BAB III METODE PENELITIAN. data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan dalam penelitian berupa kata-kata tertulis atau lisan. Hal ini sesuai

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pos PAUD di RW 04 Desa Kertamukti Kecamatan Haurwangi dan sekitarnya.

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus deskriptif. Sugiyono (2011)

BAB III METODE PENELITIAN. dan Taylor (Moleong, 2000:3) penelitian kualitatif adalah prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. valid dalam penelitian haruslah berlandaskan keilmuan yaitu rasional, empiris

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati

BAB III METODE PENELITIAN. inilah yang dijadikan tempat berkumpulnya Virginity Jogja pada waktu

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang

BAB III METODE PENELITIAN. metode studi kasus dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Pada penelitian ini,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. permasalahan yang sangat kompleks dan dinamis sehingga penting untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian Kualitatif, dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, seorang peneliti harus melakukan

III. METODE PENELITIAN. 22) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan agar kegiatan praktis terlaksana secara rasional dan terarah sehingga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan tertentu. Sebagaimana yang dikemukakan Sugiyono (2012:3) bahwa,

Penelitian ini tidak tergolong kepada penelitian kuantitatif karena tujuan pokok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan suatu cara untuk mencari kebenaran secara ilmiah berdasarkan pada data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif dan pendekatan deskriptif yaitu suatu prosedur pemecahan masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bab III ini akan membahas langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif, sementara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data; (D) Instrumen Penelitian; (E) Data dan Sumber Data; (F) Teknik Analisis Data;

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Jenis dan Pendekatan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti. 1 Pemilihan lokasi atau site selection

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. program pelatihan dengan mendeskripsikan hasil temuan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan, sesuai dengan masalah dan pendekatan penelitiannya. Unsurunsur

BAB. III METODE PENELITIAN. dikembangkan kebenarannya, maka diperlukan metode dalam penelitian tersebut, hal

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam. penelitian ini layak untuk diuji kebenarannya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan ini berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya

BAB III METODE PENELITIAN. Skripsi ini menggunakan pendekatan yang menjadi landasan kerja

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain sebagai penelitian yang bertipe deskriptif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berupaya menggambarkan suatu fenomena atau kejadian dengan apa adanya

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Universitas Negeri Yogyakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan proses berfikir yang bersifat deduktif,

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuanga di BWI dan untuk mengetahui persepsi nadzir terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Hal ini didasarkan atas tujuan penelitian yang ingin mengetahui dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 1 Pamotan Rembang yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Bank Syariah Mandiri Cabang Malang yang terletak di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata atau tulisan dari perilaku orangorang

METODE PENELITIAN. mengungkapkan fenomena atau peristiwa sosial tertentu dan pemahaman atau

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu sendiri. Penelitian terkait judi online pada kalangan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan metode kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Cresswell (2012: 4) penelitian kualitatif merupakan metode -metode yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kota Batu. Alasan pemilihan lokasi dikarenakan PT. Kusuma Satria Dinasasri

BAB III METODE PENELITIAN

Sedangkan Sugiyono (2006) menyatakan bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang kesiapan kepala sekolah dan guru SLB terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. ditujukan untuk menganalisis secara mendalam dan mendeskripsikan suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif.

BAB III Pendekatan dan Metode Penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (1993 : 65), pada dasarnya metode yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. berhenti merokok, sehingga peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dipergunakan guna menjawab tujuan penelitian (Soehartono, 1999: 9). Oleh karena itu, pada

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Metode, berasal dari Bahasa Yunani Methodos yang berarti cara atau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kualitas pelayanan Dinas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini untuk mengetahui efektivitas dari program Posyandu Plus yang

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan (1975: 5) bahwa: Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini bertujuan untuk memotret, menganalisis, serta mendeskripsikan penerapan PAI berbasis multikuturalisme dalam mengembangkan nilai toleransi di SMA Negeri 3 Palu. Penelitian kualitatif juga dipilih berdasarkan asumsi bahwa penelitian terhadap penerapan PAI berbasis multikulturalisme menekankan pada aspek proses dan melibatkan kerja lapangan. Hal ini sesuai dengan pendapat Merriam (Cresswell, 1994: 140) yang menyebutkan enam asumsi, yaitu: 1. Peneliti kualitatif lebih menekankan perhatian pada proses, bukan pada hasil atau produk. 2. Penelitian kualitatif tertarik pada makna-bagaimana orang membuat hidup, pengalaman, dan struktur dunianya masuk akal. 3. Peneliti kualitatif merupakan instrumen pokok untuk pengumpulan dan analisa data. Data didekati melalui instrumen manusia,bukannya melalui inventaris, daftar pertanyaan, atau mesin. 4. Peneliti kualitatif melibatkan kerja lapangan. Peneliti secara fisik berhubungan dengan orang, latar, lokasi, atau institusi untuk mengamati atau mencatat perilaku dalam latar alamiahnya. 5. Peneliti kualitatif bersifat deskriptif dalam arti peneliti tertarik pada proses, makna, dan pemahaman yang didapat melaui kata atau gambar. 6. Proses penelitian kualitatif bersifat induktif dimana peneliti membangun abstraksi, konsep, hipotesa, teori, dan rincian.

Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Selanjutnya, Bogdan dan Biklen (Moleong, 2004: 4) mengatakan lima karakteristik penelitian kualitatif, yaitu: (1) Penelitian kualitatif mempunyai setting alamiah, dan peneliti adalah insrtumen kunci, (2) penelitian kualitatif bersifat deskriptif, (3) penelitian ini lebih mengutamakan proses namun tidak melupakan produk atau hasil, (4) penelitian kualitatif sering menganalisis datanya secara induktif, dan (5) makna adalah hal yang esensial dalam pendekatan kualitatif. Sebagaimana penelitian secara deskriptif lainnya, penelitian ini bertujuan untuk melakukan pencandraan (deskripsi) secara sistematis, dan faktual (Suryabrata, 2005: 75). Pengecekan langsung ke latar penelitian yang alamiah dilakukan untuk memahami konteks situasi secara menyeluruh karena cara terbaik untuk memahami suatu tindakan atau peristiwa di suatu latar tertentu adalah dengan mengamatinya secara langsung. Pengamatan secara langsung ini memungkinkan peneliti untuk mengetahui dimana, bagaimana, dan dalam kondisi apa suatu peristiwa terjadi. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah studi kasus. Creswell (2010: 20) menjelaskan bahwa: Studi kasus merupakan strategi penelitian dimana di dalamnya peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu. Sedangkan menurut Yin (1996: 18) mendefinisikan studi kasus yang lebih teknis, yaitu: Studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan jelas, dan dimana multi sumber bukti dimanfaatkan.

Sevila (1993: 74) menjelaskan bahwa pendekatan studi kasus sangat berguna untuk meneliti, mencari kesimpulan, dan menemukan pola kecenderungan serta arah lain yang dapat digunakan dalam membuat dugaandugaan pertumbuhan dan perkembangan di masa yang akan datang. B. Definisi Konseptual 1. Pendidikan Agama Islam (PAI) Seperangkat pembelajaran pada bidang studi yang dibelajarkan dengan dukungan komponen pendidikan. Pendidikan agama Islam merupakan mata pelajaran yang membimbing siswa agar berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam. 2. Berbasis Multikulturalisme Pendidikan yang berlandaskan pada aspek keragaman baik dari segi agama, etnis, suku, dan ras. Pembelajaran mesti memberdayakan hidup. Siswa mesti dibantu untuk kian mampu hidup sebagai manusia bermartabat, bersama manusia lain, dan memperlakukan mereka dengan bermartabat pula. 3. Toleransi Penghargaan terhadap sesama manusia dalam konteks kehidupan harmonis. Toleransi juga merupakan kemampuan untuk menghormati sifat dasar, keyakinan, dan perilaku yang dimiliki oleh orang lain.

C. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini memilih lokasi di SMA Negeri 3 Palu dengan beberapa pertimbangan. Pertama, sekolah ini merupakan salah satu sekolah percontohan yang berada di kota Palu dan sekolah yang mampu mengembangkan pendidikan berbasis keunggulan lokal. Kedua, sekolah ini memiliki siswa, guru, tenaga administrasi dari berbagai etnis, suku, dan agama yang beragam, yang menjadikan sekolah ini sebagai prioritas peneliti. Suasana kondusif yang ditampilkan sekolah ini juga kegiatan pembelajaran. Hal ini menjadi inti dari penelitian tentang kehidupan multikultural. Ketiga, kesiapan dan kesediaan pihak sekolah yang memberi izin untuk melakukan penelitian serta mengharapkan hasil temuan penelitian ini dapat dijadikan bahan pemikiran, dasar pertimbangan, umpan balik, serta evaluasi terhadap kebijakan-kebijakan, strategi-strategi, serta implementasi pembinaan pendidikan agama Islam berbasis multikulturalisme di sekolah. 2. Subyek penelitian Subyek penelitian dalam penelitian kualitatif menurut Nasution (1996: 32) adalah Sumber yang dapat memberikan informasi, dapat berupa hal, peristiwa, manusia, situasi yang diobservasi atau yang dapat diwawancarai. Sedangkan yang menjadi subyek penelitian adalah siswa SMA Negeri 3 Palu, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru bidang studi Pendidikan Agama Islam,

