluktuasi nilai total asset turnover ratio sejalan dengan fluktuasi nilai Return on Investment (ROI), dimana nilai total asset turnover ratio dengan nilai Return on Investment (ROI) mengalami penurunan dari tahun 2005 ke tahun 2006, mengalami peningkatan dari tahun 2006 ke tahun 2007, dan mengalami penurunan dari tahun 2007 ke tahun 2008. Uraian tersebut menunjukkan bahwa nilai receivable turnover ratio, inventory turnover ratio, dan total asset turnover ratio tidak selalu sejalan dengan kemampulabaan atau nilai Return on Investment (ROI), maka untuk mengetahui hubungan dari masing-masing rasio tersebut, Penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul Analisis Hubungan Receivable Turnover Ratio, Inventory Turnover Ratio, dan Total Asset Turnover Ratio dengan Kemampulabaan Perusahaan pada PTPN III (Persero) Medan. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah receivable turnover ratio, inventory turnover ratio, dan total asset turnover ratio berhubungan secara signifikan dengan kemampulabaan perusahaan pada PTPN III (Persero) Medan? C. Kerangka Konseptual Perusahaan selalu membutuhkan dana dalam kegiatan operasinya. Dana tersebut akan digunakan untuk membeli aktiva tetap, bahan-bahan untuk kepentingan produksi dan penjualan, dan lain-lain. Pengelolaan dana ini harus dilakukan dengan pertimbangan efisiensi dan efektifitas agar pemanfaatan data tersebut dapat optimal. Return on Investment (ROI) merupakan salah satu rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan yang dimiliki. Maka besarnya laba perusahaan dipengaruhi oleh perputaran dana yang ditanam. Dana yang cepat berputar menunjukkan semakin efektif penggunaan dana tersebut sehingga semakin besar pula laba atas dana yang ditanam (Abdullah, 2005:57). Receivable turnover ratio memberikan kontribusi terhadap pencapaian laba perusahaan. Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan yang

tertanam dalam piutang berputar dalam periode tertentu. Perputaran piutang yang semakin cepat menunjukkan semakin cepat piutang berubah menjadi kas, yang pada akhirnya dapat meningkatkan laba (Harahap, 2007:308). Inventory turnover ratio menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi. Perputaran persediaan yang semakin besar akan semakin baik karena dianggap kegiatan penjualan produksi berjalan lancar (Harahap, 2007:308). Kegiatan penjualan yang cepat akan mendatangkan laba, sehingga perputaran persediaan yang cepat memberikan kontribusi terhadap pencapaian laba yang maksimal. Total asset turnover ratio menentukan tingkat efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Perputaran total aktiva memperlihatkan seberapa jauh kemampuan seluruh aktiva untuk menciptakan penjualan (Harahap, 2007:308). Tingkat investasi yang meningkat dalam aktiva lancar dengan tetap mendukung penjualan akan mengarah kepada peningkatan pengembalian atas aktiva keseluruhan perusahaan. Perusahaan yang mengurangi investasi dalam bentuk aktiva lancar sementara dapat terus mendukung penjualan, Return on Investment (ROI) akan naik. Tingkat kas, piutang, dan persediaan yang lebih rendah akan mengurangi angka penyebut dalam persamaan Return on Investment (ROI) yang sama dengan laba bersih per total aktiva. Aktiva perusahaan harus dikelola dengan efektif dan efisien. Hal ini dilakukan untuk mengontrol kondisi aktiva perusahaan supaya piutang menjadi kas dalam waktu yang paling tepat bukan menjadi kredit macet, persediaan tidak

