BAB 1 PENDAHULUAN. dari 3 bulan dan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan. Penurunan fungsi ginjal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2007) dan Burden of Disease, penyakit ginjal dan saluran kemih telah

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh mereka yang menderita gagal ginjal (Indraratna, 2012). Terapi diet

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Di

I. PENDAHULUAN. urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Brunner dan Suddarth, 2002)

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya semakin meningkat setiap tahun di negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Disease: Improving Global Outcomes Quality (KDIGO) dan the Kidney Disease

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan suatu keadaan klinis

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan jumlah. penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi menggantikan sebagian fungsi ginjal. Terapi pengganti yang. adalah terapi hemodialisis (Arliza, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik merupakan kerusakan ginjal atau penurunan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dunia sehingga diperlukan penanganan dan pencegahan yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN. dari mulai faal ginjal normal sampai tidak berfungsi lagi. Penyakit gagal ginjal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah salah satu penyakit dengan risiko

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan irreversibel akibat berbagai penyakit yang merusak nefron

BAB I PENDAHULUAN. dan progresif, kadang sampai bertahun-tahun, dengan pasien sering tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN. banyak pabrik-pabrik yang produk-produk kebutuhan manusia yang. semakin konsumtif. Banyak pabrik yang menggunakan bahan-bahan

BAB. I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan

BAB I PENDAHULUAN. irreversible. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang banyak dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini mampu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau End Stage Renal Desease (ESRD) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

PERBEDAAN PENYEBAB GAGAL GINJAL ANTARA USIA TUA DAN MUDA PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM V YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara optimal untuk membuang zat-zat sisa dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal kiri letaknya lebih tinggi dari ginjal kanan, berwarna merah keunguan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan,

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular. 2

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Chronic Kidney Disease (CKD) atau Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah kerusakan ginjal yang menyebabkan ginjal tidak dapat membuang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghambat kemampuan seseorang untuk hidup sehat. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ DARAH PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. secara menahun dan sifatnya irreversibel, ditandai dengan kadar ureum dan

PERILAKU PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK STADIUM V DALAM MEMPERTAHANKAN KADAR NORMAL BUN DAN KREATININ. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. merah atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar hemoglobin normal. umumnya berbeda pada laki-laki dan perempuan. Untuk pria, anemia

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan lambat. PGK umumnya berakhir dengan gagal ginjal yang memerlukan terapi

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari tiga bulan, dikarakteristikan

menunjukkan 19,7% diderita oleh perempuan dewasa perkotaan, 13,1% lakilaki dewasa, dan 9,8% anak-anak. Anemia pada perempuan masih banyak ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh: Seno Astoko Putro J

BAB I PENDAHULUAN. CKD merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia yang berdampak besar pada

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 15,2%, prevalensi PGK pada stadium 1-3 meningkat menjadi 6,5 % dan

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin.

BAB I PENDAHULUAN. angka ini meningkat menjadi 219 pasien dan tahun 2013 menjadi 418 pasien. Bila

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik seperti Glomerulonephritis Chronic, Diabetic

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Indonesia. Pertama, kurang energi dan protein yang. kondisinya biasa disebut gizi kurang atau gizi buruk.

I. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi

BAB I PENDAHULUAN. komposisi cairan tubuh dengan nilai Gloumerulus Filtration Rate (GFR) 25%-10% dari nilai normal (Ulya & Suryanto 2007).

