BAB 1 PENDAHULUAN. Pergaulan anak muda tentu sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita,



dokumen-dokumen yang mirip
FENOMENA GENG MOTOR (Studi Kasus Di Kec. Kota Selatan Kota Gorontalo) Moh. Hidayat Ahmad, Farid Th. Musa S.Sos., MA,Funco Tanipu S.T.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yara Andita Anastasya,2013

BAB II WASPADA PENGARUH NEGATIF GENG MOTOR PADA REMAJA DI KOTA BANDUNG. adalah mengenai tindakan persuasif untuk pencegahan pengaruh negatif

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan yang dilakukan oleh geng motor sering terjadi di Kota-Kota Besar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kapitalisme global yang semakin kuat telah menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1. LATAR BELAKANG Kejahatan sebagai salah satu bentuk problema sosial merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. yang suka ugal-ugalan dan kebut-kebutan di jalan. Fakta adanya klub motor

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat di dunia tertarik pada jaringan modernisasi, baik itu yang

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA ANGGOTA KOMUNITAS MOTOR DI BANDUNG SKRIPSI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka membangun kerangka dasar hukum nasional, maka perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

BAB I. PENDAHULUAN. mudah dijumpai, dari jalanan Ibukota sampai di daerah-daerah bisa dipastikan ada

BAB I PENDAHULUAN. remaja yang mempunyai tujuan ideologi yang sama. Hal ini biasanya

BAB I PENDAHULUAN. yang padat dengan kemacetan lalu lintas sampai dengan jalanan kecil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mungkin senantiasa dibawa ke dalam kehidupan sehari-hari. tersebut adalah Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPPP).

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidak asing lagi di telinga masyarakat pengertian dan pemahaman tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. anak belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Segala sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan di masyarakat selalu mengalami banyak perubahan dari waktu

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya kebutuhan akan trend gaya hidup yang saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain, maka mereka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk selalu dapat bersaing dalam hal peningkatan mutu produk barang dan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat kesamaan dengan individu yang lain. Adapun kesamaan yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku manusia dapat berwujud perbuatan dan perkataan, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan gaya hidup. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Komnas Perlindungan Anak, yaitu Arist Merdeka Sirait dalam wawancara dengan

I. PENDAHULUAN. aspek. Banyak masyarakat dari daerah-daerah tertarik dan terinspirasi untuk masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. Waria adalah laki-laki yang menunjukan sikap dan perilaku di dalam diri yang

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sangat pesat, ini terlihat dari banyaknya penggemar-penggemar motor atau mobil

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. tanpa ada satu pun aparat keamanan muncul untuk mengatasinya. Selama ini publik Jakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, penggemar sepeda motor gede (moge) jumlahnya semakin bertambah dengan seiringnya

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara anak-anak yang dimulai saat

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat

BAB I PENDAHULUAN. karena dengan memiliki dan menggunakan sepeda motor dapat mendukung

efek stupor atau bingung yang lama dalam keadaan yang masih sadar serta menimbulkan adiksi atau kecanduan (Fransiska, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa remaja, terjadi proses pencarian jati diri dimana remaja banyak

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi di bidang komunikasi semakin maju pada era globalisasi

HUKUMAN MATI NARAPIDANA NARKOBA DAN HAK ASASI MANUSIA Oleh : Nita Ariyulinda *

BAB I PENDAHULUAN. nyawa korbannya. Kasus perampasan kendaraan ini diawali dari kota Depok

BAB I PENDAHULUAN. dunia pekerjaan, kemunculan komuitas hobi ini menjadi hal yang menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. yang semakin pesat, mempertinggi mobilitas

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbanyak ke-4 di dunia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. yang mereka tinggali sekarang ini contohnya dari segi sosial, budaya, ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia malam. Dua patah kata ini rasanya semakin sering beredar di telinga kita,

BAB I PENDAHULUAN. Skuter yang dirancang pabrikan Yamaha di Negara asal negeri sakura Jepang,

BAB I PENDAHULUAN. para pendiri bangsa ini ketika merumuskan ide tersebut.

2015 LADY BIKERS 250CC PLUS DALAM GAMBARAN FEMININITY DAN MASCULINITY

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional identik dengan cita-cita dan tujuan nasional, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Dan hal ini harus di dukung dengan adanya sarana transportasi yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan

BAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zenitha Vega Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap warga negara Indonesia hendaknya memiliki sikap dan perilaku untuk

BAB I PENDAHULUAN. merk Honda dan Yamaha dan roda empat banyak yang berlalu lalang berjalanjalan

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat mempengaruhi diri dan pola perilaku manusia. Tidak jarang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari - hari sistem pengendalian sosial (social control)

BAB I PENDAHULUAN. mendefinisikan kebutuhan pelanggan dengan hati-hati dalam merancang. produk yang sesuai keinginan dan harapan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. yang positif yang salah satunya meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO

BAB I PENDAHULUAN. berbicara dalam konteks pendidikan formal. Mahasiswa dalam peraturan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rinci masa remaja dibagi ke dalam 3 tahap yaitu: usia tahun adalah masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadaan saat ini dimana moralitas masyarakat telah dihegomoni oleh perkembangan budaya negatif yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat mencari kegiatan yang bisa memulihkan vitalitas beraktifitas, antara

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Bangsa dan negara Indonesia sejak proklamasi pada tanggal 17 Agustus

I. PENDAHULUAN. tidak akan terlepas dari manusia yang mendiami kota itu sendiri. Kota dengan

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan yang dimiliki masyarakat pada saat ini. Khususnya industri sepeda

BAB I PENDAHULUAN. Kasoos merupakan singkatan dari Kampung Scooter Owner Salatiga.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karena kehidupan manusia sendiri tidak terlepas dari masalah ini. Remaja bisa dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis baik dalam negeri ataupun luar negeri, setiap perusahan harus meningkatkan persaingan dengan cara terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan yang semakin ketat ini setiap perusahaan seperti. yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tindakan kekerasan yang terjadi di lingkungan masyarakat semakin

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi dan pasar bebas membuat kemajuan teknologi berkembang cepat

2015 PENYESUAIAN SOSIAL MANTAN ANGGOTA GENG MOTOR

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran 2011/2012. Bab 1 ini mencakup latar belakang masalah penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan cara pandang dan persepsi konsumen Indonesia tentang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pergaulan anak muda tentu sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita, karena anak muda kebanyakan yang sering melakukan beberapa kegiatan berbau positif. Akan tetapi, dari beberapa anak muda banyak yang menyimpang dari perilakunya seperti melakukan beberapa kegiatan-kegiatan negatif. Para remaja dalam kondisi kebingungan ini memilih cara dan jalan hidup masing-masing yang sedikit banyaknya dipengaruhi oleh orang tua dan lingkungan. Dua faktor inilah yang memberikan keputusan dan penafsiran akan persepsi mereka terhadap dunia (world of view). Persepsi sepihak yang ada di benak remaja ini akan membawa kepada arah hidup. Dengan kemajuan teknologi remaja dapat dengan mudah mengikuti trend dan mode yang berlaku. Remaja adalah pihak yang paling rentan terpengaruh geng motor yang marak diberitakan membahayakan keamanan dan ketertiban umum. Pada kenyataanya banyak remaja yang ikut terlibat secara lansung atau ikut-ikutan dengan geng motor ini dengan tidak mengetahui apa imbas sesungguhnya yang akan menentukan arah hidup mereka ke depan 1. Kelahiran geng motor, rata-rata diawali dari kumpulan remaja yang hobi balapan liar dan aksi-aksi yang menantang bahaya pada malam menjelang dini hari di jalan raya. Setelah terbentuk kelompok, bukan hanya hubungan emosinya yang menguat, dorongan untuk unjuk gigi sebagai komunitas bikers juga ikut 1 Ilham Prisgunanto; Fantasi Berkelompok Remaja Dalam Geng Motor (Pencegahan Kejahatan Lewat Konsep keluarga); Jurnal Studi Kepolisian; Edisi 074; Januari-April 2011; Hal. 166-167 1

meradang. Mereka ingin tampil beda dan dikenal luas. Caranya, tentu bikin aksiaksi yang sensasional. Mulai dari kebut-kebutan, tawuran antar geng, perlawanan terhadap aparat keamanan, dan lain sebagainya. Sampai saat ini sudah banyak tulisan berdasar penelitian atau kajian tentang dunia kaum muda. Tulisan-tulisan tersebut biasanya memusatkan perhatiannya pada seputar analisis moral dan perilaku kaum muda yang dianggap menyimpang atau keluar dari pakem yang semestinya. Kebanyakan kaum muda digambarkan sebagai kelompok usia yang waktunya dihabiskan semata-mata hanya untuk hura-hura, tidak lagi memegang norma yang masih diyakini masyarakat. Geng motor memang acap kali terdengar sebagai salah satu penyaluran hobi atau gaya hidup yang sangat glamor karena berbicara tentang geng motor dari semua aksesoris yang digunakan memang tidak murah. Jadi gaya hidup geng motor memang sangat mahal sehingga banyak anak muda atau kalangan pelajar menyalurkan hobi di geng motor. Geng adalah fenomena yang tidak asing lagi bagi semua orang di dunia, karena di setiap Negara pasti ada Geng. Begitu mendengar istilah biasanya membayangkan berbagai hal yang menakutkan atau menggerikan. Istilah geng yang dalam sering ditulis dalam gaya gaul anak muda sebagai genk, berasal dari vocabularyinggris gang, yang berarti kelompok atau gerombolan. Kependekan dari gangster yang terjemahannya adalah bandit atau penjahat. Sedangkan penulisan geng sebagai kata serapannya dalam bahasa Indonesia, jelas menyesuaikan pada fonetik asalnya. Paling tidak, agar berbeda dengan geng yang berarti celah atau lorong. Di kalangan remaja gaul di Indonesia, kemudian 2