pegawai Tata Usaha, petugas keamanan, pegawai kantin, orang tua, dan beberapa orang masyarakat yang tempat tinggalnya berdekatan dengan lokasi penelitian. D. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data pada penelitian ini, peneliti menggunakan beragam metode pengumpulan data seperti observasi/pengamatan, wawancara, dan analisis dokumen. Mc Millan & Schumacher (Sugiyono, 2006: 253) mengemukakan bahwa Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif mengandalkan teknik pengamatan berperan serta, wawancara, dan dokumen Sejalan dengan itu Miles dan Huberman (Cresswell, 1994: 143) mengemukakan bahwa: Menentukan ukuran yang harus dipertimbangkan peneliti dalam pengumpulan data, yaitu latar (tempat penelitian akan berlangsung), pelaku (orang yang akan diamati dan diwawancarai), peristiwa (apa yang diamati dan diwawancarai), dan proses (sifat kejadian yang dilakukan di dalam latar). 1. Observasi Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: Observasi, merupakan teknik yang memungkinkan peneliti mencari inferensi (kesimpulan) ihwal makna dan sudut pandang responden, kejadian, peristiwa, atau proses yang diamati. Tujuan dari observasi adalah peneliti melihat sendiri pemahaman yang tidak terucapkan (tacit understanding), bagaimana teori digunakan langsung (theory-in-use), dan sudut pandang responden yang mungkin tidak tercungkil lewat wawancara atau survai (Alwasilah, 2009: 155). Aspek yang diobservasi

meliputi; sudut pandang responden, kejadian, peristiwa atau proses yang diamati. Sedangkan observasi menurut Moleong (2008: 175) adalah:...pengamatan memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subyek sehingga memungkinkan pula peneliti menjadi sumber data; pengamatan memungkinkan pembentukan pengetahuan yang diketahui bersama, baik dari pihaknya maupun dari pihak subjek. Manfaat dari teknik observasi berdasarkan dasar-dasar metodologi penelitian (Patton, 1998: 136-138) yaitu, sebagai berikut: a. Merupakan alat yang murah, mudah dan langsung untuk mengadakan penelitian terhadap berbagai macam fenomena sosial yang terjadi. b. Para responden yang sangat sibuk pada umumnya tidak berkberatan jika ia diamati. Ia akan berkeberatan jika diminta untuk mengisi daftar pertanyaan melalui angket, atau berkeberatan untuk diwawancarai, karena kesibukannya. c. Banyak peristiwa psikis penting yang tidak mungkin dapat diperoleh dengan cara menggunakan teknik quisioner dan wawancara, tetapi hal ini dapat diperoleh dengan cara menggunakan teknik observasi atau pengamatan secara langsung. Teknik ini dilaksanakan oleh peneliti guna mengamati kebijakan kepala sekolah dalam hal pembinaan pendidikan agama Islam berbasis multikulturalisme. Pengamatan tehadap proses pembelajaran kurikuler maupun ekstra kurikuler, interaksi guru dan siswa dalam dan di luar kelas, pergaulan antar siswa di dalam dan di luar kelas. Begitu pula, peneliti mengamati konteks pelayanan yang berbasis nilai-nilai multikultural, yakni mengamati jika ada diskriminasi terhadap agama atau suku tertentu. 2. Wawancara. Teknik ini dilaksanakan dengan metode tanya-jawab. Peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang menghendaki jawaban dari responden. Tujuan dari teknik ini adalah untuk mengumpulkan informasi yang tidak mungkin diperoleh

lewat observasi (Alwasilah, 2009: 154). Maksud mengadakan wawancara, seperti yang ditegaskan Lincoln dan Guba (Moleong, 2008: 186) antara lain: Mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain kebulatan; merekonstruksi kebulatankebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik dari manusia maupun bukan manusia (triangulasi); dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota. Dalam penelitian ini, peneliti melaksanakan tanya-jawab dengan beberapa informan. Hal ini peneliti lakukan untuk mendapatkan informasi atau data tentang penerapan PAI Berbasis Multikulturalisme di SMA Negeri 3 Palu. Informasi ini didapatkan dengan melakukan wawancara kepada kepala sekolah mengenai kebijakan-kebijakan apa yang ditempuh oleh beliau dalam mengaktualisasikan PAI Berbasis Multikulturalisme dengan tujuan mendapatkan informasi yang konkrit tentang pengembangan nilai-nilai toleransi di SMA Negeri 3 Palu. Selanjutnya, peneliti melakukan wawancara kepada guru untuk mengetahui tahaptahap pelaksanaan PAI Berbasis Multikulturalisme di SMA 3 Palu. Siswa sebagai peserta didik juga sebagai informan untuk menerangkan tentang pergaulan, kondisi pembelajaran. Sedangkan kepada staf administrasi, diharapkan untuk memberikan informasi tentang administrasi persekolahan, pelayanan administrasi dapat teraktualkan dalam pelayanan kepada guru dan siswa.