BAB 1 : PENDAHULUAN. SDKI tahun 2007 yaitu 228 kematian per kelahiran hidup. (1)

BAB I PENDAHULUAN. kronik atau disebut chronic kidney disease(ckd). Chronic kidney disease

BAB I PENDAHULUAN. secara menahun dan umumnya bersifat irreversibel, ditandai dengan kadar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

I. PENDAHULUAN. keluhan maupun gejala klinis kecuali sudah terjun pada stadium terminal (gagal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan angka kejadian yang masih cukup tinggi. Di Amerika Serikat, UKDW

GAMBARAN STATUS BESI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kehamilan. Anemia fisiologis merupakan istilah yang sering. walaupun massa eritrosit sendiri meningkat sekitar 25%, ini tetap

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kejang demam merupakan salah satu kejadian bangkitan kejang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif


BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. mengukur hemoglobin pada sejumlah volume darah. Kadar normal hemoglobin

BAB 1 PENDAHULUAN. Penurunan atau kegagalan fungsi ginjal berupa penurunan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan salah satu masalah kesehatan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Chronic Kidney Disease (CKD) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan kelainan dari struktur atau fungsi ginjal. Keadaan ini muncul selama lebih dari 3 bulan dan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan. Penurunan fungsi ginjal dapat menimbulkan gejala pada pasien PGK (NKF-KDIG, 2013). Jika terjadi kerusakan ginjal yang berat maka produksi eritropoetin di ginjal terganggu akhirnya produksi sel darah merah berkurang. Seiring dengan perdarahan, defisiensi besi, kerusakan ginjal, dan diikuti dengan penurunan laju filtrasi glomerulus, maka derajat anemia akan meningkat (Suhardjono 2009). Salah satu gejala yang sering terjadi pada pasien yang mengalami anemia adalah pasien terlihat pucat (anemis), mudah lelah, lesu, badan lemah, pusing, mata berkunangkunang, nafas sesak, dan penurunan kadar hemoglobin dalam darah. Keluarga Pasien gagal ginjal kronik masih memiliki pengetahuan yang kurang tentang anemia, sehingga masih banyak pasien yang mengalami anemia. Menurut World Health Organization (WHO), antara tahun 1995-2025 diperkirakan akan terjadi peningkatan pasien dengan penyakit ginjal 41,4% di Indonesia. Prevalensi anemia pada pasien GGK menurut World Health Organizatin (WHO) adalah 84,5% dengan prevalensi pada pasien dialysis kronis menjadi 100% dan 73% pada pasien pradialisis. Pada tahun (2006), di Amerika serikat penyakit ginjal kronik menempati urutan ke-9 sebagai penyebab kematian 1

2 paling banyak. Menurut data URDS 2010 angka kejadian anemia pada gagal ginjal kronik stadium 1-4 di Amerika yaitu sebesar 51,8 dan kadar Hb rata-rata pada gagal ginjal kronik tahap akhir 9,9 g/dl (PERNIFER, 2011). Di Indonesia, insiden terjadinya penyakit ginjal kronik yaitu 100-150 per satu juta penduduk pada tahun (2005). Di ponorogo, pada tahun 2017 jumlah pasien gagal ginjal kronik mulai bulan januari sampai bulan desember sejumlah 2.708 dengan ratarata perbulan sebanyak 226 pasien (Rekam medik RSUD Dr. Harjono Ponorogo). Ketidakmampuan ginjal dalam menjalankan fungsinya menyebabkan terjadinya akumulasi produk sisa metabolisme dan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh yang akan mempengaruhi keseimbangan seluruh sistem tubuh. Banyak pasien hemodialisis dihadapkan pada problem kesehatan yang berhubungan dengan gagal ginjal kronik, salah satu dan mayoritas problem tersebut adalah anemia, yang berkembang sejak awal pasien terkena gagal ginjal kronik dan berkontribusi pada penurunan kualitas hidup pasien. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya kemungkinan efek samping yang terjadi, termasuk komplikasi dan kematian karena penyakit kardiovaskuler (Lankhorts dan Wish, 2010). Banyak pasien Gagal Ginjal Kronik yang mengalami anemia. Tetapi mereka tidak mengetahui hal tersebut, karena kurangnya pengetahuan keluarga tentang anemia. Minimnya pengetahuan dan minimnya adanya penyuluhan tentang anemia sangatlah berpengaruh terhadap tingginya angka kejadian anemia. Kurangnya pengetahuan tentang sumber makanan juga dapat mempengaruhi angka kejadian anemia, sehingga banyak pasien yang harus menjalani transfusi darah. Keluarga merupakan mata rantai pertama dan utama

