METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari - Mei 2015 di Laboratorium

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Desember 2014, bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Desember di Laboratorium Biomasa Universitas Lampung.

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di UPT Laboratorium Terpadu dan Sentra Inovasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan pada bulan Maret Juli 2014, bertempat di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

BAB 3 METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus April 2013, bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.)

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) ABSTRAK

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

Bab III Metodologi Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

Lampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng. Universitas Sumatera Utara

ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juli 2012 di Laboratorium Kimia Fisika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAB III METODE PENELITIAN. vitro pada bakteri, serta uji antioksidan dengan metode DPPH.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

Lampiran 1. Surat Identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-Desember 2013, bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2014 Mei 2015 di UPT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

3 Percobaan dan Hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebanyak 400 gram sampel halus daun jamblang (Syzygium cumini)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah bagian daun tumbuhan suren (Toona sinensis

OLEH Burhanuddin Taebe Andi Reski Amalia Sartini

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Persentase inhibisi = K ( S1 K

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Ekstraksi, Fraksinasi dan Uji Bioaktivitas (Skrining Senyawa Bioaktif)

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KANDUNGAN KIMIA DALAM EKSTRAK n-heksan DARI BUAH TANAMAN KAYU ULES (Helicteres isora L.)

III. BAHAN DAN METODA

LEMBAR PENGESAHAN. Jurnal yang berjudul Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Daun Tembelekan. Oleh Darmawati M. Nurung NIM:

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

PERCOBAAN 04 KROMATOGRAFI KOLOM DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS : ISOLASI KURKUMIN DARI KUNYIT (Curcuma longa L.) DAN PEMISAHAN ZAT (KI- 2051)

BABm METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

Lampiran 1. Pembuatan Media Pertumbuhan. Untuk membuat larutan f/2-si Guillard, sebelumnya terlebih dahulu disiapkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. (1965). Hasil determinasi tanaman. Determinasi dari suatu tanaman bertujuan untuk mengetahui kebenaran

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA AKTIF DAUN SENGGANI (Melastoma candidum D.Don) TERHADAP Bacillus Licheniformis.

METODELOGI PENELITIAN. Umum DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dan Laboratorium. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dalam waktu 4

dalam jumlah dan variasi struktur yang banyak memungkinkan untuk memmpelajari aplikasinya untuk tujuan terapeutik. IV.

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Bawang Sabrang (Eleutherine palmifolia (L.) Merr).

Lampiran 1. Surat identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

ISOLASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN Nerium oleander

METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari - Mei 2015 di Laboratorium Terpadu dan Sentra Inovasi Teknologi, Universitas Lampung. Analisis IR dilakukan di laboratorium Kimia Organik FMIPA Universitas Gadjah Mada. B. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alat-alat gelas, mesin pemutar vakum rotavator BUCHI, satu set perlengkapan mikrobiologi, autoclave TOMY/SX-300, Laminar Air Flow ESCO, inkubator Memert, satu set perlengkapan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan plat aluminium silika gel 60 F254 (Merck) dan C18, satu set perlengkapan kromatografi kolom, lampu UV, Spektrofotometer UV-Vis cary 100, dan Medium Pressure Liquid Chromatography (LCMS) BUCHI. Bahan biomaterial terdiri dari spesimen spons dan spesimen bakteri. Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi dan kromatografi berkualitas teknis yang telah didestilasi sedangkan untuk analisis spektrofotometer berkualitas pro-analisis (p.a). Bahan kimia yang dipakai yaitu etil astet (EtOAc), metanol (CH3OH), etanol (C2H5OH), akuades (H2O), diklorometana (CH2Cl2), n-heksana (n-c6h14),