menumpuk atau kadang kehabisan stok, dan aktiva tetap perusahaan memberikan kontribusi yang paling maksimal terhadap profitabilitas (Van Horne, 2005:314). Hubungan receivable turnover ratio, inventory turnover ratio, dan total asset turnover ratio dengan kemampulabaan perusahaan dapat digambarkan dalam kerangka konseptual berikut ini: Receivable Turnover Ratio Inventory Turnover Ratio Return on Investment (ROI) Total Asset Turnover Ratio Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual Sumber : Abdullah (2005) dan Harahap (2007), diolah D. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Receivable Turnover Ratio berhubungan secara signifikan dengan kemampulabaan perusahaan pada PTPN III (Persero) Medan. 2. Inventory Turnover Ratio berhubungan secara signifikan dengan kemampulabaan perusahaan pada PTPN III (Persero) Medan. 3. Total Asset Turnover Ratio berhubungan secara signifikan dengan kemampulabaan perusahaan pada PTPN III (Persero) Medan.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan receivable turnover ratio, inventory turnover ratio, dan total asset turnover ratio dengan kemampulabaan perusahaan pada PTPN III (Persero) Medan. 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Bagi PTPN III Manfaat bagi perusahaan adalah memberikan tambahan informasi tentang kondisi profitabilitas perusahaan, khususnya mengenai hubungan receivable turnover ratio, inventory turnover ratio, dan total asset turnover ratio dengan kemampulabaan perusahaan. b. Bagi Pihak Lain Manfaat bagi pihak lain adalah memberikan sumbangan pemikiran bagi pembaca, terutama mahasiswa yang ingin melakukan penelitian selanjutnya mengenai profitabilitas, khususnya mengenai hubungan receivable turnover ratio, inventory turnover ratio, dan total asset turnover ratio dengan kemampulabaan perusahaan. c. Bagi Penulis Manfaat bagi penulis adalah untuk mengembangkan serta menerapkan ilmu yang telah diperoleh penulis dalam bidang keuangan, khususnya

mengenai hubungan receivable turnover ratio, inventory turnover ratio, dan total asset turnover ratio dengan kemampulabaan perusahaan. F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Batasan operasional penelitian ini hanya meneliti hubungan receivable turnover ratio, inventory turnover ratio, dan total asset turnover ratio sebagai variabel independen dengan Return on Investment (ROI) sebagai variabel dependen pada PTPN III (Persero) Medan dengan memakai data laporan keuangan mulai tahun 2003 sampai tahun 2008 yang telah diaudit. Analisis Return on Investment (ROI) dilakukan dengan menggunakan data tahunan, dan penilaian hubungan receivable turnover ratio, inventory turnover ratio, dan total asset turnover ratio dengan Return on Investment (ROI) dengan analisis korelasi Pearson dilakukan dengan menggunakan alat bantu program SPSS versi 15.0 for windows. 2. Definisi Operasional a. Variabel Independen (Variabel X) 1. Receivable Turnover Ratio (X 1 ) Rasio ini menunjukkan kemampuan dari dana yang tertanam dalam piutang untuk berputar dalam suatu periode tertentu (Riyanto, 2001:334). Semakin besar rasio ini semakin baik karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat (Harahap, 2007:308).

Rumus: Receivable turnover ratio = Penjualan Kredit Piutang Rata rata 2. Inventory Turnover Ratio (X 2 ) Rasio ini menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat (Harahap, 2007:308). Rumus: Inventory turnover ratio = Harga Pokok Penjualan Rata rata Persediaan 3. Total Asset Turnover Ratio (X 3 ) Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan. Rasio ini memperlihatkan seberapa jauh kemampuan seluruh aktiva untuk menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik (Harahap, 2007:308). Rumus: Total asset turnover ratio = Penjualan Total Aktiva b. Variabel Dependen (Variabel Y): Return on Investment Return on Investment (ROI) menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh aktiva perusahaan dan menggambarkan produktivitas aktiva dalam memberikan pengembalian atas investasi (Abdullah, 2005:57).

Rumus: Laba Bersih Sesudah Pajak ROI = 100% Total Aktiva 3. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Pusat PTPN III (Persero) Medan yang berlokasi di Jln. Sei Batanghari No.2 Medan. Penelitian ini direncanakan dimulai dari bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2009. 4. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data Primer Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan wawancara pada bagian keuangan PTPN III (Persero) Medan yang dianggap berwenang dalam memberikan informasi mengenai masalah yang diteliti. b. Data Sekunder Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah: 1. Sejarah perusahaan PTPN III (Persero) Medan 2. Struktur organisasi PTPN III (Persero) Medan 3. Neraca PTPN III (Persero) Medan untuk tahun berakhir 31 Desember 2003 sampai dengan 31 Desember 2008 4. Laporan laba rugi PTPN III (Persero) Medan untuk tahun berakhir 31 Desember 2003 sampai dengan 31 Desember 2008.