3 sebagai identifikasi awal anggota keluarga yang mengalami anemia. Berbagai hambatan dalam merubah gaya hidup dapat terjadi dan mempengaruhi pasien maupun keluarga dalam menghadapi anemia, keadaan ini dapat mempengaruhi kondisi penderita yang semakin memburuk. Menurut Penelitian Ombuh (2013), pasien PGK yang melakukan hemodialisa seluruhnya mengalami anemia. Anemia pada PGK akan berdampak pada penurunan fisik, peningkatan mortalitas serta morbiditas, dan kualitas hidup, serta meningkatkan biaya dan lama rawat inap, anemia juga merupakan faktor resiko terjadinya penurunan fungsi kognitif. Banyak faktor yang bisa menjadi penyebab anemia, diantaranya yaitu berkurangnya produksi eritropoetin, berkurangnya umur eritrosit, anemia karena defisiensi besi terjadi karena kekurangan cadangan zat besi, zat besi yang tidak adekuat mengakibatkan berkurangnya sintesis hemoglobin sehingga menghambat proses pematangan eritrosit, perdarahan baik akut maupun kronis mengakibatkan penurunan total sel darah merah dalam sirkulasi. Anemia pada umumnya menjadi lebih berat pada penurunan fungsi ginjal. Semakin menurunnya fungsi ginjal (ditandai dengan stadium yang bertambah dan GFR yang menurun), maka prevalensi anemia semakin meningkat (Isnenia, 2008). Langkah awal yang akan dilakukan untuk menghadapi berbagai masalah yang terjadi yaitu dengan meningkatkan pengetahuan keluarga pasien gagal ginjal kronik tentang anemia. Pemberian suplemen zat besi baik secara oral maupun intravena akan membantu meningkatkan kadar hemoglobin pada pasien gagal ginjal kronik. Selain itu pemberian edukasi tentang diet tinggi zat besi, protein,

4 asam folat, eritropoetin rekombinan dan vitamin B12 dari ahli gizi sangat diperlukan untuk dapat memelihara status hemoglobin agar tetap normal (Nanda, 2016). Salah satu peran perawat yaitu memberikan kenyamanan fisik dan psikologis kepada individu. Sebagai perawat dukungan yang dapat diberikan yaitu berupa diskusi bersama dalam memecahkan masalah, pemberian keamanan serta peningkatan harga diri pasien. Perawat dan keluarga haruslah melakukan pendekatan pada pasien gagal ginjal kronik dengan cara memberikan health education khususnya tentang anemia untuk merubah pengetahuan yang buruk dalam penanganan anemia pada pasien gagal ginjal kronik. Penelitian ini diharapkan dapat mengurangi kebutuhan tranfusi, meningkatkan fungsi kognitif, mencegah terjadinya komplikasi seiring dengan lamanya penyakit, komplikasi tersebut antara lain dislipidemia, hiperkalemia, acidosis metabolic, anemia, gangguan tulang dan mineral, serta mengurangi angka kesakitan pada pasien gagal ginjal kronik. Fenomena anemia pada pasien PGK sangatlah tinggi, maka penulis akan mengidentifikasi pengetahuan keluarga pasien gagal ginjal kronik tentang anemia. 1.1 Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah penelitian adalah bagaimana Pengetahuan keluarga pasien gagal ginjal kronik tentang anemia Di RSUD Dr. Hardjono Ponorogo Kabupaten Ponorogo.

5 1.2 Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengetahuan keluarga pasien gagal ginjal kronik tentang anemia di RSUD Dr. Harjono Kabupaten Ponorogo. 1.3 Manfaat Penelitian 1.3.1 Manfaat Teoritis 1. Bagi IPTEK Penelitian ini menambah atau memperkaya pengetahuan di penyakit dalam, dan memperoleh informasi tentang anemia pada Gagal Ginjal Kronik. 2. Bagi Institusi (Fakultas Ilmu Kesehatan) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau tambahan materi dalam pembelajaran mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah. 3. Bagi Peneliti a. Memenuhi tugas akhir penelitian sebagai syarat kelulusan dan gelar Ahli Madya Keperawatan. b. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah dipelajari selama menjalani pendidikan keperawatan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. c. Menambah, wawasan, pengetahuan, dan keterampilan peneliti.