27 asam sulfat (H2SO4), barium klorida (BaCl2), media Nutrien Agar (NA), kloramfenikol, Kalium Iodida (KI), pereaksi Dragendorff, dan serium (IV) sulfat. C. Prosedur Penelitian 1. Biomaterial Pada penelitian ini digunakan lima jenis spons dengan kode 0902C25, 0902D39, 0901A03, 0904H61, dan 0901A07. Kelima jenis spons tersebut bersumber dari Perairan Kupang dan dideposit di Laboratorium Terpadu dan Sentra Inovasi Teknologi, Universitas Lampung. Bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas sp., dan Proteus sp. diperoleh dari koleksi Laboratorium Mikrobiologi RSUD Abdul Moeloek, Bandar Lampung. 2. Maserasi Maserasi dilakukan dengan merendam sampel spons dalam pelarut metanol selama 3 x 24 jam (Aoki et al., 2006), kemudian dipekatkan dengan mesin pemutar vakum rotavator pada temperature 38 C dan tekanan 103 mbar sehingga diperoleh ekstrak kasar spons. Ekstrak yang diperoleh disimpan dalam wadah tertutup lalu disimpan pada tempat yang bersih dan kering hingga mendapat perlakuan lebih lanjut. 3. Partisi (ekstraksi cair-cair) Ekstrak metanol spons dilarutkan dalam larutan partisi etil asetat-air (4:3) dalam corong pisah. Larutan dikocok beberapa kali dan didiamkan hingga terbentuk dua fasa. Masing-masing fasa dipisahkan sehingga diperoleh dua fraksi, yaitu fraksi

28 air dan fraksi etil asetat. Kedua fraksi tersebut dipekatkan menggunakan mesin vakum ratavator hingga diperoleh ekstrak pekat. 4. Uji Bioaktivitas Uji bioaktivitas terdiri dari tiga tahap, yaitu uji resistensi, skrining spons aktif antibakteri, dan uji aktivitas antibakteri senyawa hasil isolasi. Ketiga uji ini dilakukan dengan menggunakan metode disc diffusion test (Bauer et al., 1966) atau uji difusi yang dilakukan dalam media agar. a. Uji resistensi bakteri Untuk menguji resistensi bakteri Staphylococcus aureus dilakukan pengujian menggunakan kloramfenikol dalam media agar. Sebagai pembanding digunakan bakteri Proteus sp. dan Pseudomonas sp. Media Nutrien Agar (NA) disterilkan terlebih dahulu dalam autoclave bersamaan dengan petri dish, tabung reaksi, dan ring selama 2 jam pada suhu 121 o C. Media NA yang telah steril dituangkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan bakteri uji, kemudian dituang ke petri dish dan didiamkan beberapa saat hingga media NA membentuk semi padat. Kloramfenikol dengan dosis 12,5 µg, 25 µg, dan 50 µg dimasukkan ke dalam cincin yang berbeda di atas media NA yang telah diinokulasi bakteri. Kultur dimasukkan kedalam inkubator selama ± 18 jam pada suhu 37 o C dan diamati zona hambat yang dihasilkan. Bakteri bersifat resisten terhadap kloramfenikol jika zona hambat yang dihasilkan 12 mm (Bauer et al., 1966).

29 b. Skrining spons aktif antibakteri Skrining dilakukan untuk menguji dan memilih spesimen spons yang paling aktif. Media NA yang telah steril dituangkan ke tabung reaksi dan dinokulasikan bakteri resisten S. aureus. Kultur dituangkan ke petri dish dan didiamkan beberapa saat hingga membentuk semi padat. Metanol digunakan sebagai kontrol negatif dan kloramfenikol sebagai kontrol positif dengan dosis 50 µg. Masing-masing sampel uji dimasukkan ke dalam cincin yang berbeda. Dosis untuk masing-masing ekstrak metanol dari lima jenis spons adalah 100 µg. Kultur dimasukkan kedalam inkubator selama ± 18 jam pada suhu 37 o C dan diamati zona hambat yang dihasilkan. c. Uji aktivitas antibakteri Uji aktivitas antibakteri dilakukan pada fraksi hasil partisi dan senyawa isolat. Dalam pengujian pada tahap ini, untuk mendifusikan sampel uji digunakan paper disk whatman no.41 berdiameter 6 mm. Dalam pengujian bioaktivitas fraksi hasil partisi dan senyawa isolat, pelarut yang digunakan (etil asetat dan air) digunakan sebagai kontrol negatif dan sebagai kontrol positif digunakan kloramfenikol 50 µg. Sebanyak 2 ml dari masingmasing fraksi diuapkan kemudian dilarutkan kembali dengan pelarut terkait untuk mendapatkan dosis total 50 µg (fraksi hasil partisi), 25 µg dan 50 µg (senyawa isolat). Semua sampel uji disuntikkan menggunakan mikropipet pada paper disk yang berbeda sebanyak 10 µl. Disamping itu, sebanyak 1 ose bakteri resisten S. aureus diambil dari biakan lalu disuspensikan dalam tabung reaksi yang