5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui : a. Wawancara Wawancara dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab pada bagian keuangan PTPN III (Persero) Medan yang dianggap berwenang dalam memberikan informasi mengenai masalah yang diteliti. b. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan informasi yang berasal dari neraca, laporan laba rugi, hasil publikasi, buku-buku ilmiah, dan lainnya yang berkaitan dengan penelitian. 6. Metode Analisis Data a. Metode Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah metode analisis tentang keadaan perusahaan melalui pengumpulan dan analisis data mengenai sejarah, struktur organisasi, dan kegiatan perusahaan sehingga terbentuk gambaran umum perusahaan. Pada tahap ini dilakukan perhitungan masing-masing variabel terkait yaitu variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen). b. Metode Analisis Korelasi Pearson Analisis korelasi Pearson berguna untuk mengetahui hubungan dua variabel yang berskala rasio yang menunjukkan hubungan yang linear

(Situmorang et al, 2008:47). Korelasi ini sering juga disebut korelasi Product Moment. Rumus: r = [ n XY ( X)( Y) ] 2 n X 2 ( X ) 2 ( ) n 2 Y Y 2 Dimana: r : Koefisien Korelasi Pearson X : Variabel bebas Y : Variabel terikat n : Jumlah sampel atau data Koefisien korelasi Pearson berkisar dari -1 sampai 1, sehingga dapat ditulis -1 r 1. Tanda positif menunjukkan arah hubungan dua variabel yang positif (searah) dan tanda negatif menunjukkan arah hubungan dua variabel yang negatif (tidak searah). Selain itu untuk melihat apakah terdapat hubungan yang signifikan dari korelasi Pearson yang diperoleh, maka dapat dilihat dari tingkat signifikansi yang dihasilkan. Apabila tingkat signifikansi yang ditetapkan untuk penelitian (α = 5%) maka terdapat hubungan yang signifikan antara variabel-variabel bebas (X i ) dengan variabel terikat (Y).

Tabel 1.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 0,199 Sangat Rendah 0,20 0,399 Rendah 0,40 0,599 Sedang 0,60 0,799 Kuat 0,80 1,000 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono (2007:183) Bentuk pengujian yang digunakan adalah: H 0 : r = 0, artinya tidak terdapat hubungan yang positif (negatif) dan signifikansi antara variabel variabel bebas (X i ) dengan variabel terikat (Y). H a : r 0, artinya terdapat hubungan yang positif (negatif) dan signifikansi antara variabel- variabel bebas (X i ) dengan variabel terikat (Y). Kriteria pengambilan keputusan: H 0 diterima jika r tabel r hitung r tabel, dengan α = 5%. H a diterima jika r tabel > r hitung > r tabel, dengan α = 5%. c. Pengujian Hipotesis Uji Statistik-t Pengujian ini dilakukan untuk menguji signifikansi dari koefisien korelasi yang diperoleh. Pengujian signifikansi menggunakan rumus sebagai berikut (Suharyadi dan Purwanto, 2004:466): n 2 t = r 2 1 r

Dimana: t : Nilai t hitung r : Nilai koefisien korelasi n : Jumlah data pengamatan Bentuk pengujian yang digunakan adalah: H 0 : t = 0, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabelvariabel bebas (X i ) dengan variabel terikat (Y). H a : t 0, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabelvariabel bebas (X i ) dengan variabel terikat (Y). Pengujian selanjutnya akan dilakukan uji signifikansi dengan membandingkan tingkat signifikansi α = 5% dan derajat kebebasan (n-2) dengan t hitung yang diperoleh. Jika t hitung > t tabel berarti H 0 ditolak atau terdapat hubungan yang nyata (signifikan) antara variabel-variabel bebas (X i ) dengan variabel terikat (Y) dan sebaliknya. Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t ini adalah: H 0 diterima jika t tabel t hitung t tabel pada = 5%. H a diterima jika t tabel > t hitung > t tabel pada = 5%.