6 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Rumah Sakit Penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai pengetahuan keluarga pasien gagal ginjal kronik tentang anemia. Dan juga bisa meningkatkan mutu pelayanan keperawatan pada pasien gagal ginjal kronik apabila terdapat banyak keluarga pasien yang kurang mengerti tentang anemia. 2 Bagi Masyarakat Penelitian ini bagi masyarakat dapat berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan keluarga pasien gagal ginjal kronik tentang anemia. 3 Bagi Keluarga Pasien Gagal Ginjal Kronik Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi keluarga pasien gaagl ginjal kronik dalam mengontrol status Hb agar tidak terjadi anemia. 4 Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini bisa digunakan untuk dokumen ilmiah dan bahan masukan yang bermanfaat untuk mengembangkan ilmu dan juga dapat digunakan sebagai bahan perbandingan peneliti selanjutnya terutama untuk penelitian yang serupa di RS lain.

7 1.5 Keaslian Penelitian Pada dasarnya penelitian ini di teliti oleh mahasiswa universitas yang ada di Indonesia, tetapi setiap peneliti memiliki persamaan serta perbedaan yang mereka teliti di antaranya: 1. Ma shumah (2014) melakukan penelitian dengan judul Hubungan Asupan Protein Dengan Kadar Ureum, Kreatinin, dan Kadar Hemoglobin Darah pada Penderita Gagal Ginjal Kronik Hemodialisa Rawat Jalan Di RS Tugurejo Semarang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui mengetahui hubungan Asupan Protein Dengan Kadar Ureum, Kreatinin, dan Kadar Hemoglobin Darah pada penderita Gagal Ginjal Kronik Hemodialisa Rawat Jalan Di RS Tugurejo Semarang. Jenis penelitian diskriptif analitik menggunakan pendekatan cross sectional. a. Perbedaan peneliti yang akan dilakukan yaitu terletak di lokasi penelitian, desain penelitian (deskriptif), teknik menggunakan purposive sampling. b. Persamaannya adalah pada variabelnya, yaitu sama-sama meneliti kadar hemoglobin pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. 2. Ombuh (2013) melakukan penelitian dengan judul status besi pada pasien penyakit ginjal kronik yang sedang menjalani hemodialisa di BLU RSU. Prof. Dr. R. D Kandou Manado. Tujuan penelitian yaitu untuk melihat status besi pada pasien PGK. Metode yang digunakan deskriptif dengan melihat data rekam medic para pasien yang sedang menjalani hemodialisa dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan pada pasien PGK yang menjalani hemodialisa semuanya mengalami anemia.

8 a. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan yaitu terletak di lokasi penelitian. b. Persamaan penelitian yang akan dilakukan adalah pada variabelnya yaitu sama-sama meneliti pasien gagal ginjal kronik, desain penelitian deskriptif, teknik purposive sampling. 3. Anisatul Hamidah (2011) tentang korelasi kadar Hemoglobin dengan saturasi transperin pada penderita Gagal Ginjal Kronik yang anemia di RSUD Dr. IskakTulungagung. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif analitik dengan dngan rancangan observasional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 pasien yang diambil secara purposive sampling dengan criteria sebagai berikut: kadar kreatinin tinggi, kadar ureum tinggi, dan kadar hemoglobin rendah yang memiliki riwayat gagal ginjal kronik. a. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan terletak pada lokasi penelitian. b. Persamaan penelitian yang akan dilakukan adalah terletak pada variabelnya yaitu sama-sama meneliti kadar Hemoglobin pada pasien gagal ginjal kronik. Desain penelitian (deskriptif). Teknik Purposive Sampling.