berkembang gaya tulisan yang menyebut geng ini dengan ejaan pasar sebagai genk. Hal itu antara lain mengemuka seiring dengan muncul dan menguatnya fenomena genk motor di kalangan anak muda, khusunya kaum remaja. Meskipun sama sekali bukan hal baru, namun genk motor mencuat ke publik berkenaan dengan isu dan praktek kekerasan yang lekat dengannya 2. Kajian ini menemukan fakta budaya yang berkembang di kalangan remaja merupakan hasil interlasi antara konteks sosial-politik internasional, nasional, dan lokal. Bagimanapun, keberadaan geng remaja, dalam kenyataanya sangat dipengaruhi oleh suasana atauun semangat zaman yang melingkupi kehadirannya. Misalnya, kondisi bangsa indonesia pada tahun 1960-an hingga 2010, sesungguhnya masih dalam suasana kebatinan proses dekolonisasi atau proses kemerdekaan dari penjajahan Barat maupun jepang. Secara teoritis dan politik hukum (de jure) memang bangsa Indonesia tersebut telah merdeka, namun secara psikologis-ekonomis dan kebudayaan (de facto) ternyata Indonesia tidak serta merta sudah mandiri. Mental terjajah dan neo-kolonialisme merupakan dua faktor yang saling menjalin menjadi satu, sehingga generasi muda bangsa-bangsa Indonesia tersebt tetap terpesona dan ingin meniru apapun gaya hidu bangsabangsa bekas penjajahnya tersebut. Termasuk di dalamnya adalah meniru gaya music dan gaya berpakaian dari film-film Barat, yang notebene adalah bekas penjajahnya. 3 Perlu kita ketahui bersama, perbedaan geng motor resmi dan geng motor yang tidak resmi.geng motor tidak resmi adalah kumpulan orang-orang pecinta 2 Sidik Jatmika, M.Si, GENK REMAJA ;Anak Haram Sejarah ataukah Korban Globalisasi?; Kanisius 2010;Hal 5 3 Ibid hal-146 3

motor yang doyan kebut-kebutan, tanpa membedakan jenis motor yang dikendarai. Sedangkan Geng Motor resmi adalah biasanya mengusung merek tertentu atau spesifikasi jenis motor tertentu dengan perangkat organisasi formal, seperti HDC (Harley Davidson Club), Scooter (kelompok pecinta Vespa), kelompok Honda, kelompok Suzuki,Tiger,Mio.Ada juga Brotherhood kelompok pecinta motor besar tua. Tapi kalau soal aksi jalanan, semuanya sama saja. Kebanyakan sama-sama merasa jadi raja jalanan, tak mau didahului, apalagi disalip oleh pengendara lain. Sejarah awal geng motor di Indonesia bermula ketika ada empat geng motor yang paling besar di Bandung yakni Moonraker, Grab on Road (GBR), Exalt to Coitus (XTC) dan Brigade Seven (Brigez). Keempat geng itu sama- sama eksis dan memiliki anggota di atas 1000 orang. Kini mereka mulai menjalar ke daerah- daerah pinggiran Jawa Barat, seperti Tasikmalaya, Garut, Sukabumi, ciamis, Cirebon dan Subang. Inilah konon ruh dari semua geng motor di Bandung. Moonraker lahir pada tahun 1978. Sel-sel komunitas ini, dirajut oleh tujuhorang pemuda yang sama-sama hobibalap. Nama Moonraker diambil dari salah satu judul film James Bond yang kondang ketika itu. Awalnya mereka mengusung bendera berwarna putih-biru-merah dengan gambar palu arit di tengahnya. Namun, karena pemerintah Indonesia saat itu melarang ideologi tertentu yang identik komunisme (yang bersimbolkan palu arit), mereka lalu mengganti bendera kebanggaannya dengan warna merah-putih-biru, bergambar kelelawar. Gambar ini mereka adopsi dari lambang Hell Angel, sebuah kelompok motor di Amerika Serikat. Kelompok ini konsisten dengan sistem keorganisasiannya. Setiap tahun 4