30 mengandung 5 ml NaCl 0,9%. Kekeruhan suspensi dibandingkan dengan larutan standar McFarland 0,5. Cotton steril dicelupkan dalam suspensi dan ditiriskan dipinggir-pinggir tabung lalu dioleskan pada media NA kering. Paper disk kering yang telah mengandung sampel uji diletakkan di atas kultur. Kultur dimasukkan kedalam inkubator selama ± 18 jam pada suhu 37 o C dan diamati zona hambat yang dihasilkan dengan menggunakan mistar. 5. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Ekstrak spons ditotolkan pada plat KLT-silika yang kemudian dielusi dengan campuran pelarut organik. Elusi dilakukan dalam wadah tertutup. Kromatogram yang dihasilkan diamati dan dihitung nilai Rf-nya. Untuk menganalisis komponen senyawa alkaloid dalam sampel ekstrak spons, dilakukan uji kualitatif dengan menggunakan pereaksi uji spesifik visualisasi KLT. Zat visualisasi yang digunakan adalah pereaksi Dragendorff dan serium sulfat. Pereaksi Dragendorff digunakan untuk mengetahui kandungan senyawa alkaloid (N tersier) dalam campuran yang ditandai dengan timbulnya noda merah jingga pada kromatogram KLT. Sedangkan serium sulfat digunakan untuk mengetahui kandungan senyawa organik dalam sampel dengan ditandai timbulnya noda berwarna coklat kehitaman. 6. Fraksinasi menggunakan kromatografi kolom Ekstrak kasar spons difraksinasi menggunakan metode kromatografi kolom. Kolom kromatografi dibuat dengan silika gel sebagai fasa diam, dan dielusi menggunakan pelarut yang disesuaikan dengan hasil uji pada KLT. Fraksi-fraksi

31 yang diperoleh dianalisis kembali dengan KLT dan diulangi hingga diperoleh komponen yang murni. Fraksi yang menunjukkan uji positif alkaloid dan memiliki aktivitas antibakteri selanjutnya dimurnikan dengan MPLC. 7. Pemurnian dengan Medium Pressure Liquid Chromatography (MPLC) MPLC digunakan untuk memurnikan senyawa dari fraksi hasil pemisahan sebelumnya pada kromatografi kolom. Sampel disuntikkan pada sistem pelarut metanol dan air, kemudian dipompa dengan tekanan 5-20 mbar melewati kolom (RP-18) dengan laju alir 25 ml/menit. Detektor yang digunakan adalah detektor UV λ220 nm, λ254nm. Hasil pemurnian/pemisahan puncak yang muncul dikumpulkan menggunakan tabung reaksi kemudian diuji bioaktivitasnya dan dikaraterisasi dengan spektrofotometer UV-Vis dan spektrofotometer IR. 8. Karakterisasi senyawa dengan spektrofotometer UV-Vis Fraksi yang telah murni diidentifikasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil analisis spektrofotometri UV-Vis dari isolat akan memberikan informasi suatu pita serapan, panjang gelombang, dan absorbansi. Senyawa yang mempunyai transisi n π* mengabsorpsi cahaya pada panjang gelombang 200-400 nm sedangkan senyawa yang mempunyai transisi n σ* mengabsorpsi cahaya pada panjang gelombang sekitar 200 nm (Creswell dkk., 1982). 9. Karakterisasi senyawa dengan spektrofotometer Infrared (IR) Spektrofotometer IR digunakan untuk mengetahui kandungan gugus fungsi pada senyawa isolat. Analisis gugus fungsi pada struktur alkaloid didasarkan pada spektrum serapan IR pada daerah bilangan gelombang 4000-600 cm -1.

32 Interpretasi spektrum diamati untuk karakteristik gugus fungsi N tersier pada vibrasi renggang di daerah sekitar 1300-900 cm -1 yang merupakan serapan karakteristik senyawa alkaloid (Silverstein et al., 2005).