3. Dokumentasi. Pengadaan dokumentasi dalam penelitian untuk mendukung data-data penelitian. Dokumentasi itu dapat berupa dokumen teks, fotografi, Raport, Silabus dan RPP. Dalam penelitian ini, teknik ini digunakan dengan menganalisis data yang berupa RPP, daftar nilai, daftar hadir siswa, daftar hadir guru. Yang bertujuan untuk mensinkronkan tatalaksana pengelolaan pendidikan di SMA Negeri 3 Palu dengan tata kelola sistem Pendidikan Nasional. E. Sumber Data Adapun yang menjadi sumber data dalam mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari manusia, peristiwa atau suasana, dan dokumen yang ada di lingkungan SMA Negeri 3 Palu. Sumber data dari manusia meliputi informan, yaitu: Kepala sekolah, guru, siswa, karyawan, petugas keamanan, serta informan lain yang mendukung penelitian ini. Sumber data berupa peristiwa satau suasana adalah setiap peristiwa atau suasana yang terkait dengan aktivitas keseharian yang terdiri dari interkasi guru dan siswa, interkasi antar siswa, interkasi siswa dengan karyawan yang berhubungan dengan penerapan PAI berbasis Multikultural dalam pengembangan nilai toleransi di SMA Negeri 3 Palu. Hasil analisis dokumen juga merupakan sumber data yang dapat menunjang hasil penelitian.

F. Teknik Analisis Data Pada penelitian ini, penulis melakukan teknik analisis data melalui tiga langkah, yaitu: Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi (Miles dan Huberman, 1992:16). 1. Reduksi data; diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. 2. Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. 3. Penarikan kesimpulan/verifikasi. Dari permulaan pengumpulan data, periset kualitatif mencari makna dari setiap gejala yang diperoleh di lapangan, mencatat keteraturan atau pola penjelasan dan konfigurasi yang mungkin ada. Selama penelitian masih berlangsung, setiap kesimpulan yang ditetapkan akan terus menerus diverifikasi hingga benar-benar diperoleh konklusi yang valid dan kokoh. G. Validitas Data Untuk menetapkan keabsahan temuan memerlukan pengujian validitas data. Validitas menurut Alwasilah (2009: 169) adalah Kebenaran dan kejujuran sebuah deskripsi, kesimpulan, penjelasan, tafsiran, dan segala jenis laporan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang peneliti gunakan adalah kriteria yang sebagaimana Moleong (2008: 324-325) kemukakan sebagai berikut:

1. Derajat kepercayaan (kredibilitas). Kriteria ini berfungsi: pertama, melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai; kedua, mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti. 2. Kriteria keteralihan merupakan persoalan empiris bergantung pada kesamaan antara konteks pengirim dan penerima. Untuk melakukan pengalihan tersebut seorang peneliti hendaknya mencari dan mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteks. Dengan demikian peneliti bertanggung jawab untuk menyediakan data deskriptif secukupnya jika ia ingin membuat keputusan tentang pengalihan tersebut. 3. Ketergantungan merupakan substitusi istilah reabilitas dalam penelitian yang non kualitatif. Pada cara non kualitatif, reabilitas ditunjukan dengan jalan mengadakan replikasi studi. Jika dua atau beberapa kali diadakan pengulangan suatu studi dalam suatu kondisi yang sama dan hasilnya secara esensial sama, maka dikatakan reabilitasnya tercapai. 4. Kriteria kepastian berasal dari konsep objektivitas menurut non kualitatif. Non kualitatif menetapkan objektivitas dari segi kesepakatan antarsubjek. Sedangkan teknik pemeriksaan keabsahan data, peneliti melaksanakan teknik: 1. Triangulasi Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu (Moleong, 2008: 330). Teknik triangulasi ini bisa berupa sumber data, teknik pengambilan data, dan triangulasi waktu (Sugiyono, 2006: 307). a. Triangulasi sumber, untuk mengkaji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Sebagai contoh, untuk mengkaji kredibilitas data b. Triangulasi teknik, untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik berbeda. Misalnya data yang diperoleh dari wawancara, lalu dicek dengan observasi atau dokumentasi. Bila dengan teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut dengan sumber data yang bersangkutan atau yang lain untuk memastikan data mana yang dianggap benar, atau mungkin semuanya benar tapi sudut pandangnya yang berbeda-beda. c. Triangulasi waktu, waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu dan situasi berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.

2. Pemeriksaan sejawat Teknik ini dilakukan dengan cara mengajak rekan-rekan sejawat untuk mendiskusikan hasil sementara yang diperoleh dari penelitian ini. Peneliti menerima masukan, saran, dan kritikan dari rekan-rekan agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran. 3. Member check Teknik ini digunakan setelah peneliti mentafsirkan data yang didapat dari penelitian kemudian dibacakan atau diperlihatkan kembali untuk mendapatkan konfirmasi bahwa tafsiran itu apakah sesuai dengan pandangan mereka.