ada penggantian kepengurusan dan membuat program-program kerja. Struktur Organisasinya terdiri atas Divisi Balap, Panglima Perang (Paper), dan Tim SWAT atau regu penyelamat. 4 Di atas merupakan sejarah awal dimana terbentuknya Geng motor di Indonesia. Secara konteks Kota gorontalo ada beberapa geng motor yang resmi dan tidak resmi, Contoh untuk Geng motor yang tidak resmi adalah: SRT (Scream Racing Team), FRT (Fox Racing Team), JTMC (Jalan Tondano Racing Team) dan lain sebagainya. Sedangkan Geng Motor yang resmi adalah: SSFC (Suzuki satria FU CLUB), HMPC( Honda Mega Pro Club), TC 125( Thunder Club 125), HTC( Honda Tiger Club), Yamaha Mio Club, dan Lain sebagainya. Ada perbedaan antara Geng Motor Resmi atau bisa dibilang (Club Motor) dengan Geng Motor Tidak Resmi. Perbedaannya adalah Geng Motor Yang Resmi merupakan kelompok yang mengusung merek motor atau spesifikasi tertentu dengan perangkat organisasi formal untuk menjadi anggotanya dan kegiatan Geng motor ini jauh dari hal-hal yang berbau negatif alias positif karena mereka sering melakukan aksi-aksi sosial untuk masyarakat. Sedangkan geng Motor yang Tidak Resmi adalah, suatu kelompok yang mengusung Motor yang berbeda jenis dan orientasinya hanya balapan liar dan melakukan hal-hal yang negatif, dan yang menjadi obyek penelitian adalah geng motor yang tidak resmi. Geng motor di Kota Gorontalo kebanyakan di dominasi oleh remajaremaja sekolahan. Mereka sering melakukan balapan liar lokasinya tepat di depan Rumah Adat Dulohupa Kota Gorontalo dan yang menjadi lokasi utama dalam 4 Ilham Prisgunanto, Fantasi Berkelompok Remaja Dalam Geng Motor (Pencegahan Kejahatan Lewat Konsep keluarga).dimuat dalam Jurnal Studi Kepolisian; Edisi 074; Januari-April 2011; Hal. 168-170 5

penelitian ini. Biasanya ada beberapa macam jenis balapan yang dilakukan oleh remaja ini yakni Drag Race dan Road Night.Drag Race adalah balapan jalan lurus berjarak 201 meter sampai 402 meter dan dilakukan oleh 2 motor. Sedangkan Road Race adalah balapan yang yang dilakukan lebih dari 10 motor dengan putaran sampai 20 putaran. 2 jenis balapan itulah yang sering dilakukan oleh remaja Geng Motor di Kota Gorontalo. Sebagian besar cara telah dilakukan untuk mengatasi Geng Motor yang di lakukan oleh remaja-remaja ini, mulai dari tindakan pihak kepolisian yang melakukan razia pada tiap malam kamis dan malam minggu tetap tidak menimbulkan efek jera bagi pelaku geng motor karena jika para polisi membubarkan mereka, mereka akan balik lagi setelah keadaan aman dari polisi. Begitu seterusnya sampai menjelang pagi, dan hanya akan menimbulkan sebuah cerita yang tidak akan pernah habis. Setelah dari pihak kepolisian, pihak keluarga juga banyak melakukan beberapa pencegahan untuk mengatasi masalah ini, mulai dari pendekatan secara persuasif kepada anak tersebut akan tetapi tidak akan menimbulkan efek jera bagi anak tersebut. Peneliti tertarik untuk meneliti kasus seperti ini karena Geng Motor di Kota Gorontalo sudah menjadi budaya dikalangan anak muda, dan juga menjadi ketertarikan tersendiri bahwa sudah menjadi suatu budaya perlawanan anak muda melalui Geng Motor. 6

1.2Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas, maka dalam penelitian ini memfokuskan masalah bagaimana Geng Motor Di Kota Gorontalo terhadap fenomena kehidupan sosial budaya masyarakat di Kota Gorontalo. 1.3 Tujuan Penelitian 1. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana Fenomena Geng Motor terhadap sisi kehidupan remaja Kota Gorontalo baik dari segi ekonomi dan budaya. 2. Dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai dimana sebuah perlawanan dan ideologi anak muda dalam perkembangan zaman. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Diharapkan agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi ilmu perkembangan pengetahuan khususnya bidang ilmu sosial. 2. Penelitian ini menjadi bahan bandingan bagi peneliti bidang sosial khususnya dalam perubahan sosial masyarakat. 3. Penelitian ini nanntinya dapat menjadi salah satu ukuran bagi pemerintah Kota Gorontalo dalam pengambilan kebijakan di bidang pembangunan. 4. Hasil penelitian ini nantinya dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti dalam mengembangkan penelitian-penelitian selanjutnya, serta pada umumnya dapat bermanfaat bagi masyarakat Kota Gorontalo dalam melihat realita sosial yang terjadi saat ini. Agar skripsi ini bermanfaat bagi kalangan umum yang membutuhkan informasi tentang kenakalan Geng Motor 7